29 April 2010

Majelis Reboan Tanggal 28 April 2010

Event : Majelis Reboan
Tanggal : 28 April 2010
Pembicara : Hj Elly Risman
Tema : Upaya Orang Tua dan Lingkungan dalam Menjaga Akhlak anak

Friday, March 06, 2009
93,7 Persen Anak Indonesia Pernah Ciuman, Petting, dan Oral Sex
Senin, 2 Maret 2009 | 16:30 WIB

JAKARTA, SENIN — Banyak sekali orangtua sekarang terperangkap dalam ketidaktahuan dan tidak tahu harus berbuat apa menghadapi maraknya peredaran materi pornografi, baik dalam bentuk keping cakram, video games, maupun komik. Padahal, anak-anak makin rentan terpapar materi pornografi yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecanduan seks dan merusak otak.

Demikian disampaikan Ketua Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman dalam seminar bertema "Memahami Dahsyatnya Kerusakan Otak Anak akibat Kecanduan Pornografi dan Narkoba dari Tinjauan Kesehatan Intelegensia", Senin (2/3), di auditorium Departemen Kesehatan, Jakarta.

"Banyak orangtua tidak tahu harus berbuat apa ketika anaknya mogok sekolah, mulai kelas lima sekolah dasar sampai sekolah menengah atas karena main games tak henti-hentinya," kata Elly Risman. Hampir tiap hari ada saja berita tentang anak dan remaja berbuat mesum dan foto bugil yang ditayangkan, baik di televisi, maupun dinikmati rekan sebaya mereka.

Dalam Pertemuan Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati dengan 1.625 siswa kelas IV-VI sekolah dasar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tahun 2008 terungkap, 66 persen dari mereka telah menyaksikan materi pornografi lewat berbagai media. Sebanyak 24 persen di antaranya lewat komik, 18 persen melalui games, 16 persen lewat situs porno, 14 persen melalui film, dan sisanya melalui VCD dan DVD, telepon seluler, majalah, dan koran.

Mereka umumnya menyaksikan materi pornografi itu karena iseng (27 persen), terbawa teman (10 persen), dan takut dibilang kuper (4 persen). Ternyata anak-anak itu melihat materi pornografi di rumah atau kamar pribadi (36 persen), rumah teman (12 persen), warung internet (18 persen), dan rental (3 persen). "Kalau kita jumlahkan, yang melihat di kamar pribadi dan di rumah teman, berarti satu dari dua anak melihatnya di rumah sendiri," ujarnya.

Adapun hasil survei yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, sebanyak 97 persen dari responden pernah menonton film porno, sebanyak 93,7 persen pernah ciuman, petting, dan oral sex, serta 62,7 persen remaja yang duduk di bangku sekolah menengah pertama pernah berhubungan intim, dan 21,2 persen siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan.

Kondisi ini terjadi karena mereka sudah terpapar pada pornografi sejak belia. Hal itu dikatakan Elly. Dari pertemuan Yayasan Kita dan Buah Hati dengan puluhan ribu orangtua di 28 provinsi ketika seminar, pihaknya menemukan rata-rata hanya 10 persen dari para orangtua yang bisa menggunakan peralatan atau permainan canggih yang mereka belikan untuk anak-anak mereka.

Bahkan, belakangan ini banyak situs internet dengan nama yang tidak terkait dengan materi seks ternyata mengandung materi pornografi. Beberapa dari situs itu bahkan menggunakan nama tokoh kartun yang digemari anak-anak seperti Naruto, serta memakai istilah nama hewan seperti lalat atau nyamuk yang biasanya dibuka anak-anak itu ketika mengerjakan tugas sekolah.

Mereka umumnya tidak tahu dampak negatif video terhadap kerusakan otak anak. "Kita berada dalam kultur abai pada anak sendiri. Di sisi lain, kita semua belum menganggap bencana pornografi itu sama pentingnya dengan masalah flu burung, HIV/AIDS, narkoba, dan penyakit-penyakit menular lainnya," ujarnya.

Maka dari itu, ia mengajak agar para orangtua, baik ayah maupun ibu, lebih terlibat dalam pengasuhan anak-anak mereka sejak belia. Kurangnya peran ayah dalam pengasuhan anak pada usia dini, khususnya pada anak lelaki, mengakibatkan terputusnya jembatan komunikasi antara orangtua dan anak. Hal ini membuat banyak anak memilih mencari informasi dari luar rumah yang bisa jadi malah menjerumuskan mereka dalam dunia pornografi.

Pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan terhadap peredaran materi pornografi, "Antara lain dengan membatasi atau memblokir situs-situs internet pornografi, menerapkan regulasi yang ketat terhadap video games, terutama yang mengandung materi tidak edukatif atau berbau pornografi," kata Elly.

Sumber: Kompas.com


landasan pembangunan akhlaq :

1. Iman :

perangai dan tabiat tidak bisa jauh dari aqidah dan perkembangan religius. pendidikan keimanan meluruskan tabiat bengkok dan jiwa kemanusiaan.

Menurut Kant, Moral akan terbentuk dengan 3 keyakinan :

a. ada Tuhan

b. kekalnya ruh

c. perhitungan setelah mati

Unsur akhlaq yang dikembangkan :

a. akhlaq kepada Allah

- 4 B ( berpikir, berkata, berbuat dan benar)

- syukur

- sabar

- berserah diri (tawakal)

- ikhlas.

b. akhlaq kepada diri sendiri

- menghargai diri sendiri, adil

- bertanggung jawab

- disiplin

c. akhlaq kepada manusia

- lemah lembut dan kasih sayang

- pemaaf , santun, rendah hati

- meminta maafkan atas kesalahan orang lain kepada Allah

- bermusyawarah dan mufakat

- kepedualian , toleransi dan rasa persaudaraan

- memberi nasehat

- berbuat kebajikan, tolong menolong dan kerjasama

- amanah dan tidak berp[rasangka

d. akhlaq kepada lingkungan

- menjaga kelestarian lingkungan

- menjaga kelestarian hewan

- menjaga kelestarian tumbuhan

2. Model / keteladanan

a. Umumnya orang tua tidak siap menjadi orang tua

b. kita tidak tahu tahap perkembangan anak

c. kesalahan budaya : pengasuhan anak adalah tanggung jawab ibu, ayah adalah sebagain pencari nafkah

d. ayah tidak hadir dalam pengasuhan anak : hadir secara fisik tak hadir secara emosional dan spiritual

e. indonesia : a fatherlesness country

f. hidup dan komunikasi tergesa gesa : anak dapat sisa sisa waktu

g. pendidikan agama di eksport ke TPA , sekolah dan guru les privat

h. gagap terhadap teknologi

i. memberi anak perangkat teknologi, tak tahu menggunakannya dan tanpa penjelasan dan persyaratan dan landasan syar'i

j. berkomunikasi yang baik dan benar, tidak memahami perasaan anak dan remaja

Bagimana anak anak mendapatkan gambar tidak senonoh ?

a. komik

b. games

c. situs internet dan hp

d. film tv

e. sinetron remaja

f. jangkauan televisi

g. film layar lebar

h. lagu

i. vcd, dvd.

Apa yang mereka inginkan terhadap anak kita ?

a. anak dan remaja meiliki : mental model prono ( perpustakaan porno, yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja)

b. sasaran tembak utama dan anak kita yang belum baligh (33 - 36 kali ejakulasi: menjadi pecandu pornografi seumur hidup)

c. kerusakan otak permanen

pre frontal cortex

tempat dibuatnya moral dan nilai nilai :

a. bertanggung jawab

- pengontrolan diri

- pengambilan keputusan

- pengaturan emosi

- organisasi

- perencanaan

hal tersebut yang membedakan manusia dan hewan

sistim limbik - dorpamin

nucleus accumbens:

a. mendukung : perasaan emosi, motivasi dan berhubungan dengan memori

b. mendukung pre frontal cortex untuk merasakan kenikmatan

c. mengontrol sistem syaraf simpatik : jantung, paru paru, usu dan organ seks.

proses kecanduan dan akibatnya :

dopamin - senang / euphoria - rasa bersalah

terganggu :

1. analisa

2. penilaian

3. pemahaman

4. pengambilan keputusan

5. makna hubungan

6. hati nurani

7. spiritualitas

iman yang akan terkikis menjadi tumbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut