21 Februari 2016

Pengajian Mahagoni Park 21 Feb 2016 Ustadzah Kingkin anida Road To Umroh Mabrur

Event : Pengajian Mahagoni Park
Tanggal : 21 Feb 2016
Pemateri : Ustadzah Kingkin anida
Tema : Road To Umroh Mabrur

Landasan Umroh
Rasulullah bersabda : “Diantara Umrah satu ke Umrah yang lain adalah pemutihan dosa dan Haji yang mabrur tiada lain balasannya kecuali surga” (Riwayat : Imam Darul Hijrah Syaikhan dan Ibnu Majah)

“Ikutilah ibadah Haji dengan Umrah maka sesungguhnya mengikuti diantara keduanya dapat menambah umur, rejeki dan memutihkan dosa dari anak Adam, sebagaimana bara api yang dapat membersihkan kotoran yang ada pada besi” (Riwayat : Dar Qutni dan Tabrani)

Pengertian Haji :
Datang Ke Mekkah Mengunjungi Ka’bah Dan Tempat tempat lainnya Untuk Melakukan Serangkaian Ibadah Tertentu Dengan Niat Tertentu, Dalam Waktu Tertentu Dan Dengan Cara cara yang telah ditetapkan

Pengertian Umroh :
Menziarahi Ka'bah Untuk Melakukan Serangkaian ibadah tertentu dengan niat tertentu, Dalam waktu tertentu Dan dengan cara yang telah ditetapkan

Keutamaan haji/Umroh
1. Untuk membersihkan jiwa
2. Diampuni Dosa
3. Menerima kemuliaan Allah di akhirat.
Sabda Rosul : “Orang yang melaksanakan Haji ke Baitullah ini , dan ia tidak bersenggama dan tidak pula berbuat kefasikan, maka ia terbebas dari dosa-dosanya seperti pada ia dilahirkan oleh ibunya“ (Al Bukhari 1891, Muslim 1350)

Hukum Haji/Umroh
Mengerjakan Umrah adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (QS Al Imron : 97)

Syarat wajib Haji/Umroh
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu

Perbedaan Haji dan Umroh :
Umroh :
Waktu Setiap saat
Tempat Miqot Masjidil Haram
Pelaksanaan Ihram, Thawaf, Sa’i, Tahallul

Haji :
Waktu 1 Syawal-13 Dzulhijjah
Tempat Miqot Masjidil Haram Mina, Arafah, Muzdalifah
Pelaksanaan Ihram, Thawaf, Sa’i, Tahallul, Mabit, Wukuf, Jumroh

Rukun dan Wajib Haji :
Rukun : Ihram Wukuf di Arafah Thawaf Sa’i Tahallul Tertib
Wajib : Ihram Mabit di Muzdalifah, Mabit di Mina, Melontar Jamrah Ula, Wustha, dan Aqabah, Thawaf Wada’ (Bagi yang akan meninggalkan Makkah)

Rukun dan wajib Umroh :
Rukun : Ihram Thawaf Sa’i Tahallul Tertib
Wajib : Berihram dari Miqat. Apabila dilanggar, maka ibadah Umrahnya tetap sah tetapi harus membayar DAM.

Miqat
Adalah tempat atau waktu untuk memulai berniat Ihram. Ada 2 macam :
1. Miqat Zamani : Waaktu/bulan-bulan Haji, yaitu ; Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah- 9 Dzulhijjah.
2. Miqat Makani : Tempat yang ditentukan utk berniat melaksanakan Haji/ Umrah.

Tempat tempat berihram :
Penduduk Madinah = Dzulhulaifah (Bir Ali)
Penduduk Syam = Al Juhfah
Penduduk Najd = Qarnul Manazil (Sail Kabir)
Penduduk Yaman = Yalamlam
Penduduk Irak = Dzatu ‘Irq

Untuk jama’ah dari Indonesia, Miqat dilakukan di:
1. Dzul hulaifah / Bir’ali, yaitu bagi jemaah yang langsung berziarah ke madinah.
2. Di atas pesawat terbang, saat melintasi qarnul manazil, sekitar setengah jam sebelum pesawat mendarat.
3. Bandara King Abdul Aziz, jeddah, berdasarkan pada hadwa miqat (searah dengan miqat) , sebagaimana dicontohkan oleh umar bin khaththab dalam menetapkan dzatu ‘irqin
4. Makkah, adalah miqat haji bagi mereka yang melaksanakan haji tamattu (mereka yang sudah dianggap tinggal di makkah)

Ihram & Niat
Bacaan niat umrah :
Nawaitul umrata wa ahramtu biha lillahi ta’ala / labbaikallahumma umratan wa ahramtu biha lillahi ta’la
1. Dan dibacakan setelah memakai dua helai pakaian ihram yang tanpa jahitan bagi laki-laki
2. Niat Umrah harus dilakukan di miqat yang telah ditentukan
3. Adapun bagi wanita tidak ada ketentuan jenis pakaian yang harus dipakai. Akan tetapi wajib menutupi semua auratnya kecuali muka dan kedua tepalak tangan.

Sebelum berihram :
1. Disunnahkan untuk Mandi.
2. Membersihkan badan, memotong kuku, menipiskan kumis, mencukur bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan.
3. Memakai minyak wangi di badan.
4. Kemudian pakailah dua kain ihram, diutamakan berwarna putih. Sedang bagi wanita tidak ada pakaian khusus, selama itu menutupi aurat dan tidak memancing fitnah.

Contoh Penggunaan Ihram :
Rida’ (selendang)
Izar (sarung)

Setelah menggunakan kain Ihram, baru membacakan Niat sambil menghadap ke kiblat. Kemudian menuju Masjidil Haram sambil membacakan talbiyah dengan suara keras (kecuali wanita)

Cara Menggunakan Kain Ihram pada saat melaksanakan Thawaf

Larangan selama berihram :
1. Mengambil rambut baik dengan mencukur atau mencabut.
2. Memotong kuku.
3. Menutup kepala bagi laki-laki.
4. Memakai cadar atau kaos tangan bagi wanita.
5. Memakai pakaian berjahit bagi laki-laki.
6. Memakai wewangian.
7. Berburu binatang darat.
8. Meminang dan melakukan akad nikah.
9. Bersetubuh sebelum tahallul
10. Bercumbu.

Talbiyah :
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, Innalhamda wanni’mata laka walmulka laa syarikalak” Bacaan talbiyah dibacakan sampai Masjidil Haram. Mulai dari sini sudah diharamkan larangan-larangan berihram baginya.

Memasuki Majidil Haram
Ketika menyaksikan kaabah, sebaiknya jamaah bertahlil dan bertakbir sambil mengangkat tangannya ke langit dan berdoa kerana doa ketika melihat kaabah adalah mustajab.

Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran. “Thawaf itu di sekeliling Baitullah adalah seperti shalat. Bedanya kalian berbicara di dalamnya (Thawaf). Maka orang yang berbicara , hendaklah ia tidak berbicara kecuali mengenai kebaikan“ (HR. Tirmidzi : 960) Thawaf dimulai di Hajar Aswad, usap dengan tangan kanan lalu cium jika memungkinkan, tidak berdesak-desakan atau menyakiti seseorang. Saat menciumnya mengucapkan: "Bismillahi Allahu Akbar". Apabila tidak mungkin, cukup mengusap dengan tangan kanan lalu tangan itu dicium. Atau cukup dengan memberi isyarat sekali dengan tangan kanan, seraya mengucapkan: "Allahu Akbar" tanpa diiringi dengan mencium tangan.

Sunah sunah thawaf :
1. Ar Raml ( Lari lari kecil bagi laki-laki)
2. Al Idhthibaa ( Membuka pundak sebelah kanan bagi laki laki)
3. Mengusap Rukun Yamani
4. Berdo’a
5. Mencium hajar aswad
6. Berdo’a di Multazam (Antara Pintu Ka’bah & Hajar Aswad)
7. Shalat 2 rokaat di Maqom Ibrahim
8. Minum air Zam- Zam
9. Mengusap Hajar Aswad sebelum Sa’i / Keluar Masjidil Haram

Bagi laki-laki, sebelum melakukan thawaf sunnah melakukan idhtibaa’ yaitu menyarungkan kain ihram di atas pundak kiri, dan dibawah ketiak kanan. Setelah thawaf selesai, posisi kain ihram dikembalikan ke posisi semula.

Thawaf
Jadikan Ka'bah di sisi kiri ketika berjalan mengelilinginya, Berjalan sepanjang Rukun Yamani (sudut sebelum Hajar Aswad), disunnahkan mengusapnya. Kemudian disunnahkan mengusap dan mencium Hajar Aswad. Bila tidak dapat melakukannya diperbolehkan dilakukan dengan memberi isyarat dengan menghadapkan kedua tangan/tangan kanan ke Hajar Aswad, dan berjalan seperti biasa.

Antara Rukun Yamani dengan Hajar Aswad membaca doa :
1. Sesampai di Hajar Aswad lagi, maka harus melakukan salah satu yang telah disebutkan di atas.
2. Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran, dan pada 3 putaran pertama disunnahkan Ar-Raml (berlari-lari kecil) bagi laki-laki.
3. Setelah 7 putaran diakhiri dengan mengusap/mencium Hajar Aswad.
4. Kemudian mengembalikan posisi Kain Ihram ke keadaan semula (menutupi kedua bahu).
5. Dilanjutkan dengan melaksanakan Sholat Sunat 2 Rakaat dengan membaca Surat Al-Kafirun (rakaat pertama) dan Surat Al-Ikhlas (rakaat kedua) setelah bacaan Fatihah.

Sa'i
1. Sai adalah berjalan diantara Shafa dan Marwah bolak- balik dengan niat beribadah. (Di dalam Masjidil Haram)
2. Sai adalah satu rukun Haji & Umroh.
3. Sa’i dilaksanakan sebanyak 7 putaran.

Adab sa'i :
1. Dimulai dari shafa & berdoa menghadap ka’bah
2. Keadaan suci
3. Berjalan kaki / berlari
4. Memperbanyak dzikir
5. Menahan pandangan & menjaga lidah
6. Tidak boleh menyakiti orang lain
7. Mensucikan jiwa raga

Rukun sa'i :
Berjalan ke bukit Shafa untuk melakukan sa'i. Saat menaiki Shafa, membaca :
Lalu berdiri di Shafa menghadap Ka'bah dengan mengangkat kedua tangan mengucapkan :
"Alhamdulillah wallahu Akbar" tiga kali lalu berdoa dan meminta kepada Allah apa yang diinginkan setiap doa diulang tiga kali, juga ucapkan bacaan ini tiga kali :
1. Setelah itu turun dari bukit Shafa menuju ke bukit Marwah, mengucapkan bacaan:
2. Berjalanlah biasa sampai pada tempat isyarat lampu hijau pertanda disunnahkan lari-lari kecil di tempat itu sampai ke tanda lampu berikutnya. Lalu berjalan biasa lagi sampai ke Marwah. Ini dihitung sekali putaran.
3. Sesampai di atas Marwah menghadap ke arah Ka'bah dan mengangkat kedua tangan seraya membaca dan berdoa seperti ketika di Shafa, lalu berjalan biasa ke arah Shafa. Pada tanda lampu hijau lakukan lari-lari kecil sampai tanda berikutnya. Bila sampai di Shafa berarti telah mendapat dua putaran.
4. Seperti ini dilakukan tujuh kali dan akan berakhir di Marwah. Selama sa'i diperbolehkan membaca Al Qur'an, berdzikir atau berdoa apa yang mudah baginya, atau membaca doa:

Tahallul
1. Tahallul adalah mencukur rambut atau mengguntingnya seujung jari (1 cm)
2. Dengan ini telah selesai amalan umrah dan tidak diharamkan lagi larangan-larangan ihram.

Dam
Adalah Denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan, seperti melakukan larangan-larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji seperti mabit di Mina atau Muzdalifah.

Pelanggaran yang dikenakan Dam :
1. Melakukan Haji Qiran atau Tamattu.
2. Tidak Ihram dari Miqat
3. Tidak Mabit I di Muzdalifah
4. Tidak Mabit II di Mina
5. Tidak melontar Jumrah
6. Tidak melakukan Tawaf Wada

Larangan :
1. Memakai Pakaian Pria Memotong seekor kambing, berpuasa selama 10 hari.3 hari di tanah suci sisa di tanah air
2. Menutup Kepala Pria Memotong seekor kambing
3. Menutup muka atau tangan Wanita Memotong seekor kambing
4. Memotong rambut > 12 helai Memotong seekor kambing
5. Memotong Kuku < 12 helai Memberi makan Fakir Miskin
6. Memakai wewangian Pria/Wanita Bersedekah 1 Mud
7. Berburu atau membunuh binatang buruan Memotong seekor kambing atau memberi makan 60 orang miskin atau berpuasa setiap fakir miskin satu hari puasa
8. Bertengkar Memotong seekor kambing
9. Merusak tanaman di tanah suci  Memotong seekor kambing
10. Melakukan akad nikah atau menikahkan Memotong seekor kambing
11. Bersetubuh Sesudah tahallul Awal Hajinya Batal, Wajib Memotong seekor unta atau sapi atau puasa selama 10 hari. 3 hari di tanah suci sisa di tanah air. Hajinya sah, Wajib memotong seekor unta atau sapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut