07 Juli 2015

Pengajian Masjid Raya Bani Umar 7 Juli 2015 DR Atabik, MA Allah tidak membebani sesuatu kecuali yang disanggupi

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 7 Juli 2015
Tausiyah : DR Atabik, MA
Tema : Allah tidak membebani sesuatu kecuali yang disanggupi

Kebahagiaan Rasulullah adalah ketika ummatnya mengamalkan sunnah sunnah

Pembacaan ayat suci Al Quran
QS Al Baqarah : 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa, atau kamu tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. ampunilah kami dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami maka tolonglag kami terhadap kaum yang kafir

Ini adalah bentuk pernyataan, Ini membuktikan bahwa Ketentuan ini tidak akan berubah sampai hari kiamat.

Dosa kita selalu lebih banyak dari usia kita, Oleh karena itu kita banyak berdoa agar Allah mengampuni kita
Pemintaan manusia di ayat tersebut :
1. Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa, atau kamu tersalah
2. Janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang orang sebelum kami
3. Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya
Permintaan manusia di ayat tersebut dilanjutkan dengan
1. Maaf
2. Ampunan
3. Rahmat

Hal hal apa saja yang menyebabkan dosa kita dihapuskan ?
Qs Hud : 114
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk

Perbanyak doa ketika di bulan Ramadhan :
Allahumma rabbana taqabbal minna shalatana wa shiyamana wa qiyamana wa takhasysyu'ana wa tadharru'ana wa ta'abbudana wa tammim taqshirana, ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya arhamar-rahimin. Washallallihu 'ala khayri khalqihi sayyidina Muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in, wal-hamdu lillahi rabbil-'ilamin.
Artinya :
Ya Allah, Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, ibadah malam kami, kekhusyu'an kami, ke- tundukan kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah ke­kurangan kami, ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai Yang Maha Pengasih di antara yang pengasih. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk terbaik- Nya, junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta ke­luarga dan para sahabatnya, dan segala puji milik Allah, Tuhan sekalian alam."

Banyak diantara kita yang mendzolimi diri sendiri, Jadi kalau ada hal hal buruk yang terjadi pada diri kita, hal yang pertama harus kita lakukan adalah introspeksi diri :
QS Yunus : 44
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.

Hukum i'tikaf untuk wanita bersuami :
Boleh, asalkan tidak menimbulkan fitnah dan melupakan kewajibannya sebagai istri

Hal hal keringanan/kesanggupan yang berkaitan dengan shalat
Tata Cara Shalat Orang Sakit

Orang yang sakit wajib melaksanakan shalat fardhu dengan berdiri, sekali pun bersandar ke dinding atau ke tiang atau dengan tongkat.

Jika tidak sanggup shalat berdiri, maka hendaklah ia shalat dengan duduk, dan lebih baik kalau duduk bersila pada waktu di mana semestinya berdiri dan ruku’, dan duduk istirasy pada waktu di mana dia sujud.

Jika tidak sanggup shalat sambil duduk, boleh shalat sambil berbaring bertumpu pada sisi badan menghadap kiblat. Dan bertumpu pada sisi kanan lebih utama dari sisi kiri. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat boleh menghadap ke mana saja dan tidak perlu mengulangi shalatnya.

Jika tidak sanggup shalat berbaring, boleh shalat sambil terlentang dengan menghadapkan kedua kaki ke kiblat. Dan yang lebih utama yaitu dengan mengangkat kepala untuk menghadap kiblat. Dan jika tidak bisa menghadapkan kedua kakinya ke kiblat, dibolehkan shalat menghadap ke mana saja.

Orang sakit wajib melaksanakan ruku’ dan sujud, jika tidak sanggup, cukup dengan membungkukkan badan pada ruku’ dan sujud, dan ketika sujud hendaknya lebih rendah dari ruku’. Dan jika sanggup ruku’ saja dan tidak sanggup sujud, dia boleh ruku’ saja dan menundukkan kepala saat sujud. Demikian pula sebaliknya jika dia sanggup sujud saja dan tidak sanggup ruku’, dia boleh sujud saja dan ketika ruku’ dia menundukkan kepala.

Jika tidak sanggup dengan menundukkan kepala ketika ruku’ dan sujud, cukup dengan isyarat mata, dengan memejamkan sedikit ketika ruku’ dan dengan memejamkan lebih kuat ketika sujud. Adapun isyarat dengan telunjuk seperti yang dilakukan beberapa orang sakit, itu tidak betul dan penulis tidak pernah tahu dalil-dalilnya baik dalil dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah, dan tidak pula dari perkataan para ulama.

Jika tidak sanggup juga shalat dengan menggerakkan kepala dan isyarat mata, hendaklah ia shalat dengan hatinya, dia berniat ruku’, sujud dan berdiri serta duduk. Masing-masing orang akan diganjar sesuai dengan niatnya.

Orang yang sakit wajib melaksanakan semua kewajiban shalat tepat pada waktunya sesuai menurut kemampuannya sebagaimana kita jelaskan di atas. Tidak boleh sengaja mengakhirkannya dari waktu yang semestinya. Dan jika termasuk orang yang kesulitan berwudhu dia boleh menjamak shalatnya seperti layaknya seorang musafir.

Jika dia sulit untuk shalat pada waktunya, boleh menjamak antara Dhuhur dengan Ashar dan antara Maghrib dengan Isya’, baik jama’ taqdim maupun jama’ ta’khir, sesuai dengan kemampuannya. Kalau dia mau, dia boleh memajukan shalat Asharnya digabung dengan Dhuhur, atau mengakhirkan Dhuhurnya digabung dengan Ashar di waktu Ashar. Jika mau, boleh juga dia memajukan shalat Isya’ untuk digabung dengan shalat Maghrib di waktu Maghrib atau sebaliknya. Adapun shalat Subuh, maka tidak boleh dijama’ dengan shalat yang sebelumnya atau sesudahnya, karena waktunya terpisah dari waktu shalat sebelumnya dan shalat sesudahnya
http://www.alsofwah.or.id/cetakkajian.php?id=479&idjudul=1

Hal hal keringanan/kesanggupan yang berkaitan dengan Puasa :
Mengenai ibu hamil dan menyusui dalam masalah fidyah dan mengqodho puasa ramadhan, para ulama berbeda pendapat dalam hal ini:
jika wanita tidak berpuasa karena mengkhawatirkan dirinya, maka baginya qodho tanpa membayar fidyah di hari lain ketika telah sanggup berpuasa. keadaan seperti ini disamakan dengan orang sakit, sebagaimana firman Allah SWT :
“Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Qs. Al Baqarah : 184)
jika wanita tidak berpuasa karena mengkhawatirkan diri dan bayinya, maka kondisi ini sama dengan yang pertama, wajib mengqodho puasa tanpa fidyah di hari lain ketika sudah sanggup untuk berpuasa.
jika wanita tidak berpuasa karena mengkhawatirkan janinnya saja, maka baginya bayar fidyah, dengan dalil :
ucapan Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, “Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.” ( HR. Abu Dawud).
Fidyah bisa dibayar kapan saja. Bahkan fidyah itu bisa dibayarkan di awal bulan Ramadhan.
http://www.masjidalamanah.com/2011/06/fidyah-atau-qodho-puasa-ramadhan/

Hal hal keringanan/kesanggupan yang berkaitan dengan Haji
Hanya untuk yang mukallaf/mampu/sanggup baik fisik maupun psikis
Hanya hari arafah yang tidak bisa diwakilkan, namun urutan ibadah yang lainnya bisa diwakilkan

Hal hal keringanan/kesanggupan yang berkaitan dengan Mudik
Apakah mudik itu wajib/sunnah/mubah ?
Wajib jika itu merupakan nazar, sunnah dan mubah dilihat dari kondisi masing masing

Pahala kebaikan yang kita laksanakan dibalas jauh lebih baik dari amalam itu sendiri
QS Al An'am : 160
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)

Surga itu luas, Jadi meskipun seluruh manusia masuk surga, tetap muat/cukup
Qs Ali Imran : 133
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa

Neraka itu sempit, Jadi ini menyebabkan manusia yang masuk didalamnya tidak betah dan maksimal hukumannya
Qs Al Humazah : 5-9
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Rasulullah kalau shalat malam, bacaan shalatnya panjang. Apakah ada yang sanggup melaksanakan?
Simaklah penguturan sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu tentang pengalaman beliau shalat tarawih bersama Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Pada suatu malam di bulan Ramadhan, aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai shalatnya dengan membaca takbir, selanjutnya beliau membaca doa : Selanjutnya beliau mulai membaca surat Al Baqarah, sayapun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Sayapun kembali mengira : beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca hingga akhir Al Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga akhir. Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa’ hingga akhir surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. Sejak usai dari shalat Isya’ pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat empat rakaat.” (HR. Ahmad)

Apakah sama pahala shalat orang yang berdiri atau duduk atau berbaring atau isyarat ?
Pahala yang tahu hanya Allah

Amal itu yang baik yang paripurna, sama seperti halnya usia kita, oleh karena itu, doa kita adalah mendapatkan kematian yang husnul khotimah
Doa : Ya Alloh, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah

Hadist bahwa ampunan Allah jauh lebih banyak daripada dosa hambaNya
Hadist : Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. at-Tirmidzi)
http://almanhaj.or.id/content/3611/slash/0/keluasan-ampunan-allah-subhanahu-wa-taala-yang-maha-luas/

Setiap anak adam (manusia) berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat. (HR At Tirmidzi)

Bagaimana kita menyikapi lailatul qadar ?
Yang penting adalah istiqomah mempersembahkan ibadah terbaiknya di 10 hari terakhir

Bagaimana kita menyikapi shalat di perjalanan ketika mudik
Melihat kondisi masing masing, apakah memungkinkan untuk shalat tanpa jamak atau qoshor atau berhenti disetiap masjid ketika waktu shalat tiba sekaligus beristirahat

Qs At Thalaq : 7
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Kebaikan bisa melalui diri sendiri atau melalui orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut