05 Maret 2013

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 5 Maret 2013

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 5 Maret 2013
Pembicara : Ustadz Syahroni Mardani, Lc
Tema : Menyelamatkan diri di zaman kerusakan moral

Pembacaan ayat suci al quran

Qs Al Mulk : 9-11

Mereka menjawab: Benar ada,sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.

Dan mereka berkata: Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.

Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.

---

Imam Syafii berkata ” kita cela zaman ini, padahal cela ada pada diri kita. Tak ada cela pada zaman kita, selain dari diri kita. Kita hina zaman yang tak berdosa. Andai zaman ini berbicara, ia akan menghina kita yang mengotorinya. Serigala tak makan serigala, sedangkan kita saling memakan secara nyata.

---

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.

---

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim)

---

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)

---

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)”

---

Rasulullah SAW bersabda, “Kerjakanlah amal saleh semampu kamu karena Allah SWT tidak akan lelah sedikitpun untuk memberi penghargaan atas apa yang kamu lakukan asalkan kamu tidak bosan-bosan melakukannya.” (HR. Bukhari)

---

Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah dirimu darii api neraka, walau dengan bersedekkah separuh buah kurma.” (HR. Muttafaqu Alaih)

---

Rasulullah bersabda: “Ya Abu Dzar, apabila kamu membuat sayur, perbanyak kuahnya dan perhatikan tetanggamu.” (HR Muslim)

---

Niat untuk berkurban itu terpatri di benak Yati (64) sejak lama. Pemulung yang tinggal di gubuk di kawasan Tebet, Jakarta, itu akhirnya bisa mewujudkan keinginannya. Pada Idul Adha kali ini, dia tidak lagi berebut dan dorong-mendorong demi mendapatkan 1 kilogram daging, tetapi justru memberikan dua ekor kambing sebagai kurban.

Kambing itu dikurbankan Yati di tengah segala keterbatasannya. Dia dan Maman, suaminya, sepakat menunda keinginan membeli rumah meskipun sadar bahwa tempat tinggal mereka berada di lokasi ilegal. Mereka juga rela tidak makan daging kurban pada Lebaran kali ini. Hewan kurban yang disalurkan lewat Masjid Raya Al Ittihaad, Tebet, dibagikan kepada yang membutuhkan, termasuk petugas pemerintahan dan aparat keamanan yang meminta daging kurban ke masjid itu.

"Sekarang saya sudah plong. Rasanya seperti naik ke surga," ujar Yati sambil tersenyum.

Dorongan untuk berkurban mulai terasa kuat beberapa pekan lalu. Tiga kali Yati menanyakan ke Maman, apakah mereka mampu membeli kambing. Maman semula ragu dan tidak terlalu menghiraukan istrinya. Namun, dia akhirnya menyilakan sang istri menggunakan uang tabungan untuk membeli kambing.

Dua pekan silam, Yati menanyakan harga kambing kepada Pak Warno, tetangga mereka yang juga penjual kambing. Dia menunjuk dua kambing berwarna coklat. Satu kambing seharga Rp 2 juta dan yang lain Rp 1 juta. Tanpa pikir panjang dan tanpa menawar, Yati langsung mengambil kalung emas yang dibeli dari tabungannya. Dia menjual kalung itu dan mendapatkan uang Rp 3,8 juta. Uang ditukarkan dengan kambing dan sisanya dibelikan kalung emas yang lebih kecil.

Pak Warno mengusulkan agar Yati menitipkan kambing di tempatnya hingga mendekati saat pemotongan hewan kurban. Yati menurut, tetapi karena tidak sabar ia menuntun kambing ke masjid pada Selasa malam. Saat itu belum ada orang yang menaruh hewan kurban di masjid. Yati juga setia memberi pakan kambingnya setiap hari hingga waktu pemotongan hewan kurban, Sabtu pagi.

H Suhendra, panitia kurban Masjid Raya Al Ittihaad, mengaku terkejut dengan niat Yati. "Selama ini, dia tidak pernah absen mendapatkan daging kurban. Tetapi, kali ini dia justru menyumbangkan dua kambing. Selama 27 tahun di masjid ini, belum pernah saya menemui pemulung yang mau menyumbangkan kambing," ujarnya.

Jemaah haji di Tanah Suci Mekkah yang menyaksikan kisah Yati di Kompas TV, Sabtu sore, bahkan sempat terharu dan tergugah.

Yati meninggalkan kampung halamannya di Gunung Sari, Surabaya, Jawa Timur, sejak 1965. Yati menumpang kereta ke Stasiun Beos. Bermodalkan kenekatan, dia memulai hidup di Jakarta. Pekerjaan sebagai pemulung barang bekas dilakoni sejak saat itu. Tempat tinggalnya tidak menetap. Kadang, gerobak yang menampung barang bekas juga dijadikan tempat tidur.

"Kalau nemu pohon rindang dan saya mengantuk, langsung saja saya tidur di gerobak," ucapnya ringan.

Dua tahun terakhir, Yati dan suaminya memilih membangun gubuk di jalur hijau Tebet. Dua kali dalam sehari, mereka berkeliling memungut plastik atau kardus bekas di Manggarai, Jatinegara, Cawang, hingga Kampung Melayu. Tidak jarang Yati diperkenankan masuk Masjid Raya Al Ittihaad bila ada acara di situ. Selain mengambili barang bekas, pengurus masjid juga kerap memberi makanan atau uang ke Yati.

Pendapatan keluarga ini tidak menentu. Selain bergantung jumlah plastik dan kardus yang terkumpul setiap hari, pemulung seperti Yati juga harus berhadapan dengan harga beli barang bekas yang naik-turun. Bila sedang sial, 1 kilogram barang bekas hanya dihargai Rp 300. Ada kalanya juga harga menyentuh Rp 1.000. Dalam 1,5 bulan, Yati dan Maman mengumpulkan uang sekitar Rp 200.000.

Utang ke warung tidak terhindarkan lagi bila barang yang terkumpul belum cukup. Utang makan, minum, dan rokok ini baru tertutupi setelah dia menerima uang hasil penjualan barang. Kalau ada sisa, uang dipakai untuk hidup sehari-hari bersama anak angkatnya. Selebihnya, uang yang masih ada digunakan untuk membeli perhiasan sedapatnya.

Dengan niat berkurban di hari raya, Yati bisa membeli dua kambing dan menutup seluruh utangnya. "Kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Selama bisa berbuat baik, ya, kita jalankan saja.

---

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlomba lari dengan Aisyah dan Aisyah menang. Aisyah bercerita, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlari dan mendahuluiku (namun aku mengejarnya) hingga aku mendahuluinya. Tetapi, tatkala badanku gemuk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak lomba lari lagi namun beliau mendahului, kemudian beliau mengatakan, “Wahai Aisyah, ini adalah balasan atas kekalahanku yang dahulu’.” (HR. Thabrani)

---

Diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata,”Aku pernah mandi bersama Nabi saw dalam satu bejana yang disebut al Farq.” (HR. Bukhori)

---

Rasulullah SAW," Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat."

---

Daripada Abu Said al-Khudri Ra, bahawa Nabi SAW bersabda (maksudnya) :

Sebelum zaman kamu pernah ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang, lalu dia bertanyakan seseorang yang paling alim pada masa itu. Dia pun ditunjukkan kepada seorang rahib. Dia pun berjumpa rahib tersebut. Kepada rahib tersebut, dia memberitahukan bahawa dia telah membunuh 99 orang, apakah kemungkinan taubatnya masih diterima. Rahib tersebut mengatakan bahawa taubatnya tidak mungkin diterima. Orang itu lalu membunuh pula raib tersebut sehingga genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya.

Setelah itu dia mencari orang yang paling alim lagi pada zamannya, lalu ditunjukkan kepadanya seorang alim. Ia lalu mengatakan kepada orang alim tersebut bahawa dirinya telah membunuh 100 orang, apakah mungkin jika dia bertaubat, taubatnya akan diterima? Orang alim tersebut menjawab, "Ya, masih diterima. Siapakah yang boleh menghalangi antara seseorang dan taubatnya ?". "Sekarang, pergilah engkau ke kampung ini dan ini, kerana di sana terdapat orang yang beribadah kepada Allah. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka. Janganlah engkau kembali ke kampungmu, kerana kampungmu itu kampung yang teruk."

Orang itu pun lalu berangkat. Ketika dia sedang dalam perjalanan, tiba-tiba maut datang menjemputnya. Melihat kejadian itu, bertengkarlah malaikat pembawa rahmat dan malaikat yang bertugas menyeksa. Malaikat rahmat berkata, "Dia datang dalam keadaan sudah bertaubat secara ikhlas kerana Allah". Malaikat azab berkata, "Benar, namun dia belum berbuat kebaikan sama sekali?". Seterusnya, datanglah seorang malaikat lain yang menyerupai dirinya dalam bentuk manusia untuk mengadili pertengkaran mereka.

Malaikat itu berkata, "Kalau begitu, ukurlah akan kamu jarak dari sini ke kampung yang ditinggalkan dan ke kampung yang handak dituju lelaki itu; ke kampung mana yang lebih dekat, bererti dialah yang berhak ke atas orang ini". Kedua-duanya lalu sama-sama mengukur dan ternyata kedudukan orang tersebut lebih dekat pada kampung yang ditujunya. Akhirnya, malaikat rahmat pun membawa orang tersebut. (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)

---

Seruan rasulullah : "Wahai manusia sebarkan salam, berilah makan kepada fakir miskin, sambung silaturahmi dan sholatlah pada malam hari ketika manusia tertidur niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”

---

Hendaknya kita selalu menjaga 7 sunnah rasulullah setiap hari, Diantaranya

1. Tahajjud, kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

2. Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

3. Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

4. Jaga solat dhuha, kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

5. Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

6. Jaga wudhu terus menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah.

7. Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah

---

Perumpamaan yang pas tentang pentingnya berjam’ah pernah idsampaikan Rasulullah saw. Dalam hadist yang diriwayatkan Imam ahmad dan Imam Tirmidzi dari Muadz bin Jabal, beliau bersabda,”Sesungguhnya setan itu serigala bagi manusia, seperti serigala bgi kambing, ia akan menerkam kambing yang keluar dan menyendiri dari kawanannya. Karena itu, jauhilah perpecahan, dan hendaklah kamu bersama jam’ah dan umat umumnya.”

---

Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?" Beliau bersabda: "Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri." Mereka menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya." (HR. Abu Daud)

---

Telah berkata kepada kami Ahmad bin Ubaidillah Al Ghudani, telah mengabarkan kepada kami Ghassan bin ‘Auf, telah mengabarkan kepada kami Al Jariri, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk ke masjid, saat itu dia bersama seorang laki-laki dari Anshar yang dipanggil Abu Umamah. Lalu beliau bersabda: “Wahai Abu Umamah, tidaklah saya melihat engkau duduk di masjid selain di waktu shalat saja?” Beliau menjawab: “Saya selalu gelisah dan berhutang ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda: “Maukah kamu saya ajarkan ucapan yang jika engkau katakan Allah ‘Azza wa Jalla akan hapuskan kegelisahanmu dan melunaskan hutangmu?” Dia menjawab: “Tentu ya Rasulullah.” Rasulullah bersabda: “Bacalah setiap pagi dan sore: Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari gelisah dan rasa sedih, dan aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepadaMu dari rasa takut dan pelit, dan aku berlindung kepadaMu dari lilitan hutang (ghalabatid dain) dan tekanan manusia (qahrir rijaal).” Berkata Abu Umamah: “Lalu saya lakukan hal itu, maka Allah ‘Azza wa Jalla menghilangkan kegelisahan dan hutang saya.”

---

“Sungguh ajaib dalam urusan orang mukmin. Sesungguhnya setiap urusan baginya ada kebaikan dan perkara ini tidak berlaku melainkan kepada orang mukmin. Sekiranya dia diberikan sesuatu yang menggembirakan lalu dia bersyukur, dan sekiranya apabila dia ditimpa kesusahan lalu dia bersabar. Maka kebaikan baginya” (Riwayat Muslim)

---

Pentingnya bersabar

QS An Nahl : 96

"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

---

Kalau cinta jangan nyusahin, Kalau marah jangan merusak

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut