24 November 2009

Pengajian Masjid Raya Bani UmarTanggal 24 November 2009

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 24 November 2009
Pembicara : Drs Yusron Husen
Tema: Hikmah Qurban

Kata qurban berasal dari qaruba yaqrubu qurban wa qurbanan yang berarti mendekat atau pendekatan.

Menurut istilah qurban berarti melakukan ibadah penyembelihan binatang dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Ibadah Qurban telah dituntunkan sejak nabi Adam as [QS Al Maidah 5: 27]

Sedang Ibadah Qurban yang dilakukan umat Islam saat ini itba’ kepada sunnah nabi Ibrahim as.

Dalam QS Al Kautsar 108: 2 Allah swt berfirman: ”Fashalli lirabbika wanhar” (Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah)

Sedang Rasulullah saw melarang orang yang mampu berqurban tetapi tidak berkorban untuk mendekati mushallanya.” [HR Ahmad]

Namun demikian Allah mengingatkan bahwa darah dan daging qurban tidak akan sampai kepada-Nya, yang sampai adalah ketakwaan [QS Al Haj 22: 37].

Tumbuh berkembangnya ketakwaan dalam diri orang yang berqurban inilah yang menjadi hikmah yang pertama dan yang paling utama dalam ibadah qurban, karena ketakwaan merupakan substansi pendekatan diri kepada Allah.

Adapun hikmah ibadah qurban yang ke dua adalah tumbuhnya kepedulian sosial. Kepada kerabat, teman, sahabat, tetangga yang jauh dan yang dekat Islam menuntunkan untuk saling memberi hadiah.

Sebagian daging korban diasisihkan sebagai hadiah, untuk mereka yang meminta dan yang tidak meminta.

Kepedulian sosial ini pulalah yang akan menumbuhkan solidaritas sosial, yang digambarkan dalam sebuah hadist seperti satu bangunan bahkan dalam hadist lain seperti satu tubuh

Hikmah yang ke tiga adalah tumbuhnya jiwa kedermawanan di dalam diri orang yang berkorban.

Betapa tidak, 2/3 dari daging qurban dituntunkan untuk disedekahkan kepada fakir miskin dan diberikan kepada orang yang meminta.

Hanya 1/3 yang boleh dimiliki oleh shahibul-qurban

Orang yang dermawan itu dekat kepada Allah, kepada manusia, kepada sorga, dan jauh dari neraka [HR Tirmidzi].

Betapa indahnya kehidupan masyarakat yang dihiasi oleh kedermawanan. Satu akan berusaha memberikan keuntungan kepada yang lain.

Bersama dengan tumbuhnya jiwa kedermawanan ini, maka penyakit kikir akan terkikis habis

Hikmah yang ke empat ibadah qurban adalah memperkokoh ukhuwah Islamiyah. Kedermawanan yang tumbuh subur dalam diri setiap insan muslim akan menjadi lem perekat hubungan persahabatan dan memperkuat ikatan persaudaraan sesama orang Islam.

Masing-masing individu akan merasa aman dan nyaman hidup di tengah masyarakat yang diwarnai kedermawanan.

Mereka merasa aman harta mereka dari tindak pencurian, karena berada di tengah-tengah masyarakat yang bertakwa, yang takut melanggar larangan Allah termasuk mencuri.

Mereka merasa nyaman karena tidak terganggu oleh orang yang suka meminta-minta.

Mereka lebih suka memberi daripada meminta.Hikmah yang ke lima adalah terbangunnya kekuatan umat.

Ukhuwah Islamiyah yang terarah kepada kehidupan berjama’ah akan mendatangkan kekuatan.

Al jama’atu rahmah wal-firqatu adzab.

Kehidupan berjama’ah akan mengundang rahmat Allah dan kehidupan yang tercabik oleh firqah akan mendatangkan adzab.

Dengan adanya kekuatan tersebut memungkinkan umat Islam untuk berkompetisi melawan umat lain dalam kebaikan dan keluar sebagai pemenang. Semoga ibadah qurban tahun ini dapat kita hayati sebagaimana mestinya, sehingga buahnya dapat kita nikmati bersama.

Al-Qur'an menegaskan hakikat Qurban, melalui kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Isma'il tercinta dalam surat Al-Shafat, ayat : 102-109.

Kisahnya begini; Nabi Ibrahim berkata kapada Nabi Ismail : "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?" Nabi Ismail menjawab seketika dengan tenang dan penuh keyakinan : "Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (oleh Allah) kepadamu, kau akan mendapatkanku - insya Allah - termasuk orang-orang yang sabar".

Allah kemudian bercerita : "Tatkala keduanya telah berserah diri (tunduk pada perintah Allah) dan Ibrahim membaringkan anaknya (pelipsnya menimpel di atas tempat penyembelihan), Kami segera memanggil (dari arah gunung) : wahai Ibrahim, Sudah kau benarkan (dan kau laksanakan) apa yang kau lihat dalam mimpimu itu, sesungguhnya demikinlah Kami memeberi balasan (kepadamu) dan juga kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sungguh (perintah penyembelihan ini) adalah benar-benar ujian (bagi Ibrahim, di mana dengannya terlihat dengan jelas siapa yang ikhlash dan siapa yang tidak).

Dan kami segera menebus anak (yang akan disembelih itu) dengan seekor sembelihan yang besar.

Pun Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Salam sejahtera (dari Kami) buat Ibrahim, dan sebutan yang baik baginya (dari setiap manusia)".

Ada beberapa hal yang sangat menarik untuk kita garis-bawahi dari kisah di atas : bahwa ajaran ber-qurban datangnya dari Allah SWT, sebuah ajaran yang agung, yang membuktikan kedekatan sang hamba kepada Rab-nya, sebuah proses pendakian yang suci menuju Allah Yang Maha Agung, Pencipta langit dan bumi, Pemilik alam semesta dan segala isinya.

Itulah mengapa istilah yang dipakai adalah "qurban" yang maknanya bearti pendekatan.

hukumnya Sunnat Muakkad (Sunnat yang dikuatkan) atas orang yang memenuhi syarat-syarat seperti berikut :

1. Islam

2. Merdeka (Bukan hamba)

3. Baligh lagi berakal

4. Mampu untuk berqurban

---

Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud :

"Aku disuruh berqurban dan ia sunnat bagi kau." (Riwayat al-Turmuzi).

---

"Telah diwajibkan kepada ku qurban dan tidak wajib bagi kamu." (Riwayat Daruqutni)

Walaupun hukum berqurban itu sunnat tetapi ia boleh bertukar menjadi wajib jika dinazarkan. Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud: "Sesiapa yang bernazar untuk melakukan taat kepada Allah, maka hendaklah dia melakukannya." (Sila Rujuk: Fiqh al-Sunnah)

---

Binatang yang diqurbankan daripada jenis unta, lembu atau kerbau, kambing biasa yang berumur dua tahun, jika biri-biri telah berumur satu tahun atau telah gugur giginya sesudah enam bulan meskipun belum cukup satu tahun.

Binatang itu disyaratkan tidak cacat, tidak buta sebelah atau kedua-duanya, kakinya tidak pincang, tidak terlalu kurus, tidak terpotong lidahnya, tidak mengandung atau baru melahirkan anak, tidak berpenyakit atau berkudis.

Binatang yang hendak disembelih itu mestilah sihat sehingga kita sayang kepadanya.

Waktu menyembelihnya sesudah terbit matahari pada Hari Raya Haji dan sesudah selesai solat 'Id dan dua khutbah pendek, tetapi afdhalnya ialah ketika matahari naik segalah pada Hari Raya Hhaji sehingga tiga hari sesuadah Hari Raya Haji (hari-hari Tastriq iaitu 11,12 dan 13 Zulhijjah)

Daging qurban sunnat, orang yang berkorban disunnatkan memakan sedikit daging qurbannya.

Pembahagian daging qurban sunnat terdapat tiga cara yang utamanya adalah mengikut urutan sepererti berikut:

1. Lebih utama orang yang berqurban mengambil hati binatang qurbannya dan baki seluruh dagingnya disedekahkan

2. Orang yang berqurban itu mengambil satu pertiga daripada jumlah daging qurban, dua pertiga lagi disedekahkannya.

3. Orang yang berqurban mengambil satu pertiga daripada jumlah daging, satu pertiga lagi disedekahkan kepada fakir miskin dan satu pertiga lagi dihadiahkan kepada orang yang mampu. Sabda Rasullullah s.a.w: "Makanlah oleh kamu sedekahkanlah dan simpanlah."

---

Hikmah :

1. Menghidupkan sunnah Nabi Allah Ibrahim a.s.

2. Mendidik jiwa kearah takwa dan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.

3. mengikis sifat tamak dan mewujudkan sifat murah hati mahu berbelanja harta kejalan Allah s.w.t.

4. Menghapuskan dosa dan mengharap keredhaan Allah s.w.t.

5. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia terutama antara golongan berada dengan golongan yang kurang bernasib baik.

6. Akan memperolehi kenderaan atau tunggangan ketika meniti titian al-Sirat al-Mustaqim diakhirat kelak. Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Muliakanlah qurban kamu kerana ia menjadi tunggangan kamu dititian pada hari kiamat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut