23 Mei 2015

Pengajian sekaligus Akikah Andrea Namora Saragih 23 Mei 2015 Ustadzah Nok Waliyah Cara Menghadirkan generasi imamul muttaqin

Event : Pengajian sekaligus Akikah Andrea Namora Saragih
Tanggal : 23 Mei 2015
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah
Tema : Cara Menghadirkan generasi imamul muttaqin

Hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad. Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing, sedangkan bagi wanita dengan seekor kambing. Hal hal yang dilakukan di dalam akikah :
1. Menyembelih kambing
2. Mencukur sampai gundul rambut anak yang diakikahkan kemudian hasil rambut cukurannya ditimbang dan jumlah hasil timbangannya disedekahkan dengan emas/perak
3. Memberi nama

Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, Rasulullah bersabda : "Apabila seorang meninggal dunia,maka seluruh amalnya terputus. Kecuali tiga perkara :
1. Sedekah jariyah
2. Ilmu yg bermanfaat.
3. Anak shaleh yg mendo'akan orang tuanya.

Sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan, perbanyak doa ketika kita sedang berpuasa, karena itu termasuk waktu mustajab untuk berdoa.
Hadist : Tiga kelompok yang tidak akan ditolak do’anya : Orang yang berpuasa sampai ia berbuka. Pemimpin yang adil. Dan do’a orang yang teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman: “Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah beberapa waktu.” HR Ahmad dan At Tirmidzi

Yuk menjadi orang tua yang memiliki Qudwah hasanah, menjadi contoh yang baik

Perbanyak doa sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim :
Qs Ibrahim : 40
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku.”

Cara mnghadirkan generasi Imamul muttaqin :
1. Perbanyak doa, doa apa saja ?
Supaya menjadi
a. Muslimah istiqomah
b. Ibu yg sholehah, bisa menjadi contoh
c. Menjadi ibu yg sukses utk generasi rabbani

Semoga kita bisa mengambil hikmah kesabaran dari Kisah Ummu Sulaim, Wanita yang Sholihah

Sebuah cerita salah satu wanita sholihah pada jaman Rasulullah, mungkin dengan membaca ceritanya kita dapat termotivasi untuk terus dekat dengan Sang Pencipta Allah Azza wa Jalla. Ummu Sulaim, istri dari Abu Thalhah. Ada yang menyebut dengan Gumaysho dan ada pula yang menyebutnya dengan Rumaysa. Ia seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj memiliki sifat keibuan dan berwajah manis menawan. Selain itu ia juga berotak cerdas penuh kehati-hatian dalam bersikap, dewasa dan berakhlak mulia, sehingga dengan sifat-sifatnya yang istimewa itulah pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya. Rumaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Malik adalah satu dari wanita saliha yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah.

Allah berkehendak menguji keduanya ( pasangan Abu Thalhah dan Ummu Sulaim ) dengan seorang anak yang rupawan dan dicintai, suatu ketika Abu Umair sakit sehingga kedua orang tuanya disibukkan olehnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi ayahnya apabila kembali dari pasar, pertama kali yang dia kerjakan setelah mengucapkan salam adalah bertanya tentang kesehatan anaknya, dan beliau belum merasa tenang sebelum melihat anaknya. Suatu ketika Abu Thalhah keluar ke masjid dan bersamaandengan itu anaknya meninggal. Maka ibu mi’minah yang sabar ini ( Ummu Sulaim ) musibah dengan jiwa yang ridha dan baik. Sang ibu membaringkannya di tempat tidur sambil senantiasa mengulangi, ” inna lillahi wa inna ‘ilaihi raji’un.” Beliau berpesan kepada anggota keluarganya ” jangan kalian menceritakan kepada Abu Thalhah hingga aku sendiri yang menceritakan kepadanya”

Ketika Abu Thalhah kembali, Ummu Sulaim mengusap air mata kasih sayangnya, kemudian dengan bersemangat menyambut suaminya dan menjawab pertanyaan seperti biasanya,” Apa yang dilakukan oleh anakku?” Beliau menjawab,” Dia dalam keadaan tenang” Abu Thalhah mengira bahwa anaknya sudah dalam keadaan sehat sehingga Abu Thalhah berembira dangan ketenangan dan kesehataannya, dan dia tidak mau mendekat karena khawatir mengganggu ketenangannya. Kemudian Ummu Sulaim mendekati beliau dan mempersiapkan makan malam baginya, lalu beliau makan dan minum sementara Ummu Sulaim bersolek dengan dandanan yang lebih cantik daripadahari – hari sebelumnya, beliau mengenakan baju yang paling bagus, berdandan dan memakai wangi – wangian, kemudian keduanyapun berbuat sebagaimana layaknya suami istri. Tatkala Ummu Sulaim melihat bahwa suaminya sudah kenyang dan telah mencampurinya serta merasa tenang terhadap keadaan anaknya maka beliau memuji Allah karena beliau tidak membuat risau suaminya dan beliau biarkan suaminya terlelap dalam tidurnya.

Tatkala di akhir malam beliau berkata kepada suaminya, ” Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu seandainya ada suatu kaum menitipkan barangnya kepada suatu keluarga kemudian suatu ketika mereka mengambil titipannya tersebut, maka bolehkah keluarga tersebut menolaknya?” Abu Thalhah menjawab,” Tentu saja tidak boleh” Kemudian Ummu Sulaim Berkata lagi ,” Bagaimana pendapatmu jika keluarga tersebut berkeberatan tatkala titipannya diambil setelah dia sudah dapat memanfaatkannya?” Abu Thalhah berkata,” Berarti merekatidak adil” Ummu Sulaim berkata,” Sesungguhnya anakmu adalah titipan Allah dan Allah telah mengambilnya, maka tabahkanlah hatimu dengan meninggalhnya anakmu”. Abu Thalhah tak kuasa menahan amarahnya, maka beliau berkata dengan marah,” Kau biarkan aku dalam keadaan seperti ini baru kamu kabari tentang anakku?” Beliau ulang – ulang kata – kata tersebut hingga beliau mengucapkan kalimat istirja’ ( inna lillahi wa inna ‘laihi ra ji’un) lalu bertahmid kepada Allah sehingga berangsur – angsur jiwanya tenang. Keesokan harinya beliau pergi menghadap Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan mengabarkan kepada Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wa sallam- tentang apa yang telah terjadi, kemudian Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ” Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua ”
Mulai hari itulah Ummu Sulaim mengandung seorang anak yang akhirnya diberi nama Abdullah. Tatkala Ummu Sulaim melahirkan, beliau utus Anas bin Malik untuk membawanya kepada Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wa sallam- selanjutnya Anas berkata,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ummu Sulaim telah melahirkan tadi malam” Maka Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wa sallam- mengunyah kurma dan mentahnik ( yakni menggosokkan kurma yang telah dikunyah ke langit – langit mulut si bayi). Anas berkata,” Berikanlah nama baginya ya Rasulullah!” Beliau – shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,” Namanya Abdullah” Usabah, salah seorang rijal sanad berkata,” Aku melihat dia memiliki tujuh anak yang kesemuanya hafal al-Qur’an”

http://renunganislami25.blogspot.com/2012/04/kisah-ummu-sulaim-wanita-yang-sholihah.html

Sesungguhnya orang yang membiasakan diri dengan melihat yang haram, maka dia akan menjadikan tidak suka pada saat melihat yang halal

d. Suami meringankan beban dunia akhirat

Saat ini kita berada di bulan Sya'ban, salah satu bulan haram, Pahala dilipat gandakan, Dosa dilipat gandakan
Qs At Taubah : 36
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”

Perbanyak sedekah, karena pahala sedekah dibalas Allah dengan ratusan yang lebih banyak, bahkan lebih
Qs Al Baqarah : 261
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah1 adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Pilih waktu mustajab untuk berdoa :
a. 1/3 malam terakhir :
Rasulullah saw. bersabda : “Keadaan yang paling dekan antara Tuhan dan hambanya adalah di waktu tengah malam akhir. Jika kamu mampu menjadi bagian yang berdzikir kepada Allah, maka kerjakanlah pada waktu itu.”
b. hari jumat bada ashar :
Rasulullah saw. bersabda: “Hari Jum’at 12 jam tiadalah seorang muslim yang meminta kepada Allah sesuatu, kecuali pasti Allah akan memberinya. Maka carilah waktu itu di akhir waktu bakda shalat Ashar.”

2. Mendidik dgn pendidikan islam yang teguh
a. Kesungguh sungguhan konsisten dengan aturan yang sudah dibuat
b. Aplikatif, Jangan banyak teori, Banyak sentuhan kasih sayang
c. Berkelanjutan

3. Membentuk lingkungan yang islami
Memilih tetangga sebelum membeli rumah. Ungkapan arab ini bermakna agar kita memilih lingkungan yang baik sebelum kita memutuskan membeli sebuah rumah di lokasi tertentu. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun telah memberikan arahan kepada kita dan keluarga kita, bila menghendaki kebahagiaan maka carilah tetangga yang baik.

Keutamaan doa
Hadist : Doa senjata orang mukmin

Bekali anak kita supaya tidak lemah imannya, lemah pendidikannya, lemah hartanya
Qs An Nisa : 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut