16 Maret 2015

Pengajian Hijabersmom Community 14 Maret 2015 Ustadz Salman Al Farisy Mendidik anak cara Rasul

Event : Pengajian Hijabersmom Community
Tanggal : 14 Maret 2015
Pembicara : Ustadz Salman Al Farisy
Tema : Mendidik anak cara Rasul

Cara yang pertama harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri (sebagai orang tua, baik sang ibu maupun sang ayah)

Ada 3 istilah anak yang disebutkan di dalam al Quran :

1. Anak sebagai qurrota a'yun :

QS Al Furqon : 74

Dan orang-orang yang berkata: Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

---

2. Anak sebagai Dzurriyatun Thoyyibah :

Qs Ali Imran : 38

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Rabbnya seraya berkata: Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.

---

3. Anak sebagai as sholihin :

Qs As Saffat : 100

Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

---

4. Fitnah

QS. Al-Anfaal : 27-28

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."

Doanya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika meminta anak :

(Rabbi habli minash shalihin) Artinya: “Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang shalih.” (QS. Al Qashshash : 110)

---

5. Perhiasan dunia

Qs Al Kahfi : 46

harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, namun amal yang kekal dan sholih adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan

---

6. Musuh

Qs At Tagabun : 14

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu adalah musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.

---

Mengapa kita mencontoh Rasulullah dalam mendidik anak ? Karena beliaulah suri teladan yang baik

Qs Al Ahzab : 21

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

---

Sekilah kisah Nabi Muhammad SAW

beliau diasuh ibu susuan, Halimatus Sa’diyah di tempat yang jauh dari kota Mekkah. Sebab, sang ibu khawatir, anaknya kelak akan tertular kebiasan buruk orang-orang jahiliyah Mekah pada saat itu jika tumbuh dan berkembang di kota Mekkah. Nabi pun kemudian diasuh oleh ibu susuannya hingga 4 tahun. Saat usia Nabi adalah 6 tahun, beliau diasuh dan dirawat kembali oleh ibunya.

Sang ibu merawat beliau dengan penuh kasih sayang dan dedikasi yang tinggi. seringkali ibunda menceritakan sosok ayahnya yang luar biasa. Meski Nabi hanya mendengar kisahnya tanpa pernah melihat wajahnya, beliau sangat banngga kepada ayahnya. Beberapa waktu kemudian, ibunda Aminah mengajak Nabi untuk melihat makam / kuburan ayahnya. Mereka sangat sedih mengenang kepahlawanan sang suami sekaligus ayah Nabi di samping kuburannya. Setelah mendoakan ayahandanya, tak lama kemudian mereka pulang. Dalam perjalanan pulang, setelah ziarah ke makam ayahnya, ibunya meninggal dunia. Usianya baru 6 tahun. Selanjutnya beliau diasuh kakeknya, Abdul Muthallib. Tapi setelah 2 tahun, kakeknya meninggal dunia juga. Selanjutnya dia diasuh pamannya, Abu Thalib. Hingga nabi dewasa.

http://myislamicstudies.blogspot.com/2012/11/sekilas-kisah-nabi-muhammad-saw-masa.html

---

Cara mendidik anak bahkan dimulai ketika seorang pria/wanita memilih jodoh

Dari sahabat Abu Hurairah-radiallahu anhu-, Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara : karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, maka ambillah perempuan yang mempunyai/berpegang teguh dengan agamanya, niscaya engkau beruntung.” (HR Bukhori)

Jadi, pilihlah jodoh yang memiliki pegangan agama, agar kita maupun anak keturunan kita nanti menjadi orang yang beruntung

---

Cara mendidik anak bahkan dimulai ketika seorang suami/istri akan berjimak

Tata Cara Jima' atau Bersenggama Menurut Islam :

Islam adalah agama yang mulia dan memuliakan. Ia menjunjung tinggi akhlak dan etika. Setiap perbuatan baik di dalam Islam, pastilah ada tuntunan adabnya. Demikian pula dengan jima’. Adab di dalam jima’ bukan hanya membuat hubungan suami istri lebih intim, tetapi juga menjadikan kenikmatan dunia itu sebagai ladang pahala. Menjalankan adab-adab jima’ bukan hanya membawa kebahagiaan bagi suami dan istri, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi keluarga dan keturunan yang ditakdirkan Allah lahir dari proses tersebut.

Berikut ini 10 tatacara jima’ / Bersenggama suami istri Berdasarkan Islam :

1. Bersih Diri dan berwudhu
Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari adab jima’ sekaligus membuat suami atau istri lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik.

Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

2. Memakai parfum/wewangian
Wewangian adalah salah satu sunnah Nabi. Beliau bersabda: “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).

Yang perlu diperhatikan di sini ialah, aroma atau jenis wewangian yang dipakai hendaknya yang disukai suami atau istri. Sebab, ada suami atau istri yang tidak menyukai aroma wewangian tertentu. Wewangian yang tepat membuat hasrat suami atau istri semakin meningkat.

3. Shalat dua raka’at
Adab ini terutama bagi pengantin baru. Sebagaimana atsar Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu yang menasehati pengantin baru agar mengajak istrinya shalat dua raka’at terlebih dahulu ketika memulai malam pertama.

4. Berdandan dan berpakaian yang disukai suami atau istri
Adakalanya istri malu memakai pakaian minim yang disukai suaminya. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan “Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).

Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan: “Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.”

Hadits dan maqalah ini juga menjadi dalil bahwa di dalam jima’, suami istri boleh menanggalkan pakaian dan tidak haram melihat aurat masing-masing.

5. Jima’ di tempat tertutup
Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga. Demikian pula dengan jima’. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anak-anak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan. Bagaimana jika anak masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak melihat aktifitas suami istri tersebut. Caranya bisa Anda berdua yang pindah kamar.

6. Berdoa sebelum jima’
Yakni membaca doa : “Dengan Nama Allah, Ya Allah, Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan
Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay terlebih dulu.

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu” (HR. Tirmidzi)

8. Membawa ke puncak, saling memberi hak
“Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la)

9. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi
“Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim)

10. Mandi besar (janabat) setelah jima’

http://www.bringislam.web.id/2014/01/tata-cara-jima-atau-bersenggama-menurut.html

---

Cara mendidik anak sesuai tuntunan Rasulullah harus memperhatikan apakah kita sudah mempersiapkan suasana islami, mengadzani dan mengiqomahkan bayi ketika lahir, memberikan nama islami

1. Ibnu Abbas telah berkata, “Sesungguhnya Nabi Saw. mengadzankan Al-Hasan bin Ali di telinganya pada hari kelahirannya. Beliau adzan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kirinya.” (HR Baihaqi)

http://jendelakeluargabahagia.blogspot.com/2013/07/adzan-dan-iqamah-shalat-setelah-bayi.html

---

2. “Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang sholih” (HR. Muslim)

http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/permata-hati/etika-memberi-nama-anak-dalam-islam/

---

Ketika mendidik anak, ukur kemampuan anak dengan ukuran pola pikir anak, bukan dengan ukuran pola pikir orang tuanya

---

Kita sebagai orang tua tidak mungkin bisa 100% bersama anak, oleh karena itu, ketika kita tidak bersama anak, memohon doalah kepada Allah, agar Allah yang menjadi "penjaga" mereka, karena penjagaan yang terbaik adalah penjagaan dari Allah

---

Dalam mendidik anak, harus ada pihak suami/istri yang memilih skala prioritas, Suami istri memilih, mana yang bertugas mengasuh anak, mana yang bertugas mencari nafkah

---

Biasakan diri untuk mengajarkan doa doa untuk segala aktivitas, pelajari perilaku Rasulullah sehari hari

---

Mampukan diri untuk menjadi Orang tua sekaligus teman bagi anak kita

---

Tadabburi Qs Fussilat : 1-38, Qs al Isra : 84 dan Qs Thaha

---

Pelajari Kecerdasan Majemuk
Teori Kecerdasan Majemuk pertama kali dikembangkan oleh Dr. Howard Gardner dari Harvard Univewrsity pada tahun 1983. Selama ini gagasan kecerdasan berdasarkan pengujian IQ adalah sangat terbatas. Dr. Gardner berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai 8 kecerdasan yang berbeda untuk berbagai potensi manusia yang lebih luas pada anak-anak dan orang dewasa. 8 kecerdasan tersebut adalah:


1. Kecerdasan Linguistik (Kata-kata)
Merupakan kepekaan untuk berbicara dan menulis, kemampuan untuk mempelajari bahasa dan kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai tujuan tertentu. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk secara efektif menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri secara retoris atau puitis, dan bahasa sebagai sarana untuk mengingat informasi. Penulis, penyair, pengacara, dan pembicara adalah mereka yang mempunyai kecerdasan linguistik yang tinggi.

2. Kecerdasan Logika (Matematika)
Kecerdasan Logika-Matematika terdiri dari kemampuan untuk menganalisa masalah secara logis, melakukan operasi matematika, dan menyelidiki masalah ilmiah. Menurut Gardner ini merupakan kemampuan untuk mendeteksi pola, alasan deduktif dan berpikir logis. Kecerdasan ini sering dikaitkan dengan pemikiran ilmiah dan matematika.

3. Kecerdasan Spasial (Gambar)
Kecerdasan Spasial melibatkan kemampuan untuk mengenali dan menggunakan pola ruang yang luas.

4. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal melibatkan kemampuan dalam kinerja, komposisi dan apresiasi terhadap pola musik. Ini mencakup kemampuan untuk mengenali dan menulis pola titi nada musik, nada, dan ritme. Menurut Gardner kecerdasan musik secara struktural berjalan hampir paralel dengan kecerdasan linguistik.

5. Kecerdasan Intrapersonal (Refleksi diri)
Kecerdasan Intrapersonal mencakup kemampuan untuk memahami diri sendiri, untuk menghargai perasaan, ketakutan, dan motivasi. Dalam pandangan Gardner melibatkan kemampuan memiliki model kerja yang efektif dari diri kita sendiri, dan untuk menggunakan informasi tersebut untuk mengatur hidup kita.

6. Kecerdasan Kinestetik (Olah tubuh)
Kecerdasan kinestetik jasmani memerlukan potensi menggunakan seluruh tubuh seseorang atau bagian tubuh untuk memecahkan masalah. Ini adalah kemampuan untuk menggunakan kemampuan mental untuk mengkoordinasikan gerakan tubuh. Gardner melihat aktivitas mental dan fisik sebagai sesuatu yang berkaitan.

7. Kecerdasan Interpersonal (hubungan antar manusia)
Kecerdasan Interpersonal berkaitan dengan kemampuan untuk memahami kemauan, motivasi, dan keinginan orang lain. Hal ini memungkinkan orang untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. Pendidik, tenaga penjual, pemimpin agama dan politik, dan konselor semua membutuhkan kecerdasan interpersonal yang bekerja dengan baik.

8. Kecerdasan Naturalis (hubungan dengan alam)
Kecerdasan naturalis memungkinkan manusia untuk mengenali, mengelompokkan dan menggunakan fitur tertentu dari lingkunghan. Kecerdasan ini menggabungkan deskripsi kemampuan inti dengan karakterisasi peran yang banyak mempunyai nilai budaya.

http://analisasidikjariku.weebly.com/kecerdasan-majemuk.html

---

Pelajari : IQ, EQ, SQ dan ESQ adalah penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling cerdas dan kompleks di muka bumi. Pembagian ini mewakilkan dari banyak potensi kecerdasan manusia yang didefinisikan secara umum.

1. IQ (Intelligence Quotients)
Ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ; seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.


2. EQ (Emotional Quotients)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

3. SQ (Spiritual Quotients)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.

4. ESQ (Emotional and Spiritual Quotient)
ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan.

http://dwihayulestari.blogspot.com/2014/02/perbedaan-iq-sq-eq-dan-esq.html

---

Pilih pendidik anak kita yang terbaik, siapakah orang itu ? kita (orang tuanya) sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut