12 Februari 2015

Pengajian Khoirotunnisa Puri Bintaro Musholla Al Ikhlas 12 Feb 2015 Ustadz M Fatih Karim Risalah sempurna yang diabaikan/diasingkan

Event : Pengajian Khoirotunnisa Puri Bintaro Musholla Al Ikhlas
Tanggal : 12 Feb 2015
Pembicara : Ustadz M Fatih Karim
Tema : Risalah sempurna yang diabaikan/diasingkan

Semoga kajian yang kita lakukan ini membantu proses pensucian jiwa pesertanya

Qs Ash Shams : 9-10

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

---

Kita harus berhati hati dengan macam macam aliran sesat yang ada di Indonesia, Daftar Aliran Sesat Islam di Indonesia yang Dirilis MUI, contohnya :
1. Komunitas Penimbrung Qur’an Sunnah
2. NII KW IX
3. LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)
4. Inkar Sunnah
5. Ahmadiyah
6. Salamullah
7. Isa Bugis
8. Baha’i
9. Pluralisme Agama, JIL (Jaringan Islam Liberal)
10. Lembaga Kerasulan
dll

http://www.hasmi.org/inilah-daftar-aliran-sesat-islam-di-indonesia-yang-dirilis-mui-2013/

---

Generasi Emas Indonesia Terancam

2014 Penduduk usia 0-19 tahun = 90 juta jiwa
2045 mereka usia 31-50 tahun = Usia pemimpin Indonesia

Faktanya kini : Keluarga kita dalam bahaya

4 dari 100 pelajar dan mahasiswa Indonesia mengkonsumsi narkoba
95 dari 100 anak kelas 4, 5 dan 6 SD telah mengakses pornografi
93 dari ramaja pernah berciuman bibir
63 dari 100 remaja pernah melakukan hubungan seksual diluar nikah
18854 remaja hamil diluar nikah
21 dari 100 remaja pernah aborsi
5 dari 100 remaja tertular penyakit menular seksual
3061 remaja terinveksi HIV setiap 3 bulan
241 dari 1137 pelaku kejahatan seksual pada tahun 2014 adalah anak usia SD-SMA
Pelaku kejahatan seksual termuda pada tahun 2014 berusia 6 tahun
3 kasus kejahatan seksual yang terjadi di 2014 dilatar belakangi pornografi
Prostitusi pelajar SMA terjadi di 6 propinsi pada 2014
Kehamilan diluar nikah terjadi di 24 propinsi tahun 2014
Aborsi terjadi di 18 propinsi pada 2014
Pembuangan bayi terjadi di 17 propinsi pada 2014
Kasus incest terjadi di 25 propinsi pada 2014

(Rangkuman data dari BNN dan Puslitkes UI, KPAI, Kemenkes, Div anak dan remaja YKBH)

---

Penghancuran Indonesia dimulai dari penghancuran moral remaja

---

Awali dengan mendidik anak anak perempuan dengan baik, karena merekalah calon ibu ibu masa depan

Hadist : “Tidaklah seorang muslim yang memiliki dua anak perempuan yang telah dewasa, lalu dia berbuat baik pada keduanya, kecuali mereka berdua akan memasukkannya ke dalam surga.”

https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/06/16/barang-siapa-memuliakan-anak-perempuan-janji-surga-telah-menantikannya/

---

Perbaiki peradapan islam dengan memperbanyak orang yang bisa membaca Al Quran, Kenapa ? diharapkan mereka paham dengan isi Al Quran, kemudian menjalankan ajaran di dalam Al Quran

---

Islam itu sudah sempurna, segala hal sudah diatur di dalam agama Islam

Qs Al Maidah : 3

... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telahKu cukupkan kepadamu nikmatKu dan telah ridhoi islam itu jadi agama bagimu.

---

Didalam agama islam, perihal makanan minuman, kita harus tahu asalnya halal atau tidak, digunakannya untuk hal yang halal atau tidak.

---

Adab bertamu di dalam islam, Jangan asal selonong masuk rumah :

Qs An Nur : 27

Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat

---

Qs An Nur : 61

... Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayat(Nya) bagimu agar kamu memahaminya

---

Adab anak masuk ke kamar orang tuanya :

Qs An Nur : 58-59

Hai orang orang yang beriman, hendaklah budak budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang orang yang belum balig diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu : sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang isya' (Itulah) tiga aurat bagi kamu, Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain) Demikianlah Alah menjelaskan ayat ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila anak anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka memiliki izin, seperti orang orang yang sebelum mereka meminta izin, Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi maha bijaksana

---

Konon, kata pacar berasal dari nama sejenis tanaman yang cepat layu dan mudah disemai kembali. Tanaman ini tidak memililki nilai ekonomis atau bisa dikatakan murahan sehingga tidak diperjual belikan. Ini semacam isyarat tentang tradisi pacaran yang dengan mudah pelakunya terjerumus pada perilaku murahan dan jauh dari akhlak mulia. Sayangnya, dewasa ini pacaran telah menjadi trend bahkan tradisi yang mengawali proses mencari pendamping hidup. Sementara yang lain berpacaran demi mengenyam kenikmatan syahwat. Begitu berderet dampak sistemik yang muncul akibat maraknya aktivitas pacaran di kalangan muda-mudi islam.

Sejatinya pacaran itu adalah produk barat yang teradopsi dengan dibubuhi beragam kenikmatan semu, yang tanpa terasa kenikmatan itu hanyalah sebuah bara yang bisa membakar dan menghanguskan dirinya sendiri.

Dampak Sistemik Pacaran

Ternyata pacaran begitu besarnya dalam memberikan andil kerusakan yang tersistem tanpa terasa, seperti:

1. Menjadi wasilah menuju zina

Pacaran secara faktual merupakan salah satu wasilah terbesar menuju zina, karena pacaran tidak terlepas dari perkara-perkara yang menjadi pengantar perbuatan keji tersebut, seperti saling memandang, bergandengan tangan, duduk berdekatan, bermesraan saat ngobrol, dan lain sebagainya yang mana semua perkara itu akan membangkitkan nafsu syahwatnya baik secara langsung ataupun tidak.

2. Merupakan perbuatan keji dan jalan yang buruk

Karena pacaran menjadi wasilah yang bisa menjerumuskan seseorang untuk melakukan perbuatan keji, yaitu zina. Pacaran pun bisa disimpulkan sebagai jalan yang buruk. Sebagaimana firman Allah, artinya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra': 32)

3. Pacaran salah satu induk kejahatan

Pacaran bisa dikategorikan sebagai sebuah kejahatan bahkan induk kejahatan. Karena di dalam perilaku pacaran banyak sekali hal-hal yang melanggar hukum Allah. Dari perilaku pacaran kemudian muncullah kasus-kasus perkosaan, hamil di luar nikah, kasus aborsi, pembunuhan terhadap pacar, bunuh diri, jual diri, dan yang lainnya. Semua ini adalah sederet kejahatan turunan yang kerap kali bermula dari hubungan mesra yang tidak halal antara dua lawan jenis yang bukan mahramnya, yaitu pacaran.

4. Pacaran akan melemahkan hati dan jiwa

Pacaran sarat sekali dengan perbuatan dosa maupun maksiat. Sementara dosa dan maksiat itu akan melemahkan hati, jika ia terus tumbuh subur dan terpelihara dalam diri seseorang, maka ia akan membuat hatinya sakit bahkan mati. Hati yang sakit akan selalu menjauh dari kebenaran, kebaikan dan dari mengingat Allah. Apabila tidak segera dicarikan penawarnya, tentu ia bisa mengakibatkan kematian dalam hatinya.

5. Pacaran menjadi benih kebodohan

Dalam pacaran terekam jejak perbuatan dosa yang banyak dilakukan oleh mereka yang berpacaran. Perbuatan dosa inilah yang akan menjadi benih-benih kebodohan bagi seseorang. Imam Syafi'i pernah bersyair, Aku mengadu kepada Waki' akan buruknya hafalanku, maka ia beri petunjuk padaku untuk tinggalkan maksiat. Ia katakan, "Ketahuilah, ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada para pelaku maksiat."

6. Pacaran identik dengan pemborosan

Cinta adalah pengorbanan, cinta itu perlu bukti. Itulah seloroh yang kerap kita dengar dari lisan mereka yang sedang dimabuk asmara. Tentunya yang dimaksud adalah pengorbanan untuk sang pacar. Pengorbanan dianggap bukti yang menunjukkan kesungguhan. Pacaran dianggap baik jika sering mengajak jalan-jalan bersama ke tempat-tempat wisata, mall, makan-makan, nonton film di bioskop, atau mengajak belanja di supermarket dan sebagainya. Padahal semua itu adalah bentuk pemborosan yang tidak perlu. Allah telah berfirman, artinya, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya." (QS. Al-Isra': 26-27)

http://alsofwah.or.id/cetakannur.php?id=746

---

Prosedur pergaulan islam : Khitbah baru kemudian ta'aruf

---

Islam tidak hanya menjalankan shalat Isya, Subuh, Luhur (Dzuhur), Ashar, Magrib melainkan menjalankan seluruh ajaran didalamnya

---

Perhatikan juga adab menyusui, Meskipun di dalam rumah sendiri, apabila ada orang lain yang bukan muhrim, lebih baik di tempat yang tertutup (kamar)

---

Hadist : Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim). Hadits ini adalah salah satu di antara tanda-tanda kenabian karena mengandung pengabaran tentang sesuatu yang akan terjadi. Dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa sebagaimana Islam awalnya datang dalam keadaan asing di kalangan kaum musyrikin Makkah, maka demikian pula dia akan kembali menjadi asing bahkan di kalangan penganut agama Islam itu sendiri. Hanya saja ketika Islam dikabarkan akan menjadi asing, itu bukan berarti dia boleh ditinggalkan -wal ‘iyadzu billah-. Bahkan hadits ini menunjukkan keutamaan dan kejujuran orang yang berpegang teguh dengannya. Hadits ini juga tidak menunjukkan orang yang berpegang teguh dengannya akan mendapatkan kesempitan dan kejelekan di dunia dikarenakan mereka terasingkan, akan tetapi justru hadits ini menunjukkan bahwa dia adalah manusia yang paling berbahagia

http://al-atsariyyah.com/islam-datang-dalam-keadaan-asing.html

---

Hukum Karma, Adakah dalam Islam ?

karma berasal dari ajaran agama Budha and Hindu. Arti sederhana dari karma adalah segala perbuatan yang dilakukan akan memiliki akibat pada pelaku di masa selanjutnya. Tindakan buruk saat ini akan berakibat keburukan di masa datang. Perilaku baik akan berakibat kebaikan. Dalam kitab Abhidamma dikatakan bahwa setiap impresi rasa, yakni seluruh perilaku manusia, dapat dianggap sebagai akibat dari karma. Dalam doktrin ini, apabila seseorang terlahir sebagai orang miskin, maka itu terjadi karena akibat perilaku orang tersebut pada kehidupan sebelumnya. Itu artinya, kehidupan manusia di dunia itu bukan hanya sekali tetapi berulang-ulang. Kehidupan sekarang adalah akibat dari kehidupan sebelumnya dan akan berdampak pada kehidupan masa datang. Jadi doktrin karma dalam agama Budha adalah:
(a) Adanya hukum sebab akibat dan itu terjadi di dunia
(b) adanya reinkarnasi yakni bahwa kehidupan saat ini adalah titisan kehidupan masa lalu dan akan menitis pada kehidupan (orang lain) di masa datang.

Islam juga mengenal doktrin sebab akibat bahwa perbuatan baik akan berakibat baik dan perilaku buruk akan berakibat buruk. Akibat dari perbuatan manusia terkadang akan dirasakan di dunia ini saat kita masih hidup. Namun, mayoritas balasan dari tindakan kita akan terjadi di akhirat, pada kehidupan setelah mati. Tepatnya setelah kiamat tiba. Oleh karena itu, dalam Islam orang jahat bisa saja memiliki kehidupan yang tenang di dunia bersama anak dan istrinya. Namun, jelas ia akan mendapat hukuman yang setimpal kelak di akhirat. Perilaku yang baik di dunia akan mendapat pahala yang setimpal di akhirat. Tindakan jahat dan buruk di dunia akan berakibat hukuman yang setimpal di akhirat kelak.

Hukum karma dalam Budha juga berkaitan dengan reinkarnasi–penitisan kehidupan seseorang yang sudah mati pada orang lain yang masih hidup. Artinya, nasib yang dialami saat ini sebagai akibat dari kehidupan (orang lain( di masa lalu. Dan perilaku sekarang akan berakibat pada kehidupan (orang lain) selanjutnya. Dalam Islam, reinkarnasi tidak dikenal. Manusia hidup di dunia hanya sekali. Dan setiap orang bertanggung jawab dan memikul akibat dari apa yang dia lakukan sendiri.

https://www.islampos.com/hukum-karma-adakah-dalam-islam-127195/

---

Hadist : Rasulullah SAW bersabda : ”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau”.
(HR. Bukhori

---

FILOSOFI "1" DAN "0"

Apa filosofi "1" dan "0" itu ? filosofi ini pertama kali diberikan dan dijelaskan kepada saya oleh seseorang yang sangat berarti bagi hidup saya, karena orang itulah mindset hidup dan orientasi kehidupan saya berubah 180 derajat, dan bagi saya orang itu senantiasa memberikan inspirasi buat saya untuk tetap berkarya dan berkontribusi dalam membangun peradaban yang lebih baik. Filosofi "1" dan "0" dibangun dari salah satu hadist Rasulullah tentang bagaimana seseorang memilih seorang istri yaitu" seorang wanita dinikahi karena empat hal yaitu kecantikannya, keturunannya, hartanya, dan agamanya, maka nikahilah karena yang ke empat yaitu agamanya supaya kamu beruntung". Hadist tersebut memberikan arti bahwa hanya ada satu hal dari sekian banyak kriteria yang ada yang mempunyai nilai, kriteria lainnya tidak bernilai, apa itu? yaitu kriteria AGAMA. Jadi jika kita bermain nilai dalam matematika maka hanya satu kriteria calon istri yang bernilai 1 yaitu agamanya yang lainnya seperti cantik, kaya, bangsawan dll hanya bernilai 0. Kita pasti bisa berpikir bahwa lebih beruntung orang yang memiliki angka 1 daripada angka 0 meski jumlahnya banyak. Misal, bandingkan angka 000, dan 1, maka angka 1 menjadi cukup penting daripada angka 000. Atau angka 10 dengan 10000 maka kita pasti memilih angka 10000, lalu apa kaitannya dengan cara kita memilih istri?

Jadi filosofi "1" dan "0" memberikan arah bahwa dalam memilih istri kita harus mengutamakan mendapatkan angka 1, yaitu agamanya, sedangkan yang lain hanyalah angka nol yang akan memperberat angka 1 tadi, dan angka nol tadi bisa kita cari selama kita menjalani kehidupan berkeluarga. Jadi misalkan kita dapat istri yang cantik, kaya, dari kalangan terhormat, pinter, cerdas tapi jika agamanya jelek maka semuanya tidak bernilai karena kita hanya memperbanyak angka nol saja atau dengan kata lain kita bukan menjadi orang yang beruntung karena mengumpulkan sesuatu yang tidak bernilai. Ini menjadi penting bagi siapapun yang akan menikah, karena persoalan yang berat dalam menikah adalah memilih calon istri, karena memilih calon istri itu membutuhkan energi yang besar sebab menggabungkan rasionalitas, emosi, kejernihan hati, dan instiusi.

Agama yang dimaksud dalam hadist dan filosofi tersebut bukan hanya "simbolisasi" tapi "subtantif" yaitu bagaimana mindset seorang perempuan dalam memandang dirinya sebagai makhluk Allah, memandang dirinya sebagai seorang istri, memandang dirinya sebagai seorang ibu, memandang dirinya sebagai seorang anak, memandang dirinya sebagai seorang menantu, memandang dirinya sebagai anggota masyarakat, dan memandang dirinya sebagai seorang da'i dalam prespektif Islam secara integral, artinya syariah dan nilai-nilai Islam yang akan membingkai dirinya dalam menjalankan semua peran yang melekat dari diri seorang istri. Karena nilai nilai agamalah yang akan bisa menderivasikan keunggulan-keunggulan yang lain dari seorang istri untuk meningkatkan nilainya dihadapan Allah, Rasul, suami, anak, orang tua, dan mertua serta masyarakat.

Filosofi "1" dan "0" juga memberikan nilai bahwa suami mempunyai peran dan tanggung jawab besar untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki seorang istri sehingga menambah nilai dan harga diri seorang istri. Jadi suami tidak boleh sekedar menuntut istri untuk bisa "begini" dan bisa "begitu" tapi juga harus mampu menciptakan nilai "0" yang banyak setelah angka "1" untuk memperberat nilai dan harga diri seorang istri. Artinya setelah memperoleh angka "1" maka tugas suami berikutnya adalah memperbanyak angka "0" yang melekat dalam angka 1 tersebut seperti kata ust Anis Matta "biarkan kuncup mekar jadi bunga". Tugas suami adalah bagaimana mengupayakan "kuncup bunga" tersebut agar bisa tumbuh dan berkembang sehinga bisa menjadi "bunga" yang sempurna, bunga yang memiliki daya tarik bagi lingkungan sekitarnya, dan bunga yang mampu memperindah pohon dari bungan itu sendiri. Sebuah pohon bunga mawar tidak akan menarik perhatian seorangpun jika tidak memiliki bunga, tapi begitu pohon itu mampu memekarkan bunga mawar yang indah barulah pohon bunga mawar itu memiliki nilai. Begitu juga nilai dari seorang suami akan sangat ditentukan oleh nilai dan harga diri dari seorang istri, sehingga benar kata sebuah istilah bahwa "wanita berada dibalik kesuksesan pria".

http://keluarganoven.blogspot.com/2008/05/filosofi-1-dan-0.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut