11 Juli 2013

Pengajian Khoirotunnisa Tanggal 11 Juli 2013

Event : Pengajian Khoirotunnisa
Tanggal : 11 Juli 2013
Pembicara : Ustadz Afdholi
Tema : Puasa yang ditolak

Pembacaan ayat suci Al Quran

QS Al Baqarah : 183-186

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

---

Tingkat iman :

1. Naik, naik, selalu naik, ini adalah tingkatan iman para Nabi

2. Imannya tetap, ini adalah tingkatan iman para malaikat

3. Imannya kadang naik, kadang turun

---

Al-Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Kimya al-Sa'adah berpendapat bahwa iman terbagi menjadi 3 tingkatan.

Pertama adalah imannya orang awam/umum. Yakni tingkatan iaman paling rendah. Al-Ghazali menggambarkan iman ini ibarat orang yang mendengar perihal ka'bah namun belum pernah ia ke sana untuk membuktikan keberadaanya. Ia langsung saja percaya bahwa ka'bah itu ada. Inilah yang disebut taqlid. Iman seperti adalah imannya anak-anak yang hanya melaksanakan doktrin agama tanpa mencari dalilnya. Seperti anak-anak yang hanya melaksanakan perintah ayahnya. Namun pada saat memasuki tamyiz (bisa membedakan mana yamg baik dan mana yang buruk) baru ia mencari lasan beramal.

Kedua adalah imannya ahli kalam/mutakalimun yaitu imannya para ahli teologi. Ia memiliki hujjah dan argumentasi mengapa ia beramal dan percaya pada Allah. Perumpamaannya seperti orang yang mendengar perihal ka'bah kemudian percaya dan telah sampai di Makkah walaupun ia hanya melihat ka;bah dari kejauhan namun ia sudah yakin itu adalah ka'bah.

Tingkatan ke tiga adalah imannya para ahli ma'rifah yaitu keimanan yang disaksikan oleh cahaya keyakinan. Perumpamaannya seperti orang yang telah mendengar ka'bah dan menyakini adanya ka'bah di Makkah. Kemudian ia sudah berada di Makkah dan sampai didepan ka'bah.

---

Kesabaran Nabi Ayyub dalam menghadapi ujian, Tingkat keimanan Nabi Ayyub tidak pada meminta sesembuhan, melainkan kepada tingkatan memuji Allah yang maha penyembuh

QS Al Anbiya : 83-84

dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: (Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

---

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim menderita sakit kerana suatu penyakit melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (HR Bukhari, Muslim)

---

Sabar bermakna menyebabkan bertambahnya ketaatan

---

Iman malaikat stabil, hanya bersifat patuh kepada Allah

QS At Tahrim : 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

---

Keutamaan menuntut ilmu

QS Al Mujadillah : 11

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis, lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

---

Kepada Nabi Adam As, Allah telah memberikan rahasia keagungan yang berada dibalik simbol-simbol dan nama-nama. Allah telah mangajari Nabi Adam nama-nama segala sesuatu : ini burung, ini bintang, ini pohon, ini awan, ini burung Hud-hud, dll. Nabi Adam telah mengetahui segala nama mahkluk hidup. Nama adalah ilmu, nama adalah pengetahuan. Nama adalah kemampuan untuk mengenal sesuatu dengan perantaraan nama. Allah telah menanamkan dihati Nabi Adam pengetahuan yang tidak terbatas. Allah telah menghunjamkan cinta terhadap pengetahuan kepada Nabi Adam hingga tak terbatas waktu. Allah juga menanamkan keinginan dihati Nabi Adam untuk mewariskan ilmu-ilmu itu pada anaknya. Inilah tujuan diciptakannya Nabi Adam dan dari sinilah dimuliakannya Nabi Adam.

---

Bukti islam sangat menghargai ilmu pengetahuan, karena ayat yang pertama diturunkan tentang "Membaca ilmu pengetahuan"

---

Keutamaan membaca Al Quran

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka dengannya akan mendapat satu kebaikan; satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan semisal. aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf. akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, Miim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

---

Bulan Ramadhan disebut juga dengan sebutan Syahrul Qur’an, karena pada bulan ini Alloh menurunkan Al-Qur’an

---

Iman akan naik dipengaruhi oleh

1. Ilmu

2. Amal sholeh

Jadi, punya ilmu saja tidak cukup, melainkan dilaksanakan dengan amal sholeh

Qs Ashr : 3

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

---

Memiliki ilmu saja tidak cukup, melainkan ilmu yang dimiliki nya itu memiliki dampak baik bagi orang lain

QS Al Ankabut : 6

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.

---

3. Kesabaran terhadap ujian

QS Al Ankabut : 2-5

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dia-lah yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui.

---

Kesabaran dalam menghadapi cobaan bisa menjadi bekal untuk menggapai surga

QS Al Furqon : 75

"Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka"

---

Kutiba ‘alaikum, Artinya: “Telah diwajibkan atas kalian.” Arti asal dari kata ‘kutiba’ sebenarnya: Telah dituliskan! Dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Kutiba adalah bentuk pasif dari kata ka-ta-ba, sehingga maknanya ‘dituliskan’. Para ahli tafsir telah sepakat, bahwa kata ‘kutiba’ artinya adalah diwajibkan atau difardhukan. Sebagai ibadah wajib, sebagaimana rumus umumnya, jika dikerjakan mendapat pahala besar, jika ditinggalkan berdosa. Shiyam Ramadhan adalah fardhu ‘ain bagi setiap Muslim yang mampu mengerjakannya.

---

Shalat mampu mengefek kepada perilaku kita

QS Al Ankabut : 45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

---

Dari Jabir bin ‘Abdillah rodhiyallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menaiki tangga mimbar. Ketika naik ketingkatan pertama, Beliau mengatakan “Amin”. Kemudian ketika manaiki tingkatan kedua, Beliau mengatakan “Amin”. Kemudian ketika menaiki tingkatan ketiga, Beliau mengatakan “Amin”. Kemudian para shahabat Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rosulullah, kami mendengar anda mengatakan amin sebanyak tiga kali”.Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ketika aku menaiki tingkatan tangga pertama, (malaikat) Jibril shalallahu’alaihi wa sallam mendatangiku kemudian berkata, “Celaka seorang hamba yang ia menjumpai bulan Romadhon kemudian Romadhon itu berlalu, dan hal itu tidak membuatnya diampuni”. Kemudian aku mengatakan “Amin”. Kemudian Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang ia mendapati kedua orang tuanya atau salah seorang dari mereka (masih hidup) tapi hal itu tidak memasukkannya kedalam surga”. Kemudian aku mengatakan “Amin”. Kemudian Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang ketika(ia mendengar) aku disebut namun ia tidak bersholawat”. Kemudian aku mengatakan “Amin”.

---

Perintah berbakti kepada orang tua disandingkan kepada Allah dan Rasulullah

QS Al Isra : 23-24

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.

---

Di dalam Al Quran, nama Allah disandingkan Nabi, Malaikat, Ibu, berikut adalah beberapa contohnya :

QS An Nahl : 78

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

---

Orang yang perlu dimuliakan di dunia ini

1. Orang tua

2. Suami

---

Jangan memutus silahturahim

QS An Nisa : 1

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silatur-rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

---

Keutamaan mempersiapkan bekal untuk akhirat

QS Al Hasyr : 18

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

---

Keutamaan kepedulian dengan tetangga

Islam sangat memperhatikan masalah adab-adab bertetangga tersebut. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah mengingatkan Fatimah dengan keras agar segera memberikan tetangga mereka apa yang menjadi hak-hak mereka. Kisahnya berawal ketika Rasulullah saw pulang dari bepergian. Beberapa meter menjelang rumahnya, Rasulullah saw mencium aroma gulai kambing yang terbit dari rumah beliau. Rasul segera bergegas menuju ke rumahnya dan menemui Fatimah yang ternyata memang sedang memasak gulai kambing. Spontan Rasulullah saw memerintahkan putri tercinta beliau untuk memperbanyak kuah gulai yang sedang dimasaknya. "Wahai Fatimah, perbanyak kuahnya, dan bagi-bagikanlah kepada tetangga-tetangga kita. Sebab aku telah mencium gulai masakanmu sebelum langkahku sampai ke rumah," ujar beliau pada putrinya. Dari kisah di atas bisa kita ambil kesimpulan, bahwa penghormatan kepada tetangga dan sekaligus menjadi hak mereka adalah, membagi-bagikan makanan jika tetangga kita telah mengetahui, mendengar, atau mencium aroma makanan yang kita miliki

---

Meskipun dapat digunakan sebagai bumbu dapur, baunya ternyata tak sesedap rasanya. Baunya yang menyengat membuat Rasulullah SAW melarang memakannya jika hendak ke masjid. Hal tersebut sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, dia berkata, “Pada saat peperangan Khaibar, rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa memakan dari pohon ini, yakin bawang putih, maka janganlah dia mendekati masjid kami’.” (HR. Al – Bukhari Muslim)

---

bnu Rajab Al-Hanbali berkata: “Orang yang berpuasa pastilah mulutnya akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bagi manusia, sebab perutnya sedang kosong, akan tetapi, karena hal ini terjadi dalam rangka taat kepada Allah SWT, maka di sisi Allah SWT adalah lebih wangi daripada bau kasturi, sama halnya dengan darah orang yang mati syahid, pada hari kiamat ia akan menghadap Allah SWT dengan luka-luka yang dideritanya, warnanya warna darah, namun bau yang dikeluarkannya lebih wangi daripada minyak misik”.

---

Bahaya memutuskan silahturahim

QS Muhammad : 22-23

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilanati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.

---

Tidaklah halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari". (HR.Bukhari dan Muslim).

---

Kebaikan yang sempurna apabila kita sudah melaksanakannya secara maksimal

QS Ali Imran : 92

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

---

Jika belum bisa memberi, paling tidak, ucapkanlah hal yang baik

Sedekah yang terbaik

QS Al Baqarah : 263

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

---

Keutamaan sedekah

Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (HR Muslim)

---

Keutamaan berzakat

At Taubah : 103

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

---

1 Infak adalah mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yg diperintahkan agama islam

2 Sedekah adalah sebuah pembemberian dari seorang kepada oang lain dengan benar benar mengharapkan keridaan Allah Swt

3 Hibah Adalah pemberian kepada orang lain tanpa adanya imbalan

4 wakaf adalah menahan harta benda tertentu yang dapat diambil manfaatnya sedangkan bendanya masih tetap karena adanya perpindahan kepemilikan

---

Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Macam-Macam Ikhlas

1. Iklhas Mubtadi’ : Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi di dalam hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya untuk menghilangkan kesulitan dan kebingunan. Ia melaksanakan shalat tahajud dan bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang yang mubtadi’ bisa terlihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang butuh biasanya ia tidak akan istiqamah. Ia beribadah ketika ada kebutuhan. Jika kebutuhannya sudah terpenuhi, ibadahnyapun akan berhenti.

2. Ikhlas Abid : Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari riya’ serta keinginan dunia. Ibadahnya dilakukan hanya karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka.

Ibadah seorang abid ini cenderung berkesinambungan, tetapi ia tidak mengetahui mana yang harus dilakukan dengan segera (mudhayyaq) dan mana yang bisa diakhirkan (muwassa’), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia menganggap semua ibadah itu adalah sama.

3. Ikhlas Muhibb : Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah, bukan ingin surga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan memenuhi perintah dan mengagungkan-Nya.

4. Ikhlas Arif, yaitu orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia digerakkan Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Ia hanya menyaksikan ia sedang digerakkan Allah karena memiliki keyakinan bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Semuanya berjalan atas kehendak Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut