20 Maret 2012

Pengajian Masjid Raya Bani umar Tema : Jahiliyah Modern Tanggal : 20 Maret 2012

Event : Pengajian Masjid Raya Bani umar
Tema : Jahiliyah Modern
Tanggal : 20 Maret 2012
Pembicara : Ustadzah Luwih lestari

Jaahil bukan berarti suka jahil atau usil, tetapi Jaahil artinya orang bodoh yang pintar. Pintar karena sudah tahu mana benar mana salah, namun tetap saja dia melakukan kebiasaan salahnya bahkan dia akan marah bila ada orang menasihatinya.

---

QS Al A'raf : 179

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.

---

Yang disebut jahiliyah pada hakekatnya adalah sikap keengganan untuk mengabdi kepada Allah semata, atau sikap penolakan untuk tunduk secara mutlak kepada-Nya. Jahiliyah tersebut, apapun bentuknya, memiliki beberapa ciri :

1. Pengabdian kepada selain Allah (syirik); ciri ini timbul sebagai akibat yang pasti dari keengganan untuk mengabdi kepada Allah semata. Tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada Allah ta'ala. Yaitu, sikap yang membuktikan kesatuan antara akidah dan syariat tanpa pemisahan.

Jadikan Al Quran dan sunah sebagai petunjuk hidup

QS Al Baqarah : 1-2

Alif laam miim

Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa

---

QS Al Baqarah : 257

"Allah ta'aala Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

---

Ciri suatu masyarakat jahiliyah adalah tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada Allah ta'aala. Sebagian masyarakat bisa jadi mengaku beriman, mengaku muslim. Namun dalam hal mengimani Allah ta'aala, mereka mengimani Allah ta'aala menurut selera, bukan sebagaimana Allah ta'aala memperkenalkan dirinya di dalam Kitab-Nya. Mereka tidak tunduk kepada Allah ta'aala, malah mereka yang mendefinisikan Allah ta'aala sesuai hawa nafsu.

QS Al Anam : 91

"Dan mereka tidak menghormati Allah ta'aala dengan penghormatan yang semestinya."

---

Dalam suatu masyarakat jahiliyah mereka senang mengakui Allah ta'aala sebagai Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Tapi mereka tidak suka mendengar Allah ta'aala sebagai Yang Maha Keras siksaNya, atau Maha Memaksa, Maha Perkasa serta Maha Sombong. Padahal semua ini merupakan atribut dari Allah ta'aala yang jelas tercantum di dalam Kitab-Nya.

Qs Al Anfal : 25

"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah ta'aala amat keras siksaan-Nya."

---

QS Al Hasyr : 22-23

"Dia-lah Allah ta'aala Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah ta'aala Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah ta'aala dari apa yang mereka persekutukan."

---

2. Adanya thaghut, yaitu sesuatu yang diabdi selain Allah. Hadirnya berbagai thaghut di muka bumi yang membujuk manusia supaya tidak beribadah dan tidak taat kepada Allah ta'aala serta menolak syariat-Nya. Lalu, mengalihkan peribadatannya kepada thaghut dan hukum-hukum yang dibuat menurut nafsunya.

Rasulullah selalu melaksanakan syariat islam

Keadilan Rasulullah SAW sebagai pemimpin terserlah dalam banyak perkara. Ini berdasarkan beberapa riwayat sahih antaranya hadis daripada Sayyidatina Aisyah ra bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Demi diriku yang berada di bawah kekuasaan-Nya, kalaulah Fatimah binti Muhammad mencuri nescaya akan aku potong tangannya”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

---

3. Kepengikutan kepada hawa hafsu; ciri ini timbul karena hawa nafsulah yang bermain, tatkala manusia terlepas dari sikap tunduk dan mengabdi kepada Allah semata. Tidak adanya pelaksanaan hukum menurut apa yang telah diturunkan Allah ta'aala, yang berarti menuruti "hawa nafsu" manusia.

Qs Al Maidah : 49-50

"...dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"

---

QS Al Kahfi : 28

Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas

---

Salah satu aplikasi di dalam kehidupan adalah pelaksanaan hukum waris

QS Annisa : 176

Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan),jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

---

4. Tenggelamnya manusia jahiliyah ke dalam lumpur syahwat hewani. Hadirnya sikap menjauh dari agama Allah ta'aala, sehingga penyelewengan menjurus kepada nafsu syahwat. Masyarakat itu tidak melarang dan tidak merasa berkepentingan untuk melawan perbuatan asusila.

Mengapa sebuah masyarakat jahiliyah bersikap pilih-kasih terhadap berbagai atribut Allah ta'aala? Karena mereka banyak tenggelam dalam perbuatan dosa dan maksiat, sehingga mereka sangat perlu dengan tuhan yang menyayangi dan mengampuni. Mereka suka dengan tuhan yang menjanjikan surga yang penuh kenikmatan. Namun mereka berusaha untuk tutup mata akan tuhan yang maha kuasa, maha perkasa dan maha keras siksaannya. Mereka menutup mata akan hadirnya neraka dengan segenap siksaannya yang mengerikan.

Sebab mereka ingin tetap bermaksiat namun tidak ingin menerima konsekuensi atau hukuman akibat maksiat tersebut. Maka mereka mengimani sebagian saja dari ketuhanan Allah ta'aala. Artinya, mereka tidak mau mengembangkan iman yang sesungguhnya kepada Allah ta'aala sebab mereka tidak siap menanggung resikonya. Mereka beriman dengan cara berangan-angan. Mereka beriman dalam mimpi belaka. Mereka sangat lemah dalam beriman.

Itulah beberapa ciri menonjol setiap kejahiliyahan yang ada di muka bumi sepanjang sejarah. Semuanya muncul dari cirinya yang paling pokok, yaitu penyelewengan dari kewajiban berbakti dan menyembah Allah ta'aala sebagaimana mestinya.

---

Jauhi perbuatan taqlid, Secara bahasa taqlid mengandung arti mengalungi, menghiasi, meniru, menyerahkan, dan mengikuti. Sedangkan menurut istilah taqlid adalah mengikuti perkataan (pendapat) yang tidak ada hujjahnya atau tidak mengetahui darimana sumber atau dasar perkataan(pendapat) itu. ketika seseorang mengikuti orang lain tanpa dalil yang jelas, baik dalam hal ibadah, maupun dalam hal adat istiadat. Baik yang diikuti itu masih hidup, atau pun sudah mati. Baik kepada orang tua maupun nenek moyang, hal seperti itulah yang disebut dengan taqlid buta. Sifat inilah yang disandang oleh orang-orang kafir dan dungu, dari dahulu kala hingga pada zaman kita sekarang ini, dimana mereka menjalankan ibadah mereka sehari-hari berdasarkan taqlid buta dan mengikuti perbuatan nenek-nenek moyang mereka yang tidak mempunyai dalil dan argumen sama sekali

---

Dari Ummul mukminin, Ummu ‘Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak”. (HR Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)

---

Jauhi perbuatan syirik. Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tak diterima shalatnya selama 40 hari”. (HR Muslim)

---

Pentingnya menuntut ilmu : "Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam" (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)

---

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.”

---

Imam Ghazali membuat lima syarat sebagai syarat layak tidaknya ia diangkat sebagai teman:

1. Uji akalnya. Mengapa? Akal adalah modal utama dalam meraih keberuntungan. Sebaliknya, kebodohan adalah sebuah kerugian. Seorang yang berusaha mengemudikan kendaraan tanpa memiliki kecakapan, ia akan terperosok, melukai orang lain.

Seorang pembantu yang tidak pintar, akan memberikan pisau pada seorang Balita yang merengek-rengek meminta pisau. Tanpa ada akal yang membimbingnya, si pembantu tersebut betul-betul memberikannya. Akibatnya, berdarah-darah.

Oleh karena itu, Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan : “Jangan kamu berteman dengan orang yang bodoh. Berhati-hatilah, Banyak orang yang pandai, jatuh karena orang yang bodoh.”

---

2. Uji Budi pekertinya. Betapa banyak, mereka yang cerdas secara intelektual tapi tidak berakhlak. Pandai namun korupsi, menipu, rusak moralitasnya. Mungkin ia cerdas, mempunyai gelar akademis yang berjejer di belakang namanya, tapi ia tidak bisa mengelola emosi dan syahwatnya. Nilai manusia terletak pada akhlak bukan pada ketampanan dan wajah yang rupawan. Allah memuji Nabi SAW. bukan dari segi ketampanannya meski beliau manusia paling tampan; bukan pada bau harumnya meski beliau membawa bau harum di mana beliau berada.

Allah berfirman :

QS Al Qalam : 4

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

---

Seperti itulah nilai keagungan Nabi, yaitu akhlak. Sebotol minyak wangi harganya bisa melonjak tinggi sebab ia membawa wewangian. Semakin harum, semakin mahal nilainya. Akhlak merupakan nilai standar seorang manusia.

---

3. Perbuatannya. Artinya, jangan mencari kawan, pembantu, atau pegawai yang fasik, melanggar ajaran Allah. Carilah sosok yang taat pada Allah dan hindari orang-orang yang gemar bermaksiat. Allah berfirman:

Qs An Najm : 29

“Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.”

---

QS Thaha : 16

“Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa”.

---

Ketika kita berteman dengan orang fasik, lunturlah nilai sebuah kesalehan. Ketika kita berani menjalin hubungan persahabatan dengan pecandu Narkoba, kitalah akan menjadi korban berikutnya. Ketika orang yang sehat berkumpul dengan orang yang sakit, orang yang sehatlah yang akan tertular.

---

4. Akidahnya. Jangan berkumpul dengan ahli bid`ah. Di saat ramainya lalu-lintas aliran sesat, tentu mengangkat seseorang sebagai pemimpin, teman, atau pembantu, mesti melihat dan meneliti akidah yang diyakininya. Jika tidak, tidak menutup kemungkinan, ia akan menyebarkan virus kesesatannya pada keluarga dan masyarakat sekitar. Contohnya : Menimbulkan kegaduhan dan ketidaknyamanan.

---

5. Cintanya pada dunia. Jangan cari teman yang cinta dunia, tamak, dan rakus terhadap dunia. Dua ciri khas orang tamak: ia enggan membantu orang lain yang berada dalam kesusahan dan kedua, ia selalu berusaha menambah kenikmatan duniawinya meski untuk itu harus menginjak hak dan martabat orang lain. Orang tamak tak mau merugi, namun senantiasa mengail kebutuhannya di balik keluh-kesahnya kala ia didera derita. Ia memutus harapan. Demi kepentingannya, ia akan mengorbankan pihak lain dengan berbagai cara. Licik adalah nafas hidupnya. Habib Abdurrahman As-Saggaf mengajarkan sebuah prinsip: “Jika kamu menilai manusia seperti serigala, maka jangan kamu menjadi domba untuk dimakan olehnya. Jika kamu melihat orang yang lugu, maka jangan kamu memakannya.” Jangan jadi penjahat dan jangan mau dijahati, jadilah orang yang pandai memberikan manfaat, tapi jangan dimanfaatkan oleh orang untuk kepentingan yang tidak baik.

---

Tanda-tanda kecil sangat banyak dan sudah terjadi sejak zaman dahulu dan akan terus terjadi di antaranya adalah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, munculnya banyak fitnah, munculnya fitnah dari arah timur (Iraq), timbulnya firqah Khawarij, munculnya orang yang mengaku sebagai Nabi, hilangnya amanah, diangkatnya ilmu dan merajalelanya kebodohan, banyaknya perzinaan, banyaknya orang yang bermain musik , banyak orang yang minum khamr (minuman keras) dan merebaknya perjudian, masjid-masjid dihias, banyak bangunan yang tinggi, budak melahirkan tuannya, banyaknya pembunuhan, banyaknya kesyirikan, banyaknya orang yang memutuskan silaturrahim, banyaknya orang yang bakhil, wafatnya para ulama dan orang-orang shalih, banyaknya orang yang belajar kepada Ahlul Bid’ah, banyaknya wanita yang berpakaian tetapi telanjang ,dan lain-lainnya.

---

Shalat seharusnya mempu menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar

Qs Al Ankabut : 45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

---

Allah selalu memberikan rezeki kepada makhluknya asal dia mau berupaya/bergerak/tidak hanya diam saja. Jangan putus asa dengan rezeki Allah

QS Hud : 6

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat

---

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut