20 November 2012

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 20 Nov 2012

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 20 Nov 2012
Pembicara : Ustadz Bobby Herwibowo
Tema : Rahasia Kebangkitan Umat

Caranya :

Jadi hamba Allah, Bukan hamba harta, bukan hamba kedudukan, bukan hamba jabatan dll (segala sesuatu yang beesifat keduniawian)

---

Kebiasaan kebiasaan Rasulullah antara lain :

Puasa Asyura atau sepuluh muharam

Shalat malam sebelas rakaat (format shalat malam Nabi sebelas rakaat)

Mengakhirkan shalat Isya’

Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam shalat subuh di hari Jum’at

Shalat dhuha empat rakaat

Dalam shalat zhuhur, Rasulullah memanjangkan rakaat yang pertama lebih dari rakaat yang kedua. Ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits Abu Qatadah : “Adalah Nabi dalam dua rakaat yang awal dari shalat zhuhur membaca Ummul Kitab (al-Fatihah) dan dua surah. Beliau memanjangkan qiraah dalam rakaat yang pertama dan memendekkannya dalam rakaat kedua. Terkadang beliau memperdengarkan kepada kami ayat yang beliau baca ….” (HR. Bukhari)
Terkadang beliau sangat memanjangkan bacaan dalam rakaat pertama. Sampai-sampai ada seseorang yang pergi ke Baqi’ saat diserukan iqamah shalat zhuhur guna menunaikan hajatnya, lalu ia pulang ke rumahnya, berwudhu, dan datang ke masjid lagi dalam keadaan Rasulullah masih di rakaat pertama. (HR. Muslim)

Shalat Isya : “Saya pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat shalat Isya membaca ‘Wattini Wazzaintuun (surah At-Tiin). Dan belum pernah kudengar seorang pun yang lebih indah suaranya, atau bacaannya daripada beliau.” (HR. Bukhari)

---

Shalat Tahajud di bulan Ramadhan, khusus menggunakan kebiasaan berikut : “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada suatu malam di bulan Ramadhan. Maka, beliau pun berdiri untuk shalat. Ketika takbir, beliau membaca; ‘Allaahu akbar, dzul malakuuti wal jabaruuti wa kibriyaa`i wal ‘azhamah.’ Kemudian beliau membaca surat Al Baqarah, lalu surat An Nisa`, lalu Ali Imran. Beliau tidak melalui ayat ancaman melainkan berhenti sejenak. Kemudian beliau ruku’. Beliau membaca; ‘Subhaana Rabbiyal ‘Azhiim’ (yang lamanya) seperti saat berdiri. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan membaca; ‘Sami’allaahu liman hamidah, rabbanaa lakal hamd,’ seperti saat berdiri. Kemudian beliau sujud dan membaca; ‘Subhaana Rabbiyal a’laa,’ seperti saat berdiri. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan membaca; ‘Rabbighfirlii,’ sama seperti ketika berdiri (lamanya). Kemudian beliau sujud lagi. Beliau membaca; ‘Subhaana Rabbiyal a’laa,’ seperti saat berdiri. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan berdiri. Beliau tidak shalat selain hanya dua rakat sampai datang Bilal yang mengumandangkan adzan untuk shalat.”

---

Jika kita tunduk kepada Allah, maka Allah akan tundukkan dunia kepada kita

---

Kisah Si Tukang Cukur

Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Allah itu ada". "Kenapa kamu berkata begitu ?" timpal si customer. "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan... untuk menyadari bahwa Allah itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Allah itu ada, Adakah yang sakit?, Adakah anak terlantar? Jika Allah ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Allah Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."

Si customer diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si customer pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, gimbal, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si customer balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu, sebenarnya tidak ada tukang cukur." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ?". "Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!" "Tidak!" elak si customer. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang diluar sana ", si customer menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur. " Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri. "Cocok!" kata si customer menyetujui. "Itulah point utama-nya!. Sama dengan Allah, Allah itu juga ada ! Tapi apa yang terjadi... orang-orang Tidak mau datang kepada-Nya, dan Tidak mau mencariNYa. oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini." Si tukang cukur terbengong !!!

---

Rezeki itu memang harus dicari, namun yang lebih utama adalah mencari yang memiliki segala rezeki (Allah)

QS Al Mulk : 15

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

---

Imam Ali as berkata: "Barangsiapa yang berkhidmat pada dunia, maka dunia akan memperbudaknya dan barangsiapa berkhidmat pada Allah, maka Allah akan membantu nya."

---

Allah bersumpah demi waktu dhuha, menandakan bahwa dhuha adalah salah satu waktu yang utama

Qs Ad Dhuha : 1-5

Demi waktu matahari sepenggalahan naik,

dan demi malam apabila telah sunyi,

Rabbmu tiada meninggikan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,

dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.

Dan kelak pasti Rabbmu memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.

---

Doa setelah shalat dhuha

ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.

Artinya:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

---

Menjadi hamba Allah yang sebenarnya

Pagi itu saya tengah berkeliling sebuah pesantren yang mengagumkan di Kalimantan Timur. Pesantren itu adalah Pesantren Hidayatullah yang terletak di sebuah kawasan bernama Gunung Tembak, Balikpapan. 120 hektar luas pesantren itu dan lebih dari 130 cabang sudah tersebar di dalam maupun luar negeri. Setidaknya itulah info yang saya dapatkan dari beberapa ustadz yang menemani saya saat bersilaturahmi ke sana.

***

"Santri sebanyak ini, berapa biaya yang dikeluarkan setiap bulannya…?" tanya saya kepada Ustadz Ainurrofiq. Beliau menjawab bahwa Alhamdulillah biaya bulanan selalu cukup meskipun banyak dari santri yang tidak sanggup membayar SPP. "Lalu darimana biaya bulanan itu ditutupi…?"kejar saya. "Khan ada Allah!!!" jawab beliau singkat. "Ya, saya mengerti… tapi khan pasti ada jalan keluar yang harus dicari... Begini aja, ada cerita bagus gak dari pesantren ini yang bisa dibagi ke saya?!" tandas saya. Akhirnya ustadz Rofiq (beliau biasa disapa demikian), menceritakan satu kisah yang mengagumkan:

***

Waktu itu pernah datang kepala gudang kepada Abdullah Said, pimpinan pertama pesantren. Sang ustadz, kepala gudang pagi itu datang mengadu kepada bapak pimpinan, "Pak, di gudang kini tidak tersisa sebutir beras pun untuk makan santri nanti siang!" Hal itu dilaporkannya pada pukul sekitar jam 8 pagi, padahal makan siang hanya tersisa 4 jam lagi. Dus, santri yang perlu makan jumlahnya adalah ratusan.
Mendengarnya pak kyai menjawab tenang. Ya, inilah sosok hamba Allah yang selalu menyerahkan urusannya kepada Allah. Tidak pernah panik dan selalu tenang! Beliau menukas, "Begini saja, mari kita pergi ke masjid untuk shalat Dhuha!" Sang ustadz kepala gudang mengiyakan ajakan pak kyai. Ustadz kepala gudang tahu benar tabiat kyai yang selalu menyerahkan semua urusan kepada Allah Swt.
Melihat mereka berdua berjalan menuju masjid, rupanya ada beberapa ustadz lain yang mengikuti langkah mereka. Pemandangan segerombolan ustadz dan kyai menarik perhatian beberapa santri dan akhirnya rombongan menuju masjid untuk melaksanakan shalat dhuha pun menjadi banyak.

***

Inilah para hamba Allah yang sebenarnya. Yaitu manusia-manusia shalih yang mengabdikan diri menjadi hamba Allah sesungguhnya, dan mereka semua menjadikan Allah Swt menjadi Tuhan mereka dengan sebenarnya.

Radhitu billahi Rabban.... wa bil islami diinaa... wa bi muhammadin nabiyyan wa rasuulaa...

Maka para hamba Allah itu melakukan shalat dhuha sepuas hati mereka. Ada di antara mereka yang mengerjakan 2, 4, 6, 8 bahkan 12 rakaat. Usai mereka berdiri, rukuk dan sujud dihadapan Allah Sang Penguasa Alam, maka wajah-wajah mereka menengadah. Tangan-tangan mereka terangkat menjulur ke langit. Mereka meminta dengan penuh harap dihadapan Tuhannya.

Allahumma inna hadzhad dhuha'a dhuha'uka wal baha'a baha'uka.....
Aatinii maa ataita min ibaadikas shaalihin...
Ya Allah... sungguh waktu dhuha ini adalah milikMu, dan keagungan adalah kepunyaanmu....
Berikan kepadaku karunia yang pernah Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalihin.

Itulah doa Dhuha yang dibacakan oleh para hamba Allah tadi. Kondisi mereka masih berada di tempatnya. Tidak seorang pun beranjak pergi meninggalkan masjid. Meski demikian, rupanya ijabah Allah sudah tiba sebelum doa mereka diselesaikan.
Ya, ijabah Allah mendahului permohonan doa mereka!!!

***

Siapa yang pernah berkunjung ke pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak ini akan mendapati bahwa gerbang pesantren terletak di sisi kanan depan masjid. Maka gerbang tidak jauh berjarak dari masjid tempat para hamba Allah tadi berdoa.
Maka di gerbang tersebut ada sebuah truk penuh berisi muatan beras. Ya, beras!!! Beras yang Allah Swt datangkan untuk para hambaNya yang membutuhkan.

Truk itu pun dibongkar muatannya di gudang pesantren. Sambil membongkar para petugas pesantren menanyakan kepada supir truk darimana asal beras ini. Supir truk itu memberi keterangan bahwa kemarin Bulog Kaltim melakukan sidak (inspeksi mendadak) di pasar. Mereka temukan raskin (beras untuk orang miskin) rupanya dijual bebas. Maka beras itu pun disita oleh Bulog. Setelah disita para pejabat Bulog Kaltim mendapati bahwa gudang mereka penuh dan tidak bisa menampung beras sitaan. Maka mereka berpendapat, kalau tidak bisa disimpan lebih baik disumbangkan saja sebelum beras itu rusak. Namun kemana hendak disumbangkan? Maka mereka memutuskan untuk menyalurkan beras itu ke pesantren Hidayatullah saja!!!

Subhanallah...!!! rupanya sebelum pak Kyai Abdullah Said berdoa bersama para ustadz dan santrinya, jauh sebelum itu rupanya Allah Swt sungguh sudah mempersiapkan segala yang hendak diminta oleh para hamba-hamba kesayangannya.

Sungguh ada kenikmatan dan keindahan yang tiada terperi, bila kita menjadi hamba Allah sebenarnya! Tidakkah kita menyadarinya, sobat?!

Salam,
bobby herwibowo
0817200456
www.kaunee.com

---

Keyakinan pada diijabahnya doa

Qs Al Baqarah : 186

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

---

Kisah TUkang becak dan Waktu subuh

Seorang pengusaha muslim bernama Arifin sedang menginap di sebuah hotel berbintang di Yogyakarta. Usai melakukan qiyamul-lail ia bergegas ke luar hotel untuk mencari masjid terdekat untuk shalat Shubuh berjamaah. Waktu saat itu menunjukkan bahwa waktu adzan Shubuh kira-kira setengah jam ke depan. Begitu keluar dari lobby hotel, Arifin pun meminta kepada tukang becak yang bernama Banin untuk mengantar keliling kota gudeg tersebut seraya menunggu waktu subuh tiba. Kira-kira belasan menit sudah Banin mengayuh pedal becak, sayup-sayup terdengar suara tarhim yang mengisyaratkan waktu subuh akan tiba. Lalu Banin pun dengan aksen jawa yang kental berkata baik-baik kepada penumpangnya, “Maaf ya pak, kalo boleh ya bapak saya pindahkan saja ke becak lain?”, “Memangnya bapak mau kemana?”, jawab pengusaha itu. “Mohon maaf pak sebesar-besarnya, saya mau pergi ke masjid!” jawab Banin sambil memberhentikan becaknya. Jujur saat itu Arifin kagum atas jawaban Banin sang tukang becak, namun ia penasaran mengapa Banin sedemikian kuat kemauannya hingga ingin pergi ke masjid. “Kenapa harus pergi ke masjid pak?” Tanya pengusaha itu sambil menghadap belakang.
Banin pun dengan polos menjawab, “Saya sudah sejak lama bertekad untuk mengumandangkan adzan di masjid agar orang-orang bangun dan melaksanakan shalat Shubuh. Sangat disayangkan kan Pak kalau kita tidak shalat Shubuh” jelasnya singkat. Jawaban ini semakin membuat Arifin bertambah kagum. Namun ia belum puas sehingga ia melontarkan pertanyaan yang memancing goyahnya keimanan Banin. “Pak, bagaimana kalau bapak tidak usah ke masjid saja. tapi temani saya keliling kota dan saya akan membayar Rp 500 ribu sebagai imbalannya!” Dengan santun Banin menolak tawaran itu, “Terima kasih atas tawaran bapak, tapi sepengetahuan saya bahwa shalat subuh itu lebih mahal daripada dunia beserta isinya!”

Ia terkejut dan begitu takjub atas ketaatan tukang becak tersebut. Bahkan ketika Arifin memberikan tawaran dua kali lipat, tetap saja ia menolak. Kekaguman pun membawa Arifin menyadari bahwa ada pelajaran besar yang sedang ia terima dari seorang guru kehidupan bernama Banin, berkedok tukang becak. Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di salah satu masjid. Usai shAlat dan berdoa khusyuk. Pengusaha itu lalu berdiri dan menghampiri tubuh Banin. Ia jabat tangan lusuh tukang becak itu lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Sementara Banin belum mengerti apa maksud penumpang becaknya itu. Dalam pelukan itu Arifin membisikkan kalimat ke telinga Banin, “Mohon bapak tidak menolak tawaran saya kali ini, dengan saya hormat. Dalam doa munajat kepada Allah tadi saya sudah bernazar untuk memberangkatkan pak Banin berhaji tahun ini ke Baitullah , Mohon bapak jangan menolak tawaran saya ini. Subhanallah. bagai kilat yang menyambar. Betapa hati Banin teramat kaget mendengar penuturan Arifin. Dengan bersyukur kepada Allah serta air mata mulai membasahi pipinya, kini Banin pun mengeratkan pelukan ke tubuh Arifin dan berkata, “Subhanallah walhamdulillah. terima kasih ya Allah. terima kasih pak !” Matanya berkaca-kaca. Ini keimanan tukang becak. Bagaimana dengan Kita?

---

Penting berjihad dengan harta dan jiwa

QS Al Hujurat : 15

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.

---

Cara Berjihad :

1. Dengan Jiwa :

a. Minta anggota keluarga berangkat ke Gaza

b. Bekerja lebih sungguh sungguh agar infaq lebih besar utk gaza

c. Doa

d. Jangan membeli barang dari produk yahudi

---

Doa

allahumma malikal mulki tu'til mulka man tasya' wa tanzi'ul mulka mim man tasya' wa tu'izzu man tasya' wa tudzillu man tasya' biyadikal khoir innaka 'ala kulli syai-in qodir

Artinya:

"Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki." "Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki." "Di tangan Engkaulah segala kebajikan."
"Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

---

Jika kita kehilangan (ditinggal meninggal dunia oleh anak)

Dari Abu Musa al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya kepada malaikat, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apakah kalian mencabut nyawa buah hatinya?’ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku?’ Malaikat menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raajiun’. Kemudian Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul Hamdi (rumah pujian)’.” (HR. Tirmidzi)

---

Keutamaan amalan yang istiqomah : “Amalan yang paling di cintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.” (HR Bukhori dan Muslim)

---

Ketaqwaan kita sesuai kemampuan, tidak baik juga jika dipaksaan

QS Tagabun : 16

Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

---

Inilah Cara Untuk Mengubah Dunia

Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini. Teman. Tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri. Tak bisa kita mengubah diri sendiri sebelum mengenal diri sendiri. Takkan kenal pada diri sendiri sebelum mampu menerima diri ini apa adanya.

Narasumber : Cermot.com

---

Saya teringat satu hadits shahih riwayat Imam Bukhari dimana kebijakan Allah melihat kebaikan hamba-Nya. Allah senang kepada hamba-Nya yang berbuat baik. Ketika seekor anjing kehausan, seraya menjilat tanah dari hausnya. Ini ada 2 riwayat didalam Shahih Bukhari. Riwayat yang pertama yang melakukannya adalah pria, riwayat yang kedua yang melakukannya wanita. Tentunya kedua – duanya barangkali terjadi karena dua – duanya ada dalam Shahih Bukhari. Pernah seorang pria melakukan dan pernah seorang wanita yang melakukannya. Sampai anjing itu menjilat tanah dari hausnya. Ada sumur, anjing tidak bisa masuk ke dalam sumur. Maka ia mengambilkan air untuk anjing itu dan berkata “ini untukmu”. Anjing itu minum dengan puasnya. Anjing tidak bisa berterima kasih, siapa yang berterima kasih padanya? Tidak ada. “Fasyakarallahu lahu faghafara lahu” Allah berterima kasih kepada hamba itu, Allah ampuni dosanya. Allah yang berterima kasih. Kebaikan pada seekor anjing, hanya memberi minum seekor hewan najis, Kau berterima kasih untuknya. Alangkah indahnya Allah, alangkah agungnya Allah, alangkah mulianya Allah, alangkah bersalah dan ruginya jiwa yang tidak mencintai Allah, alangkah indahnya Nama Allah, alangkah mulianya keagungan Allah, alangkah berharganya orang yang ingin mendekat kepada Allah, alangkah berharganya pengampunan yang ditawarkan kepada para pendosa.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari “orang - orang yang berkumpul di majelis dzikir.”. Ini penyampaian saya yang terakhir sebelum kita berdzikir bersama. Bahwa Allah memerintahkan malaikat khusus untuk mencari majelis – majelis dzikir, diturunkan ke bumi masing – masing malaikat punya tugas. Ada yang diperintahkan khusus untuk mencari majelis – majelis dzikir. Mau apa? Duduk, saksikan, haidr dan banyaknya mereka itu sampai ke langit.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Lalu ketika haidr, selesai mereka dari kehadirannya. Ditanya oleh Allah, padahal Allah Maha Tahu. Untuk apa Allah Swt bertanya pada malaikat. Ucapan dan percakapan ini diperuntukkan untuk umat agar tahu betapa mulianya Allah memuliakan orang yang hadir di majelis dzikir. Maka Allah Swt bertanya kepada malaikat “apa yang mereka perbuat?”, malaikat menjwab “mereka berdzikir pada-Mu wahai Allah”. Allah bertanya “mereka berdzikir menyebut Nama-Ku, berdzikir pada-Ku, apakah mereka melihat-Ku?” malaikat berkata “tidak ya Allah, mereka tidak melihat-Mu”. Maksudnya apa? Betapa indah jiwa yang berdzikir kepada Allah, padahal mereka tidak melihat Allah. Allah sangat menghargai mereka. Allah tanya malaikat “lalu bagaimana kalau mereka melihat Aku saat mereka berdzikir?” Malaikat menjawab “wahai Allah kalau sampai mereka itu melihat-Mu saat berdzikir, mereka tidak akan berdiri dari tempat dzikirnya dan terus berdzikir dan semakin khusyu’ dzikirnya”. Allah bertanya “lalu apa yang mereka inginkan?” malaikat menjawab “mereka berkata mereka menginginkan surga wahai Allah”. Allah tanya “apakah mereka sudah melihat surga?”, malaikat menjawab “belum wahai Allah”. Allah bertanya “bagaimana jika mereka melihat surga?” malaikat menjawab “pasti ingin lebih meminta lagi wahai Allah”. Allah bertanya “lalu apa yang mereka takutkan?”, malaikat menjawab “api neraka wahai Allah”. Allah bertanya “api neraka, apakah mereka sudah melihat neraka?” malaikat menjawab “belum wahai Allah”. Allah bertanya “bagaimana kalau mereka melihat neraka?”, malaikat menjawab “wahai Allah mereka akan sangat ketakutan sekali, kalau sampai melihat api neraka”. Maka Allah berkata “saksikan malaikat-Ku, Aku sudah menghapus seluruh dosa mereka”. Malaikat berkata “wahai Allah ada diantara mereka itu yang hadirnya tidak ikhlas, punya hajat dengan temannya dan kebetulan numpang duduk disitu, bagaimana dengan keadaannya, tidak pantas mendapatkan pengampunan”. Allah menjawab “mereka itu adalah orang – orang yang barangsiapa duduk bersama mereka, Allah tidak akan menghinakannya”. Duduk bersama orang berdizikir dimuliakan oleh Allah Swt

http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=203&Itemid=30

---

Adab menghadapi sakit

Sekalipun sakit yang dideritanya bertambah parah akan tetapi tetap tidak diperbolehkan untuk mengharapkan kematian berdasarkan hadits Ummul fadhl radhiallahu’anha, Bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam masuk menemui mereka sementara itu Abbas, paman Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam sedang mengeluh, diapun berharap segera mati kemudian Rasulullah shallallahu’alai wasallam berkata, ‘Wahai Pamanku! Janganlah engkau mengharap kematian. Karena sesungguhnya jika engkau adalah orang yang memiliki banyak kebaikan dan (waktu kematianmu) diakhirkan maka kebaikanmu akan bertambah dan itu lebih baik bagimu. Begitu juga sebaliknya, jika engkau orang yang banyak keburukannya dan (waktu kematianmu) diakhirkan maka engkau bisa bertaubat darinya maka ini juga baik bagimu. Maka janganlah sekali-kali engkau mengharapkan kematian’

Imam Bukhari, Muslim, dan Baihaqi dan selain mereka telah mengeluarkan hadits dari Anas secara marfu’ diantaranya berbunyi, “Jika seseorang terpaksa untuk melakuakannya maka hendaknya ia berkata, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku (panjangkan usiaku), jika hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku’“

---

Burung Beo yang satu ini memang bukan burung biasa. Tidak seperti beo yang lainnya, kicauan burung ini luar biasa. Tak heran karena pemilik burung ini adalah seorang ustadz yang memiliki santri ribuan. Ustadz Alim namanya. Beo ustadz Alim ini selalu melafazkan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallaah, setiap ada yang bertandang kerumah Ustadz Alim. Tiada suara yang keluar dari paruh burung ini kecuali kalimat Laa ilaaha illallaah. Suatu saat burung bBeo ini diterkam oleh seekor kucing yang baru saja dipelihara oleh anak sulung ustadz Alim. Saat Ustadz Alim mengetahu kejadian itu, ia sudah terlambat, karena si beo sudah berada di cengkeraman kucing.

Sepekan sudah beo ustadz Alim dimakan kucing dan seminggu pula Ustadz Alim tidak terlihat di pesantren dimana ia biasa mengajar. Santri-santrinya mengira bahwa ustadz Alim terlalu terbawa kesedihan atas kematian beo kesanyangannya, sehingga ia tidak mengajar di pesantren. Beberapa santri senior berinisiatif untuk melakukan penggalangan dana untuk membelikan seekor burung beo untuk ustadz Alim. Setelah uangnya terkumpul cukup banyak maka mereka bergegas membelikan burung beo untuk sang ustadz. Burung beo yang mereka belikan untuk ustadz Alim jauh lebih cantik dan lebih mahal harganya dari pada beo miliknya yang terdahulu. Setelah berhasil mendapatkan beo tersebut para santri tersebut segera mendatangi rumah ustadz Alim.

Sesampainya di rumah ustadz, ustadz Alim menerima kedatangan mereka dengan sedikit tanda tanya di benaknya. Mengapa para santri ini berbondong-bondong mendatangi rumahnya dan membawa seekor burung beo untuk di serahkan kepadanya? Setelah tahu maksud dan tujuan dari kedatangan para santrinya ini sang ustadz menjelaskan duduk permasalahan mengapa ia selama ini tidak datang ke pesantren seperti biasanya. Berikut ini adalah penjelasan dari ustadz Alim, mengapa ia tidak datang di pesantren :

“Santri-santriku yang aku sayangi karena Allah, tentu kalian mengetahui bahwa beo yang saya miliki ini selalu melafazkan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallaah. Sebuah kalimat yang terdiri dari dua bagian, yaitu “meniadakan” dan “menetapkan”. Meniadakan segala hal yang tidak layak disembah dan menetapkan hanya satu yang wajib disembah, yaitu Allah. Tapi tahukah kalian bagaimana saat detik-detik terakhir kematian beo tersebut? Saat beo ini mati ternyata lafadz yang terakhir di keluarkan oleh beo tadi bukanlah kalimat tauhid, Laa ilaaha illallaah, namun suara yang ia keluarkan adalah suara layaknya burung biasa. Dari kejadian itu saya berpikir tentang diri ini dan saya terus melakukan muhasabah. Saya khawatir ketika ruh saya dicabut oleh malaikat Izrail nanti, kalimat yang terakhir terucap bukanlah kalimat tauhid atau kalimat yang baik. Saya khawatir kata yang terucap adalah kata selain itu. Hal ini bisa terjadi karena yang saya ucapkan selama ini mungkin hanya sekedar ucapan semata. Ucapan yang tidak meresap kedalam jiwa, layaknya kicauan beo yang saya punyai.

“Sebagai perumpamaan, tentu kalian pernah mimpi buruk, dimana saat itu kalian di kejar hantu atau makhluk seram lainnya. Dapatkah di dalam mimpi itu kalian membaca surat-surat di dalam Al Qur’an, Surat An-naas misalnya dengan mudah dan tidak terbata-bata? Jika sudah pernah bersyukurlah, namun jika belum pernah, kita perlu berinstropeksi diri kita masing-masing.

“Seorang hamba tidak mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan, tuhan) kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya”, dengan berkata benar dari hatinya, kecuali Allah haramkan dia dari api neraka” (Muttafaq ‘alaih). Apakah kalimat-kalimat tauhid itu sudah kita benarkan juga didalam hati. Apakah Al-Qur’an yang sering kita baca itu sudah masuk kedalam jiwa kita dan benar-benar mempengaruhi sikap kita.

Secara sederhana itu baru di dalam mimpi belum di alam barzah. Lalu bagaimana lagi keadaan kita saat di tanya oleh malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur nanti. Apakah kita juga mampu menjawabnya dengan mudah? Tidaklah berguna mengajarkan apa-apa jawaban dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada orang yang sudah wafat. Mau di ajarkan 1000 kali pun andaikan saat masih hidup tidak pernah mentaati perintah Allah, maka ia akan mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan di alam kubur. Apa yang biasa di lakukan di beberapa lingkungan masyarakat itu sudah tidak berpengaruh bagi si mayit.

“Pertanyaan-pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir akan dapat kita jawab dengan amal-amal nyata yang sudah kita lakukan ketika kita masih hidup. Bukan sekedar ucapan-ucapan yang tiada membekas di dalam hati dan terkristal dalam perilaku kita. Ketika lafaz yang mentauhidkan Allah selalu di ucapkan itu belumlah cukup. Namun pelafazan kalimat Laa ilaaha illallaah yang disertai dengan pemahaman yang mendalam hingga merasuk kedalam hati sehingga melahirkan amal-amal nyata yang dapat memberikan kemanfaatan untuk orang banyak. Itulah penyebab sang ustadz seminggu tidak mengajar di pesantren. Ia melakukan muhasabah atas apa yang sudah ia lakukan selama ini.

http://fimadani.com/bukan-sekedar-ucapan/

---

Barangsiapa yang akhir ucapannya laa ilaaha illallah, pasti ia masuk surga.” (HR. Al Hakim)

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut