28 November 2014

Pengajian Masjid Raya Bintaro Jaya 26 Nov 2014 Ustadz Feliz Siauw Ustadzah Badriyah fayumi Muslimah Indonesia menjadi inspirasi dunia

Event : Pengajian Masjid Raya Bintaro Jaya
Tanggal : 26 Nov 2014
Pembicara : Ustadz Feliz Siauw
Tema : Muslimah Indonesia menjadi inspirasi dunia

Ketika mendapat masalah wanita cenderung melampiaskan perasaannya dan emosinya kepada orang lain dengan cara curhat. Sedangkan pria lebih cenderung memendamnnya dan mencari cara untuk melupakannya. Hal terebut dikarenakan pria cenderung berpikir menggunakan otak sebelah kiri (logika) sedangkan perempuan menggunakan otak sebelah kanan (perasaan).

Penjelasan Psikologis

Para ahli psikologi membedakan pria dan wanita dari otaknya. Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi yang kanan dengan sisi yang kiri. Setiap sisi bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda. Dalam otak wanita, lebih banyak serat penghubung dan serat ini lebih besar dibanding yang terdapat pada otak pria. Hal ini membuat wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk menggunakan kedua sisi otak secara bersamaan. Sehingga wanita lebih pandai berbicara, open minded juga lebih pandai menjalin hubungan atau berinteraksi dengan individu lain. Tetapi, wanita cenderung menggunakan emosi ketika memproses informasi dan saat berkomunikasi.
Tidak mengherankan bukan, kalau wanita bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus seperti berbelanja di tukang sayur sambil bergosip ria atau memasak sambil menelepon.

Sebaliknya, pria memiliki kecenderungan lebih banyak menggunakan sisi kiri otaknya. Dengan demikian, mereka lebih banyak menggunakan logika dan pemikiran rasional. Pria juga cenderung mempunyai koordinasi mata-tangan yang lebih baik, hal ini sangat membantu di saat berolahraga dan melakukan kegiatan mekanis ataupun membaca peta. Jika pria sedang melakukan satu aktifitas, maka pria tidak akan bisa konsentrasi terhadap hal lainnya. Berbeda dengan wanita, mereka bisa mencampur semua pemikirannya dalam satu waktu, sehingga emosi, logika, percintaan, dan komunikasi bercampur menjadi satu.”

http://treatiseheart.blogspot.com/p/blog-page.html

---

Wanita adalah tiang agama, jika wanita rusak maka rusak pulalah negara

---

Dalil memuliakan ibu

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli?” Beliau menjawab, “Ibumu! Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Rasul menjawab lagi, “Ibumu!” Ia balik bertanya, “Siapa lagi?” Rasul kembali menjawab, “Ibumu!” Ia kembali bertanya, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Bapakmu!”

---

Peran penting sosok wanita : Dibalik kesuksesan seorang pria, ada sosok wanita kuat di belakangnya

---

Nabi Muhammad amat sangat sangat mencintai Khadijah, karena Khadijah memperlakukan Nabi dengan sangat hormat, sangat mengasihi Nabi, memperlakukan Nabi seperti suami dan anak, karena usia Khadijah lebih tua dari Nabi. Itulah yang membuat Nabi sangat mencintainya karena Ibunda Nabi Muhammad meninggal ketika Nabi masih kecil sehingga beliau menemukan figur tersebut pada diri Khadijah. Akhirnya Khadijah meninggal dunia dan Nabi sangat kehilangan.

Rasa kehilangan tersebut amat dalam walaupun ketika akhirnya Nabi menikah kembali dengan Siti Aisyah. Siti Aisyah pun yang memiliki kepribadian pencemburu amat sangat cemburu dengan almarhumah Siti Khadijah karena menurut Siti Aisyah, Nabi Muhammad selalu terbayang-bayang dengan Almarhumah. Siti Aisyah pernah berkata satu-satunya wanita yang saya cemburui adalah Almarhumah Siti Khadijah.

Kemudian setelah Siti Aisyah, Nabi menikahi wanita-wanita yang suaminya adalah korban perang yang mati syahid. Hanya Siti Aisyah yang dinikahi Nabi yang masih gadis.

Kemudian buku ini menceritakan bagaimana kecemburuan Siti Aisyah kepada istri-istri lain terutama yang dianggap Aisyah sangat cantik. Hatinya selalu tidak rela bila Nabi menikahi janda-janda korban perang tersebut. Bagaimana skenario Aisyah untuk membentuk kubu istri yang dapat memihak Aisyah untuk membantunya melampiaskan kecemburuan Aisyah kepada istri yang dianggap saingan beratnya. Aisyah adalah istri Nabi Muhammad yang palng muda ketika dinikahi, paling disayang oleh Nabi Muhammad dari istri yang lain. Dan para istri tersebut dapat memaklumi hal itu.

Dari pernikahannya dengan istri-istri beliau, beliau tidak mendapatkan keturunan kecuali dengan Khadijah. Sempat memiliki keturunan anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim dari istri asal Mesir yaitu Mariam Al Qibtiyah. Kehamilan Mariam sangat membuat cemburu istri-istri Nabi sehingga mereka saling bertengkar dan Nabi sangat marah dengan kelakuan mereka. Untuk menghukum mereka akhirnya Nabi meninggalkan mereka untuk berdiam diri di suatu gua selama 29 hari yang membuat para istri sangat merasa bersalah.

Tetapi sayangnya anak tersebut meninggal karena sakit keras ketika masih bayi. Nabi sangat kehilangan, beliau sendiri yang menguburkan dan turun ke liang lahat.

http://umum.kompasiana.com/2009/09/22/indahnya-keluarga-nabi/events/ib/?avatar

---

Bertahun-tahun setelah Siti Khadijah Ra. wafat, Rasulullah saw masih kerap menyambangi makamnya. Beliau juga sering menyebut-nyebut berbagai kebaikan almarhumah istrinya. Pujian-pujian itu tak jarang diucapkan Rasul di hadapan istri-istrinya yang lain. Rasulullah pun sangat memuliakan teman Khadijah semasa hidup. Tak jarang beliau memotong kambing lalu mencari teman-teman Khadijah untuk dihadiahkannya daging kambing tersebut. Hal itu membuat Siti Aisyah Ra cemburu. “Bukankah dia itu hanya seorang wanita tua sementara Allah telah menggantikannya untukmu wanita yang lebih darinya ?”. Rasulullah tersenyum sambil menjawab tegas, “Demi Allah, Allah swt tidak pernah menggantikan untukku yang lebih baik dari dirinya. Khadijah beriman kepadaku pada saat orang-orang mendustakanku, dia menyumbangkan hartanya padaku di saat orang-orang lain tidak ada yang mau memberikan bantuannya.”

http://iimoet.wordpress.com/2010/09/23/perempuan-impian/

---

Ulul Azmi artinya seorang Rasul Allah yang memiliki ketabahan hati yang luar biasa. Dari 25 Rasul Allah yang meraih derajat Rasul Ulul Azmi ada lima.

Rasul-rasul yang meraih derajat Ulul Azmi tersebut yaitu:

1. Nabi Nuh AS
2. Nabi Ibrahim AS
3. Nabi Musa AS
4. Nabi Isa AS
5. Nabi Muhammad AS

Mu’jizat Nabi-nabi Ulul Azmi : Yang dimaksud dengan Rasul Ulul Azmi adalah para Rasul yang mempunyai keistimewaan atau kelebihan, serta tabah dalam menghadapi cobaan. Mu’jizat adalah semacam kejadian atau kepandaian yang luar biasa pada diri seorang Nabi atau Rasul, yang datangnya dari Allah SWT.

Mu’jizat Nabi Nuh AS : Kemampuan membuat perahu, Ketika perahu Nabi Nuh dibakar oleh umatnya tidak bisa terbakar, Dengan perahu itu pula, Nabi Nuh dan pengikutnya diselamatkan oleh Allah dari bencana banjir

Mu’jizat Nabi Ibrahim AS : Ketika masih bayi ibu jarinya bisa mengeluarkan madu, Peristiwa penyembelihan Ismail, yang kemudian digantikan gibas (domba), Ketika dibakar oleh Raja Namrud, tidak terbakar.

Mu’jizat Nabi Musa AS : Tongkat yang dimilikinya bisa berubah menjadi ular yang besar, sehingga bisa mengalahkan ular ciptaan tukang sihir Raja Fir’aun, Dengan tongkat itu pula Nabi Musa bisa membelah lautan, ketika Nabi Musa dan pengikutnya di kejar-kejar oleh Fir’aun dan tentaranya. Ketika pengikut Nabi Musa kehausan, tongkat beliau dipukulkan ke batu, kemudian memancar- kan air untuk di minum.

Mu’jizat Nabi Isa AS : Bisa berbicara ketika masih bayi, Menjadikan burung dari tanah, Dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan, seperti lepra, buta dan lain-lain, Dapat menghidupkan orang yang sudah meninggal atas ijin Allah.

Mu’jizat Nabi Muhammad SAW : Dengan menunjukkan telunjukknya, beliau bisa membelah bulan dan merapatkannya kembali, Ketika umatnya kekurangan air, dari sela-sela jari beliau dapat mengeluarkan air yang cukup untuk di minum dan untuk berwudlu oleh banyak orang, Peristiwa Isra’ Mi’raj, jakni diperjalankannya Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian naik ke Sidratul Muntaha, Al-Qur’an merupakan mu’jizat yang paling besar bagi Nabi Muhammad SAW. Karena Al-Quran sangat universal di sepanjang zaman, yang memuat berbagai hal yang menyangkut kehidupan seluruh makhluq, baik di dunia maupun di akhirat, juga berbagai macam ilmu pengetahuan.

---

Wanita hebat didalam islam :

“Yang sempurna dari kaum lelaki sangatlah banyak, tetapi yang sempurna dari kaum wanita hanyalah Maryam binti Imran, Asiyah binti muzahim, Khadijah binti khuwailid dan Fatimah binti Muhammad. Sedangkan keutamaan Aisyah atas seluruh wanita adalah seperti keutamaan tsarid (roti yang diremukkan dan direndam dalam kuah) atas segala makanan yang ada.” (HR Bukhari)

“Cukuplah wanita-wanita ini sebagai panutan kalian. Yaitu Maryam binti Imran, Khadijah binti khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah binti muzahim, istri fir’aun.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

“Sebaik-baik wanita penduduk surga adalah Khadijah binti khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah istri fir’aun.” (HR Ahmad)
Tetapi, nama-nama tersebut hanya akan menjadi nama saja, jika kita tidak mengetahui kisah hidup, bara api semangat perjuangan serta pancaran cahaya keimanan yang bersemburat indah dari mereka.

http://www.dakwatuna.com/2012/04/15/19504/teladan-wanita-sepanjang-masa/

---

Di bawah terik matahari di tengah padang pasir yang kering kerontang, Nabi Ibrahim, menunggang unta bersama Siti Hajar. Perjalanan agak sukar, namun hal itu tidak memberi kesan kepada mereka. Yang lebih diharapkan Ibrahim ialah ketabahan hati untuk meninggalkan Siti Hajar dan bayinya di bumi gersang itu. Sepanjang perjalanan, dikuatkan hatinya untuk terus bertawakal. Dia yakin Allah tidak akan menganiaya hambaNya. Pasti ada hikmah di balik peristiwa itu. Selepas kira-kira enam bulan perjalanan, tibalah mereka di Makkah.

Nabi Ibrahim memilih sebuah lembah di tengah-tengah padang pasir. Nabi Ibrahim turun dari untanya dan mengikat tali unta di sebatang pokok tamar. Yang dipikirkannya, bagaimana caranya memberitahu isterinya mengenai perintah Allah itu. Sepnajnag perjalanan lidahnya seolah-olah kelu untuk berkata-kata. Selepas Siti Hajar diturunkan, tanpa berlengah lagi Nabi Ibrahim bersiap sedia untuk pergi. Ketika Siti Hajar melihat perilaku suaminya yang bergegas mau pergi, ditariknya jubah suaminya sambil berkata,

“Wahai suamiku, apakah aku akan ditinggalkan bersama anakmu disini?”. Tanpa memandang wajah istrinya, Nabi Ibrahim hanya mampu mengenggukkan kepala.

“Oh…kiranya karena dosaku menyebabkan engaku bertindak begini, ampunkanlah aku. Aku tidak sanggup ditinggalkan di tengah-tengah padang pasir yang kering kerontang ini.” Kata Siti Hajar.

Nabi Ibrahim menjawab : “Tidak wahai isteriku, bukan karena dosamu…”

Siti hajar bertanya lagi : “Kalau bukan karena dosaku, bagaimana dengan anak ini…anak ini tidak tahu apa-apa. Tegakah engkau meninggalkannya?”

Kepiluan dan kesedihan Nabi Ibrahim, hanya Allah yang tahu. Katanya : “Tidak, bukan itu maksudku. Tapi apa dayaku…ketahuilah, ini semua adalah perintah Allah.”

Selesai berdoa, tanpa menoleh ke arah isteri dan anaknya, Nabi Ibrahim meninggalkan tempat itu dengan menyerahkan mereka kepada Allah. Tinggallah Siti Hajar bersama anaknya yang masih merah dalam pelukannya. Diiringi kepergian suaminya dengan linangan air mata dan syukur. Ditabahkan hati untuk menerima segala kemungkinan yang terjadi. Tidak lama selepas kepergian Nabi Ibrahim, bekal makanan dan minuman pun habis. Air susunya juga kering sama sekali. Anaknya Ismail menangis kehausan. Siti Hajar kebingungan.

Dimana hendak diusahakannya air di tengah padang pasir yang kering kerontang itu?. Saat dia mencari-cari sumber air, dilihatnya dari jauh seperti ada air memancar. Dia berlari ke arah sumber air itu. Tetapi apa yang dilihatnya hanyalah fatamorgana. Namun Siti Hajar tidak berputus asa. Dari tempat lain, nampak seolah-olah di tempat di mana anaknya diletakkan memancar sumber mata air. Diapun segera berlari ke arah anaknya. Tetapi sungguh malang, yang dilihatnya adalah fatamorgana. Tanpa disadari dia berulang-ulang sebanyak tujuh kali antara dua bukit, Safa dan Marwa untuk mencari sumber air. Tubuhnya keletihan berlari ke sana ke mari mencari sumber air, namun tiada tanda-tanda dia akan mendapat air. Sedangkan anak yang kehausan itu terus menangis sambil menghentak-hentakkan kakinya ke bumi.

Tiba-tiba dengan rahmat Allah, sedang Siti Hajar mencari-cari air, memancarlah air dari dalam bumi di ujung kaki Ismail. Pada waktu itu gembiranya hati Siti Hajar bukan kepalang. Dia pun mengambil air itu dan berkata, “Zami, zami, zami…” yang artinya berkumpullah, berkumpullah…seolah-olah dia berkata kepada air itu, “Berkumpullah untuk anakku.”

Pada suatu hari, tak lama setelah itu, datanglah suatu rombongan Arab dan suku Jurhum yang kebetulan sedang kehausan dan mencari air. Sampai di kota Makkah, tiba-tiba mereka melihat burung-burung sedang berterbangan di atas suatu bukit. Mereka menduga, pastillah ada air di tempat burung-burung itu, dan dugaan mereka tidak salah. Di tempat itu mereka dapati Siti Hajar dan puteranya Ismail berada di tepi mata air yang jernih dan makmur. Maka orang-orang Arab itu menemui Siti Hajar dan memohon izin untuk mengambil air di tempat itu. Sit Hajar mempersilahkan dan semua anggota kafilah tersebut minum dengan puas.

Sementara itu, Nabi Ibrahim beberapa lama kemudian datang ke Makkah untuk menjenguk istri dan anaknya. Sesampainya disana beliau sangat terkejut melihat air yang sangat berlimpah. Disekitarnya terdapat desa yang subur dan makmur. Beliau juga heran dan lega karena istri dan anaknya ternyata masih hidup dan sehat. Siti Hajar menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada suaminya. Mendengar itu, Nabi Ibrahim kemudian memuji kebesaran Allah SWT yang telah mengabulkan doanya terdahulu.

Begitulah kehendak Allah SWT. Ia mendatangkan sebab musabab untuk menjadikan Islam gemilang dan Makkah menjadi tumpuan manusia. Mata air itu tidak pernah kering justru mengalir hingga hari ini. Itulah air Zam-Zam yang terletak di sisi Ka’bah di Makkah al-Mukarramah. Begitulah cantik dan indahnya Allah mengatur semua perkara. Allah mendatangkan rahmat, bantuan dan pertolongan di saat terakhir karena hendak menguji keimanan Siti Hajar.

http://iamproudtobemuslim.com/2014/01/28/siti-hajar-dan-air-zam-zam/

---

Keutamaan air zamzam :

Dari penjelasan Rasulullah dan para ulama dapat diketahui, bahwa air Zam-Zam memiliki barakah dan keutamaan. Di antara dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan air Zam-Zam dapat disebutkan sebagai berikut :

"Dari Jabir dan Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Air Zam-Zam, tergantung niat orang yang meminumnya.

Ibnu Taimiyyah berkata,”Seseorang disunnahkan untuk meminum air Zam-Zam sampai benar-benar kenyang, dan berdoa ketika meminumnya dengan doa-doa yang dikehendakinya. Tidak disunnahkan mandi dengannya (menggunakan air Zam-Zam)."

"Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anh, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Air Zam-Zam sesuai dengan niat ketika meminumnya. Bila engkau meminumnya untuk obat, semoga Allah menyembuhkanmu. Bila engkau meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah menghilangkannya. Air Zam-Zam adalah galian Jibril, dan curahan minum dari Allah kepada Ismail."

"Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi adalah Zam-Zam. Di dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit."

Ibnul Qayyim berkata,"Aku dan selain diriku telah megalami perkara yang ajaib tatkala berobat dengan air Zam-Zam. Dengan izin Allah, aku telah sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan seseorang yang telah menjadikan air Zam-Zam sebagai makanan selama beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia tidak mendapatkan rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia telah memberitahukan kepadaku bahwa, ia terkadang seperti itu selama empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa dan melaksanakan thawaf ".

Beliau rahimahullah berkata,"Ketika berada di Mekkah, aku mengalami sakit dan tidak ada tabib dan obat (yang dapat menyembuhkannya). Akupun mengobatinya dengan meminum air Zam-Zam dan membacakan atasnya berulangkali (dengan al Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Akupun menjadikannya untuk bersandar ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat darinya."

http://almanhaj.or.id/content/2581/slash/0/keistimewaan-air-zam-zam/

---

Qs Al Baqarah : 223

"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."

Pada ayat tersebut juga menyatakan bahwa istri adalah ‘ladang’ bagi suaminya. Maksudnya, tempat baginya untuk menanam benih yang diharapkan darinya lahir keturunannya. Disamakannya (diqiaskannya) dengan ‘ladang’, karena ada kesamaan dibolehkan bagi pemiliknya mendatangi kapan saja, dari arah mana saja dan dengan cara bagaimana pun juga dengan syarat hanya ditempatnya dan bukan pada waktu yang dilarang (seperti ketika haid dan nifas). Seorang pemilik ladang sangat mengharapkan ketika menanam tanamannya mendapatkan hasil yang banyak, demikian juga hendaknya seorang suami ketika menanamkan benihnya ia berharap agar mendapatkan keturunan yang banyak, karena itulah maksud dari sebuah pernikahan dan apa yang harapkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ummat yang banyak.

http://www.alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=118

---

Jadilah wanita yang punya malu karena Malu Adalah Akhlak Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”

http://almanhaj.or.id/content/3441/slash/0/malu-adalah-akhlak-islam/

---

Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim berkata, Sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu.

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, Sebaik-baik ilmu dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan di hadapan manusia. (Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas).

Imam Al Ghozali mengatakan, Yang tercela adalah apabila seseorang mencari pujian. Namun jika ia dipuji karena karunia Allah tanpa ia cari-cari, maka itu tidaklah tercela.

http://harapansatria.blogspot.com/2012/04/nikmat-sembunyikan-amalan.html

---

Pembicara : Ustadzah Badriyah fayumi

Asma’ juga pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara mandi haidh, sebagaimana telah diriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah seorang di antara kamu menyiapkan air dan air perasan bidara. Kemudian bersucilah dengannya dan membaguskan bersucinya. Kemudian menuangkan air ke atas kepalanya dan hendaklah ia menggosoknya dengan gosokan yang kuat hingga membasahi akar-akar rambutnya, lalu menuangkan air ke atasnya. Kemudian hendaklah ia mengambil sepotong kapas yang telah dibubuhi minyak wangi, lalu bersihkanlah dengannya.” Lalu Asma’ bertanya lagi, “Bagaimana membersihkannya dengan kapas?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Subhanallah, bersihkanlah dengannya.” ‘Aisyah berkata, seolah-olah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan hal ini (karena malu), “Yaitu engkau membersihkan darah padanya.” (HR. Bukhari Muslim)

Begitulah saudariku, para shahabiyah sangat bersemangat untuk mencari ilmu agama. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk bertanya. Karena mereka tahu, hanya dengan ilmu, amalan mereka akan bernilai (mendapat pahala) di sisi Allah. Benarlah perkataan ‘Aisyah bahwa sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidaklah terhalang oleh rasa malu untuk mendalami urusan agama. (HR. Muslim)

Tentunya, kita ingin menjadi wanita terbaik bukan? Maka, contohlah para shahabiah. Belajarlah ilmu agama karena dengannya derajat kita akan ditinggikan dan jalan menuju surga akan dimudahkan. Semoga Allah senantiasa memudahkan bagi kita jalan menuju Ilmu.

http://muslimah.or.id/kisah/sang-juru-bicara-kaum-wanita.html

---

Kisah tentang HR Rasuna said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said (lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 – meninggal di Jakarta, 2 November 1965 pada umur 55 tahun) adalah salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan nasional Indonesia. Seperti Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

H.R. Rasuna Said dilahirkan pada 15 September 1910, di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia merupakan keturunan bangsawan Minang. Ayahnya bernama Muhamad Said, seorang saudagar Minangkabau dan bekas aktivis pergerakan.

Setelah menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Rasuna Said remaja dikirimkan sang ayah untuk melanjutkan pendidikan di pesantren Ar-Rasyidiyah. Saat itu, ia merupakan satu-satunya santri perempuan. Ia dikenal sebagai sosok yang pandai, cerdas, dan pemberani. Rasuna Said kemudian melanjutkan pendidikan di Diniyah Putri Padang Panjang, dan bertemu dengan Rahmah El Yunusiyyah, seorang tokoh gerakan Thawalib. Gerakan Thawalib adalah gerakan yang dibangun kaum reformis islam di Sumatera Barat. Banyak pemimpin gerakan ini dipengaruhi oleh pemikiran nasionalis-Islam Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

Rasuna Said sangatlah memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum wanita, ia sempat mengajar di Diniyah Putri sebagai guru. Namun pada tahun 1930, Rasuna Said berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum wanita tidak hanya bisa didapat dengan mendirikan sekolah, tapi harus disertai perjuangan politik. Rasuna Said ingin memasukkan pendidikan politik dalam kurikulum sekolah Diniyah School Putri, tapi ditolak. Rasuna Said kemudian mendalami agama pada Haji Rasul atau Dr H Abdul Karim Amrullah yang mengajarkan pentingnya pembaharuan pemikiran Islam dan kebebasan berfikir yang nantinya banyak mempengaruhi pandangan Rasuna Said.

Kontroversi poligami pernah ramai dan menjadi polemik di ranah Minang tahun 1930-an. Ini berakibat pada meningkatnya angka kawin cerai. Rasuna Said menganggap, kelakuan ini bagian dari pelecehan terhadap kaum wanita.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rasuna_Said

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut