13 Februari 2016

Majelis Ilmu Sabtu Dhuha Masjid Imanuddin Graha Bintaro 13 Feb 2016 Ustadz Abdul Aziz Mudzakir Tanda Tanda Rezeki Yang Berkah

Event : Majelis Ilmu Sabtu Dhuha Masjid Imanuddin Graha Bintaro
Tanggal : 13 Feb 2016
Pemateri : Ustadz Abdul Aziz Mudzakir
Tema : Tanda Tanda Rezeki Yang Berkah

“Berkah” (Barakah) Mengandung makna, “Tetapnya kebaikan” atau “Bertambah” (al-Ziyadah) dan “Berkembang” (al-Nama) kata ini kemudian di gunakan untuk menunjuk “Kebaikan yang banyak” seperti dalam firman Allah swt. “Kitab Penuh Berkah” dan “Penuh Berkah” yakni penuh kebaikan yang banyak. “Ya Allah, berkahilah kulit dan rambutnya.”

Sejak saat itu Rasulullah saw juga sering mendo’akan para sahabatnya agar Allah memberkahi mereka, seperti do’a beliau untuk Abu Qatadah. Sejak saat itu, kulit dan rambut Abu Qatadah tidak pernah berubah meski usianya makin bertambah. Al Hafidh Ibnu ‘Asakir dalam tarikh Dimasyq bercerita bahwa Abu Qaatadah wafat pada usia 70 tahun, namun kulit dan rambutnya bagaikan anak 17 tahun. Jadi keberkahan dalam sesuatu maknanya : Kualitas sesuatu itu berkembang sehingga melampaui kuantitasnya. Jika sebelum makan kita minta agar Allah memberkahi makanan kita maknanya : kita meminta agar makanan itu menjadi sarana perbaikan untuk kkualitas tubuh dan ibadah kita. Kuantitas dan bentuk makanan itu – begitu juga rasanya - bisa jadi tidak berubah, namun kesan positif yang di akibatkannya akan segera dirasakan berbeda di tubuh dan perilaku orang yang memakannya. Tubuh akan semakin kuat dan terjaga dari berbagai penyakit, juga jiwanya lebih ringan untuk melakukan kerja-kerja yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya. Sadari betul, bahwa sekecil apapun yang kita lakukan selalu ada konsekwensi/tanggung jawabnya, sekarang atau nanti, dunia atau akhirat kelak, “Kullukum raa’in wa kullukum m as’uulun ‘an raa’atihi.... (HR. Al Bukhari)”. Terlebih dalam soal rizki materi, dengannya kita menafkahi anak, istri dan keluarga. Dari mana kita dapat, dengan cara memperolehnya,untuk apa kita gunakan. Maka penting bagi kita merenungkan nasehat dari Syeich Abu Laist as-
Samarkindi berikut :
" Barang siapa ingin usahanya/penghasilannya/sumber rizkinya/ekonominya menjadi sesuatu yang baik/bersih/manfaat, dan berkah, maka wajib baginya menjaga lima perkara :
- Jangan menunda-nunda kewajiban terhadap Allah SWT hanya karena usaha duniawi, apalagi mengurangi kewajiban-kewajiban itu.”

Kewajiban hamba kepada Allah :
- Tidak menyekutukan Allah SWT.
- Taat melaksakan perintah, beribadah dan menyembah-Nya.
- Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang di embannya.
- Ridha atas segala ketentuan-Nya
- Selalu bersyukur kepada-Nya

“Jangan sampai menyakiti hati orang lain, hanya karena mengejar kepentingan usaha duniawi.” Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzaab : 58)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash ra, katanya : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Seorang Muslim itu ialah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya -yakni selamat dari kekejaman perkataan serta perbuatannya-. Seorang muhajir -yang hijrah- ialah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.” (Muttafaq ‘alaih)

“Jangan mencari kehidupan hanya untuk diri sendiri dan keluarganya, dan tidak memperdulikan tetangga apalagi orang lain. Dan hanya berusaha menumpuk harta.” Pilih banyak atau berkah? “Jangan mencari banyak, carilah berkah! Banyak bisa didapat dengan hanya MEMINTA tetapi memberi akan mendatangkan BERKAH”

“Jangan terlalu serakah/rakus atau berlebihan dam urusan duniawi.”

Serakah adalah salah satu dari penyakit hati yang sangat membahayakan. Orang yang serakah senantiasa menginginkan sesuatu lebih banyak ,tidak peduli bagaimana cara untuk menempuhnya yang terpenting tujuannya tercapai meskipun harus melanggar syari’at. Ia tidak memikirkan apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Tujuan utama bagi dirinya adalah kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi.sifat serakah itu termasuk dari sifat syirik.
Sikap serakah dan tamak itu dilarang oleh Allah Swt.

Orang yang mempunyai sifat tamak dan serakah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.
2. Senantiasa merasa tidak cukup padahal ia telah banyak mendapatkan nikmat.
3. Dia ingin mempunyai sesuatu yang dipunyai orang lain
4. Suka menghayal yang tidak realistis ( tuulul amal)
5. Kikir.ia tidak mau bersedekah kepada orang yang membutuhkan
6. Tidak menghagai pemberian orang lain apabila tidak sesuai dengan keinginannya
7. Sangat mencintai harta benda yang dimilikinya
8. Sangat semangat mengumpulkan harta tanpa memperdulikan waktu dan kondisi tubuh.
9. Semua kegiatannya selalu berorientasi pada materi

“Jangan merasa rizki yang didapat karena usahanya, lihatlah rizki itu dari Allah SWT, adapun usaha/ikhtiar itu hanya sebab saja.”
Nabi Muhammad Saw. bersabda :
“Sesungguhnya tiap diri kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, lalu menjadi setetes darah selama empat puluh hari, dan menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya malaikat, lalu ditiupkan pada segumpal daging itu ruh, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: (1) menuliskan rizkinya, (2) ajalnya, (3) amalnya, (4) celaka atau bahagianya. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta, akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, kemudian dia melakukan perbuatan ahli neraka, maka masuklah dia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta, akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, kemudian dia melakukan perbuatan ahli surga, maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesimpulan:
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (al-A’raaf: 96)

Lemah Iman sering membawa kepada berbagai maksiat dalam pekerjaan seperti melakukan korupsi, menerima rasuah dan lain-lain. Padahal perbuatan ini hanya memberi keuntungan semu yang akan sirna dalam masa singkat. Seorang wali Allah yang hidup pada abad sepuluh hijriah di mesir, Syeikh Afdhaluddin pernah berkata:
“Pengkhianatan (dalam pekerjaan) menghapus berkah sebagaimana haram menghapus halal. Barang siapa berhianat dalam satu dirham, iblis akan menyeretnya untukberhianat dalam seribu dirham. Begitu juga pencurian, setiap pencuri yang kami temui, kami melihat bahwa keberkahan hilang dari usia, harta dan agamanya.”

Tak ada keberkahan selama haram menjadi santapan kita. Sebab makanan yang haram atau subhat selalu menghalangi manusia menggunakan waktu dengan efektif. Fenomena malas dan tidur ketika beribadah, menuntut ilmu dan bekerja, lahir akibat mengkonsumsi makanan seperti ini. Ulama tasawwuf syeikh Abu Hasan asy-Syadzili berkata:
“Kami telah membuktikan bahwa tak ada obat yang paling mujarab untuk mengusir kantuk dan malas selain memakan makanan halal dan menjahui yang haram atau subhat. Barang siapa memakan haram dan syubhat, banyak tidurnya.”

Kiat menghadirkan pertolongan Allah. Perhatikan betul hal-hal dibawah ini :
1. Taubat
2. Menjaga Shalat Lima Waktu Awal Waktu
3. Menghidupkan Malam Dengan Shalat Tahajud
4. Mengawali Harinya dengan Shalat Dhuha
5. Rajin Membaca AlQur’an dan Dzikir (Shalawat)
6. Sedekah Yang Tebaik
7. Puasa Sunah
8. Sabar dan Syukur
9. Ikhlas dan Istiqamah
10. Tawakal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya seseorang dapat saja tercegah dari rizqinya akibat dari dosa yang ia kerjakan.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim dll).
Sebagaimana halnya perbuatan dosa adalah salah satu penyebab terhalangnya rizqi dari pelakunya, maka sebaliknya, taubat dan istighfar adalah salah satu penyebab rizqi datang dan diberkahi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh nabi Nuh ‘alaihissalam kepada umatnya :
Maka aku katakan kepada mereka:
“Beristighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirmkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. An Nuh: 10-12)

Keutamaan shalat dhuha :
Rasulullah Saw dari Hadits Abud Darda Radhiyallahu ‘anhu, berikut : “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. “Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. “Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. “Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. “Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga.
http://t-wul.blogspot.co.id/2012/07/keutamaan-masing-masing-rakaat-shalat.html#.Vr6dXXV97VM

Doa setelah shalat dhuha :
ALLAAHUMMA INNADH DHUHAA-A DHUHAA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL 'ISHMATA 'ISHMATUKA. ALLAAHUMA INKAANA RIZQII FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASSARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI DUHAA-IKA WA BAHAA-IKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINII MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHAALIHIIN.
Artinya :
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.”

Hadist Keutamaan menuntut ilmu :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban yang Allah wajibkan (shalat wajib berjama’ah), maka setiap satu langkah kakinya akan menghapuskan dosanya dan setiap langkah kaki yang lain meninggikan derajatnya (di sisi Allah).” (HR. Muslim)

Sholeh jangan hanya untuk diri sendiri melainkan ajak orang lain agar sholeh :
Nabi Musa suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan umatnya. Nabi Musa melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa : “Wahai Musa, aku telah beribadah kepada Allah selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah akan meletakkanku di Surga-Nya? Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah” Nabi Musa mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa kemudian bermunajat memohon kepada Allah agar Allah memberitahukan kepadanya di mana umatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah berfirman, “Wahai Musa sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam.” Nabi Musa kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terpikir bagaimana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat. Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa, “Wahai Musa, aku rela Allah memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya”. Nabi Musa menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa maka Allah berfirman, “Wahai Musa sampaikanlah kepada umatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi.” Pasti ada yang bilang bahwa diatas dia Masuk Surga karena Perbuatan Amal Ibadahnya. Tetapi tidak : “Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla menyebutkan penghuni surga dengan perbuatan terbaik mereka, lalu tiba-tiba ada orang berkata, ‘Bagaimana amalku bisa sejajar dengan amal mereka?’ Itu terjadi, sebab Allah mengampuni kesalahan perbuatan mereka dan tidak mencelanya. Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla menyebutkan penghuni neraka dengan perbuatan paling buruk mereka, lalu tiba-tiba ada orang berkata, ‘Perbuatanku lebih baik dari perbuatan mereka.’ Itu terjadi, karena Allah Azza wa Jalla menolak perbuatan mereka yang paling baik dan tidak menerimanya.” (Abu Bakar Shiddiq ra)
http://infotechpahmie.blogspot.co.id/2012/01/sholat-dan-ibadah-belum-tentu-membawa.html

Hadits Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya

Doa Nabi Musa :
Allahumma laka al-hamdu ya Allah, segala puji bagi-Mu
wa ilayka al-musytaka hanya kepada Engkau-lah tempat mencurahkan segala isi hati
wa anta al-musta’an dan Engkau adalah Sang Penolong
wa la hawla wa la quwwata illa billah al-aliyy al-azhim dan tidak ada daya dan kekuatan apa pun jua selain daya dan kekuatan yang datangnya dari Engkau, Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Tempat Yang Mustajab Untuk Berdoa Di Tanah Suci :
1. Masjidil Haram
2. Multazam
3. Maqam Ibrahim
4. Hijir Ismail
5. Sudut Yamani
6. Shafa dan Marwa
7. Masjid Nabawi dan Raudhah
8. Rumah Rasulullah dan Mimbar Rasulullah saw

Waktu-Waktu Do'a Mustajab
1. Sepertiga Akhir Malam
2. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa
3. Setiap Selepas Shalat Fardhu
4. Pada Saat Perang Berkecamuk
5. Sesaat Pada Hari Jum'at
6. Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah
7. Doa Diantara Adzan dan Iqamah
8. Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
9. Pada Saat Sedang Kehujanan
10. Pada Saat Ajal Tiba
11. Pada Malam Lailatul Qadar
12. Doa Pada Hari Arafah
https://www.facebook.com/notes/always-love-allah/waktu-waktu-doa-mustajab-tempat-tempat-berdoa-yang-istijabah-maqbul/228615687165696/

Keutamaan berdoa :
Doa adalah inti ibadah

Qs Al Baqarah : 186
Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintab)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut