09 November 2014

Amazing Muharram 9 Nov 2014 Jamil Azzaini Asep supriatna Bobby herwibowo

Event : Amazing Muharram
Tanggal : 9 Nov 2014
Pembicara : Jamil Azzaini, Asep supriatna, Bobby herwibowo
Tema :

Jamil Azzaini

Jadilah muslim yang punya visi(on)
- dunia
- akhirat

---

Pengen memeluk Nabi Muhammad di tempat yang paling terhormat, namun sudahkah nilai manfaat yang kita tebar sudah melebihi mudharat yang kita ciptakan?

http://trainerlaris.com/profiles/blogs/ahli-angan-angan

---

Kisah Akhlaq Rasulullah yang mulia :

Muhammad, Sang Nabi Saw adalah seorang yang sangat ramah dan santun. Beliau tidak pernah marah, walau pun ketika seseorang sedemikian menjengkelkannya.

Ada seorang wanita tua yang berperangai buruk. Wanita ini sering dengan sengaja melempar sampah atau kotoran ke Rasulullah setiap beliau lewat di depan rumahnya. Padahal setiap subuh Rasulullah mesti melalui jalan di depan rumah wanita tua ini menuju masjid dan setiap saat itu pula si wanita tua ini biasa melemparkan kotoran ke Rasulullah Saw.

Dan ajaibnya, Rasulullah tidak marah kepada wanita yang menjengkelkan ini.

Suatu hari, ketika Rasulullah lewat di depan rumah si wanita tua, tak ada lemparan kotoran yang ditujukan kepada beliau seperti biasanya.

Tentu saja hal ini membuat Rasulullah heran. Mengapa si wanita tua itu tidak melemparkan kotoran kepadaku seperti biasanya, demikian mungkin yang terbersit dalam pikiran sang Nabi. Lalu Nabi pun bertanya kepada tetangga wanita tua itu,

”Apakah ada yang terjadi dengan wanita tua pemilik rumah ini?”

”Beberapa hari ini dia sedang sakit dan terbaring di tempat tidurnya” Kata tetangga wanita tua itu.

Nabi terkejut. Lalu beliau meminta si tetangga mengantarkan beliau untuk menjenguk si wanita tua. “Mungkin dia membutuhkan sesuatu” pikir Nabi.

Ketika si wanita tua itu melihat Nabi saw mengunjunginya, si wanita tua itu menyangka bahwa Nabi Saw akan mendampratnya, maka dia pun berkata, ”Mengapa Anda harus menunggu sampai aku sakit dulu untuk mendampratku? Mengapa Anda tidak datang ke rumahku ketika aku sehat?”

Dengan lemah lembut Rasulullah Saw menjelaskan alasan beliau datang ke rumahnya, ”Aku datang tidak untuk mengatakan sesuatu yang tidak kamu sukai. Kedatanganku semata-mata untuk menjengukmu yang sedang sakit. Aku turut prihatin atas yang kamu derita saat ini”

Mendengar jawaban Rasulullah yang lembut dan tulus tersebut hati wanita tua itu pun luluh. Ia menjadi sedemikian takjub mendengar kata-kata Rasulullah itu. ‘Betapa mulianya lelaki ini’ pikir si wanita tua. Ketika Rasulullah Saw mendoakan dan menasihatinya, dengan penuh perhatian wanita tua ini diam dan mendengarkan semua yang diucapkan Rasulullah Saw. Tak lama setelah kejadian ini, wanita tua itu pun masuk Islam

http://qitori.wordpress.com/2007/07/25/tumben-hari-ini-wanita-tua-itu-tidak-melempar-kotoran-kepadaku/

---

Kisah Akhlaq Rasulullah yang mulia :

Di sudut pasar Madinah Al Munawarah, ada seorang Yahudi yang buta. Hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata:

“Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya, maka kalian akan di pengaruhinya.”

Hampir setiap pagi, Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah katapun Rasul menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.

Rasulullah SAW melakukan hal itu hingga beliau menjelang wafat. Setelah Rasulullah wafat, tak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi dan yang menyuapi orang Yahudi yang buta itu.

Suatu hari Abu Bakar ra berkunjung ke rumah anaknya (Aisyah). Beliau bertanya kepada Aisyah: “Anakku, adakah sunnah Rasul yang belum aku kerjakan?” . Aisyah menjawab pertanyaan ayahnya: “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah saja. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja“, ucap Aisyah.

“Apakah itu?” Tanya Abu Bakar. “Setiap pagi, Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana“, jawab Aisyah.

Keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya.

Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, tiba-tiba pengemis itu marah sambil berteriak: “Siapa kamu…!!!” Abu Bakar menjawab: “Aku orang yang biasa“. “Bukan…!!! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.” sahut pengemis buta itu.

Lalu pengemis itu melanjutkan bicaranya: “Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan itu, baru setelah itu ia berikan makanan itu kepadaku.”

Abu Bakar yang mendengar jawaban orang buta itu kemudian menangis sambil berkata: “Aku memang bukan yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad, Rasulullah SAW.”

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, pengemis itu pun menangis dan kemudian berkata “Benarkah demikian?”, tanya pengemis, kepalanya tertunduk dan air matanya mulai menetes.

“Selama ini aku selalu menghinanya dan memfitnahnya”, lanjutnya. Tetapi ia tidak pernah marah kepadaku, sedikitpun!”, ucap sang pengemis Yahudi sambil menangis terisak.

“Ia selalu mendatangiku, sambil menyuapiku dengan cara yang sangat lemah lembut” sambil menahan kesedihan namun akhirnya dia pun menangis.

Lalu ditengah tangisannya, sang pengemis Yahudi itupun berteriak, “Ia begitu mulia Ia begitu mulia !!!” sambil mendongakkan kepalanya kearah langit biru. Kedua tangannya dibuka lebar seperti berdoa, dan kemudian kembali duduk simpuh.

Spontan, mereka berpelukan. Mereka berdua larut dalam tangisan. Tangisan kehilangan seseorang yang paling mulia sepanjang masa. Lalu sesaat mereka terdiam, kemudian pengemis Yahudi buta itu meminta kepada Abu Bakar untuk menuntunnya bersyahadat.

Pengemis itupun bersyahadat, bersyahadat dihadapan Abu Bakar. Jadilah pengemis itu seorang muslim yang berserah diri kepada Allah SWT

http://islamislogic.wordpress.com/2011/08/12/setiap-pagi-rasulullah-menyuapi-pengemis-yahudi-yang-buta/

---

Kecintaan kita kepada Rasulullah mungkin hanya sebatas butir pasir di lautan nan luas. Dengan berdalih kita belum pernah bersua dengannya (mungkin), kita sulit untuk mencintai beliau. Padahal sudah jelas kita harus menempatkan Rasulullah sebagai prioritas kedua cinta kita setelah cinta kita kepada Allah.

Akan sangat kontras jika kita berbicara tentang kecintaan Rasulullah kepada kita semua, umatnya. Totalitas dan ketulusan cinta Rasul kepada kita sudah tak terbantahkan lagi. Banyak sekali bukti yang menunjukkan betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Salah satunya adalah di saat akhir hayatnya, beliau masih saja memikirkan umatnya. “Ummati, ummati, ummati” umatku, umatku, umatku. Umat selalu ada dalam prioritas hidupnya. Bukan kematian yang ditakutkan, bukan harta yang ia pikirkan, bukan pula sanak keluarga yang dipedulikan, tapi umat yang beliau khawatirkan sepeninggal Rasulullah menghadap-Nya. Inilah alasan mutlak mengapa kita harus mencintai Rasulullah, Rasulullah yang telah membuktikan ketulusan cintanya kepada umatnya, akan sangat ironis jika kita tidak mencintai beliau. Rasulullah tidak memikirkan apapun di akhir hayatnya, namun hanya satu hal yang ia pikirkan, yaitu bagaimana kondisi umatnya nanti. Sehingga sudah saatnya marilah kita mulai belajar mencintai Rasulullah, dengan berittiba terhadap sunnah-sunnahnya, mari kita buktikan betapa kita mencintai Rasulullah seperti beliau mencintai kita semua sebagai umatnya.

http://www.dakwatuna.com/2013/03/26/29969/ummati-ummati-ummati-manifestasi-ketulusan-cinta-rasulullah-pada-umatnya/

---

Rasulullah saw. bersabda, ”Kami adalah umat terakhir dan terawal pada hari kiamat. Kami adalah umat yang pertama masuk surga meskipun mereka diberi kitab sebelum kami dan kami diberi kitab sesudah mereka.”(H.R. Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa umat Nabi Muhammad saw. yang pertama masuk surga walaupun paling akhir dalam menerima ajaran dari Allah swt. dibandingkan nabi-nabi lainnya. Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda, ”Diperlihatkan kepadaku tiga orang pertama dari umatku yang masuk surga dan tiga orang pertama dari umatku yang masuk neraka. Adapun tiga orang yang pertama masuk surga adalah syahid, budak yang pekerjaannya tidak menyibukkannya dari taat kepada Allah, dan orang fakir yang tidak meminta-minta. Dan tiga orang yang pertama masuk neraka, yaitu pemempin yang zalim, orang kaya yang hartanya tidak digunakan untuk menunaikan hak Allah, dan orang fakir yang sombong.” (H.R. Ahmad)

Hadis ini menjelaskan bahwa ada tiga dari umat Nabi saw. yang paling dulu masuk surga dan tiga orang yang paling dulu masuk neraka. Adapun orang yang pertama masuk surga adalah sebagai berikut.

1. Syahid.

Yaitu orang yang meninggal karena membela agama Allah swt. Orang yang rela mengorbankan pikiran, perasaan, harta, bahkan nyawanya demi tegaknya panji-panji kebenaran Allah swt. di muka bumi. Sebesar apa pun tantangan dakwah dihadapinya dengan lapang dada dan optimisme. Kesulitan dalam dakwah tidak menyurutkan semangatnya untuk berjuang di jalan Allah.

2. Budak yang pekerjaannya tidak menyibukkan dari taat pada Allah.
Yakni orang yang hidupnya dalam kekuasaan majikannya, banyak pekerjaan yang menyita tenaga dan waktunya, namun di tengah kesibukan fisiknya yang begitu padat, dia tidak lupa untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban ibadah pada Allah swt. Untuk konteks sekarang, bisa dianalogikan seperti seorang buruh bangunan yang berada di bawah pengawasan majikannya yang sangat ketat, pekerjaan fisiknya sangat banyak, namun tetap tidak lupa ibadah shalat, puasa, dll.

3. Orang fakir yang tidak meminta-minta.
Yakni orang yang sangat kekurangan secara materi karena pendapatannya tidak berimbang dengan kebutuhannya. Orang yang besar pasak daripada tiang, namun di tengah kesulitan ekonomi yang mengimpitnya dia tidak pernah meminta-minta. Dia terus berjuang mencari nafkah yang halal. Dia peras keringat, darah, dan air matanya, untuk menghidupi diri dan keluarganya. Dia pantang meminta-minta pada orang lain. Orang seperti inilah di antaranya yang akan paling pertama masuk surga.

Sementara tiga orang yang pertama yang masuk neraka adalah sebagai berikut.

1. Pemimpin yang zalim.
Yakni pemimpin yang menggunakan amanah kepemimpinannya untuk kepentingan pribadi. Amanah kepemimpinan digunakannya untuk memperkaya diri, menindas, bahkan menipu orang-orang yang dipimpinnya. Dia lupa bahwa kepemimpinan itu amanah, malah dia gunakan amanah kepemimpinan sebagai fasilitas untuk memperkaya diri. Na’udzubillah.

2. Orang kaya yang hartanya tidak digunakan untuk menunaikan hak Allah.
Yakni orang yang diberi amanah harta, namun tidak digunakan sesuai keridoan Allah. Harta berlimpah tidak membuatnya syukur pada Allah swt., malah mengufuri-Nya. Harta tidak membuatnya dekat dengan Allah, malah melecehkan ajaran-ajaran Allah. Hak-hak fakir dan miskin diabaikannya, hartanya tidak pernah dibersihkan dengan zakat, infak, ataupun sedekah. Dalam Al Quran diungkap bahwa pada hari kiamat, harta seperti ini akan menyetrika bagi pemiliknya. Na’udzubillah.

3. Orang fakir yang sombong.
Kalau ada orang kaya sombong itu masuk akal, karena ada yang bisa dibanggakan. Namun kalau orang fakir sombong, apa yang jadi kebanggaannya? Allah swt. sangat murka pada orang fakir namun jiwanya penuh kesombongan. Bisa dibayangkan bagaimana kalau dia kaya? Fakir saja sombong, apalagi kalau kaya? Wajar kalau orang fakir yang sombong di antara yang akan masuk neraka terlebih dulu. Na’udzubillah.

Bertolak dari analisis di atas bisa disimpulkan bahwa dari seluruh umat para nabi dan rasul, maka umat Nabi saw. yang paling pertama akan masuk surga. Ada tiga orang yang pertama masuk surga di antara umat Nabi saw. dan tiga orang yang paling dulu masuk neraka. Kalau umat Nabi saw. yang pertama masuk surga, maka dari umat Nabi saw. juga yang paling pertama masuk neraka

http://aqcintaallahselalu.abatasa.co.id/post/detail/11246/orang-yang-pertama-masuk-surga.html

---

Lirik Qasidah

Ya Nabi Salam ’Alaika Ya Nabi Salam ’Alaika Ya Rasul Salam ’Alaika Ya Habib Salam ’Alaika Sholawatullah ’Alaika Asyroqol Badru ’Alaina Fakhtafat Minhul Buduruu Mitsla Husnik Maa Ro’aina Khottu Ya Wajha Sururii Ya Nabi Salam ’Alaika Ya Rasul Salam ’Alaika Ya Habib Salam ’Alaika Sholawatullah ’Alaika Anta Syamsun Anta Badrun Anta Nuurun Fauqo Nuuri Anta Iksiru Wagholi… Anta Misbahus Shuduri Ya Nabi Salam ’Alaika Ya Rasul Salam ’Alaika Ya Habib Salam ’Alaika Sholawatullah ’Alaika Ya Habibi Ya Muhammad Ya ’Arusal Khofiqoini Ya Muayyad Ya Mumajaad Ya Imamal Qiblataini Ya Nabi Salam ’Alaika Ya Rasul Salam ’Alaika Ya Habib Salam ’Alaika Sholawatullah ’Alaika

http://syechkersmania.blogspot.com/p/liriksyair-sholawat.html

---

2. Skala prioritas

Muslim itu :

Sibuk wajib dan sunnah
Sekali kali mubah
Tinggalkan makruh
Campakkan haram

---

Suratku ini aku awali dengan kata, “Aku sangat merindukanmu, mungkinkah rinduku berbalas?” Dulu kau sering mendatangiku dan menciumku. Kini, kau tempatkan aku di tempat yang nyaman, namun itu menyiksaku karena kau jarang bercengkerama denganku. Kau lebih sibuk berlama-lama dengan iPad dan BB-mu.

Aku benar-benar sangat iri dengan iPad dan BB yang kau miliki. Kemana pun kau pergi, mereka selalu kau bawa. Saat di rumah pun kau asyik dan rela berlama-lama dengan mereka berdua. Sementara aku, tetap kau abaikan. Padahal, sibuk dengan iPad dan BB belum tentu memberimu manfaat dan berpahala.

Ketahuilah, saat kau bercengkerama denganku setiap hurufku memberi satu kebaikan dan memberikan 10 kali lipat pahala walau mungkin kau tak tahu maknanya. Bahkan saat kau terbata-bata saat berucap, kau justru mendapat dua pahala: Pahala membacaku dan pahala karena kau kesulitan mengucapkannya.

Siapa yang berpegang teguh kepadaku maka ia tak akan tersesat, tapi mengapa kau merasa tak bersalah saat jarang menyapaku. Kau malu bila belum membaca buku atau novel best seller, tapi mengapa kau tak merasa malu sedikitpun belum menyelesaikan membacaku? Aku ada bukan untuk kau simpan di almarimu tetapi seharusnya untuk kau simpan di hatimu. Tetapi bagaimana mungkin aku bersemayam di hatimu bila kau jarang membacaku.

Seharusnya aku dipelajari bukan hanya ketika kau kecil tetapi seharusnya setiap waktu. Mengapa? Karena aku ini pedoman hidupmu. Aku bukanlah “mainan” yang hanya kau baca saat kau kecil. Aku ada juga bukan hanya sekedar menjadi mas kawin saat kau menikah. Dan bukan pula hanya untuk kau ingat, saat ada kematian di keluargamu.

Mengapa hidupmu kacau? Mengapa kau sering jenuh? Mengapa hidupmu sering gelisah? Mengapa kau sering berani berbuat maksiat? Mengapa kau banyak tak mengerti ketentuan Tuhanmu? Karena kau jarang bercengkerama denganku.

Demikianlah suratku untukmu, semoga kau mengerti keluhan dan deritaku. Aku ingin kau manjakan seperti iPad dan BB-mu

Yang rindu padamu,

Kitab Sucimu

http://jamil.saklik.net/surat-imajiner/

---

Muhasabah : Apakah kita merasakan isi dari Surat Imajiner itu ?

---

Asep Supriatna

Mungkinkah kita hidup bersama Al Quran ? Emang bisa ? Ada ada aja ! Mustahil ! Gimana ya ? Duh berat ! Mungkin itulah jawaban jawaban yang terlintas di pikiran kita keria muncul kalimat seperti itu, padahal, di dalam Al Quran ditegaskan bahwa Al Quran itu mudah dipelajari

Qs Al Qamar : 17, 22, 32, 40

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

---

Bobby Herwibowo

“Maukah Bapak/Ibu bisa dengan mudah membaca Al-Qur’an serta mengerti/paham artinya?,” tanya ustadz kepada seluruh jamaah. Tentu saja seluruh jamaah dengan kompak menjawab, mau. Kemudian beliau bertanya kepada jamaah, “Tahukah anda tempat menyimpan memory yang paling permanen ?”. Beliau lantas berkata, “tempat menyimpan memory yang permanen bukan di sini (sambil menunjuk kepalanya) tapi di sini (beliau menunjukkan tangannya),”.

Selanjutnya beliau coba membuktikan ucapannya tersebut kepada seluruh jamaah yang hadir. “Bapak Ibu tahu lagu topi saya bundar?”. Seluruh jamaah kompak menjawab, tahu. “Sekarang coba nyanyikan bersama-sama dengan suara yang lantang serta dengan gerakan tangan,” pintanya kepada jamaah. Benar saja, walaupun tanpa latihan sebelumnya seluruh jamaah dengan kompak menyanyikan lagu tersebut dengan gerakan tangan tanpa ada kesalahan sedikitpun. Bahkan seluruh ruangan masjid seakan kedatangan tamu anak TK Islam yang begitu manis menyanyikan lagu Topi Saya Bundar.

Kemudian ustadz berperawakan besar tinggi tersebut tersenyum melihat seluruh jamaah yang begitu antusias mengikuti Tabligh Al-Qur’an yang dirangkai dengan penyerahan santunan/bantuan kepada Yatim dan Dhuafa tersebut. Selanjutnya ustadz yang terkenal dengan menghafal Al-Qur’an semudah tersenyum tersebut lantas menjelaskan kepada seluruh jamaah dengan lantang. “Mengapa bapak/ibu masih bisa menyanyikan lagu tersebut sampai sekarang?. Pada hal lagu tersebut mungkin sudah lama tidak pernah dinyanyikan lagi. Itu dikarenakan lagu tersebut ketika diajarkan oleh guru TK dengan gerakan tangan,” katanya menjelaskan. “Itu artinya ingatan kita akan lebih permanen kalau apa yang kita pelajari dan kita baca diikuti dengan gerakan tangan sebagai pengingat,” katanya menegaskan. Seluruh jamaah manggut-manggut seakan membenarkan apa yang dikatakan ustadz yang selalu tersenyum ini.

“Sekarang ayo kita praktekkan,” ajaknya kepada seluruh jamaah. Kemudian beliau meminta seluruh jamaah untuk menggerakkan kedua pergelangan tangan supaya tidak kaku.

Beliau juga menggerakkan tangannya ke atas, ke samping, ke bawah dan membentuk gerakan isyarat sesuai arti/makna dari ayat tersebut. Seluruh jamaah terlihat antusias mengikuti apa yang diarahkan ustazd Boby. Sesekali beliau juga meminta seluruh jamaah untuk berdiri. Apa yang terjadi tujuh menit berikutnya? Subhanallah… Benar saja, hanya dalam waktu sekitar lima sampai tujuh menit, seluruh jamaah bisa membaca/menghafal lengkap dengan artinya.

Di akhir acara, beliau menyimpulkan dan memberikan sedikit tips kepada jamaah cara menghafal Al-Qur’an dengan mudah adalah dengan suara lantang dan dengan gerakan tangan. Kemudian beliau meminta kepada jamaah untuk berkata, “mudah” sambil mengepalkan tangan ke atas ketika beliau berkata, “menghafal Al-Qur’an”. Beliau kemudian langsung mengajak jamaah untuk mempraktekkannya.

“Menghafal Al-Qur’an…,” dijawab jamaah dengan kompak sambil mengepalkan tangan ke atas, “Mudah!,”.

http://kalbar.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=195947

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut