30 Januari 2011

Kuliah Ahad Dhuha Masjid Raya Bani Umar Tanggal 30 Januari 2011

Event : Kuliah Ahad Dhuha Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 30 Januari 2011
Pembicara : DR. H. Ali Nurdin, MA
Tema: Yakin akan pertolongan Allah

Mengapa membahas ini ? karena akhir akhir ini banyak sekali kasus bunuh diri

Kalau di Jepang ada istilah Hara-kiri (artinya tindakan Membunuh Diri dengan membelah perut) biasanya dilakukan sebagai bentuk bunuh diri karena melakukan kesalahan atas pertanggung jawaban tugasnya.

Barangsiapa ingin diluaskan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambungkan kasih sayang (silaturrahim)…” (Nabi Saw).

Orang yang mukmin itu tidak boleh pesimis di dalam hidupnya karena :

1. Manusia adalah makhluk yang paling mulia

Qs Al Baqarah : 195

... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, ...

---

Pesan : Jangan merokok, tapi Rukuk :)

QS Al Baqarah : 43

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukulah bersama orang-orang yang ruku.

---

Takdir kita bukan untuk melakukan bunuh diri, bunuh diri itu adalah bukti bahwa orang tersebut memilih untuk menyerah dalam hidupnya.

Manusia adalah makhluk yang mulia :

Qs Al Isra : 70

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

---

2. Allah sudah menyediakan banyak hal untuk manusia

Qs Al Baqarah : 29

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

---

Qs Ibrahim : 34

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nimat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nimat Allah).

---

Rukun belanja : (biar nggak over budget dalam berbelanja) jangan lupa berdoa "Ya Allah, jauhkan aku dari godaan "Sale" yang terkutuk :))

a. tulis yang mau dibelanjakan

b. menuju lokasi barang yang dicari, jangan lirik benda selain belanjaan kita

c. menuju kasir

d. pulang

---

Nasehat untuk menahan hawa nafsu

Qs Al Mukminun : 71

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.

---

3. Allah tidak pernah mendzolimi hambaNya

Qs Yunus : 44

Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.

---

Segala hal yang terjadi di dunia ini, tergantung bagaimana cara pandang kita, apakah dari segi yang positif atau negatif

Qs Ar Ra'du : 12

Dia-lah Rabb yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.

---

Orang yang hatinya sempit, bahkan ketika menghadapi masalah sepele pun dia menganggapnya sebagai masalah yang besar.

Allah mengangkat beban persoalan yang ada di dalam hati kita, asalahkan kita selalu berbaik sangka kepada Allah

Qs Al Insyirah : 1-8

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

yang memberatkan punggungmu?

Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.

---

Doa Nabi Musa agar mendapatkan kemudahan dalam segala tindakan

Qs Taha : 25-28

Berkata Musa: Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku,

dan mudahkanlah untukku urusanku,

dan lepaskanlah kekakuan lidahku,

supaya mereka mengerti perkataanku,

---

Hanya kepada Allah kita bergantung :

Qs Al Fatihah : 5

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

---

Pasrahkan segala niat kita hanya untuk Allah

Qs Al An'am :162

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam,

---

Doa agar kita tidak pesimis

Qs Al Baqarah : 286

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

---

4. Allah tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya

Allah yang mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya

Qs Al Baqarah : 216

Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak.

---

Salah satu tiket menuju surga : jihad dan sabar

Qs Ali Imran : 142

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

---

Yakin dengan pertolongan Allah

Qs Al Baqarah : 214

Apakah kamu menduga akan dapat masuk surga padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya (yang dialami) oleh orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncang aneka cobaan sehingga berkata Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya. "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" ingatlah pertolongan Allah amat dekat

---

Segala musibah yang terjadi itu atas ijin Allah

Qs Tagabun : 11

Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

---

Pahala bagi orang yang bertaqwa :

Qs At Talaq : 2-5

...Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

... Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.

---

Putus asa adalah salah satu ciri orang yang kafir

Qs Yusuf : 87

... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

---

Jangan kafir, karena Allah yang menghidupkan dan mematikan kita

Qs Al Baqarah : 28

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu di kembalikan?

---

Kiat memaafkan orang lain :

a. mengingat kebaikan orang tersebut

b. melupakan keburukan orang tersebut

c. kemudian proses memaafkan

Apabila kita menyimpan kebencian, berarti kita telah membawa kebusukan di dalam hati kita

Kewajiban kita adalah meminta maaf, bukan diberi maaf

28 Januari 2011

Pengajian Fatimah Az Zahra Tanggal 28 Januari 2011

Event : Pengajian Fatimah Az Zahra
Tanggal : 28 Januari 2011
Pembicara : Ustadzah Lulung Umrulain
Tema: Bab Wudhu

Barangsiapa yang duduk dalam majlis ta`lim, maka Allah swt yang berikan : Membaca 1 ayat Al-Qur`an di dalam ta`lim maka lebih baik daripada 100 rakaat shalat sunnat, Membaca / mempelajari satu bab ilmu lebih baik daripada 1000 rakaat shalat sunat, Diam sebentar didalam ta`lim sama dengan menghantar 1000 jenazah dan menjenguk 1000 orang sakit.

Dalil tentang berwudhu :

Qs Ali Imran : 6

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nimat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

---

Allah tidak menerima shalat/doa yang tanpa bersuci

Diriwayatkan dari Mush’ab din Sa’ad, ia berkata: Abdullah bin Umar r.a. pernah masuk ke tempat Ibnu Amar untuk menjenguknya ketika sakit. Lalu ia bertanya,”Hai Ibnu Umar, ketika di Basrah mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah SWT. untuk saya?” Abdullah ibnu Umar menjawab,”Allah tidak menerima sha;at (doa) tanpa bersuci dan tidak menerima sedekah dari hasil penipuan (hasil yang tidak halal)”. (HR. Muslim)

Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah pernah berwudhu 1 kali, 1 kali

Menurut Abdullah bin Zaid, Rasulullah pernah berwudhu 2 kali, 2 kali

Menurut Usman bin Affan, Rasulullah pernah berwudhu 3 kali, 3 kali

Abu Abdillah berkata, "Nabi Muhammad menjelaskan bahwa kewajiban wudhu itu sekali-sekali.Beliau juga berwudhu dua kali-dua kali. Tiga kali-tiga kali,dan tidak lebih dari tiga kali. Para ahli ilmu tidak menyukai berlebihan dalam berwudhu, dan melebihi apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

---

Shalat Sunnah Wudhu

Shalat sunat wudhu atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat yang dikerjakan setelah berwudhu. Tata cara pelaksanannya adalah:

A. Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdauu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj’alnii minat-tawwaabiina waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash-shaalihiin.

Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.”

B. Selesai membaca doa tersebut, lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat.

Niatnya:

Ushallii sunnatal-wudhuu’I rak’ ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: ”Aku niat shalat sunah wudhu 2 rakaat karena Allah.”

C. Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam.

Keutamaan Shalat Syukrul Wudhu

“Rasulullah berkata kepada Bilal: Ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam Islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga? Bilal menjawab: Tidak ada amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka” . (HR Bukhari)

---

Membasuh tangan ketika bangun tidur sebelum dimasukkan ke dalam bejana

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah pernah bersabda : Apabila salah seorang kamu bangun dari tidur, maka janganlah dia memasukkan tangannya dalam bejana, sampai dia mencucinya sebanyak tiga kali. Karena, dia tidak mengetahui dimana tangannya berada semalam. Atau dimana tangannya berjalan (berputar di badannya)

---

Larangan berak/kencing di jalan atau di tempat berteduh

Tips Nabawi Ketika Buang Air

tinggalkan komentar »

Perhatikan bagaimana Allah menyiksa dua orang dalam kuburnya akibat “perkara yang dianggap sepele” oleh sebagian orang pada hari ini, yaitu kencing sembarangan, dan adu domba (gosip yang merusak hubungan dua pihak). Jadi, kencing sembarangan, dan gosip yang merusak hubungan dua pihak merupakan perkara yang besar di sisi Allah, sekalipun ia “remeh” dalam pandangan sebagian manusia.

Decak kagum terus bergema dalam hati ketika seseorang melihat keindahan Islam, dan kerapiannnya yang telah diatur oleh Sang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kekaguman seperti ini pernah dialami oleh seorang kafir jahiliah ketika ia berkata kepada sahabat Salman Al-Farisiy -radhiyallahu ‘anhu-, “Sungguh Nabi kalian -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah mengajari kalian tentang segala hal sampai tata cara buang air”. Maka Salman menjawab,

أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِيْنِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بَأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بَرَجِيْعٍ أَوْ بِعَظْمٍ

“Betul !! Sungguh kami dilarang menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil, (kami juga dilarang) cebok dengan menggunakan tangan kanan atau cebok kurang dari 3 batu, atau cebok dengan kotoran hewan, atau tulang”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (262), Abu Dawud dalam Sunan-nya (7), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (16), An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (41 & 49), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (316)]

Inilah tuntunan suci dari syari’at Allah -Ta’ala- dalam membimbing para sahabat dan kaum muslimin untuk hidup di atas kesucian. Bukan seperti opini yang dituduhkan oleh sebagian orang-orang kafir dan munafiq di zaman ini bahwa Islam dan pengikutnya memiliki jalan hidup yang kotor, jorok, dan tidak menjaga kebersihan!!

Dalam menepis tuduhan keji ini, kru buletin Al-Atsariyyah menurunkan tulisan “Adab-adab Buang Air”. Dari sini, kalian akan melihat sisi keindahan syari’at yang maha lengkap dalam segala lini. Diantara adab-adab buang air:

Menjauh dan Menutup Aurat dari Manusia

Malu adalah sifat mulia yang diajarkan dalam Islam sampai ketika orang pun buang air dianjurkan menjaga sifat malu. Karenanya, saat buang air seorang dianjurkan mencari tempat yang jauh dari jangkauan manusia, dan menutup aurat. Lihatlah Panutan kita, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mughiroh bin Syu’bah -radhiyallahu ‘anhu-,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا ذَهَبَ الْمَذْهَبَ أَبْعَدَ

“Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, apabila pergi ke tempat pembuangan air, maka beliau menjauh”. [HR. Abu Dawud (1), At-Tirmidziy (20), An-Nasa’iy (17), dan Ibnu Majah (331). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1159)]

Adapun pada hari ini -alhamdulillah-, orang tidak perlu menjauh, karena WC dan toilet telah melindungi mereka dari pandangan manusia, kecuali jika kita buang air di tempat yang terbuka, maka kita dianjurkan menjauh dari pandangan manusia.

Jangan Buang Air di Jalan, Tempat Berteduh Manusia, dan Telaga

Ada beberapa tempat yang harus dijaga dari kotoran manusia, karena merupakan fasilitas orang banyak, dan tempat aktifitas mereka. Karenanya, Allah melaknat orang yang mengotori semua tempat umum yang dimanfaatkan oleh manusia. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

"Waspadailah perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan laknat : Buang air di sumber mata air, tengah jalan, dan naungan (manusia)”. (HR. Abu Dawud)

---

Bersiwak ketika wudhu

Siwak diambil dari kata saka, yang artinya adalah menggosok. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan bersiwak adalah menggunakan kayu siwak atau sejenisnya pada gigi untuk menghilangkan warna kuning atau yang lainnya.

Bersiwak ini sangat dianjurkan tatkala hendak berwudhu berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya telah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Ahmad, dalam Shohihul jami’)

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya dirinya pernah bermalam di tempat Nabi SAW, pada suatu malam Nabi SAW bangun dipenghujung malam kemudian keluar dan memandang ke langit kemudian membaca ayat ini di surah Al-Imran (yang artinya) : “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit-langit dan bumi serta pergantian malam dan siang…….hingga beliau meneruskan sampai ayat yang artinya :”Maka jagalah diri kami dari azab neraka. Kemudian beliau kembali lagi ke rumah dan bersiwak dan berwudhu lalu berdiri melakukan shalat, kemudian berbaring dengan miring lalu bangun dan keluar memandang ke langit seraya membaca lagi ayat ini, kemudian masuk lagi ke rumah lalu bersiwak, berwudhu, kemudian berdiri melakukan shalat.

Aisyah menyebutkan, “Rasulullah tak tidur pada malam atau siang hari lalu beliau bangun kecuali bersiwak terlebih dahulu sebelum wudhu.” (Riwayat Abu Daud)

---

Menghembus dengan hidung

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata : Nabi saw, telah bersabda : Apabila seseorang dari kamu bangun dari tidur, maka hendaklah dia memasukkan air ke dalam hidung dan menghembus-nya keluar sebanyak tiga kali karena sesungguhnya setan bermalam di dalam lubang hidungnya di saat manusia tidur.


---

Mengusap bagian depan kepala dan sorban

Hal ini di dasarkan pada hadist dari Mughirah bin Syu’bah, dimana ia menceritakan : “Bahwa Nabi berwudhu’ kemudian mengusap bagian depan kepala dan bagian atas sorbannya serta kedua kaki” (HR.Muslim)

Jika rambut seorang wanita muslimah dikepang, maka tidaklah cukup hanya dengan mengusap kepangan rambutnya saja. Karena yang menjadi hukum pokok dalam hal ini adalah mengusap kepala. Pada sisi lain diperbolehkan membasuh bagian depan kepala, sesuai dengan hadist dari Anas bin Malik Ra., dimana ia menceritakan :“Aku pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu’ sedang beliau memakai sorban dari Qatar. Maka beliau menyelipkan tangannya dari bawah sorban untuk menyapu kepala bagian depan, tanpa melepas sorban itu. (HR. Abu Dawud)

---

Cara Tidur Rasulullah :

Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” [HR. At-Tarmidzi]

---

Membaca niat wudhu :

Berniat untuk wudhu, dan melafadzkan : "Nawaitul wudluua liraf'il hadatsil ashghari fardlallillaahi ta'aalaa.", artinya : "Aku niat berwudlu' untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah"

Adapun sebelumnya hendaklah ia mengucapkan ‘bismillah’ berdasarkan hadits yang berbunyi: “Tidak sempurna wudhu’ yang tidak dimulai dengan membaca asma Allah (bismillah).” (H.R At-Tirmidzi)

Membaca doa sesudah wudhu :

"Asyhadu an laa ilaaha illalaahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh, Allahummaj'alnii minat tawwaa biinaa waj'alnii minal mutathahhiriin.", artinya: "Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya allah, masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan masukkanlah ke dalam golongan orang-orang yang suci."

dari Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

'Barangsiapa yang berwudhu lalu mengucapkan, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan RasulNya', dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan, dan dia dapat masuk dari pintu manapun yang diinginkannya'. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya.

Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan tambahan,

"Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri."

“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepada-Mu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu”. ( HR. An-Nasai)

Do'a pada waktu membasuh anggota wudhu berdasarkan kebiasaan para ulama.

Meskipun Nabi Muhammad.saw tidak pernah mengajarkannya, namun para ulama sering memakainya, perselisihan ini ada sebagian yang tidak memakainya, namun kalangan yang memakainya berpegang pada hikmah do'a dan kebaikannya.

Kesimpulan dari apa yang mereka katakan adalah bahwa seseorang mengucapkan setelah basmalah, 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan air itu suci dan menyucikan.' Pada waktu berkumur mengucapkan, 'Ya Allah berilah aku minum satu gelas dari telaga NabiMu di mana aku tidak merasa haus setelah itu selama-lamanya.' Pada waktu istinsyaq dia mengucapkan, 'Ya Allah janganlah Engkau mengharamkanku dari aroma nikmat dan SurgaMu.' Pada saat membasuh wajah dia mengucapkan, 'Ya Allah jadikanlah wajahku putih pada hari di mana di situ terdapat wajah putih dan wajah hitam.' Pada saat membasuh kedua tangan, 'Ya Allah berikanlah buku catatan amalku dengan tangan kananku dan janganlah Engkau berikan buku catatan amalku kepadaku dengan tangan kiriku.' Pada saat membasuh kepala dia mengucapkan, 'Ya Allah haramkanlah rambut dan kulitku dari api neraka. Naungilah aku di bawah naunganMu pada hari di mana tiada naungan kecuali naunganMu.' Pada saat mengusap kedua telinga, 'Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan ucapan lalu mengikuti yang terbaik.' Pada saat membasuh kedua kaki dia mengucapkan, 'Ya Allah teguhkanlah kedua telapak kakiku di atas shirath jembatan menuju surga'." Wallahu a'lam.

---

Celakalah Tumit Yang Tidak Terbasuh Air

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, beliau berkata: Suatu saat kami menempuh perjalanan pulang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekah menuju Madinah. Sampai akhirnya di tengah jalan kami tiba di sebuah lembah -yang terdapat mata air padanya-. Karena waktu ‘Ashar sudah hampir tiba sebagian orang bergegas mendahului rombongan lalu berwudhu dalam keadaan tergesa-gesa. Setibanya kami di sana, tampak bahwa tumit mereka tidak tersentuh oleh air -dalam riwayat Bukhari perawi berkata; kami hanya mengusap kaki kami-. Melihat hal itu maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi ‘alaihi wa sallam berteriak, “Celakalah tumit-tumit -yang tidak terbasuh air, pent- karena jilatan api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian.” Dalam riwayat Bukhari disebutkan bahwa perawi berkata, “Beliau -Nabi- mengulangi ucapannya itu dua atau tiga kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

---

Nama-nama Setan Dan Pekerjaannya

Khanzab adalah setan pengganggu orang salat. Walhan adalah setan yang menggoda orang yang berwudhu dan membisikinya. Dasim adalah setan yang mengganggu keluarga dan rumah. Abyadh, setan paling buruk dan kuat menggoda para nabi.

Nama-nama Setan

Mujahid berkata,"Di antara keturunan setan adalah Laqnis dan Walhan,keduanya menggoda orang yang bersuci dan sholat. Keduanya digelari dengan al-Hafaf dan Murrah. Zalanbur, Setan yang menggoda di pasar yang menghiasi hal yang sia-sia, sumpah, dusta dan memuji barang dagangannya. Bathar setan yang menggoda orang yang tertimpa musibah, membisikinya supaya mencakar wajah, memukul pipi, dan merobek kantong bajunya sendiri. Al-'Awar adalah setan penggoda orang yang berzina dengan menyebarkannya di kelamin laki-laki dan ketuaan pada perempuan."

Mathus, setan pemilik berita dusta yang disebarkan melalui mulut-mulut manusia yang tidak ada sumbernya. Dasim, yakni bila seorang memasuki rumah tanpa mengucapkan salam dan tidak mengingat Allah, maka dia dapat melihat harta kekayaan seseorang selama belum di angkat atau diperbaiki tempatnya. Bila seseorang makan dan tidak membaca basmallah, maka dia akan makan bersamanya.

Al 'Amasy berkata,"Ketika aku masuk ke dalam rumah dan tidak menyebut nama Allah SWT, serta tidak bersalam aku melihat api. Aku berkata,"Angkatlah, dan aku berbantahan dengannya. Kemudian aku ingat dan berkata, "Dasim, Dasim, Aku berlindung kepada Allah SWT darinya."

Ubay bin Kaab meriwayatkan dari Nabi SAW. Beliau bersabda,"Sesungguhnya wudhu itu ada setannya yang bernama Walhan. Maka takutlah kalian semua dari sifat was-was pada air."Diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Muslim meriwayatkan dari Ustman bin Abi Al Ash. Dia berkata,"Ya Rosulullah, setan telah menghalangi antara diriku dan salatku dan tanda-tanda yang ia kenakan padaku." Rosulullah bersabda,'Itu adalah setan yang di sebut Khanzab. Maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.' Maka aku melakukan itu dan Allah menghilangkannya dariku."

---

Sabda Rasulullah saw : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukan shalat” (Shahih Bukhari)

---

Neraka diselimuti dengan syahwat (hal hal yang menyenangkan) Surga diselimuti dengan hal hal yang tidak disukai

---

Dari Abu Malik al-Asy'ari, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallambersabda, "Bersuci adalah sebagian dari iman."

27 Januari 2011

Pengajian Masjid Jami Bintaro Jaya Tanggal 27 Januari 2011

Event : Pengajian Masjid Jami Bintaro Jaya
Tanggal : 27 Januari 2011
Pembicara : Ustadz Tashil Amani
Tema: Remaja : Masalah dan harapan

Sebuah hadist diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”… Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk mendapatkan ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga..” Hadits juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Hurairoh dan dia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

Remaja hari ini adalah pemuda masa depan. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan

Doa adalah senjata orang mukmin

Doa agar dikaruniai anak yang sholeh/sholehah :

Qs Ali Imran : 38

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Rabbnya seraya berkata: Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.

---

Qs Al Furqon : 74

Dan orang-orang yang berkata: Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa

---

Qs Ibrahim : 40

Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankan doaku.

---

seseorang yang qurrota a'yun ciri cirinya :

1. seseorang yang bila Dipandang, menyenangkan

2. seseorang yang kalau tidak ada, dirindukan

3. Seseorang yang kalau bicara, menjadi hikmah

4. Seseorang yang kalau dia datang, suasana menjadi meriah/menyenangkan

5. seseorang yang kalau dia ada, menjadi support bagi yang lain

Remaja pengertiannya adalah :

1. secara psikologi : masa peralihan dari anak dan persiapan menuju dewasa

2. secara agama : masa dimana seseorang mengalami mimpi basah.

Tahap perkembangan otak anak 0 – 21 tahun menjadi 3 periode penting yang di kutip dari Hadits Rasulullah saww, sebagai berikut : - 7 tahun pertama : Biarkan anak bebas bermain tidak boleh ada hukuman, saat umur ini anak adalah RAJA, yang tidak pernah salah. - 7 tahun kedua : Kenalkan anak pada hal baik dan buruk dalam budi pekerti, buat kesepakatan dengan anak. Beri pujian saat mereka berbuat baik dan beri hukuman , saat mereka bertindak buruk atau diluar kesepakatan. Saat umur ini anak adalah PEMBANTU yang harus belajar menaati peraturan dan melaksanakan ketentuan. - 7 tahun ketiga : Beri anak kesempatan untuk mencari alternatif dan biarkan mereka memilih yang paling sesuai dengan dirinya. Saat umur ini anak adalah WAZIR / MENTERI yang harus bertanggung jawab terhadap tugas-tugas dan keputusannya. “Biarkanlah anak-anak kalian BERMAIN dalam 7 tahun pertama, kemudian DIDIK dan BIMBINGLAH mereka dalam 7 tahun kedua sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka bersama kalian dalam MUSYAWARAH dan MENJALANKAN TUGAS”

---

Rasulullah bersabda : Anak adalah raja pada usia 7 tahun (0-7) tahun pertama, anak adalah hamba pada 7 tahun kedua dan anak adalah menteri pada 7 tahun berikutnya, kamu harus merasa senang jika pada usia 11 tahun akhlaqnya baik, jika tidak, pukullah perutnya, karena kamu harus meluruskan akhlaqnya pada usia itu. dan jika tidak, kamu harus memukul pinggangnya, semoga Allah memaafkanmu - HR Muslim

---

Imam Ali, Ra : menjelaskan hadist tersebut : anak digembirakan hingga usia 7 tahun, dididik pada 7 tahun kedua dan diperlakukan layaknya teman dan diberikan kewajibannya pada 7 tahun berikutnya.

---

Ciri umum remaja :

1. pertumbuhan fisik yang cepat

2. kematangan dan dorongan seks yang kuat

3. perubahan suara

4. tumbuh bulu di tempat tertentu

---

Ciri psikologis remaja :

1. Labil

2. emosi terguncang

3. mudah condong kepada ekstrim

4. mudah tersinggung

5. penampilan berlebihan

6. menarik perhatian orang lain (terutama lawan jenis)

7. bersikap aktif reaksioner

---

Perkembangan agama remaja :

1. sulit merasakan hal yang abstrak dan tidak logis (kubur, pahala, surga, neraka)

2. mudah kecewa pada Tuhan jika keinginannya tidak terkabul

3. cenderung instan dalam agama, jika merasa butuh, beribadah rajin, jika merasa senang, cenderung lupa diri

4. cenderung lalai dalam ibadah

---

pengaruh perlakuan orang tua :

1. keras dan kaku : menyebabkan anak remaja tersebut merasa takut, menjauh, tidak patuh semangat kendur

2. membiarkan dan memberi fasilitas : menyebabkan anak remaja tersebut melanggar agama, akhlaq rendah, malas belajarm, gagal menjadi orang dewasa

---

"Saling memberi hadiahlah, niscaya kamu akan saling mencintai" (HR Al Bukhari)

---

3. tidak konsisten : menyebabkan anak remaja tersebut menjauh dari orang tua, tidak tekun dan disiplin, gagal

4. persuasif, egaliter: menyebabkan anak remaja tersebut termotivatif, menjaga aturan, memahami arti boleh atau tidak, tahu sebab, akibat, bisa mengontrol, taat kepada orang tua

---

Shalat adalah salah satu indikator keimanan dan ketaqwaan seseorang

Qs Al Ankabut : 45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

---

Menahan amarah adalah salah satu indikator keimanan dan ketaqwaan seseorang

Qs Ali Imran : 134

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

---

Pemicu kenakalan remaja :

1. Lingkungan (tempat tinggal, sekolah) yang tidak kondusif

2. Teman

Biarkan berteman dengan siapa saja namun jangan sampai terlalu "dalam" dengan lawan jenis yang berbeda akidah

Qs Al Baqarah : 221

... Janganlah kamu menikahkan (mengawinkan) orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukminah) sebelum mereka beriman, Janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun ia menarik hatimu ...

---

Bekal yang mengalir sampai hari kiamat datang :

1. amal jariyah

2. ilmu yang manfaat

3. doa anak yang sholeh

---

3. Dis orientasi orang tua

Qs Al Baqarah : 216

... “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

ciri ciri orang tua yang dis orientasi :

a. hedonis : mengukur segalanya berdasar materi

b. permisif : apa saja boleh

c. sekuler : tidak mengenal agama

d. bebas : alasan HAM dan seni

e. menuhankan akal

f. semua agama sama

Jauhilah perbuatan syirik, perbanyaklah perbuatan baik

Qs Al Kahfi : 110

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya.

---

Orientasi orang tua yang islami :

seperti doa kita :

Allahumma inna nas-aluka salamatan fiddin, wal'afiyatan filjasad, wajiyadatan fil'ilm, wabarokatan firrizq, wataubatan qoblal maut, warahmatan 'indal maut, wamaghfiratan ba'dal maut, Allahumma hawwin 'alaina fisakarotul maut, wannajata minannari wal 'afwa 'indal hisab.

1. Selamat dalam beragama

2. Tubuh yang sehat

3. Ilmu yang bertambah

4. Rezeki yang berkah

5. Taubat sebelum ajal menjemput

Hadist tentang keutamaan taubat :

Barangsiapa memperbanyak istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan ke luar bagi kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duganya. (HR. Abu Dawud)

---

orang meninggal dunia biasanya pada posisi/keadaan sesuai dengan kebiasaannya

---

Konflik dan kenakalan remaja :

1. Kebutuhan mengendalikan diri vs kebutuhan kebebasan

2. kebutuhan kebebasan vs ketergantungan kepada orang tua

3. dorongan seksual vs norma agama dan sosial

4. prinsip vs nilai nilai baru

5. menghadapi masa depan vs kenyataan yang dialami orang

---

Peranan agama (anak remaja)

1. mendidik aqidah

- melalui rukun iman

- melalui satu keyakinan, penyadaran :

a. dengan izin Allah

b. Diawasi oleh Allah

c. Mengabdi kepada Allah

Qs Al fatihah : 5

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

---

d. Agama/syariat Allah

e. Untuk Allah

f. Dari Allah

g. Mengharap ridho Allah

2. Mengajarkan baca Al Quran

Qs Al Qamar : 17, 22, 32, 44

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

---

3. Melatih hidup yang suci, bersih, sehat

Air hujan itu mensucikan jiwa kita

Qs Al Anfal : 11

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentramanan daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).

---

4. Mengajarkan tentang aurat : arti, fungsi, hukumnya

Qs An Nur : 30-31

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

---

Qs Al Ahzab : 59

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---

5. Melatih hidup sehati hari berdasarkan rukun islam, terutama shalat, puasa, zakat

Qs Al Baqarah : 3

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,

---

Qs Al Baqarah : 43

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukulah bersama orang-orang yang ruku.

---

6. Mendidik tentang akhlaq karimah, harga diri, kemandirian, tanggung jawab

Qs An Nahl : 93

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.

---

7. Mendidik keterampilan dasar (bicara, mendengar, calistung)

Qs An Nahl : 78

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

---

Qs Al Alaq : 1-5

Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah.

Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah,

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

---

8. Mukallaf : wajib berhukum islam

9. Tanggung jawab spiritual, sosial

Qs An Nahl : 93

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.

---

10. Membekali ilmu pengetahuan, kemampuan praktis

---

Peranan Orang tua :

1. Teladan

2. Beri apresiasi dan motivasi

3. beri pilihan

4. jadikan teman

5. Libatkan dalam memutuskan sesuatu

6. Tidak membandingkan

7. Memberi peran, kepercayaan dan tanggung jawab

Liqo Tanggal 26 Januari 2011 (II)

Event : Liqo
Tanggal : 26 Januari 2011
Pembicara : Ustadzah Liyah
Tema: At Tariq Ma'rifatullah (II)

At Tariq berarti jalan.

Ma’rifatullah berasal dari kala ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).

1. ghoirul Islam : Bukan Islam / selain Islam

a. Al Khawas : orang yang mengandalkan perasaan saja, contohnya : proses meditasi

b. Al Aqli : orang yang mengandalkan akal saja, contoh : orang yang menilai segala sesuatu itu berdasarkan "Why, bukan How"

Orang yang mengandalkan perasaan dan akal saja, akan menghasilkan dugaan dari hawa nafsu. Orang yang melakukan hal tersebut biasanya hatinya terdapat keraguan namun ditutupi dengan hawa nafsunya(kesombongan) sehingga berakhir kepada kesesatan

Allah mengunci hati orang kafir

Qs Al A'raf : 101

Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir.

---

Intinya orang tersebut kufur (bukan muslim).

2. Al Islam

Yang menjadi komponen mengenal Allah :

a. Al Aqlu wal fitroh : Menggunakan akal yang dibarengi dengan fitrah, berupa ketauhidan, keimanan. Jangan menggunakan akal sebelum menggunakan wahyu.

dalam Islam seluruh bayi dilahirkan dalam Keadaan suci dan Tidak menanggung dosa apapun :

Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)

---

Setiap manusia menanggung dosanya sendiri sendiri, tidak ada dosa warisan/ karma

Qs Fatir : 18

Dan orang-orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Rabb-nya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan shalat. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali(mu).

---
b. assam'u wal basaru : Mendengar dan melihat, berupa seruan Allah, Rasulullah, bukti keagungan Allah dll. Ini semua alat agar bisa melihat ayat ayat Allah (bukti) keesaan, keagungan Allah berupa :

- Al Ayat (Ayat Ayat Allah) :

> al kauliyah : yang difirmankan di kalam Allah (Al Quran)

> al mu'jizah : diberikan hanya kepada Nabi dan Rasul

> al kauniyah : alam semesta, yang berupa :

* alamul jamadat : tanah

* alamul nabatat : Tumbuh tumbuhan

Qs Thaha : 53

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

---

QS Yunus : 24

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman di bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir.

---

* alamul insan wal hayawanat : alam manusia dan hewan

Orang yang mengenal poin A dan poin B tersebut maka akan mengenal dirinya sendiri (ma'rifatunnafsi) sehingga menyaksikan keesaan Allah ( munasahadatu wahdaniyatillah. Inilah Allah dalam wajah islam dengan benar (islamul wajhillah)

Masuk islam secara kaffah (keseluruhan)

Qs Al Baqarah : 208

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

---

inilah yang dibenarkan oleh keimanan kita (attasdiqul iman)

Liqo Tanggal 26 Januari 2011

Event : Liqo
Tanggal : 26 Januari 2011
Pembicara : Kultum Ibu Tari
Tema: Hijrah Rasulullah

disalin dari http://dakwah.info/featured/hijrah-rasulullah-s-a-w/

Sebaik sahaja keputusan durjana diambil untuk membunuh Rasulullah, Jibril pun turun menemui Rasulullah, dengan wahyu dari TuhanNya Tabaraka Wataala, Jibril memberitahu pakatan jahat Quraisy, kini Allah telah mengizinkan baginda untuk keluar berhijrah, dengan menentukan masa pergerakan hijrah dengan katanya: “Malam ini jangan kau tidur di tempat kau yang biasa tidur itu”.

Di tengah hari rembang Rasulullah datang menemui Abu Bakr as-Siddiq untuk memastikan kepadanya jadual hijrah, Saidatina Aisyah (r.a) telah menyebut: Semasa kami sedang duduk di rumah Abu Bakr, di ketika rembang hari, ada seorang berkata kepada Abu Bakr, “Itu Rasulullah berkelubung datang di saat yang tidak biasa baginda menziarahi kami”, kata Abu Bakr demi Allah, baginda tidak datang di ketika ini, kecuali untuk urusan besar.

Kata Aisyah: Maka tibalah Rasulullah, lalu baginda meminta izin, lantas baginda masuk sambil berkata kepada Abu Bakr, “Boleh kau keluar sekejap”. Jawab Abu Bakr, “Mereka ini semua keluarga engkau Rasulullah, demi engkau sebagai bapaku wahai Rasulullah”. Kata baginda, “Kini aku telah diizinkan untuk keluar”. Jawab Abu Bakr, “Demi kau sebagai bapaku, apakah aku mengiringi tuan hamba?” Jawab Rasulullah, “Ya, memang begitu”.

Setelah ditetapkan perancangan hijrah, maka Rasulullah pun pulang semula ke rumahnya, menunggu ketibaan malam.

PENGEMPUNGAN RUMAH RASULULLAH S.A.W

Pimpinan dan kepala jenayah Quraisy menghabiskan siang mereka untuk menyempurnakan perancangan dan persiapan seperti yang diputuskan oleh sidang Dar al-Nadwah, sebelas orang kenamaan wakil kabilah masing-masing ialah seperti:

1. Abu Jahal bin Hisyam

2. Al-Hakam bin Abi al-As

3. Ugbah bin Abi Muit

4. al-Nadhr bin al-Harith

5. Umaiyah bin Khalaf

6. Zamaah bin al-Aswad

7. Tu’imah bin ‘Adi

8. Abu Lahab

9. Ubai bin Khalaf

10. Nabyah bin al-Hajjaj

11. dan saudaranya Manbah bin al-Hajjaj

Kata Ibnu Ishak: Bila malam bergerak gelap, mereka pun berkumpul di pintu menunggu baginda tidur, di masa itu mereka akan menyerang serentak. Mereka dengan penuh keyakinan dan kepercayaan yang mereka akan berjaya dengan pakatan jahat itu, di mana Abu Jahal berdiri dengan penuh sombong dan ujub, sambil mereka bertanya kepada semua pengikutnya itu, yang sedang mengepung rumah Rasulullah penuh senda dan ejekan terhadap kesudahan Rasulullah dengan katanya, “Itu dia Muhammad yang pernah menjanjikan kamu semua, sekiranya kamu mengikutnya beliau akan serah kuasa kepada kamu sebagai Mahajara Arab dan Ajam, kemudian kamu akan dibangkitkan semula dari kubur kamu, deng menyerahkan kunci syurga seperti taman-taman di Jordan kononnya, dan sekiranya kamu tidak mahu menurutinya kau akan disembelihnya, setelah itu kamu akan dihidupkan semula kemudian sekali lagi kamu akan diazab dengan disumbat ke dalam neraka yang membakar”.

Masa tindakan adalah ditengah malam, untuk itu mereka berjaga sepanjang malam menunggu detik terakhir, namun Allah mengatasi seluruh perancangan. Mentadbir petala langit dan bumi, Tuhan mampu berbuat segala sesuatu yang dikehendakinya, ianya mampu melanggar sesuatu tetapi tiada suatu pun yang mampu melanggarNya. Memang Allah melaksanakan sesuatu seperti yang disuarakan kepada Rasulullah dengan mafhumnya:

“Dan ingatlah (Wahai Muhammad), ketika orang kafir musyrik (Makkah) menjalankan lipu daya terhadapmu untuk menahanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka menjalankan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya (mereka), kerana Allah sebaik-baik yang menggagalkan tipu daya”.

(al-Anfal: 30)

RASULULLAH MENINGGALKAN RUMAHNYA

Di dalam suasana pihak Quraisy begitu prihatin dengan perancangan mereka, namun mereka gagal di saat terakhir dan kritikal ini, Rasulullah telah meminta Saidina Ali (r.a) dengan sabdanya, “Ayuh, kau tidur ditempatku ini dan berselimutlah dengan kain Hadramiku ini, dan lenalah, tiada suatu pun yang kau tidak suka itu akan terkena kau”. Sebenarnya Rasulullah tidur biasa berselimut dengan kainnya itu.

Rasulullah pun keluar, membelah barisan sekatan mereka malah Rasulullah telah mengambil segenggam pasir dari atas tanah di mana baginda menaburkannya ke atas kepala mereka semua dan Allah membuta penglihatan mereka hingga mereka tidak sedikit pun melihat Rasulullah keluar di masa itu sambil membaca ayat Allah yang bermaksud:

“Dan Kami jadikan sekatan di hadapan mereka, dan sekatan di belakang mereka. Lalu Kami tutup pandangan mereka; maka dengan itu, mereka tidak dapat melihat.

(Yaa Siin: 9)

Tidak seorang pun dari mereka yang terkecuali, malah kesemua mereka diletakkan tanah ke atas kepalanya, baginda terus berjalan ke rumah Abu Bakr. Rasulullah dan Abu Bakr keluar melalui jendela di rumah Abu Bakr di malam itu juga, hingga sampai ke gua Thur yang terletak dipertengahan perjalanan ke arah Yaman.

Mereka yang mengepung rumah Rasulullah menunggu-nunggu detik terakhir, malangnya sebelum sampai saat dan ketikanya terbongkar kegagalan, di mana seorang lelaki lain yang tidak bersama mereka telah datang menemui mereka semua, mendapati mereka sedang berkawal rapi di pintu rumah Rasulullah dengan katanya, “Apa yang kamu tunggu ini?” Jawab mereka, “Kami menunggu Muhammad”. Jawab lelaki tadi, “Kau sudah gagal dan kehilangan peluang. Demi Allah, Muhammad sudah berlalu dari sini, malah telah menabur tanah-tanah ke atas kepala kamu semua dan kini beliau sudahpun beredar untuk tujuannya”. Jawab mereka semua, “Demi Allah, kami tidak melihatnya pun”. Mereka semua bangun, mengibas tanah dari kepala masing-masing.

Mereka cuma mengintai dari celah pintu dan mendapati Ali di tempat tidur Rasulullah, maka mereka berkata “Demi Allah, itu dia Muhammad sedang tidur berselimut dengan kainnya”. Oleh itu, mereka pun tidak bergerak dari tempat masing-masing hinggalah ke subuh. Pada masa itu, Ali pun bangun dari tidurnya. Alangkah terkejut melihat keadaan yang mengecewakan itu, lalu mereka pun bertanya kepada Ali di mana gerangannya Muhammad. Jawab Ali, “Aku tidak ada muklumat mengenainya”.

DARI RUMAH KE GUA

Rasulullah meninggalkan rumahnya pada malam 27 bulan Safar tahun keempat belas kebangkitan baginda bersamaan 12 atau 13 September tahun 622 Masihi. Baginda tiba ke rumah temannya Abu Bakr yang merupakan manusia yang paling dipercayai oleh Rasulullah, untuk persahabatan dan hartanya. Kemudian mereka berdua beredar keluar dari rumah Abu Bakr dari pintu belakang, untuk lari dari Makkah secepat mungkin dan sebelum fajar menyinsing.

Rasulullah menyakini yang Quraisy akan berusaha sedaya upaya mereka untuk memburunya dan jalan yang akan terlintas dipemikiran Quraisy ialah jalan utara menuju ke Madinah maka sebab itu Rasulullah mengambil jalan yang mencanggahi jalan ke utara, iaitu jalan yang berada disebelah selatan menghala ke negeri Yaman, baginda mengambil jalan itu yang sejauh lima kilometer hingga tiba ke bukit yang dikenali sebagai Jabal Thur, ianya mempakan bukit yang tinggi, jalannya sukar, pendakiannya berhalangan, berbatu-batu hingga melecet tapak kaki baginda (s.a.w). Diceritakan bahawa Rasulullah terhincut-hincut dengan tujuan menyembunyikan kesan tapak kakinya hingga melicit tapak kaki baginda, walau bagaimana sekali pun Abu Bakr telah mendukung Rasulullah, sesampainya mereka ke Jabal Thur itu, terasa berat oleh Abu Bakr namun beliau dapat menyampaikan baginda ke kemuncak bukit, dalam sejarah Islam dikenali sebagai gua Thur.

KETIKA MEREKA BERDUA Dl DALAM GUA

Sesampainya mereka ke gua berkenaan, kata Abu Bakr, “Demi Allah, Rasulullah jangan masuk, kecuali setelah hamba masuk dahulu, sekiranya ada sesuatu yang berbahaya biar terkena hamba dahulu”. Lalu beliau masuk ke dalamnya dan membersihkannya. Di sana, Abu Bakr mendapati sebuah lubang maka beliau mengoyak kainnya dan disumbatkannya dan beliau menyeru, “Sila masuk, Rasulullah”. Maka baginda pun masuklah. Abu Bakr meletakkan kepala baginda ke ribanya hingga baginda lena, di masa itu kala jengking menyengat kakinya yang terhulur ke dalam lubang, namun sedikit pun beliau tidak bergerak supaya Rasulullah tidak tersedar. Tetapi air matanya terjatuh ke muka Rasulullah. Kata Rasulullah, “Apa hal diri kau wahai Abu Bakr”. Jawab beliau, “Daku telah disengat, demi ibu bapaku korban untuk kau, ya Rasulullah”. Oleh yang demikian, Rasulullah menawarkan bekas sengatan tadi dengan ludahan baginda, maka segera hilanglah kesakitannya itu.

Selama tiga malam mereka bersembunyi di gua itu, iaitu malam Jumaat, Sabtu dan Ahad, Abdullah bin Abu Bakr turut tidur bersama-sama mereka, ujar Aisyah, “Abdullah adalah salah seorang pemuda berpengetahuan dan cerdik, menemani mereka di waktu malam. Di hujung malam beliau keluar dari sana dan berada di kalangan Quraisy di pagi hari menampakkan yang beliau bermalam di Makkah bersama Quraisy, beliau mendengar dan mengingati segala sesuatu yang diperihalkan di Makkah untuk dibawa kepada mereka berdua di tengah malam”. Manakala Amir bin Fahiirah orang suruhan Abu Bakr bertugas memelihara kambing untuk membekalkan mereka berdua dengan susu dan daging panggang, beliau menyampaikannya kepada mereka berdua setelah malam berlabuh dengan melaung dan menyebut perkataan, “susu dan daging” kepada mereka. Beliau melakukan ini di ketiga-tiga malam persembunyian itu, selain dari itu, Amir bin Fahiirah juga bertugas menghalau kambingnya di atas kesan-kesan tapak kaki Abdullah bin Abu Bakr supaya tidak dapat dikesan oleh pihak Quraisy.

Pihak Quraisy menjadi gila, setelah mereka yakin Rasulullah telah terlepas dari usaha jahat mereka itu. Apa yang dapat mereka lakukan ialah dengan melanyak Saidina Ali serta diseretnya ke Kaabah dan mereka mengurungnya dengan harapan memperolehi berita arah mana Rasulullah dan Abu Bakr melarikan diri. Setelah mereka tidak dapat memperolehi sebarang maklumat dari Ali, mereka menuju ke rumah Abu Bakr al-Siddiq pula, setelah mengetuk pintu rumah, Asma’ binti Abu Bakr pun keluar, kata mereka, “Mana bapa awak?”. Jawab Asma’, “Demi Allah, mana aku tahu ke mana dia pergi”. Sebelum beredar, Abu Jahal yang buruk akhlak itu, sempat juga menempeleng muka Asma’ hingga melayang sebelah subang di telinganya.

Dalam sidang tergempar Quraisy, mereka telah membuat keputusan segera, iaitu mengerah seluruh jentera yang ada untuk menangkap buruan yang lari itu, semua jalan masuk ke kota Makkah diletakkan dalam kawalan bersenjata api, dan pihak Quraisy menawarkan kepada sesiapa yang dapat menangkap mereka berdua hidup atau mati dengan hadiah yang lumayan, iaitu seratus ekor unta untuk seorang.

Di ketika itu seluruh pahlawan penunggang kuda dan pejalan kaki serta tukang pengesan tapak kaki, seluruh mereka bertebaran ke pelusuk sekitar Makkah di lembah-lembah dan di bukti-bukit, di dataran mahupun di gua, namun kesemua mereka tidak berjaya. Mereka yang memburu tadi sempat juga sampai ke pintu gua Thur, tetapi Allah yang menguasai di atas segalanya. Imam al-Bukhari menceritakan dalam riwayatnya dari Anas dari Abu Bakr katanya, “Semasa aku bersama dengan Rasulullah di dalam gua, aku mendongak kepalaku, tiba-tiba aku melihat kaki-kaki Quraisy dari celah batu. Kataku,Wahai Rasulullah! kalaulah di antara mereka tunduk ke bawah, nescaya mereka dapat melihat kita di sini. Jawab Rasulullah, “Berdiam sahajalah, kita berdua, Allah yang ketiga bersama kita, dalam lafaz yang lain aku meyakini bahawa Allah bersama-sama kita”.

Sebagai mukjizat Allah yang dianugerahkan kepada RasulNya mereka telah beredar pulang dari situ meskipun hanya beberapa langkah sahaja dari situ Rasulullah sedang bersembunyi.

DALAM PERJALANAN KE MADINAH

Sebaik sahaja api kemarahan dan usaha membunuh Rasulullah reda, rondaan dan sekatan pemeriksaan dihentikan, setelah tiga hari berturut-turut, maka Rasulullah dan sahabatnya bersiap untuk keluar dan bergerak ke Madinah. Mereka berdua telah pun mengupah Abdullah bin Uraiqat, beliau adalah seorang yang tenang dan mahir mengenai jalan di padang pasir, beliau masih lagi dengan agama Quraisy, namun baginda mempercayai dalam hal ini, Rasulullah dan sahabatnya itu telah menyerah kedua-dua binatang tunggangan mereka kepada Abdullah, dengan menjanjikannya untuk menemui mereka di pintu gua, selepas tiga malam berlalu di malam Isnin satu haribulan Rabiul al-Awal, tahun pertama Hijriah bersamaan 16 September 622 Masihi, Abdullah bin Uraiqat pun tiba ke pintu gua dengan membawa dua tunggangan, kata Abu Bakr kepada Rasulullah, “Dikaulah sebagai ayahku, ambillah salah seekor tunggangan ini”. Beliau pun menyerahkan yang terbaik di antara dua ekor itu. Jawab Rasulullah, “Ku ambil Dengan harga”.

Asma’ binti Abu Bakr pun membawa bekalan perjalanan Rasulullah dan Abu Bakr, beliau terlupa membawa tali pengikat untuk diikat bekalan tadi pada kenderaan baginda, akhirnya beliau mengoyak kain pengikat pinggangnya, sebelah diikatkan bekalan makanan yang sebelah lagi diikat semula ke pinggangnya, dengan itu beliau dikenali dengan “Zat al-Nitaqain ” yang empunya dua tali pinggang.

Rasulullah bersama-sama Abu Bakr menuju ke destinasinya, bersama-sama mereka Amir bin Fahiirah, melalui jalan pinggir pantai mengikuti dalil penunjuk jalan Abdullah bin Uraiqat. Arah pertama yang beliau tunjuk sebaik sahaja keluar dari gua itu, ialah ke arah selatan negeri Yaman, kemudian baru beliau mengalih arah menuju persisiran pantai, hingga apabila beliau sampai ke jalan yang tidak pernah dilalui orang, beliau mengalih arah ke utara menghampiri pantai laut merah, iaitu jalan yang tidak diguna orang kecuali jarang-jarang sahaja.

Ibnu Ishak menceritakan mengenai tempat-tempat yang dilalui Rasulullah di dalam perjalanan mulia ini. Katanya, “Sebaik sahaja dalil penunjuk membawa mereka ke selatan Makkah, tidak lama kemudian beliau membawa mereka rrtenyusur ke tempat bertentangan jalan ke bawah Asapan, kemudian baru mereka ke bawah Amaj, memasuki Qadid, dari situ dibawa memasuki al-Kharar, terus pergi ke Thaniya al-Murrah, berlepas ke Laqfa dengan memasuki Madlajah Laqaf, dari situ bergerak ke Madlajah Mujah, bawa mereka masuk Marjah Muhaj kemudian memasuki Mazhaj Zi Ghadhwin menyusur ke Zi Kasyr terus ke al-Jadajid, lepas itu ke al-Ajrad, dengan memasuki Za Salam kemudian dari Batnu A’ada memasuki Ta’hn berlepas ke al-Ababid melintasi al-Fajah turun al-A’rj mengarah ke Thaniyah al-A’air di sebelah kanan Rakubah, kemudian turun lagi ke Batn Ra’im akhirnya sampai ke Quba’. Di sini diringkaskan beberapa peristiwa di dalam perjalan berkenaan:

1. Al-Bukhari meriwayat dari Abu Bakr al-Siddiq (r. a) dengan katanya: Pada malam itu, malah dari kelmarin lagi kami berjalan malam hinggalah rembang hari, jalan lengang, tak siapa pun melaluinya, di suatu tempat kami menghampiri sebuah batu panjang ditepinya teduhan, di situ kami singgah sebentar, aku sediakan tempat, menyapu-nyapu dengan tanganku untuk Rasulullah berhenti dan tidur dengan menghamparkan sebidang kulit dan kuberkata, “Tidurlah wahai Rasululllah dan hamba hendak memerhati yang di sekeliling man hamba ini”. Rasulullah pun tidur. Kemudian aku pun keluar memerhati di sekeliling baginda, tiba-tiba aku bersua dengan seorang pengembala membawa kambing-kambingnya ke batu yang kami singgah, hendak berteduh seperti kami, ku berseru kepadanya, “Siapa tuan kamu, wahai pengembala?”. Jawabnya, “Yang ampunya ini ialah seorang lelaki dari penduduk Madinah atau Makkah. Kataku kepada lelaki itu, “Ada tak di antara kambing-kambing ini yang bersusu?”. Jawabnya, “Ya, memang ada”. Kataku, “Boleh tak kauperahkannya”. Jawabnya, “Ya, sudahtentuboleh”.Beliaupun segera memegang seekor kamping betina. Kataku, “Hai, kau bersihkan uncang susunya dari tanah-tanah, bulu dan kotoran”. Lepas itu, beliau memerah susu ke dalam sebuah bekas, kemudian ku tuangkannya ke dalam bejana yang sedia ku bawa bersama ku untuk Rasulullah. Baginda meminum dan berwudhu’ darinya, ku pun bawa ke hadapan Rasulullah, keberatan untukku mengejutkan Rasulullah dari tidurnya itu, ini membolehkan daku merenjis air ke atas bejana supaya susu di dalamnya menjadi dingin. Setelah Rasulullah terjaga, aku pun segera meminta Rasulullah meminumnya, baginda pun meminum kesemuanya, kemudian Rasulullah bersabda, “Boleh tak kita bergerak sekarang ini?”. Jawabku, “Bahkan boleh, wahai Rasulullah”. Kemudian kami semua bergerak. .

2. Kebiasaannya Abu Bakr mengekori dari belakang Rasulullah, beliau seorang yang dikenali sedang Rasulullah seorang yang muda yang tidak dikenali, bila beliau ditanya, “Siapa yang dihadapan kamu itu?” Jawab Abu Bakr, “Itu penunjukjalan”. Orang itu menyangka yang dimaksudkan itu ialah penunjuk arah perjalanan, namun apa yang dimaksudkan oleh Abu Bakr ialah penunjukjalan kebaikan dan kebenaran.

3. Suraqah bin Malik telah mengekori mereka dari belakang. Cerita Suraqah, “Ketika ku sedang duduk di dalam satu majlis qabilahku, Banu Mudlij, tiba-tiba seorang lelaki telah datang ke majlis berkenaan. Beliau berdiri, sedang kami semua duduk, lalu berucap, “Wahai Suraqah, baru sebentar daku telah melihat lembaga hitam dipersisiran pantai, aku mendapati Muhammad dan sahabat-sahabatnya”. Kata Suraqah di dalam hatinya, “Aku tahulah mereka itu memang Muhammad dan sahabat-sahabatnya”. Kemudian katanya kepada lelaki itu, “Mereka itu bukan Muhammad dan pengikut-pengikutnya, tapi yang kau lihat itu si Fulan dan si Fulan, mereka itu berjalan dalam pengawasan kami”. Daku duduk dalam majlis beberapa ketika, kemudian ku keluar dari situ dan suruh “perempuan suruhanku” iiupaya bawa keluar kudaku yang tertambat disebalik berlukar, sementara aku mengambil tombak dan ku keluar dari belakang rumah, dengan mengheret batang tombak di atas tanah dan matanya direndahkan, hinggalah sampai dekat kudaku, terus ku pecutnya, aku mengenali mereka itu dan menghampiri mereka, malangnya kuda aku terbenam kaki depannya ke dalam pasir, hingga aku terjatuh, setelah ku berdiri, ku membuat cabutan nasib dengan menggunakan anak panahku dengannya aku bersumpah di antara dua “membunuh mereka atau tidak”, cabutan nasib keluar yang ku tidak suka, namun aku melanggar sumpahan itu, sekali lagi kuda ku menghampiri mereka, memang dekat hingga aku dapat mendengar bacaan Rasulullah (s.a.w) baginda tidak menoleh ke mana-mana tetapi Abu Bakr kerap sangat menoleh ke belakang, sekali lagi kaki hadapan kuda ku terbenam ke dalam pasir hingga ke lututnya sekali lagi aku tercampakjatuh, ku mengherdiknya ia pun bangun, kaki depannya hampir-hampir tidak dapat dibawa keluar, namun setelah berdiri tegak semula tidak semena-semena kelihatan debu bercahaya di depan langit seperti asap, sekali lagi ku membuat cabutan dengan anak panah dan sekali lagi keluar yang ku membencinya, kali ini ku menyeru kepada mereka memohon keselamatan, mereka semua berhenti dan ku pun memacu kuda, ku menuju arah mereka hingga sampai ke hadapan mereka, kini terlintas di dalam jiwa ku dengan apa yang telah terjadi di mana tindakan ku itu semua terhalang adalah petanda kepada kejayaan urusan Rasulullah itu di masa-masa akan datang. Ku menyeru kepada baginda, “Kaum ku telah menawar ganjaran untuk sesiapa dapat menangkap Rasulullah”. Dan ku menceritakan kepada mereka apa yang hendak dilakukan oleh orang ramai, ku tawarkan kepada mereka bakalan dan barang-barang makanan, namun tak seorang pun yang mempedulikan, cuma apa yang mereka meminta dengan berkata, “Jauhilah dari kami”. Ku meminta Rasulullah menuliskan daku watikah keamanan, baginda menyuruh Amir bin Fahiirah, beliau pun tulislah ke atas sebidang kulit, setelah itu Rasulullah pun meneruskan perjalanannya.

Mengikut riwayat Abu Bakr yang berkata, “Kami keluar berhijrah dalam keadaan kaum kafirin mencari-cari kami, namun tak seseorang pun yang dapat memburu kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ja’syam sahaja yang menunggang kudanya, ku menyeru kepada Rasulullah, yang ku mencurigai pemburuan itu kalau-kalau ianya sempat menangkap kami. Jawab Baginda dalam ayat yang bermaksud:

(Jangan berduka sesungguhnya Allah bersama kita)

(al-Taubah: 40)

Dengan itu Suraqah pun berpatah balik, di Makkah beliau mendapati orang ramai memang sedang mencari-cari Rasulullah dengan berseru kepada mereka sekalian: Telah pun aku usahakan untuk kamu, dan di sini aku yang bertanggungjawab”. Di awal hari beliau menjadi musuh Rasulullah, di akhir hari menjadi pengawal Baginda.

4. Di dalam perjalanan Baginda itu, Rasulullah telah melewati dua perkhemahan Ummu Ma’bad al-Khuza’ iyah, beliau adalah seorang wanita tegas, duduk berehat di halaman khemahnya biasanya memberi jamuan dan minuman kepada sesiapa yang melewati khemahnya, di hari itu mereka berdua bertanyakan beliau, “Apakahada sesuatu bersama puan?” Jawabnya, “Demi Allah, kalau ada sesuatu bersama kami, kamu tidak akan terbiar tanpa jamuan, kambing semuanya tak bersusu dan ini pula tahun kemarau”.

Rasulullah membeiek ke arah kamping betina di tepi khemah dengan bersabda, “Apa kambing betina di tepi khemah itu wahai Ummu Ma’bad?”. Jawab beliau, “Itu adalah kambing tertinggal kawan kerana keletihan”. Tanya Baginda, “bersusukah?”. Jawabnya, “lanya terlalu teruk untuk memberi susu”. Sabda Rasulullah, “Berikan izin untuk sayamemerahnya,” Jawab Ummu Ma’bad: Ya, demi Allah, kau sebagai ibu bapaku kalau, nampak boleh diperah-perah sajalah. Rasulullah mengusap-usap uncang susu dengan tangan Baginda disertai dengan pembacaan Bismillah dan berdoa, uncang pun mengembang memenuhi susu terus mencurah susu, Baginda meminta bekas agak besar mencukupi beberapa orang, Baginda perah hingga berbuih pada permukaan bekas perahan itu. Baginda memberi Ummu Ma’bad meminumnya hingga puas, lepas itu memberi kepada sahabatnya, mereka pun minum hingga puas, lepas itu Baginda minum, sekali lagi Baginda memerah hingga tepu bekas, lalu ditinggal kepada Ummu Ma’bad dan mereka semua meneruskan perjalanan.

Tidak berapa lama kemudian suami Ummu Ma’bad pulang menghalau kambing-kambing kekurusan, kesemuanya berjalan terhuyung hayang, kerdil-kerdil belaka, tetapi bila beliau melihat susu di khemah beliau kehairan terus bertanya dari mana kesemua ini, kambing yang tertinggal itu belum beranak, dan yang tertinggal di khemah tadi tak ada yang bersusu pula? Jawab Ummu Ma’bad:

Tak tahulah, demi Allah sesungguhnya tadi telah berlalu dari sini seorang lelaki bertuah membawa berkat, di antara percakapannya begini-begini, perwatakannya begini-begini, kata suami Ummu Ma’bad: Sesungguhnya demi Allah, aku percaya inilah orang yang diburu oleh Quraisy, cuba kau terangkan lagi wahai Ummu Ma’bad, lalu beliau menceritakan sifat-sifat Baginda yang terpuji dengan bahasa beliau yang menarik, seorang yang mendengar itu bagaikan melihat Rasulullah berdiri di hadapannya, akan kita perihalkan sifatnya itu di hujung tajuk nanti, kata suami Ummu Ma’bad: Demi Allah itulah dia orang yang disebut-sebut halnya, aku amat berhasrat untuk bersahabat dengannya, pasti ku tunaikan hasrat ku ini bila terluang bagi ku nanti. Di subuh pagi kedengaran suatu suara di Makkah tetapi tidak kelihatan pengungkapnya:

Semoga tercurah balasan Allah,

Melalui teman berdua, melewati khemah,

Dipersinggahan membawa barakah,

Pemergian pun meninggalkan tuah,

Berbahagia kau taulan Muhammad,

Rugilah kaum Qusai,

Dari kau… Allah elakkan pimpinan,

Bersenanglah Banu Ka ‘ab,

Lantaran kedudukan pemudamu,

Kedudukan kaum mukmin mu,

Bertanyalah saudara mu,

Mengenai kambingnya, Bejananya,

Kambing pula menegas saksian.

Kata Asma’: Sebenarnya kami tidak tahu arah mana Rasulullah tujui, namun telah tiba satu lelakijin satu dari sebelah Makkah sana dengan mendendangkan rangkap-rangkap tadi. Orang ramai mengikutinya dan mendengar suaranya tetapi tidak kelihatanjasadnya, dia berlalu hinggalah ke sebelah atas Makkah sana. Bila kami semua mendengar laungan ini kami pun tahulah yang Rasulullah menuju ke arah al-Madinah.

5. Di dalam perjalanan Baginda telah bertemu dengan Aba Buraidah, beliau adalah ketua kabilahnya, beliau keluar dalam usaha mencari Rasulullah dan Abu Bakr dengan harapan akan meraih tawaran Quraisy yang sangat lumayan itu, tetapi apa yang terjadi adalah di sebalik itu kerana setelah beliau bertemu dan bercakap dengan Rasulullah terus beliau memeluk Islam bersama-sama dengan tujuh puluh orang pengikutnya, dengan itu beliau menanggal serbannya dan diikat ke hujung lembingnya, sebagai bendera mengisytiharkan kedatangan penguatkuasa keamanan dan kesejahteraan telah tiba untuk memimbarkan keadilan dan kesaksamaan dipersada cakrawala ini.

6. Di dalam perjalanan ini Rasulullah bertemu al-Zubair dengan rombongan kaum muslimin di dalam kabilah perniagaan dari al-Syam, beliau memberi persalinan baju putih kepada Rasulullah dan Abu Bakr.

PERSINGGAHAN DI QUBA’

Bertepatan pada hari Isnin 8 Rabiul al-Awal tahun 14 kebangkitan Rasulullah, iaitu tahun pertama Hijrah bersamaan 23 September 622 Masihi, Rasulullah telah sampai ke Quba’.

Kata Urwah bin al-Zubair: Umat Islam di Madinah telah pun mendapat maklumat mengenai penghijrahan Rasulullah dari Makkah ke Madinah, justeru itu, paada setiap pagi mereka keluar beramai-ramai ke tanah lapang al-Hurah, menunggu kedatangan Rasulullah. Mereka pulang ke rumah apabila matahari terik memaksa mereka pulang ke rumah. Di suatu hari, apabila mereka pulang ke rumah masing-masing kerana keletihan menunggu, ditakdirkan seorang Yahudi yang sedang berada di beranda atau menara pagarnya, beliau ternampak Rasulullah bersama-sama para sahabatnyaseba putih kelihatan jelas dari jauh, Yahudi tadi tak tertahan untuk meluahkan perasaannya dengan melaung,” wahai bangsa Arab, itu dia datuk kamu yang kamu tunggu-tunggu,” kaum muslimin pun marah dan segera mereka mencapai senjata.

Ibn al-Qayyum menceritakan,” Kedengaran laungan takbir di rumah Banu Amru bin Auf, justeru itu seluruh kaum musliminpun melaungkan takbir kegembiraan dengan ketibaan Rasulullah seluruh mereka mengalu-alukan kedatangan Rasulullah dengan sambutan dan aluan sebagai seorang nabi, kesemua mereka merenung ke muka Rasulullah melingkungi baginda dalam suasana di selubungi ketenagan dan wahyu pun turu kepada Rasulullah”.

“…Sesungguhnya Allah adalah Pembelanya, dan selain dari itu Jibril serta orang salih dari kalangan orang yang ebriman dan malaikat-malaikat juga menjadi penolongnya”

(al-Tahrim: 4)

Urwah bin al-Zubair menceritakan dengan katanya: Mereka semua menyambut Rasulullah dan Baginda membelok ke sebelah kanan hingga sampai dan singgah di kalnagan qabilah Banu Amru bin Awf, pada hari Isnin bulan Rabiul al-Awal, Abu Bakr bangun berdiri manakala Rasulullah duduk berdiam, orang-orang Ansar yang belum pernah melihat Rasulullah terus mendatangi Rasulullah untuk mengucap selamat datang – dalam salu naskah tertulis; mereka berucap kepada Abu Bakr, hinggalah sampai matahari terbit dan terkena Rasulullah (s.a.w) oleh Abu Bakr segera bangun memayungi Rasulullah dengan kainnya, maka dengan itu orang ramai pun kenallah diri Rasulullah itu.

Al-Madinah keseluruhannya dengan penduduk Islamnya bagaikan berombak bergerak, menyambut kedatangan Rasulullah, ianya merupakan suatu hari yang paling bersejarah yang belum disaksi lagi selama ini. Kaum Yahudi telah menyaksi kebenaran bisyarah kedatangan Rasulullah utusan Allah oleh Habquq yang bertulis, “Sebenarnya Allah datang dari al-Tayinan dan al-Quddus dari bukit Faran”.

Di Quba’ Rasulullah (s.a.w) telah singgah di rumah Kalthum bin al-Hudm, tapi dalam riwayat yang lain mengatakan Rasulullah singgah di rumah Sa’d bin Khaithamah riwayat pertama lebih tepat. Ali (r.a) tinggal di Makkah, untuk selama tiga hari selepas Hijrah Rasulullah itu, hingga selesai beliau menyerah kembali barang-barang amanah orang yang pernah mereka tinggalkan kepada Rasulullah sebelum ini. Lepas itu beliau pun susul berhijrah dengan berjalan kaki dan sempat beliau menemui Rasulullah dan Abu Bakr”di Quba’ di sana beliau singgah di rumah Kalthum bin al-Hudm.

Rasulullah tinggal di Quba’ empat hari iaitu Isnin, Selasa, Rabu dan Khamis. Baginda mengasaskan masjid Quba’ dan bersembahyang di situ. Ianya adalah masjid yang pertama sekali dibina di atas dasar taqwa setelah Baginda dibangkitkan sebagai Rasul, di hari kelima iaitu hari Jumaat, dengan perintah dari Allah Baginda berangkat dengan diekori oleh Abu Bakr dari belakang untuk menemui Banu al-Najar, mereka adalah bapa

saudara Rasulullah dari sebelah ibunya, sebelum itu Rasulullah menghantar perutusan ke sana menjemput mereka, dengan segera mereka semua datang dengan pedang-pedang bergalas keluar untuk menemui Rasulullah, mereka semua bertemu dengan Rasulullah di perkampungan Banu Salim bin Auf, di dalam masjid di lembah berkenaan Rasulullah berhimpun dengan Banu al-Najar yang seramai seratus lelaki.

MEMASUKI AL-MADINAH

Selepas solat Jumaat Rasulullah (s.a.w) memasuki al-Madinah, di mana sejak hari itu daerah yang bernama Yathrib itu dikenali dengan Madinah al-Rasul (s.a.w) untuk singkatan maka disebut al-Madinah sahaja, hari itu adalah hari bersejarah dan gemilang, jalan-jalan, lorong dan rumah-rumah bergema dengan tahmid dan taqdis, selumh anak-anak gadis Ansar mendendangkan rangkap-rangkap puisi, tanda kegembiraan dan keceriaan.

Orang-orang Ansar bukanlah golongan pemilik harta yang banyak, namun setiap dari mereka bercita-cita semoga Rasulullah singgah ke rumah mereka bila sahaja Rasulullah melewati di hadapan rumah setiap orang memegang tali kuda Baginda sambil berkata, “Wahai Rasulullah, ayuh bersama kami, kami ada kekuatan dan bilangan yang ramai, kami buat senjata untuk mempertahankan man hamba”. Rasulullah hanya akan menjawab kepada mereka, “Biarlah dia bergerak mengikut arahnya, kuda Baginda terus bergerak hingga sampai ke tapak masjid al-Nabawi yang ada sekarang ini, sampai ke situ kuda Rasulullah pun berlabuh, namun Rasulullah tidak terus turun, malah kudanya bangun semula dan berjalan lagi ke hadapan kemudian berpatah balik semula ke belakang ke tempat pertama tadi, dengan itu barulah Rasulullah turun darinya, sebagai taufik dari Allah tempat itu adalah kawasan kediaman Banu al-Najar keluarga bap’a saudara Rasulullah sebelah ibunya. Kerana Baginda sendiri pun suka kiranya Baginda dapat turun di kalangan bapa saudaranya, kerana itu adalah suatu penghormatan kepada mereka, semua hadirin meminta Rasulullah tinggal di rumah mereka, tetapi Abu Ayub al-Ansari segera ke binatang tunggangan Baginda dan menuntunnya ke dalam kawasan rumahnya, maica kata Rasulullah, penunggang harus mengikut tunggangannya, manakala As’ad bin Zurarah pun memegang tali kuda dan dengan ku tunggangan tadi tinggallah bersama-sama beliau.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas: Rasulullah bersabda, “Mana dia rumah keluarga kami yang terdekat?”. Kata Abu Ayub, “Saya Rasulullah dan ini dia rumahku dan ini dia pintu masuk”. Maka beliau pun meluru ke dalam membuat persiapan dan katanya, “Ayuh, bangun kamu berdua dengan keberkatan dari Allah”.

Selepas beberapa hari tibalah isterinya Saudah, dua orang puterinya Fatimah dan Ummi Kalthum, Usamah bin Zaid dan Ummu Aiman, manakala Abdullah bin Abu Bakr pula tiba bersama-sama anak-anak Abu Bakr di antara mereka Aisyah, adapun puteri Rasulullah Zainab masih bersama Abi al-As, kerana tidak dapat keluar untuk berhijrah hinggalah selepas peristiwa Badar.

Kata Aisyah: Setibanya Rasulullah ke al-Madinah, Abu Bakr dan Bilal terns lemah badan, Aisyah masuk menemui mereka berdua untuk bertanyakan khabar mereka, “Bagaimana bapa mendapati diri bapa. Dan bagimana pula kau Bilal?”. Kata Aisyah, “Abu Bakr ini apabila terasa demam berat beliau akan berkata:

Setiap insan bersama keluarganya, sedang kematian lebih hampir kepadanya dari tali kasutnya.

Dan Bilal pula akan menyebut-nyebut:

Kalaulah ku mengetahui; Apakah ku masih berkesempatan untuk bermalam di lembah Makkah di sebelahku hkhir dan Jalil Apakah pasti suatu hari ku berminiim dari air Mijannah Apakah pasti ku dapat melihat melihat Shamah dan Tufail.

Kata Aisyah lagi: Dengan itu ku pun datang menemui Rasulullah dan memberitahu Baginda hal dua orang sahabatnya itu, maka sabda Rasulullah yang bermaksud:

“Ya Allah Tuhanku perkenankanlah cinta kami kepada al-Madinah seperti cinta kami kepada Makkah atau lebih darinya, berilah kesihatan kepadanya, berkatkanlah cupak dan gantangnya, pindakanlah demamnya itu serta letakkannya ke Juhfah.”

Di sini selesai sebahagian dari penghidupan Rasulullah dan terlaksana satu juzu’ peranan dakwah Islamiah di peringkat Makkah.

26 Januari 2011

Majelis Reboan Masjid Alatief Pasaraya Blok M lt.5 Tanggal 26 Januari 2011

Event : Majelis Reboan Masjid Alatief Pasaraya Blok M lt.5
Tanggal : 26 Januari 2011
Pembicara : Ustadzah Hj Dedeh Rosidah (Mamah Dedeh)
Tema: Keluarga Sakinah

Hadist tentang keutamaan menuntut ilmu :

Al-Walid bin Muslim meriwayatkan dari Khalid bin Yazid, dari Usman bin Aiman, dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. bersabda,

“Barangsiapa yang pergi untuk mencari ilmu maka Allah subhanahu wata’ala membukakan kepadanya jalan menuju surga dan para malaikat pun membentangkan sayap untuk menaunginya. Dan para malaikat di langit serta ikan paus di laut bershalawat untuknya. Keutamaan seorang ulama atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas semua bintang. Ulama adalah pewaris para nabi, para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu, maka dia telah mendapatkan bagian yang banyak (dari warisan itu). Kematian seorang ulama merupakan musibah yang tidak bisa diobati, lubang yang tidak dapat disumbat, dan bintang yang hancur. Kematian satu kabilah lebih ringan daripada kematian seorang alim.” (HR Baihaqi)

Qs Ar Rum : 21

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

---

Kata “Sakinah” berasal dari kata “sakana” artinya tenang, diam, tidak bergerak, yang sebelumnya bergerak atau bergejolak. Maka Sakinah biasanya diartikan dengan tenang atau tenteram. Ada kata yang terdiri dari tiga huruf (Mim, Sin, Kaf) misalnya : Maskan, artinya rumah, tempat tinggal, satu kata dengan kata “Sakinah” (Sin, Kaf, Nun), maka makna Maskan hampir sama dengan Sakinah yaitu tenteram, karena bisanya orang yang sudah masuk ke dalam rumahnya, tempat tinggalnya, ia akan merasa tenang dan tenteram, yang sebelumnya ketika di luar rumah ia mengalami gerakan-gerakan atau bahkan kegoncangan. Orang yang sebelumnya bergerak, beraktivitas, begitu pulang masuk rumahnya, ia merasakan ketenangan. Maka rumah disebut juga dalam bahasa Arab : Maskan, yang memiliki akar kata yang sama dengan “Sakinah”.

Kata lain dalam bahasa Arab yang bermakna tenang adalah Sikin, yang artinya pisau. Pisau dalam bahasa arab juga bermakna sakinah (tenang), karena pisau yang digunakan untuk menyembelih hewan sembelihan (kambing atau ayam) akan melahirkan ketenangan bagi hewan yang disembelihnya. Hewan yang semula bergerak, meronta-ronta, setelah disembelih dengan pisau akan menjadi tenang, tidak bergerak karena sudah tidak bernyawa. Karena itu pisau (Sikin) maknanya sama dengan sakinah (tenang).

---

Supaya rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah, keluarga tersebut harus berpegang kepada tali Allah

Qs Ali Imran : 103

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nimat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nimat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

---

Qs Ali Imran : 112

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

---

Rasululah berkhutbah kepada umatnya ketika melakukan Haji Wada' (haji perpisahan) di padang Arofah. Potongan terjemahan khutbahnya adalah :

Aku tinggalkan bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah kitab Allah (Al Quran) dan sunnah nabi-Nya (Al Hadis). (HR. Bukhari Muslim) Shahih.

---

Fungsi Al Quran di dalam kehidupan kita adalah sebagai penjelas, pembeda dan petunjuk

Qs Al Baqarah : 285

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

---

Keutamaan shalawat kepada Nabi Muhammad :

Qs Al Ahzab : 56

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

---

Kunci keluarga yang kita idam idamkan (secara islami) :

1. sakinah (ketenteraman jiwa)

Allah membagi rahmat dan nikmat menjadi dua bagian, 1% di dunia, sedangkan 99% di surga.

Cinta bisa membuat orang lemah / kuat, cinta bisa membuat orang bisa/tidak bisa

2. mawaddah (rasa cinta) : kelapangan dada, kesucian hati

Qs An Nisa: 19

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

---

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka sikapilah para wanita dengan baik.” (HR al-Bukhari)

---

"Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah; jika dia menyuruhnya iapun taat, jika dilihat menyenangkan dan jika diberi mau berterima kasih, dan jika suaminya pergi maka dia menjaga dirinya dan harta suaminya." (Hadits Riwayat Ibn Majah)

3. rohmah (kasih sayang)

QS An Nisa : 1

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silatur-rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

---

4. Amanah : perjanjian yang kuat/kokoh

kalimat "perjanjian yang kokoh" ada di Al Quran :

Qs An Nisa: 154

Dan telah kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka: Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud,dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh

---

Qs Al Ahzab : 7

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,

---

Qs An Nisa: 21

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.

---

Ciri istri yang baik :

1. jaga mulut

Qs Al Ma'arij : 19-21

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

---

2. memanggil dengan panggilan yang disukai suami

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu”. Ada seorang yang bertanya: Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?). Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”

---
QS.Luqman:19

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan.”.

---

Maksudnya adalah sedang-sedang saja dalam semua urusan, tidak berlebihan atau keterlaluan sekali.

---

Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah di rumahnya, ia berkata: “Nabi melayani keperluan istrinya menyapu rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu.”

---

Saling menutupi kekurangan pasangan hidup :

Qs Al Baqarah : 187

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam,(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.

---

Jimak di bulan ramadhan :

Bagi anda yg ML atau bersetubuh atau jimak dalam bahasa arab terdapat kafarat sbb:

1. Kafarat Bagi Laki-Laki Yang Menjima’i Isterinya Telah lewat hadits Abu Hurairah, tentang laki-laki yang menjima’i isterinya di siang hari bulan Ramadhan, bahwa dia harus mengqadha’ puasanya dan membayar kafarat yaitu : membebaskan seorang budak, kalau tidak mampu makan puasa dua bulan berturut-turut, kalau tidak mampu maka memberi makan enam puluh orang miskin. Ada yang mengatakan : Kafarat jima’ itu boleh dipilih secara tidak tertib (yaitu tidak urut seperti yang dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah), tetapi yang meriwayatkan dengan tertib (sesuai urutannya) perawinya lebih banyak, maka riwayatnya lebih rajih karena perawinya lebih banyak jumlahnya dan padanya terdapat tambahan ilmu, mereka sepakat menyatakan tentang batalnya puasa karena jima’. Tidak pernah terjadi hal seperti ini dalam riwayat-riwayat lain, dan orang yang berilmu menjadi hujjah atas yang tidak berilmu, yang menganggap lebih rajih yang tertib disebabkan karena tertib itu lebih hati-hati, karena itu berpegang dengan tertib sudah cukup, baik bagi yang menyatakan boleh memilih atau tidak, berbeda dengan sebaliknya.

2. Gugurnya Kafarat Barang siapa yang telah wajib membayar kafarat, namun tidak mampu mebebaskan seorang budak ataupun puasa (dua bulan berturut-turut) dan juga tidak mampu memberi makan (enam puluh orang miskin), maka gugurlah kewajibannya membayar kafarat, karena tidak ada beban syari’at kecuali kalau ada kemampuan.

Allah berfirman.

Qs Al-Baqarah : 286

Allah tidak membebani jiwa kecuali sesuai kemampuan”

---

Dan dengan dalil Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggugurkan kafarat dari orang tersebut, ketika mengabarkan kesulitannya dan memberinya satu wadah korma untuk memberikan keluarganya.

3. Kafarat Hanya Bagi Laki-Laki Seorang wanita tidak terkena kewajiban membayar kafarat, karena ketika dikhabarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perbuatan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, beliau hanya mewajibkan satu kafarat saja.

---

Tips Mencari teman curhat :

1. orang yang bisa menguraikan permasalahan

2. Orang yang bisa menyimpan rahasia

---

“yang halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian” (HR. Abu Daud)

---

Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga . Dan aku (Nabi Muhammad) adalah orang yg paling baik di antara kalian terhadap keluargaku

---

Perintah untuk berjilbab :

Qs Al A'raf : 31

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

---

QS Al A'raf : 26

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

---

Qs An Nur : 31

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

---

QS Al Ahzab : 59

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---

Ulama membagi bid’ah menjadi lima bagian.

1. Bid’ah wajib, seperti membantah orang-orang sesat dan belajar Nahwu.

2. Bid’ah sunnah, seperti membangun pesantren dan sekolah, azan di atas mimbar, dan melakukan kebaikan yang belum pernah dikerjakan generasi pertama.

3. Bid’ah makruh, seperti menghias masjid dan memberi ornamen pada mushaf Al-Qur’an.

4. Bid’ah mubah, seperti menggunakan saringan tepug, melakukan inovasi dalam membuat makanan dan minuman.

5. Bid’ah haram, yakni hal baru yang bertentangan dengan sunnah, tidak mengandung dalil syar’i secara umum, dan tidak ada sisi kemaslahatannya.”

---

Makan dari makanan yang halallan thoyyiban :

Qs Al Baqarah : 168

Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.

---

”Sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada hatinya, dan hati al-Quran ialah Surah Yasin"

---

25 Januari 2011

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 25 Januari 2011

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 25 Januari 2011
Pembicara : Drs. Wahidin Saputra, MA
Tema: Sikap Menghadapi Musibah

Allah menguji kita, siapa yang berbuat terbaik dengan ujian tersebut :

Qs Ali Imran : 48

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

---

Bagaimana kita menyingkapi musibah ?

Qs Al Baqarah : 155-157

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiuun.

Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

---

Al Quran sebagai obat penyakit hati

Qs Yunus : 57

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

---

Qs Al Isra : 82

Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

---

Musibah yang dialami oleh orang yang beriman adalah bentuk ujian Allah

---

Kematian orang orang yang kita cintai adalah salah satu bentuk musibah

Qs Al Anbiya : 35

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

---

KIta tidak bisa lari dari kematian :

Qs Al Jumuah : 8

Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

---

Qs Al A'raf: 34

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

---

Jangan meratapi mayat :

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Abdullah bin Abu Mulaikah, ia berkata: Aku sedang duduk di samping Ibnu Umar. Kami sedang menunggu jenazah Ummu Aban binti Usman. Bersamanya juga ada Amru bin Usman. Kemudian Ibnu Abbas datang dituntun oleh seseorang yang menunjukkan tempat Ibnu Umar. Ibnu Abbas datang dan duduk di sampingku. Aku berada di tengah-tengah antara Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Tiba-tiba terdengar suara dari rumah. Lalu Ibnu Umar berkata: Nampaknya ia berusaha menghalangi Amru untuk berdiri guna melarang mereka. Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangis ratapan keluarganya. Ia berkata: Abdullah menjadikannya mutlak (sebelumnya adalah dengan bersyarat). Ibnu Abbas berkata: Kami sedang bersama Amirul mukminin Umar bin Khathab. Ketika kami tiba di Baida, tiba-tiba ada seseorang yang berteduh di bawah sebatang pohon. Amirul mukminin berkata kepadaku: Pergi dan lihat siapa orang itu! Aku pun pergi, ternyata orang itu Shuhaib. Aku kembali kepada Umar dan berkata: Engkau menyuruhku untuk melihat siapa orang itu. Dia adalah Shuhaib. Umar berkata: Suruh ia ikut bersama kita! Aku berkata: Jika ia bersama keluarganya? Umar berkata: Walaupun bersama keluarganya. Atau mungkin Ayyub berkata: Suruhlah ia menemuiku. Tidak lama setelah kami datang Amirul mukminin terkena musibah. Shuhaib datang menemuinya sambil meratap: Aduh saudaraku! Aduh temanku! Umar berkata: Tidakkah engkau tahu (atau tidakkah engkau mendengar) Ayyub berkata: Belum tahukah engkau atau Belum mendengarkah engkau bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangis ratapan keluarganya. Adapun Abdullah ia menjadikannya umum, adapun Umar ia berkata: Pada keadaan tertentu. Maka aku (Abdullah bin Abdullah bin Abu Mulaikah) berdiri dan menemui Aisyah dan bercerita kepadanya apa yang dikatakan oleh Ibnu Umar Aisyah berkata: Tidak, demi Allah! Rasulullah saw. sama sekali tidak bersabda: Sesungguhnya mayit akan disiksa sebab tangis seseorang. Tetapi beliau bersabda: Sesungguhnya orang kafir itu ditambah siksanya oleh Allah sebab tangis keluarganya Sungguh, Allah adalah Zat yang membuat tertawa dan membuat menangis. Dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Shahih Muslim No.1543)

---

Taubat diterima sebelum nafas orang yang bertaubat tersebut sampai di tenggorokan

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan menerima taubat seseorang, sebelum nyawanya sampai di tenggorokan (sebelum ia sekarat).” (HR. At-Tirmidzi)

---

Sakitnya sakaratul maut :

Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

---

Kunci menghadapi musibah :

1. sabar

Qs Al Ashr : 3

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

---

Salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah tidak bersedih

Qs Al A'raf:35

Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

2. Mendekatkan diri kepada Allah

Qs Luqman : 22

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.

---

Keutamaan memuliakan ibu :

Abu Hurairah menceritakan :

Seorang lelaki datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya : “Siapakah orang yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik-baiknya ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu”. Dia bertanya lagi : ” Kemudian siapa ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu” . Dia bertanya lagi : “Kemudian siapa ?” Rasulullah menjawab : “Ibumu”. Dia bertanya lagi : ” Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab : “Ayahmu”.

---

3. Menolong orang lain

Qs Ali Imran :2

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya

---

Qs Hud : 11

Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shaleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.

---

Senyum adalah sedekah

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi,”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.” Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”

---

Dibalik kesulitan ada kemudahan

Qs Alam Nasyrah : 5-8

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.

---

Gemar berbuat baik adalah perilaku orang beriman

Qs Yunus : 4

Hanya kepada-Nyalah kamu semua akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkan) kembali (sesudah berbangkit),agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shaleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.

---

Tidak ada gunanya mendoakan jenazah orang musyrik

Qs At taubah : 113

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam.

---

Eratkan silahturahim

hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukahri, “Siapa yang ingin murah rezekinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat hubungan silahturahim”

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut