07 April 2009

Pengajian Masjid Daarut Tauhid Bintaro 6 April 2009

Event : Pengajian Masjid Daarut Tauhid Bintaro 6 April 2009
Tanggal : 06-04-2009
Pembicara : Ustadz Ari Ramadhan
Tema : TAKWA DAN AKHLAK MULIA

Dan Abu Dzar Jundu bin Junadah dan Abu Abdir Rahman Mu’adz bin Jabal , dan Rasulullah , beliau bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikan maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. at-Tirrnidzi, dan ia berkata hadits hasan, dan pada Sebagian naskah: hasan shahih)

Kosa kata :

Bertakwalah kepada Allah, dengan rnenaati penntah-perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Di mana saja kamu berada.
lringilah keburukan dengan kebaikan.
Menghapuskannya, menghapuskan pengaruhnya yang buruk dalarn hati dan sanksinya dan lembar lembar Catatan.
Kesalahan
Perlakukanlah manusia
Dengan akhlak yang baik, dengan mempelakukan mereka sebagairnana kamu ingin mereka memperlakukan kamu.

SYARAH
Imam an-Nawawi berkata:

Sabdanya, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada Yakni, bertakwalah kepada Allah dalam sepi sebagaimana kamu bertakwa kepadaNya dalarn keramaian di hadapan manusia, serta bertakwalah kepadaNya di segala situasi dan kondisi. Salah satu perkara yang membantu untuk bertakwa ialah menghadirkan pe rasaan bahwa Allah 3 melihat hambaNya di segala keadaannya. Allah berfirman:

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan: Dia yang keempatnya. (QS Al-Mujadalah:7)

---

Takwa adalah istilah tentang melaksanakan segala kewajiban dan meninggalkan segala larangan.
Sabdanya, “Iringilah keburukan dengan kebaikan maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu. Maksudnya apabila kamu melakukan kesalahan maka minta ampunlah kepada Allah dan berbuatlah kebajikan niscaya akan menghapuskannya. Ketahuilah, zhahir hadits ini menunjukkan bahwa kebajikan itu tidak menghapuskan kecuali satu keburukan saja, meskipun kebaikan itu dilipatkan sepuluh kalinya, dan bahwa kelipatannva tidak menghapuskan keburukan. Padahal bukan demikian zhahirnva. Tetapi satu kebajikan akan menghapuskan sepuluh keburukan. Disebutkan dalam hadits apa yang mernbuktikan hal itu, yaitu sabdanya:

“ maka muliakanlah ía dengan akhlak yang mulia dan kedermawanan Karena Islam tidak sempurna kecuali dengan keduanya.”

---
Jibril mengatakan kepada Nabi ketika turun firman Allah :

“Jadilah engkau pemaaf (Al-A’raf: 199)

---

Ia mengatakan, mengenai tafsir ayat tersebut, “Kamu memaafkan orang yang menzhalimimu, menyambung orang yang memutuskanmu, dan memberikan kepada siapa yang menolakmu.”

---

Allah berfirman:

“Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik.”(Qs Al Mukminun: 96)

---

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”(QS Al-Qalam: 4)

---

Dinyatakan mengenai tafsir firman Allah, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Yakni, akhlaknya adalah al-Quran: beliau memerintahkan kepada perintah-perintahnya melarang terhadap larangan-larangannya, ridha karena ridhanya dan benci karena kebenciannya.”

Imam Ibnu Daqiq berkata: Manaqib (sifat-sifat terpuji) Abu Dzar sangat banyak. Ia masuk lslam ketika Rasulullah masih di Makkah. Kemudian beliau memrintahkannya supaya mendatangi kaumnya. Ketika beliau melihat keinginarnnya untuk tinggal bersama beliau di Makkah, dan beliau tahu bahwa ia tidak mampu melakukan tugas tersebut maka beliau bersabda kepadanya:

“ Bertakwalah kepada Allah di mana pun krnnu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikan maka kebaikan tersebut akan menghapuskannya.”

---

Ini selaras dengan firman Allah :

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskun (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS Hud: 114)

---

Dan sabdanya, “Dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” Artinya perlakukanlah manusia dengan perkara yang kamu suka bila mereka memperlakukanmu dengannya. Ketahuilah bahwa seberat-berat perkara yang diletakkan dalam timbangan ialah akhlak yang baik. Rasulullah bersabda:

“Yang paling Aku cintai di antara kalian dan paIing dekat kepadaKu kedudukannya pada hari Kiamat, adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian”

---

Akhlak yang baik merupakan sifat para nabi, rasul, dan kaum mukminin pilihan. Mereka tidak membalas keburukan dengan keburukan, tetapi mereka memafkan dan berbuat baik, meskipun mendapat keburukan. Syaikh as-Sa’di berkata: Ini hadits agung di mana Rasulullah menghimpun antara hak Allah dan hak-hak hamba. Hak Allah atas hamba-hambaNya ialah bertakwa kepadaNya dengan sebenar-benar takwa. Mereka takut terhadap kemurkaan dan adzabNya, dengan menjauhi segala larangan dan menunaikan segala kewajiban. Kemudian Dia menyebutkan sifat-sifat takwa, dengan firman“
Wasiat ini adalah wasiat Allah untuk orang-orang terdahulu dan terkemudian. Wasiat setiap rasul kepada kaumnya ialah “Sembahlah Allah dan bertakwalah kepadaNya”.
Allah telah menyebutkan sifat-sifat takwa dalarn firmanNya, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Baraf itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat malaikat, kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang—orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang- orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (AI-Baqarah: 177)

---

Dan dalam firmanNya:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Al lmran: 133).

---

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan( kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Al Imran: 134).

---

Dia menyifati orang-orang yang bertakwa sebagai kaum yang mengimani pokok-pokok keimanan, keyakinan-keyakinannya, amalan-amalannya yang zhahir dan yang batin, menunaikan ibadah-ibadah badaniyah (fisik) dan ibadah-ibadah harta, bersabar terhadap kesempitan dan ketika dalarn peperangan, memaafkan orang lain, tabah terhadap gangguan orang lain dan berbuat baik kepada mereka, bersegera beristighfar dan bertaubat ketika melakukan perbuatan nista atau menzhalimi din sendiri. Nabi rnemerintahkan dan rnewasiatkan supaya senantiasa bertakwa di mana pun hamba berada, di segala situasi dan kondisi, serta dalam segala keadaan. Karena ia sangat nernbutuhkan ketakwaan; ia membutuhkannya di segala keadaannya.

Kemudian ketika hamba meIalaikan hak-hak takwa dan kewajiban-kewajibannya, Nabi memerintahkan kepada apa yang bisa mengenyahkan hal itu dan menghapusnya, yaitu mengiringkan kebaikan pada keburukan. Hasanah kebaikan adalah istilah untuk segala yang dapat mendekatkan kepada Allah 3. Kebaikan terbesar yang dapat menolak keburukan ialah taubat nasuha (yang tulus murni), istighfar, dan kembali kepada Allah, dengan mengingatNya, rnencintaiNya, takut kepadaNya, berharap kepadaNya, menginginkanNya berikut karuniaNya di setiap waktu, Termasuk di antaranya, berbagai kafarat harta dan badaniyah yang teiah ditentukan syariat.
Di antara kebaikan yang dapat menolak keburukan ialah mernaafkan kesalahan orang lain, berbuat baik kepada makhluk dan kalangan manusia dan selainnya, melapangkan kesempitan, memudahkan kesulitan, menghilangkan kerugian dan keberatan dan semua makhluk. Allah berfirman:
Sabdanya, “Kelapangan bersama kesusahan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan,” Al-Farj ialah terkuaknya kesusahan dan kesempitan yang sangat. Karb jama’nya ialah kurub. Sebagaimana firmanNya,

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Asy-Syarh:5-6)

---

Dalam hadits Abdullah bin Abbas inil terdapat beberapa faedah:

kelemah lembutan Nabi kepada orang yang Iebih rnuda, dengan sabdanya, “wahai anak muda, sesunggulhnya aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Bagi orang yang menyampaikan pembicaraan yang sangat penting, seharusnya ia menyampaikan kepadanya dengan cara yang menarik perhatiannya, karena beliau bersabda, “wahai anak muda, ‘sesungguhnya aku ini menyampaikan kepadamu beberapa kalimat. siapa yang menjaga AIIah, maka Dia menjaganva, berdasarkan sabdanya, “Jagalah Allah maka Dia menjagamu. “ Dan telah disebutkan makna Jagalah Allah, Allah menjagamu”. Siapa yang menyia-nyiakan Allah, yakni menyia-nyiakan agama Allah, maka Allah akan menyia-nyiakannya dan tidak menjagaNya.

---

Dia berfirman:

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs Al-Hasyr: 9)

---

Siapa yang menjaga Allah , maka Dia memberi petunjuk kepadanya dan menuntunnya pada segala yang berisi kebaikan. Siapa yang senantiasa menjaga Allah, maka Allah mencegah keburukan darinya. Sebab, sabdanya, “ihfazhillaha tajidhu tujahaka,” seperti sabdanya dalam lafal yang lain: “tajidhu amamaka.” Jika manusia membutuhkan suatu pertolongan, hendaklah ia meminta pertolongan kepada Allah. Tetapi tidak ada larangan meminta tolong kepada selain Allah, dan orang yang dapat membantunya, berdasarkan sabda Nabi :

“Kamu menolong seseorang berkenaan dengan tunggangannya lain kamu menaikkannya ke atasnya atau mengangkat barangnya atasnya adalah sedekah.”

---

Umat tidak akan mampu memberi manfaat kepada seorang pun, kecuali jika Allah telah menetapkan untuknya. Sebaliknya, mereka tidak mampu menimpakan kemudharatan kepada seorang pun, kecuali bila Allah telah menetapkan hal itu atasnya.Seseorang wajib menggantungkan harapannya kepada Allah dan tidak berpaling kepada para rnakhluk. Sebab, makhluk tidak memiliki manfaat dan mudharat untuknya. Segala sesuatu telah ditetapkan. Disebutkan dan Nabi bahwa Allah telah menentukan berbagai ketentuan segala makhluk 50.000 tahun. sebelum menciptakan langit dan bumi. Dalam riwayat lainnya bahwa manusia ketika mengenalkan kepada Allah dengan ketaatan kepadaNya di kala sehat dan senang maka Allah mengenalnya pada saat kesusahan, dengan belas kasih kepadanya, menolongnya, dan menghilangkan kesusahannya.Ketika Allah telah menetapkan sesuatu terhadap manusia, maka ketetapan tersebut tidak akan luput darinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menetapkan sesuatu untuknya, maka sesuatu itu tidak akan menirnpanya.Kabar gembira yang besar bagi orang-orang yang sabar, dan bahwa kemenangan itu dihubungkan dengan kesabaran.

Kabar gembira yang besar juga bahwa diiapangkannya kesulitan dan dihilangkannya kesulitan dihubungkan dengan kesusahan. Setiap kali manusia kesulitan terhadap suatu urusan, maka Allah melapangkan darinya.

Beliau membimbingnya untuk bertawakkal kepada Penolongnya (Allah ), tidak menjadikan tuhan selainNya, dan bergantung kepada IainNya dalam segala urusanNya, sedikit maupun banyak. Allah berfirman:

“ Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS Ath-Thalaq: 3)

---

Menurut kadar tertentu seseorang bersandar kepada selain AIIah dengan memohonnya, walaupun dengan hatinya atau angannnya, maka Ia telah berpaling dan Tuhannya kepada pihak ying tidak dapat memberi mudharat dan manfaat kepadanya. Demikian itu pula takut kepada selain Allah. Nabi telah menegaskan hal itu dengan sabdanya:

“Ketahuilah bahwa umat seandainya berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadarnu, maka mereka tidak dapat memberi manfat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu”

---

Demikian pula tentang kemudharatan. Inilah iman kepada qadar, dan iman kepadanya adalah wajib, baik qadar yang baik maupun yang buruk. Jika seorang mukmin yakin dengan hal ini. maka apa gunanya meminta dan memohon pertolongan kepada selain AIlah? Demikian pula jawaban al-Khahl kepada jibril ketika bertanya kepadanya pada saat di langit, “Apakah kamu punya hajat?” Ia menjawab, “Adapun kepadamu, tidak)”
Sabdanya, Pena (takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” Ini penegasan juga terhadap penjelasan sebelumnya. Yakni, tidak menyelisihi apa yang aku sebutkan kepadamu, dengan penghapusan atau perubahan.
Kemudian beliau bersabda, “Dan ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesusahan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”
Beliau mengingatkan bahwa manusia di dunia ini, terutarna orang-orang yang shalih, akan diuji dengan berbagai bencana, berdasarkan firmanNya:

“Dan sungguh akan Karni berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-o rang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan. ‘Inna lillahi wa iiina ilaihi raji’ un. Mereka itulah yang mendaptkan keberkatan yang smipurna dan rahrnat dan Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapaf petunjuk.(QS Al-Baqarah: 155-157).

---

Dan firmanNya :

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS Az-Zumar: 10).

---

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata:

Peryataan, “Aku berada di belakang Nabi’ mengandung kemungkinan ia naik kendaraan bersamanya, dan bisa juga berarti ia berjaIan di belakangnya. Bagaimana pun bentuknya, yang terpenting beliau berwasiat kepadanya dengan beberapa wasiat agung mi Beliau bersabda: “Aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat,”
Beliau mengatakan demikian demi supaya ia memperhatikannya. “Jagalah Allah, Allah menjagamu.” Kalimat ‘Jagalah Allah, artinya. jagalah batasan-batasanNya dan syariatNya, dengan mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, maka Dia memeliharamu dalam urusan agama, keluarga, harta, dan jiwamu; karena Allah memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebajikan karena kebajikan mereka.

---

Dari sini diketahui bahwa siapa yang tidak “menjaga Allah” maka ia tidak berhak mendapat penjagaan Allah . ini juga berisi anjuran agar menjaga ketentuan-ketentuan Allah .
Kalirnat kedua, beliau bersabda, ‘Jagalah Allah maka kamu menjumpaiNya di hadapanmu “. Aku mengampuni dosa-dosamu, dengan menutupinya dan menghapuskannyaDosa-dosa yang kamu lakukan berulang-ulang. Aku tidak peduli, tidak menganggap banyak dosa-dosamu. Awan dan langit. Kamu meminta ampunan dariku Sepenuh bumiKamu berjumpa denganKu, kamu mati di atas keimanan. Kamu tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Ku, dalam tauhid dan ibadah. Niscaya aku memberikan kepadamu berupa punan yang hamper sepunuh bumi.

---

Kosakata:

Selama kamu menyeru kepadaKu, niscaya aku : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinyakemudian ia memohon ampunkepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An- Nisa’: 110)

---

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb mu dan bertaubat kepadaNya” (QS Hud:3)

---

Dia berfirman:

“Dan bertaubatlah kepada Allah, hal orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur: 31)
Ketahuilah bahwa istighfar itu artinya memohon ampunan,ini istighfarrya orang-orang yang berbuat dosa. Bisa juga istighfar dan kelalaian dalam menunaikan syukur, inii istighfarnya auliya dan shalihin. Adakalanya bukan istighfar dan salah satu dan keduanya, tetapi sebagai rasa syukur,inii istighfarnva Nabi dan istighfarnya para nabi .

Beliau bersabda, “Penghulu istiglifar ialah: Ya Allah Engkau Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak disembah, kecuali Engkau. Engkau menciptakanku dan aku hambaMu. Aku memenuhi (kewajibanku) kepadaMu dan (tetap yakin akan) janjiMu semampuku Aku berlindung kepadaMu dan keburukan yang aku perbuat, Aku kembali kepadamu dengan membawa nikmatMu atasku dan aku kembali kepadamu dengan membawa dosaku. Maka, ampunilah aku, karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. “

---

Nabi mengatakan kepada Abu Bakar “ “Ucapkanlah: Ya Allah, sesungguhya aku telah menzalimi diriki kedzaliman yang banyak - dalam suatu riwayat: besar dan tiada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau Maka ampunilah aku dengan pengampunan dri sisiMu Dan Rahmatilah aku. sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Maha Penyayang. “

---

Ini akhir penjelasan yang dimudahkan oleh Allah Yang Maha Pemurah secara ringkas, dan segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam.

Imam lbnu Daqiq berkata:

Hadits ini berisikan kabar gembira yang besar, kesantunan dan kemurahan yang besar, serta apa yang tak terhingga berupa berbagai macam karunia, kemurahan, belas kasih, rahmat dan anugerah. Semisal hal ini ialah sabdanya:“Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya dibandingkan (kegembiraan) salah seorang dari kalian ketika barangnya yang hilang ditemukan kembali”

---

Dan Abu Ayyub , ketika menjelang kematiannya, ia mengatakan:

“Sesungguhnya aku telah menyembunyikan dari kalian sesuatu yang telah aku dengar dari Rasulullah . Aku mendengar beliau bersabda:
“Kalau bukan karena kalian berbuat dosa, niscaya Allah menciptakan suatu makhluk yang melakukan dosa lalu Dia mengampuni dosa-dosa mereka”

---

Dan banyak hadist hadist lain yang menyelarasakan hadist ini.
FirmanNya:

“Wahai mausia, sesungguhnya bila kamu memohon dan berharap kepadaKu.” ini selaras dengan firmanNya, “Aku menurut persangkaan hambaKu kepadaKu, maka berprasangkalah kepadaKu sekehendaknya.” Disebutkan, “Sesungguhnya hamba ketika berbuat dosa kemudian menyesal lalu mengatakan, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah dosaku, dan tidak ada yang mengampuni dosa dosa kecuali Engkau. Maka Allah menjawab, ‘HambaKu tahu bahwa ia memiliki Rabb yang mengamipuni dosa dan menghapuskannya. Aku menjadikan kalian sebagai saksi bahwa Aku telah mengampuni dosanya. Kemudian ia melakukan demikian kedua dan ketiga kalinya, maka Allah menjawab pada setiap kali seperti itu. Kemudian Dia berfirman, “lakukanlah sesukamu, karena sesungguhnya Aku telah mengampuni dosamu. Yakni, ketika kamu melakukan dosa lalu beristighfar. Ketahuilah bahwa taubat itu punya tiga syarat: meninggalkan kemaksiatan, menyesli apa yang telah berlalu, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Jika itu berkenaan dengan hak manusia,maka hendaklah bersegera menunaikan hak kepadanya dan minta pembebasan darinya. Jika itu berkaitan antara dirinya dengan Allah dan di dalamnya terdapat kafarat, maka harus rnengerjakan kafarat tersebut. Ini adalah syarat keempat. Seandainya manusia melakukan seperti itu berkali-kali dalam sehari, dan ia bertaubat sesuai syarat-syarat itu maka Allah rnengampuninya.


Firmannya:

“seberapapun (banyaknya) darimu” Yakni kemaksiatanmu yang terjadi berulang ulang. Dan Aku tidak peduli dengan dosa-dosamu.

Firmannya:

“Wahai Manusia sekiranya dosa-dosamu mencapai awan dilangit kemudian kamu meminta ampunan kepadaKu nisacaya Aku mengampunimu”
Artinya, seandainyaa dosa-dosa tersebut sangat banyak yang memenuhi antara langit dan bumi, dan ini klimaks banyaknya, tetapi kemurahan, kesantunan dan ampunanNya lebih banyak dan lebih besar. Tiada di antara keduanya kesesuaian dan sehinggatidaklah pemberian lebih untuknya adalah imbalan dosa-dosa makhluk sirna disisi kesantunan dan ampunanNya.

FirmanNya:

“Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa-dosa hampir sepenuh burni, kemudian kamu berjumpa denganKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu pun, niscaya Aku memberikan ampunan kepadarnu yang sepadan dengannya (hampir sepenuh bumi).”

” Yakni, kamu mati dalam iman tanpa menyekutukan sesuatu pun denganKu, dan tiada ketenangan bagi orang mukmin tanpa berjumpa Tuhannya.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dan (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” (Qs An-Nisa: 48).

---

Beliau bersabda,

“Orang yang beristighfar tidaklah (disebut sebagai orang yang) terus menerus (berbuat dosa), meskipun ia mengulangi (berbuat dosa) 70 kali dalarn sehari.”Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah , bersabda:“Bersangka baik kepada Allah adalah di antara baiknya ibadah kepada Allah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut