25 Januari 2010

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 23 Januari 2010

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 23 Januari 2010
Pembicara : Ustadz Othman Shihab (2)
Tema : Israf dalam harta


“Wahai anak adam (manusia) ambilah pakaianmu ketika hendak memasuki masjid (sholat), makan dan minumlah dan jangan engkau berlebih-lebihan, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS al-A’raf : 31).

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk memanfaatkan rizki yang Allah telah anugerahkan kepadanya, salah satunya dengan makan dan minum, dan semua yang telah Allah halalkan untuk manusia tanpa berlebih-lebihan.

Sebagian ulama menyatakan, “Banyak manfaat yang didapat pada seseorang yang sedikit (sekedar memenuhi kebutuhan) makan dan minum. Diantaranya, ia terhindar dari penyakit yang membahayakan, cerdas hati dan pikirannya”. Oleh karena itu, sungguh indah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw, “Sebuah keburukan, ketika seseorang memenuhi perutnya dengan makanan. Maka sekiranya cukup ia dapat menguatkan tulang punggungnya. Oleh karena itu, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafas”. (HR Tirmidzi).

Batas-batas berlebihan ada 3 menurut Syekh Nashir as-Sa’di :
  1. Menambah-nambah diatas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan setelah kenyang dapat menimbulkan dampak negatip pada struktur tubuh manusia.
  2. Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain.
  3. Melanggar batasan-batasan Allah SWT, dengan menghalalkan yang telah Allah haramkan atau sebaliknya.

Dalam menyikapi masalah ini, Allah SWT memberikan bimbingan pada kita dalam firman Nya :”Dan orang-orang yang apabila meng infaqkan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula terlalu menahannya (bakhil), tetapi yang mereka lakukan adalah pertengahan (antara keduanya)” (QS al-Furqan :67).

Kesimpulannya bahwa berlebih-lebihan (israf) akan banyak menimbulkan dampak negative, yang itu tidak kita inginkan. Yang jelas pada prinsipnya, Islam tidak membolehkan perbuatan israf.

Dalilnya QS Al A'raaf (7) ayat 31 dan HR. Ad Daaruquthni (sesungguhnya termasuk israf jika engkau makan apa saja yang engkau inginkan), serta HR Ahmad (makanlah, minumlah dan pakailah pakaian dan bersedekahlah /membelanjakan hartamu tanpa sombong dan berlebih-lebihan. Sebab, sesungguhnya Allah senang jika nikmatNya terlihat membekas pada hambaNya).

Salah satu hal negatif yang harus dijauhi oleh seorang muslim dan keluarga muslim adalah israf (berlebih-lebihan), baik dalam urusan sandang, pangan dan papan.

Bahaya israf yang paling fatal adalah jika sampai Allah tidak menyukai kita sehingga hal ini akan membawa pada kerugian dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Hal ini berarti dijauhkan dari rahmat, taufiq dan ma'unah (pertolongan) Allah.

Sebab-sebab israf antara lain:
  1. Keluarga : Bisa jadi karena pada saat kecil dulu ia dalam kekurangan, maka saat sudah berkeluarga dan mapan maka ia gak ingin anaknya seperti ia dulu, sehingga akan memanjakan anak dengan berlebihan. Bisa juga karena kompensasi anak ditinggal seharian dirumah sehingga apa saja maunya dituruti. Itu yang berasal dari anak, mungkin pula suami, saudara, kakak, adik, dll yang mendorong kita berbuat israf.
  2. Kelapangan rezeki setelah ditimpa kesulitan ekonomi. Dengan adanya kelapangan rezeki membuat kita mengarah pada israf. Nabi bersabda, "Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian. Melainkan yang aku takutkan atas kalian adalah ketika dilapangkan atas kalian dunia seperti pernah dilapangkan atas kaum sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba dalam urusan dunia itu dan dunia itupun akhirnya membinasakan kalian sebagaimana ia membinasakan mereka" (HR Bukahari dan Muslim).
  3. Berteman dengan orang-orang yang biasa israf
  4. Lalai terhadap kedasyatan keadaan hari kiamat
  5. Lupa terhadap realitas kehidupan manusia umumnya dan kaum muslimin khususnya.

Terapi israf:
  1. Merenungkan dampak negatif dari israf, shg ada semangat untuk menghindarinya
  2. Berjanji pd diri sendiri dengan tekad membara untuk melawan israf dg hidupkan amal shalih
  3. Merenungkan scr mendalam sabda Nabi yang mengancam pelaku israf
  4. Membaca dg seksama sejarah hidup salafus shalih dan kesederhanaan mereka
  5. Selalu memikirkan kematian dan peristiwa setelah kematian
  6. Memohon perlindungan kpd Allah swt dari penyakit israf.

"Hai anak Adam,pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki Masjid,makan dan minumlah,dan jaganlah berlebih-lebihan.Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"(QS Al A'raaf[7]:31)

Salah satu hal negatif yang harus dijauhi oleh seorang muslim dan keluarga muslim adalah Israf(berlebih-lebihan)dalam urusan sandang,pangan,dan papan.Di tengah krisis ekonomi yang melanda negri ini tidak terlalu sulit menemukan orang memiliki banyak rumah bak istana dan"segudang"mobil yang bertender digarasi.

Masih banyak rakyat yang kelaparan,bahkan di beberapa daerah yang terjangkit penyakit busung lapar. Sementara disisi yang lain,tidak sedikit orang yang menghabiskan jutaan rupiah untuk memenuhi syahwat makanya dalam waktu semalam,bahkan mungkin sekejap.

Semua ini bisa terjadi diantaranya karena terjangkit penyakit israf.Untuk itulah Al Quran hadir kedunia menjadi kesenjangan sosial, diantaranya dengan menawarkan hidup sederhana dan tidak israf seperti yang terkandung dalam ayat diatas.

Ayat ini turun sebagaimana riwayat imam muslim dan lainya,dilatar belakangi oleh orang-orang musrik mekkah,baik laki-laki maupun perempuan yang thawaf mengelilingi Ka'bah dalam keadaan telanjang.Hanya dibagi waktunya menjadi dua:kaum laki-laki disiang hari dan kaum perempuan di malam hari, lalu Allah SWT menurunkan ayat ayat tersebut yang memerintahkan untuk memakai pakaian yang indah disetiap memasuki Masjid

Kemudian Muadzin (tukang adzan) Rosulullah mengumumkan agar masyarakat tidak lagi thawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang.

Al Kalbi bercerita,dahulu masyarakat tidak mau memakan makanan kecuali makanan pokoknya,dan tidak mau memakan Dasm(jenis makanan)selama selama menunaikan Haji karena ingin mengagungkan ibadah ini. Maka,kaum Muslimin berkomentar,"Ya Rosulullah kita lebih berhak melakukan itu(meniggalkan makan Dasm)",lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat tersebut yang memerintahkan untuk makan,baik daging,Dasm dan lainya serta minum minuman yang halal


Tidak ada satupun sisi dari sisi-sisi kehidupan kecuali telah dijelaskan oleh islam ataupun Al Qur'an dan di terangkan hukum-hukumnya.Al Quran tidak hanya meletakkan undang-undang dan aturan tentang hubungan sosial semata, melainkan mencakup seluruh seluruh aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah adalah aturan kehidupan. (Syari'atul Hayah).

Salah satu aturan itu adalah kewajiban berpakaian dengan pakaian rapi,indah dan menutup aurat aurat khususnya dalam beribadah sholat dan thawaf. Sebab menutup aurat termasuk wajib dalam sholat dan thawaf dan ini merupakan betuk peradaban yang agung.Atuarn lain, diperbolehkan makan dan minum selama tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian ayat ini memberikan pemahamankepada kita tentang Wasatiyyatu'i islam (moderasi islam).


Ayat diatas dilarang keras perbuatan israf(berlebih-lebihan)dalam segala hal,khususnyadalam urusan sandang, pangan dan papan. Larangan ini juga dipertegas oleh Rosulullah SAWdalam sabdanya,"makanlah, minumlah dan pakailah (pakaian) dan bersedekalah (belanjakan hartamu)tanpa sombong dan berlebih - lebihan. Sebab,sesungguhnya Allah senang jika Nikmat-Nya terlihat membekas pada Hamba-Nya (HR Ahmad).

Dalam terminologi Syar'i, Israf adalah melebihi batas dalm segala hal.Ada yang meendefinisikan israf dengan"membelanjakan harta bukan untuk mentaati Allah atau tabzhir dan melebihi batas"(Al Qamus al Muhit III/156 Al Mu'jam Al Wasith I/427).Nabi SAW sendiri telah menggariskan makna israf dalam hal pangan dalam sabdanya,"Sesungguhnya termasuk Israf jika engkau makan apa saja yang enkau inginkan"(HR Ad Daruqunthni).

Agar kita tidak terjerumus kedalam israf,maka berdasarkan hadist tersebut kita harus bisa membedakan antara want (keinginan) dan need (kebutuhan). Tidak semua yang kita inginkan harus diperturutkan dan diwujudkan. Semua keinginan kita harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kita tidak membutuhkanya,maka kita harus dapat mengerem dan mengendalikan keinginan itu.

Bahaya israf dalam ayat diatas tampak dengan jelas ketika Al Quran mengatakan,"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan".Jika seseorang tidak dicintai oleh sesama manusia-meski tidak diharapkan-itu masilah ringan. Namun, jika tidak dicintai alias dibenci oleh Allah SWT tentu akan membawa kerugian dan kesengsaraan didunia dan akhirat. Karena, hal ini akan dijauhkan dari rahmat,taufiq dan ma'unah(pertolongan) Allah. Dan adakah orang lebih sengsara daripada orang yang dibenci oleh Allah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut