09 April 2010

Majelis Jumat @ Hj Pipik Uje House Tanggal 9 April 2010

Event : Majelis Jumat @ Hj Pipik Uje House
Tanggal : 9 April 2010
Pembicara : Uje
Tema : Qs Al Mukminun

Dzikrullah memiliki daya hidup. Menghidupkan dan menyemangati jiwa yang rapuh, melapangkan jiwa yang sempit serta membangkitkan keyakinan bagi yang mengalami kelelahan dalam menjalani kehidupan.

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):" Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
QS. Ali Imran (3) : 191

Tafsirnya :

Salah Satu ciri khas bagi orang yang berakal yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu menggambarkan kebesaran Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau berbaring. Tidak ada satu waktu dan keadaannya dibiarkan berlalu begitu saja. kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah SWT Pencipta Nya.

Dengan berulang-ulang direnungkan hal-hal tersebut secara mendalam. sesuai dengan sabda Nabi saw Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat Penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat Nya.

Akhirnya setiap orang yang berakal akan mengambil kesimpulan dan berkata: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan makhluk ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan yang tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat, sebagaimana disebar luaskan oleh sementara orang-orang yang ingin melihat dan menyaksikan akidah dan tauhid kaum muslimin runtuh dan hancur. Maha Suci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan bukan yang ditujukan kepada Engkau. "

Karenanya, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-rang yang tidak beriman.

Dzikir yang utama :

1. La ilaha illallah wahdahu la syarika lah. Lahul mulku wa lahu hamdu wa huwa ’ala kulli syay’in qadir

Keutamaan Laa Ilaha Illallah sangatlah banyak diantaranya adalah :

1. Sebab Keberuntungan dan kebahagian, Sebagaimana sebuah hadist, dari Thariq Al Mahariby Radiyallahu ‘Anhu berkata, saya melihat Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam berjalan di pasar dzil madzaz (nama sebuat tempat), memakai baju merah, dan beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : ” Wahai manusia katakanlah oleh kalian Laa Ilaha Illallah supaya kalian beruntung “ ( HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya dengan sanad shahih han dishahihkan oleh Syaikh Muqbil didalam shahihul Musnad jilid 1 hal : 535 )

2. Diantara keutamaanya bahwasannya kalimat Laa Ilaha Illallah sesuatu yang paling berat timbangannya. Sebagaimana sebuah hadist, dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “ Sesungguhnya Allah akan membersihkan seseorang dari umatku pada hari kiamat, dibentangkan baginya 99 sijjil (catatan amal) masing-masing sijjil sepanjang pandangan mata. Lalu dikatakan kepadanya: ‘ adakah sesuatu yang kamu ingkari dari hal ini, apakah malaikat pencatatku yang terjaga mendzolimimu’ ? Ia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku’. Kemudian ia ditanya, apakah kamu punya (udzur) alasan atau kebajikan?’ ia menggelengkan kepalanya (menunjukkan tidak punya) lalu menjawab tidak punya wahai Rabb.’ lalu ia diberi tahu: ‘Sesungguhnya kamu memiliki kebajikan di sisi Kami dan kamu tidak akan didzalimi sedikitpun pada hari ini, kemudian dikeluarkan baginya sebuah bithaqah (kartu yang berisi catatan amal) yang di dalamnya tertulis -Asyhadu anlaailaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah-‘ maka dikatakan ” hadirkanlah dan timbanglah bitaqah tersebut’, Maka ia berkata: Wahai Rabb apa arti dari bithaqah (kartu) ini di banding dengan sijjil (lembaran) ini’ Dikatakan kepadanya: ‘Engkau tidak akan didzalimi sedikitpun dan diletakkan sijjil (lembaran-lembaran) pada sebuah daun timbangan dan bitaqah (kartu catatan amal Laa Ilaha Illallah) pada daun timbangan lainnya, terangkatlah sijjil dan menjadi beratlah bitaqah, tidak ada yang lebih berat bersama nama Allah sesuatu apapun.” ( HR Tirmidzi, didalam sunannya dan Ibnu Majah dengan sanad shahih, di shahihkan oleh Syaikh Muqbil didalam shahihul musnad jilid : 1 hal : 535 )

3. Diantara keutamaan Laa ilaha illallah sebab dikeluarkan dari neraka,

Sebagaimana dalam sebuah hadist, dari Anas bin Malik Radiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi Shalallahu ‘alahi Wassalam bersabda : ” Di keluarkan dari neraka bagi orang yang berkata Laa ilaha illallah dan didalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kebaikan dan dikeluarkan dari neraka bagi orang yang berkata Laa ilaha illallah dan didalam hatinya ada kebaikan seberat biji tepung dan dikeluarkan dari neraka bagi orang yang didalam hatinya ada kebaikan sebesar biji - bijian ” ( HR. Bukhari No : 44 dan Muslim No : 193 )

4. Diantara keutamaan Laa Ilaha Illallah sebab selamat dari neraka.

Sebagaimana dalam sebuah hadist dari Ubadah Bin Shamit Radiyalallahu ‘Anhu berkata, saya mendengar Rasulullah Shalalahu ‘Alahi Wassalam bersabda, : ” Barangsiapa yang bersaksi Tidak ada ilah ( sesembahan ) yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah maka diharamkan atasnya neraka .” ( HR. Muslim No : 29 )

5. Diantara keutamaan Laa Ilaha Illallah sebab dimasukkan dalam surga.

Sebagaimana sebuah hadist dari Usman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shalalahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : ” Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui makna Laa ilaha illallah maka ia masuk surga “ ( HR. Muslim No : 26 )

Keutamaan Laa ilaha illallah ini tidaklah didapat kecuali bagi yang mengucapkan Laa ilaha illallah, memahami maknanya dan mengamalkan konsekuensinya. Adapun bagi yang mengucapkan tanpa mengetahui maknanya dan mengamalkan konsekuensinya maka ia tidak mendapatkan keutamaan Laa ilaha illallah, bahkan keislamannya tidak sah disisi Allah. Naudzubillah.


Penafsiran Makna Laa ilaha illallah yang salah itu diantaranya :

1. Lama’buda Illah ( Tidak ada sesembahan kecuali Allah ) penafsiran seperti ini penafsiran bathil dikarenakan maknanya setiap yang disembah baik itu hak atau yang bathil adalah Allah.

2. Laa Kholiqo Illallah ( Tidak ada pencipta kecuali Allah ) Penafsiran seperti ini hanya bagian dari makna Laa ilaha illallah bukanlah yang diinginkan dari penafsiran kalimat ini. Karena penafsiran ini tidaklah menetapkan kecuali tauhid rububiyah semata. Dan itu tidaklah cukup karena tauhid jenis ini diakui oleh orang - orang musyrik.

3. Laa Haakimiiyatu Illallah ( Tidak ada yang menetapkan hukum kecuali Allah ) Penafsiran seperti ini hanyalah bagian dari makna Laa ilaha illallah. Bukan ini penafsiran yang diiginkan dari makna ini, dikarenakan penafsiran seperti ini tidaklah cukup. Misalnya jika dia mentauhidkan Allah didalam masalah hukum saja, tetapi berdoa kepada selain Allah atau memalingkan ibadah kepada selainnya maka tidaklah dikatakan muwahid (orang yang mentauhidkan Allah).

syarat Laailahaillallah ada ada tujuh syarat sebagaimana akan disebutkan disini :

1. Ilmu (Mengilmui maknanya) yang meniadakan kebodohan

2. Yakin yang meniadakan syak (keragu-raguan)

3. Ikhlas yang meniadakan syirik

4. Shidq ( jujur ) yang meniadakan dusta

5. Mahabbah ( cinta ) yang meniadakan benci

6. Inqiyad ( tunduk ) yang meniadakan sikap meninggalkan

7. Qabul ( menerima ) yang meniadakan sikap menentang


2. Subhanallah wal hamdu lillah wa ilaha illallah wallahu akbar
3. Subhanallah wa bihamdihi
4. Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil azhim
5. surah Al-Fatihah

Dalil :

1. Rasulullah SAW bersabda : ”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati - HR. Bukhari

2. Dan laki-laki yang banyak menyebut nama Allah disertai dengan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar - QS. Al-Ahzab : 35

3. Maka apabila kami telah menyelesaikan shalat, ingatlah di waktu berdiri, duduk atau berbaring …QS. An-Nisa : 103

4. Karena itu, Ingatlah kalian padaKu, niscaya Aku pun akan ingat pada kalian… QS. Al-Baqarah : 152

5. Ingatlah Tuhanmu sebanyak banyaknya dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu di waktu petang dan pagi - QS. Ali-Imran : 41

sikap Pribadi yang berdzikir :

1. Setiap perkataannya adalah dakwah

2. Setiap diamnya adalah dzikir

3. Setiap nafasnya adalah tasbih

4. Setiap pandangan matanya adalah rahmat

5. Setiap suara telinganya selalu terjaga

6. Setiap pikirannya adalah baik sangka

7. Setiap gerak hatinya adalah doa

8. Setiap sentuhan tangannya adalah sedekah

9. Setiap langkah kakinya adalah jihad

10. Kekuatannya adalah silahturahim

11. Kesibukannya adalah asyik memperbaiki diri

12. Kerinduannya adalah tegaknya syariat Allah

---

Tebarkan salam :

1. Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja - Hadits Riwayat Ahmad.

2. Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai .? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu - Hadits Riwayat Muslim

3. Rasulullah saw. bersabda: Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak - HR Muslim

---

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.
QS. al-Mu'minun (23) : 1

(Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya.
QS. al-Mu'minun (23) : 2

Tampak jelas dan nyata didalam ayat tersebut bahwa kekhusyu’an yang dimaksud adalah kekhusyu’an didalam shalat.

Kekhusyu’an itu adalah sifat seorang beriman didalam shalat-shalat mereka sebagaimana disebutkan (yang khusyu’ didalam shalatnya) bukan kekhusyu’an didalam setiap aktivitasnya.

Penuturan para mufassir pun didalam menerangkan ayat 2 surat al mukminun menegaskan bahwa kekhusuyu’an itu adalah didalam shalat-shalat orang yang beriman.

Ibnu Katsir mengatakan bahwa khusyu’ didalam shalat didapat dengan mengkonsentrasikan hati dengannya, menyibukkan hati dengannya bukan dengan yang lainnya dengan demikian maka shalat tersebut akan menjadi sesuatu yang menyenangkan hatinya, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Nasai dari Anas dari Rasulullah saw bersabda,”Dijadikan aku mencintai wewangian dan kaum wanita dan dijadikan shalat menjadi sesuatu yang menyenangkanku.”

Diriwayatkan dari seorang laki-laki yang telah memeluk islam bahwa Rasulullah saw bersabda,”Wahai Bilal gembirakanlah kami dengan shalat.

Sayyid Qutb mengatakan bahwa makna “Orang-orang yang khusyu dalam shalatnya” adalah hati mereka merasakan takut saat berdiri didalam shalatnya dihadapan Allah swt sehingga memberikan ketenangan dan kekhusyu’an, dari situ kekhusyu’an akan mengalir keseluruh anggota tubuh, tampilan dan gerakan-gerakannya, ruhnya diselimuti dengan kebesaran Allah dihadapannya, menutupi fikirannya dari segala macam kesibukan dan tidak disibukkan dengan selainnya… mereka tidak menyaksikan kecuali Allah, tidak merasakan kecuali kebesaran-Nya dan hati meeka bersih dari segala macam kotoran dan tidak menggabungkan sedikit pun dari kototan-kotoran itu dengan kebesaran Allah swt

Akan tetapi apabila yang dimaksudkan dengan khusyu’ adalah makna terminologi bahasanya yang berarti konsentrasi atau ketenangan dan hal ini harus ada didalam setiap aktivitas seseorang baik saat mengerjakan tugas-tugas di rumah, tempat kerja, kampus, dan sebagainya maka hal itu boleh-boleh saja.

Kemudian apabila dikatakan bahwa shalat adalah bagian dari kekhusyu’an maka hal itu tidaklah benar karena jumhur ulama berpendapat bahwa khusyu’ merupakan salah satu sunnah shalat bukan kewajiban shalat sehingga orang yang didalam shalatnya memikirkan perkara dunia maka shalatnya tetap dianggap sah dan tidak batal.

Dari perbedaan pendapat di atas maka, terdapat dua kesimpulan mengenai tempatnya kyusu’:

1. Tempat khusyu’ hanya ada di hati, ini pendapat Al-Hasan dan Qotadah.

2. Tempat khusyu’ ada di hati dan juga pandangan.

Siapakah orang orang yang beruntung itu ? orang orang yang beriman.

Apa ganjaran bagi orang orang yang beriman ? Surga

(Yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
QS. al-Mu'minun (23) : 11

Siapakah orang orang yang beriman itu ?

(Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya.
QS. al-Mu'minun (23) : 2
Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.
QS. al-Mu'minun (23) : 3
Dan orang-orang yang menunaikan zakat.
QS. al-Mu'minun (23) : 4
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.
QS. al-Mu'minun (23) : 5
Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
QS. al-Mu'minun (23) : 6
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
QS. al-Mu'minun (23) : 7
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
QS. al-Mu'minun (23) : 8
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
QS. al-Mu'minun (23) : 9

Shalat itu menghapuskan dosa dosa kecil :

Bagaimana menurut kalian kalau seandainya ada sebuah sungai di depan pintu rumah kalian dan dia mandi di sana sehari lima kali. Apakah masih ada sisa kotoran yang ditinggalkan olehnya?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja tidak ada lagi kotoran yang masih ditingalkan olehnya.” Maka beliau bersabda, “Demikian itulah perumpamaan shalat lima waktu dapat menghapuskan dosa-dosa. - HR. Bukhari

Jika demikian maka kita tidak bisa mengatakan bahwa shalat adalah bagian dari khusyu’ yang merupakan salah satu sunnahnya sepertihalnya tidak mungkin bagi kita mengatakan bahwa shalat adalah bagian daripada pembacaan surat setelah bacaan al fatehah pada dua raka’at pertama. Kekhusyu’an merupakan bagian yang menyempurnakan shalat seseorang atau yang menjadi shalat itu lebih afdhol sebagaimana pembacaan surat setelah al fatehah terhadap shalat seseorang.

Pentingnya shalat :

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.
QS. al-Baqarah (2) : 43
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?
QS. al-Baqarah (2) : 44
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.
QS. al-Baqarah (2) : 45
(Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
QS. al-Baqarah (2) : 46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut