04 Maret 2015

Pengajian Masjid Raya Bani Umar 3 Maret 2015 dr Piprim basarah yanuarso, Spak Vaksinasi halal atau haram

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 3 Maret 2015
Pembicara : dr Piprim basarah yanuarso, Spak
Tema : Vaksinasi halal atau haram

Perbedaan antara Science (Ilmu pengetahuan) dan Psedoscience (Ilmu pengetahuan palsu)

Science (Ilmu pengetahuan)
- Berbasis bukti ilmiah
- Metodologi penelitian valid dan shahih
- Peneliti kompeten di bidangnya

Psedoscience (Ilmu pengetahuan palsu)
- Biasanya berupa anekdot, testimoni, kisah pribadi
- Tanpa metodologi penelitian
- Siapa saja boleh bicara
- IRT, Artis, Herbalis, SH, Ahli bekam, Montir pesawat dll

---

Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Difteri ialah penyakit yang mengerikan di mana masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang. Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.

http://id.wikipedia.org/wiki/Difteri

---

Hati hati ketika membaca artikel dunia kesehatan

www.naturalnews.com full hoax
www.nature.com shahih

---

Jika kita tidak paham atas suatu hal, tanyakan kepada ahlinya

Qs An Nahl : 43

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

---

Taktik dan kiasan dari gerakan anti vaksin
1. Memutar balikkan ilmu
2. Pergeseran hipotesis
3. Sensor

---

Beberapa sumber sebagai bahan bacaan yang shahih :

www.idai.or.id
www.rumahvaksinasi.net
FB group Gesamun (Gerakan sadar imunisasi)
FB Stop Antivaks

---

Konsep karantina yang diterapkan sejak jaman Rasulullah :

“Jika kalian mendengar suatu negeri yang sedang dilanda penyakit Tha’un [wabah], maka janganlah kamu memasukinya. Dan apabila penyakit tersebut melanda suatu negeri janganlah kamu keluar darinya. “ (HR. Bukhari)

---

Segala hal yang ada di langit dan bumi itu ada fungsinya

Qs Ali Imran : 190-191

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

---

Allah Swt -> Ayat Qulaiyah -> melalui Rasulullah -> Wahyu Ilahi, sunnah Rasul -> Sifatnya mutlak, umum, jalan hidup

---

Apa Yang Kau Lakukan Jika Lalat Masuk Ke Minumanmu?

Nabi Bersabda, “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)

Dalam riwayat lain : “Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya” (HR. Ahmad, Ibn Majah)

https://www.facebook.com/menata.akhlaq/posts/470299439708239

---

Pengertian Tahnik

Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan pengertian tahnik, “Tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian meletakkan/ memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan, juga untuk menguatkannya. Yang patut dilakukan ketika mentahnik hendaklah mulut (bayi tersebut) dibuka sehingga (sesuatu yang telah dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Yang lebih utama, mentahnik dilakukan dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya”.

“Dahulu anak Abu Thalhah dalam keadaan sakit. Abu Thalhah keluar rumah, saat itu lalu anaknya meninggal dunia. Setelah pulang, Abu Thalhah berkata, ‘Apa yang dilakukan oleh anak itu?’ Ummu Sulaim menjawab, ‘Dia lebih tenang dari sebelumnya.’ Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam kepadanya. Selanjutnya Abu Thalhah mencampurinya. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata, ‘Tutupilah anak ini.’ Dan pada pagi harinya, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya memberitahu beliau, maka beliau bertanya, “Apakah kalian bercampur tadi malam?’ ‘
Ya,’ jawabnya. Beliau pun bersabda, ‘Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada keduanya.’ Maka Ummu Sulaim pun melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu Abu Thalhah berkata kepadaku (Anas bin Malik), ‘Bawalah anak ini sehingga engkau mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah bersamanya ada sesuatu (ketika di bawa kesini?’ Mereka menjawab, ‘Ya. Terdapat beberapa buah kurma.’ Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil kurma itu lantas mengunyahnya, lalu mengambilnya kembali dari mulut beliau dan meletakkannya di mulut anak tersebut kemudian mentahniknya dan memberinya nama ‘Abdullah.”

http://muslimafiyah.com/benarkah-tahnik-adalah-imunisasi-dalam-ajaran-islam.html

---

Hipoglikemia (Hypoglycemia), merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa/gula darah rendah atau berada di bawah level normal. Glukosa, yang merupakan sumber energi penting bagi tubuh utamanya berasal dari makanan dan karbohidrat. Nasi, kentang, roti, susu, buah-buahan dan permen adalah beberapa dari sekian banyak makanan yang kaya akan karbohidrat.

Ternyata, Tahnik bisa mencegah hipoglikemia pada bayi yang baru dilahirkan, MashaAllah

---

Ayat Kauniyah -> Melalui ilham -> Percobaan ilmiah, trial dan error -> Benar relatif, spesialistik, sarana kehidupan

---

Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai jenis vaksin, manfaat yang diperoleh dan reaksi yang didapat :

1. Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin)
Vaksin BCG diberikan ketika bayi berusia 2-3 bulan agar bayi mendapat kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Bila vaksin BCG diberikan sesudah bayi berumur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.Pemberian suntikan bisa diulang pada usia 10-13 tahun, jika dianggap perlu. Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan di kulit lengan atau paha. Setelah disuntik, pada tempat bekas suntikan biasanya akan timbul semacam bisul kecil yang akan mengering dengan sendirinya. Apabila terjadi reaksi lokal di tempat suntikan, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

2. Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)
Vaksin DTP merupakan vaksin yang dapat memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbahaya berjenis difteri (kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan), tetanus (infeksi yang menyebabkan kejang otot kuat yang bisa mematahkan tulang), dan pertusis (penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali, yang dikenal sebagai batuk rejan).

Vaksin ini diberikan kepada anak-anak selama 5 kali dosis masing-masing pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 sampai 24 bulan, dan umur 5 tahun. Dan diulang pada umur 10-12 tahun dan umur 18 tahun supaya terhindar dari tetanus. DTP dapat dikombinasikan dengan vaksinasi lain untuk mengurangi frekuensi suntikan vaksin.

Saat ini, DTP dengan hepatitis B dan vaksin polio pemberiannya bisa digabung. Suntikan vaksin dilakukan pada lengan atau paha bayi. Biasanya bayi yang baru saja mendapat vaksin ini mengalami sedikit demam dan tempat bekas suntikan terasa sakit.

3. Vaksin Campak (morbilli, measles)
Vaksin diberikan dengan tujuan agar tubuh anak mendapat kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin pertama diberikan saat bayi berumur 9 bulan dan vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Reaksi yang timbul pada tubuh anak berupa demam. Biasanya terjadi satu minggu setelah mendapat suntikan imunisasi.

4. Vaksin Polio (IPV)
Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang berhasil karena semenjak adanya vaksin ini terjadi penurunan kasus polio di masyarakat. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Vaksin diberikan pada usia 0, 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin ini harus diulang agar selalu terlindung pada umur 3 dan 6 tahun. Bayi yang lahir di rumah sakit diberikan vaksin ini saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain.

5. Vaksin Hepatitis B
Bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B ini dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dilanjutkan dengan vaksin kedua pada umur 1 bulan dan vaksin ketiga diberikan pada umur 6 bulan. Vaksin ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi.

Virus ini bisa menular ke orang lain melalui kontak darah atau cairan tubuh lain (berbagi sikat gigi dan peralatan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit). Penyakit ini cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kerusakan hati bahkan berkembang menjadi kanker. Oleh karena itulah vaksin hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Efek samping yang paling umum dirasakan setelah vaksinasi jenis ini adalah rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan.

6. Vaksin Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan.Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi apabila terkena penyakit ini waktu penyembuhannya cukup lama, yakni sekitar 1 sampai 2 bulan.

Anak-anak bisa tertular penyakit ini dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita Hepatitis A atau dengan memasukkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Vaksin ini diberikan pada anak-anak yang berusia 24 bulan, dua kali dengan interval 6-12 bulan diantara vaksinasi. Reaksi yang bisa didapatkan dari vaksin ini adalah rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.

7. Vaksin Tifoid
Vaksin Tifoid polisakarida diberikan pada umur 2 tahun.Vaksin ini diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat hanya bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun saja. Oleh karena itu perlu dilakukan vaksin ulang kembali setiap 3 tahun.

Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis, yaitu imunisasi oral dan suntikan. Imunisasi oral berupa kapsul diberikan selang sehari selama 3 kali. Hal ini biasanya dilakukan untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan hanya satu kali. Tidak ada efek samping yang didapat pada imunisasi ini.

8. Vaksin MMR (Measles Mumps Rubella)
Vaksinasi pertama diberikan pada umur 15 bulan dan sekali lagi pada usia antara 5 sampai 6 tahun. Vaksin anak MMR ini juga kadang dikombinasikan dengan vaksin virus cacar air. Vaksin virus MMR ini ditujukan untuk melindungi anak terhadap tiga virus berbahaya, yaitu campak, gondok dan rubella atau campak Jerman.

Campak dapat menyebabkan demam tinggi dan ruam tubuh-lebar. Gondok menyebabkan rasa sakit wajah, pembengkakan kelenjar liur, dan kadang-kadang pembengkakan kemandulan pada laki-laki. Sedangkan rubella atau campak Jerman dapat menyebabkan cacat pada janin dari ibu hamil yang tertular atau pernah tertular penyakit ini jika infeksi terjadi selama kehamilan.

9. Vaksin Influenza (flu)
Vaksin ini diberikan dengan tujuan memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap serangan virus influenza. Vaksin ini kebanyakan diberikan di negara-negara yang memiliki empat musim, tepatnya diberikan pada musim gugur.

Vaksin Influenza diberikan pada anak yang memiliki umur lebih dari 6 bulan dan dilakukan setiap tahunnya. Pada anak umur kurang dari 9 tahun yang mendapat vaksin influenza pertama kalinya harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

Hal umum yang terjadi setelah vaksinasi ini adalah rasa sakit. Selain itu beberapa anak juga mengalami efek samping vaksin ini seperti demam, nyeri serta kemerahan atau bengkak di tempat bekas suntikan.

10. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)
Vaksin ini juga dikenal dengan nama PCV13 (nama merek Prevnar 13). Bertujuan melindungi terhadap 13 jenis Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri penyebab meningitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi darah, dan bahkan kematian.

Vaksin diberikan kepada anak-anak selama empat kali yaitu pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan antara 12 – 15 bulan. Pemberian vaksin untuk melindungi anak-anak terhadap kuman yang dikenal secara kolektif sebagai bakteri pneumokokus. Efek samping dari vaksinasi ini adalah rasa kantuk, bengkak di tempat bekas suntikan, demam ringan, dan mudah tersinggung.

11. Vaksin Varisela
Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ini ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan yang secara perlahan mengering dan membentuk koreng yang akan mengelupas. Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar.

Bila diberikan pada anak yang berusia di atas 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Efek samping dari vaksin ini biasanya berupa demam dan pembengkakan di tempat penyuntikan.

12. Vaksin HPV (Human Pavilloma Virus)
Vaksin ini merupakan pencegahan utama yang dilakukan untuk menghindari kanker serviks. Diberikan pada anak perempuan yang berusia di atas 10 tahun sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu (bulan ke 0, 1 dan 6). Reaksi yang didapat pada umumnya rasa nyeri dan kemerahan, bengkak di tempat suntikan dan demam.

13. Vaksin Hib
Penyakit Hib adalah penyakit serius yang disebabkan oleh Bakteri Haemophilus influenza tipe B. Penyakit ini merupakan penyebab utama radang selaput otak (meningitis) yang pada umumnya menyerang anak di bawah umur 5 tahun. Vaksin diberikan pada umur 2, 4, 6 dan antara 5-18 bulan. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam tinggi dan kemerahan pada bekas suntikan.

14. Vaksin Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang dapat mengakibatkan diare berat pada anak. Monovalen (Rotarix) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq) diberikan 3 kali. Rotarix dosis ke-1 diberikan pada umur 6-14 minggu. Dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin Rotarix selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melewati batas umur 24 minggu.

Pada vaksin Rotateq, dosis ke-1 diberikan pada umur 6 – 12 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3 adalah 4- 10 minggu. Dosis ke-3 diberikan pada umur 2 minggu, dengan interval minimal 4 minggu. Vaksin ini aman dan tidak meyebabkan efek samping yang serius.

http://informasitips.com/jadwal-imunisasi-anak-lengkap

Tak semua #vaksin gunakan Tripsin Babi. Yang gunakan antara lain : Vaksin Rotavirus (diare), beberapa vaksin Flu & MMR

---

Bagaimana dengan kehalalan vaksin yang selama ini diragukan? “Tinjauan syari’ah vaksinasi dapat dilihat dari 3 konsep penting, yaitu istihalah (transformasi zat), istihlak (pengenceran) dan darurat

http://klinikdrtiwi.com/index.php/news/99-asi-a-imunisasi#sthash.ok1SgHdd.dpuf

Kaidah darurat :

1. masyarakat
2. individu

---

Dalil mengenai Khamr : Setiap yang memabukkan adalah haram, dan sesuatu yang banyaknya memabukkan maka sedikitnya pun haram (HR Ibnu Majah)

---

Salah satu vaksinasi yang harus dilakukan calon jemaah haji adalah untuk mencegah meningitis. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sebelum berangkat haji agar antibodinya sudah terbentuk. Paling lambat 2 minggu sebelum berangkat karena antibodi terbentuk 2 minggu setelah disuntik

http://health.detik.com/read/2011/09/13/165138/1721557/763/vaksin-meningitis-minimal-2-minggu-sebelum-berangkat-haji

---

Khitan pada perempuan dipandang sebagai kemuliaan.

Sunat atau khitan pada perempuan kembali marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Terlebih saat pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencabut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 1636/Menkes/PER/2010 tentang sunat perempuan.

Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti menilai, ada yang berbeda dalam pelaksaan sunat perempuan di Indonesia dan Afrika. Tahun 2010, saat Permenkes tersebut dibuat, ada asumsi sunat perempuan dilakukan secara mutilasi, seperti di Afrika.

Sehingga, perlu ada aturan khusus yang mengatur tenaga medis melakukan sunat perempuan. Saat ini dengan dicabutnya Permenkes tersebut, dikhawatirkan tenaga medis akan menolak melakukan sunat perempuan.

Sebenarnya bagaimana Islam memandang sunat atau khitan pada perempuan ini? Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah mengeluarkan fatwa tentang sunat perempuan pada tahun 2008.

MUI menegaskan, khitan baik bagi laki-laki atau perempuan, termasuk fitrah dan syiar Islam. Khitan pada perempuan adalah makrumah (kemuliaan).

Kaidah umum yang diambil yakni mendasarkan kepada hadis riwayat Abu Hurairah RA tentang lima fitrah. Yakni khitan, mencukur rambut kemaluan, mencukur rambut di ketiak, menggunting kuku, dan memotong kumis.

Secara khusus untuk perempuan, MUI mengambil sebuah hadis riwayat Ahmad. Bahwa Nabi SAW bersabda: Khitan adalah sunah bagi laki-laki dan makrumah (kemuliaan) bagi perempuan.

MUI juga menjelaskan ada perbedaan pendapat di kalangan imam mahzab soal ini. Mazhab Hanafi, Maliki menyatakan sunah sementara mazhab syafii menyatakan wajib.

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan, khitan wajib bagi laki-laki. Sedangkan peremuan adalah sebuah kemualiaan dan kebaikan. Tidak ada kewajiban pada mereka.

Hal yang sama pernah dikeluarkan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Majelis Tarjih mendasarkan pada hadis dari Aisyah RA yang diriwayatkan Ibnu Majah. Apabila bertemu dua yang dikhitankan, maka wajiblah mandi.

Muhammadiyah memandang penyebutan alat kelamin yang dikhitan pada wanita di samping pada pria tidak menunjukkan ketentuan hukum. Penyebutan tersebut bisa bermakna hakiki dapat pula majazi.
Majelis Tarjih juga menyampakan perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang wajib dan tidaknya khitan bagi perempuan.

Syekh Yusuf Qaradhawi dalam Hadyul Islam Fatawi Muashirah mengatakan, ada perbedaan ulama dalam memandang khitan perempuan.
Ulama yang tinggal di Qatar ini menyebut pendapat paling moderat adalah khitan ringan dan tidak sampai memotong hingga pangkal bagian yang dikhitan.

Ketua Persatuan Ulama Dunia ini mendasarkan hadis riwayat Abu Daud. Sayatlah sedikit dan jangan kau sayat berlebihan. Karena hal itu akan mencerahkan wajah dan menyenangkan suami.

Tata cara khitan menurut Dr Wahbah az-Zuhaili dalam al-Fikih al-Islami wa Adillatuhu menyebut memotong sedikit mungkin dari kulit yang terletak pada bagian atas farj. Dianjurkan agar tidak berlebihan, artinya tidak memotong bagian klitoris yang menyembul secara keseluruhan.

Jika cara-cara yang dianjurkan para ulama tadi dilakukan, niscaya khitan akan aman bagi perempuan. Tenaga medis bisa hati-hati dan tidak berlebihan dalam melakukan khitan. Selain itu ada nilai syiar yang terkandung dalam khitan ini.

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/14/02/14/n0yajj-sunat-perempuan-bagaimana-hukumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut