06 Januari 2015

Pengajian Masjid Raya Bani Umar 6 Januari 2015 Dr Ir H Nana rukmana DW, MA Belajar kearifan Akhlaq Rasulullah SAW

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 6 Januari 2015
Pembicara : Dr Ir H Nana rukmana DW, MA
Tema : Belajar kearifan Akhlaq Rasulullah SAW

Selamat menyambut Maulidurrasul

"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah"

---

QS Al Ahzab : 40

Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah Utusan Allah Dan Penutup para Nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

---

Sejarah Muhammad

Lahir : Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah (20 April 571 M)
Ibu : Siti Aminah binti Wahab
Ayah : Abdullah bin Abu Muthalib (Wafat ketika Muhamad dalam kandungan)

Usia 0-5 Tahun :
Disusui oleh Halimah Abi Zubaidah As-Sa’diyah

Usia 6 Tahun :
Siti Aminah meninggal dunia, diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthallib, tidak lama kakeknya meninggal, kemudian dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib

Usia 12 Tahun :
Diajak pamannya berdagang ke negeri Syam. Menurut Pendeta Kristen (Buhira), Tanda-tanda kenabian Muhammad sudah nampak, sesuai informasi dalam injil (Jujur, Cerdas, daya ingat kuat, rendah hati, kasih sayang terhadap sesama, menjauhi perbuatan keji, lembut dan benar perkataannya)

Usia 25 Tahun :
Dipercaya oleh Khadijah binti Khuwalid, seorang wanita terhormat dan kaya raya untuk menjual dagangannya ke Syiria ditemani Maisaroh, pembantu Khadijah. Khadijah terpikat oleh akhlak Muhammad, akhirnya menikah dengan Muhammad ketika itu Khadijah berusia 40 tahun.

Usia 35 Tahun :
Makkah dilanda banjir besar yang merobohkan Ka’bah. Kaum Quraisy membangun kembali Ka’bah. Muhammad dipercaya oleh para pembesar Quraisy untuk meletakkan Hajar Aswad. Muhammad memberi penghormatan kepada pembesar Quraisy, membentangkan kain sorban, keempat kepala suku Quraisy memegang ujung sorban, Hajar Aswad diletakkan ditengah.

Usia 40 Tahun :
Muhammad menerima wahyu pertama ketika berkhalwat (menyepi) di Gua Hira. Dakwah dilakukan secara diam-diam

Usia 43 Tahun :
Diperintahkan dakwah secara terang-terangan (QS. Al-Hijr: 94) Pengikut Nabi banyak yang dianiaya Kafir Quraisy. Pindah ke Habsyah, karena Raja Najasyi telah mengakui kebenaran Islam.

Usia 50 Tahun :
Abu Thalib yang membela mati-matian, meninggal dunia.

Usia 53 Tahun :
Hijrah ke Madinah. Sebelum sampai Madinah, singgah dan tinggal cukup lama di Kuba, mendirikan masjid Kuba. Melanjutkan ke Madinah, mendirikan masjid bersama kaum Muhajirin dan Kaum Anshor.

Usia 63 Tahun :
Meninggal dunia, tepat pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awal (Tahun 634 Masehi)

---

Kronologi Pernikahan Muhammad SAW :
25–50 Tahun
Monogami dengan Khadijah, di Makkah

50–53 Tahun
Poligami dg Saudah (70) dan Aisyah (19) tetapi tidak berhubungan suami-isteri, di Makkah

53–55 Tahun
Poligami dengan Saudah dan Aisyah, tapi hanya berhubungan dengan Aisyah di Madinah

55–63 Tahun
Menikah sebanyak 9 kali tapi itu dilakukan semata-mata atas dasar petunjuk Allah SWT, mempererat silaturahmi dan dakwah. (Usia isteri antara lain 35, 50, 62, 45, 65, 53, 47, 25, 63)

---

Nama-Nama Isteri Muhammad SAW

25 – 50 Tahun
Khadijah binti Khuwalid (40)

50 – 55 Tahun
Saudah binti Zam’ah (70) janda 12 anak dan Aisyah binti Abu Bakar (19) gadis

55 – 63 Tahun
Hafshah binti Umar bin Khatab (35-56), Zainab binti Jhuzaimah (50-56), Ummu Salamah binti Abu Ummayah (62-76), Zainab binti Jahsy (45-56), Juwarriyah binti Harits bin Abi Dzirar (65-57), Shafiyyah binti Hayyi Akhtab (53-59), Ummu Habibah binti Abu Sufyan (47-60), Mariyah Al-Qibtiyah (25-60), Maimunah binti al-Harits (63-60)

---

Putra-Putri Muhammad SAW :

Nabi SAW – KHADIJAH
(25 – 40)
Qasim (Wafat < 2 tahun)
Abdullah (Wafat < 2 tahun)
Thayyib (wafat < 2 tahun)
Ruqayyah – menikah (1 anak)
(Wafat: Tahun ke 2 Hijriah)
Zainab – menikah (2 anak)
(Wafat: tahun ke 8 H)
Ummu Kultsum - menikah
(Wafat tahun Ke 9 H)
Fathimah – menikah (6 anak)
(Wafat tahun ke 12 H)

Nabi SAW – Mariyah
(60-25) – budak yang dibebaskan
Ibrahim (Wafat < 2 tahun)

Catatan:
Fathimah menikah dengan Ali bin Abu Thalib
Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan
Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan setelah Ruqayyah wafat
Zainab menikah dg Abul ‘Ash bin Rabi’

---

Tugas utama Rasululloh SAW : Menyempurnakan Akhlaq

“Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali Rahmat bagi alam semesta" (QS. Al-Anbiya: 107)

“Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” (HR. Imam malik)

---

Rasulullah Sebagai Teladan Bagi Umat Manusia

Sungguh telah ada pada diri Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al-Ahzab : 21)

Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung (QS Al-Qalam : 4)

---

Keutamaan Akhlaq

“Mukmin Yang Paling Sempurna Imannya Ialah Yang Paling Baik Akhlaqnya” (HR. Abu Daud & Imam Ahmad)

“Orang Yang Paling Baik Islamnya Adalah Yang Paling Baik Akhlaqnya” (HR. Imam Ahmad)

Akhlaq Rasulullah Saw :
Muhammad saw memiliki keluhuran hati dan jiwa, rendah hati, jujur, tidak suka segala bentuk penindasan dan kekerasan, pemaaf, penuh kasih sayang, dan dapat dipercaya.

Firman Allah Swt :
”Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridloan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud” (QS. Al-Fath: 29)

Rosulullah Teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran :
Rosululloh SAW memiliki pendirian yang kuat, untuk mempertahankan kebenaran yang telah diyakininya, apapun rintangan dan tantangan yang menghadangnya, bahkan kematian sekalipun. Beliau tidak pernah melanggar peraturan ataupun perjanjian yang telah menjadi kesepakatan. Beliau tidak pernah menyalahi apa yang telah dikatakannya.

Rasululah sangat mencintai orang lain : (Kasih sayang dengan sesama)
Muhammad saw adalah orang yang sangat mencintai orang lain, tidak hanya terbatas pada keluarga, kerabat dan sahabatnya, tetapi juga terhadap orang lain, bahkan terhadap orang-orang kafir yang selalu memusuhi. Muhammad saw adalah figur pemimpin yang tidak pernah mendahulukan kepentingan pribadi.

Orang mukmin saling mencintai (Kasih Sayang : )
“Orang yang paling dekat kedudukannya denganKu adalah yang paling baik akhlaknya dan lembut perangainya. Mereka adalah orang yang saling mengasihi dan dikasihi” (HR. Al-Hindi)

“Orang mukmin itu saling mengasihi dan dikasihi. Tidak ada kebaikan bagi siapa saja yang tidak mengasihi dan dikasihi” (HR Ahmad)

---

Perintah berbuat Ihsan
“… Berbuat ihsanlah sebagaimana Allah berbuat ihsan kepadamu”. (QS. Al-Qhoshosh:77)

“Allah menyuruh untuk berbuat adil, bersikap ihsan, dan memberi kepada kaum kerabat” (QS. An-Nahl:90)

“Sesungguhnya kasih sayang Allah sangat dekat dengan orang-orang yg berbuat ihsan” (QS. Al-A’raf: 56)

---

Keseimbangan dalam cinta :
Rosululloh SAW mampu menjaga keseimbangan antara posisinya sebagai “Kekasih Allah” yang mengharuskan beliau senantiasa mengingatNya dan sebagai Hamba Dan RasulNya yang mengharuskan beliau untuk senantiasa berbaur, hadir ditengah-tengah masyarakat untuk menyampaikan kebenaran.

---

Khusyuk dalam ibadah

Aisyah hampir saja merasa ’cemburu’ kepada Muhammad saw ketika beliau melakukan shalat malam hingga kakinya bengkak, karena terlalu banyak berdiri. Ketika Aisyah bertanya mengapa beliau melakukan ibadah seperti itu, maka jawaban beliau adalah: ”Tidakkah engkau suka kalau saya menjadi hamba yang bersyukur?”

---

Kasih sayang terhadap istri :
Rasululloh SAW bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya dan aku (Rosululloh) adalah orang yang paling baik diantara kalian dalam menggauli isteri” (HR. Tirmidzi)

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya serta kasih sayang terhadap isterinya”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

“Tidaklah memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan perempuan kecuali orang yang hina” (HR. Ibnu Asakir)

Menurut Rosululloh SAW, bermesraan atau bersenda gurau dengan isteri, dipandang sebagai sesuatu kebiasaan yang baik, bahkan bernilai ibadah dan berpahala (HR. Bukhari dan Abu Daud)

---

Kelembutan cinta Kasih Rosululloh saw terhadap isteri
Bersenda gurau dengan isteri
Memanggil dengan panggilan kesayangan
Penuh kelembutan dan kasih sayang
Bermesraan dengan isteri
Pandai memuji kebaikan isteri
Membantu pekerjaan isteri
Menenangkan kegundahan isteri
Membesarkan hati isteri
Bermusyawarah dengan isteri dalam segala hal

---

“Dan mereka (para isteri) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunya kelebihan diatas mereka. Allah maha perkasa, Maha Bijaksana” (QS. Al-Baqarah: 228)

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan yang sholeh adalah mereka yg taat kpd Allah dan menjaga diri ketika (suaminya) tdk ada, krn Allah telah menjaga mereka” (QS. An-Nisa: 34)

Rosululloh SAW bersabda :
“Tidaklah seorang mukmin mendapatkan sesuatu yang lebih baik setelah taqwa kepada Allah SWT selain Istri sholehah. Jika ia memandangnya, isteri membuatnya senang. Jika ia memberinya sesuatu, isteri menggunakannya dengan baik. Dan jika ia tidak bersamanya, isteri dapat menjaga dirinya dan harta suaminya. (HR. Ibnu Majah)

Firman Allah Swt :
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” (QS. Ar-Rum:21)

---

Kasih sayang dengan tetangga :
Rosululloh SAW bersabda : “Tidak akan masuk surga seseorang yang membuat tetangganya tidak aman dari gangguannya”. (HR. Muslim)

“Demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman. Ditanya: Siapa ya Rosululloh? Beliau menjawab: ia adalah orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akhlaq bertetangga :
Mereka berkata: “Wahai Rosululloh, Fulanah terkenal rajin mengerjakan shalat, berpuasa dan berzakat. Hanya saja, ia Sering menyakiti tetangganya.” Rosul SAW menjawab: “Dia di neraka”. Wahai Rosululloh: “ada seorang wanita yang shalat, puasa, dan zakatnya biasa-biasa saja, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya”. Rosululoh SAW menjawab: “Dia di surga” (HR. Imam Ahmad)

---

Akhlaq bermasyarakat :

“Wahai manusia! Sesungguhnya, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti” (QS. Al-Hujurat: 13)

Akhlaq terhadap flora dan fauna :
Rosululloh SAW pernah bersabda tentang seorang perempuan yang masuk neraka gara-gara seekor kucing yang diikat, tidak diberi makan dan tidak dibiarkan untuk mencari makan sendiri.

Selain itu, ada seorang laki-laki yang masuk surga gara-gara memberi minum seekor anjing yang sudah sangat kehausan.

Kedudukan akhlaq dalam ajaran Islam
Aqidah
1. Syariah
a. Mu'amalah
- Hukum perdata :
* Hukum niaga
* Hukum Nikah
* Hukum waris
- Hukum publik
* Hukum pidana
* Hukum negara
b. Ibadah
2. Akhlaq
a. Terhadap khaliq
b. Terhadap makhluq
- Manusia
* Individu
* Keluarga
* Masyarakat
- Flora Fauna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut