15 Juni 2010

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 15 Juni 2010

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal :15 Juni 2010
Pembicara : Ustadz DR Muhammad Iqbal Irham, MA
Tema : Doa

Hadist :

Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari 4 hal : dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari nafsu yang tidak pernah kenyang dan dari doa yang tidak didengar - HR Ahmad Dari Abu Hurairah

Ilmu yang bermanfaat adalah

1. ilmu yang berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain

2. ilmu yang berguna dunia dan akhirat

Macam Macam Ilmu yang kita dapatkan dari agama misalnya :
1. ilmu tentang malu
sesungguhnya malu adalah sebagian dari iman
siapa yang tidak punya malu, maka ia akan diuji dengan dipermalukannya dirinya sendiri.


2. shalat khusyuk

3. ilmu tidak mudah marah
la taghdhob walakal jannah : janganlah marah maka bagimu surga


Doa Adalah Ibadah

Doa adalah bentuk :

1. permohonan seorang hamba

2. sarana mendekatkan diri kepada Allah

3. menyampaikan pujian

4. ucapan terima kasih

contoh, doa setelah makan : Segala puji bagi Alloh yang telah memberi kami makan dan minum dan telah menjadikan kami sebagai muslim.

5. berdialog

6. curahan hati / keluh kesah

Tempat mustajab untuk berdoa :

1. Di dalam Ka’bah.

2. Di dalam pancuran emas Ka’bah.

3. Di pojok Hajar Aswad.

4. Di Hijir Isma’il.

5. Di sumur Zam- Zam.

6. Di Musdalifah (11 km arah timur Makkah)

7. Di Shofa

8. Di Marwah

9. Di Tugu Ula Mina (5 km arah timur Makkah)

10. Di Tugu Wustho Mina.

11. Di Tugu ’Aqabah Mina.

12. Di Padang ’Arafah (22 km arah timur Makkah)

13. Di Masy’aril Haram (5 km arah timur Mina)

14. Di masjid Nabawi Madinah.

15. Di majlis dzikir mengingat Allah.

---

Waktu mustajab untuk berdoa

1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya. Allah SWT berfirman:

an di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).
QS. adz-Dzariyat (51) : 18
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
QS. adz-Dzariyat (51) : 19

Rasulullah SAW bersabda:

“Rabb (Tuhan) kita turun di setiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman : Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya”. (HR. Al-Bukhari no. 1145, 6321 dan Muslim no. 758).

Dan Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda:

“Tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan shalat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan di-shahih-kan oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, Adz-Dzahabi, dan Al-Albani).

2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjama’ah.

Sayangnya waktu mustajab ini sering disalahgunakan sebagian umat Islam yang kurang mengerti sunnah atau oleh orang yang kurang menghargai sunnah, sehingga diisi dengan hal-hal yang tidak baik dan tidak dianjurkan Islam, membicarakan urusan dunia, atau hal-hal lain yang tidak bernilai ibadah.

Hal-hal semacam ini sangat merugikan pelakunya karena tidak mengikuti sunnah Nabi SAW dengan sempurna.

Ketentuan waktu ini berdasarkan hadits Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan menurut Al-Arnauth dalam Jami’ul Ushul).

Juga berdasarkan hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash RA, bahwa ada seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita”, maka Rasulullah SAW bersabda: “Ucap-kanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzin itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban, di-hasan-kan oleh Al-Arnauth dan Al-Albani).

3. Pada waktu sujud.

Yaitu sujud dalam shalat atau sujud-sujud lain yang diajarkan Islam. Seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi. Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Keberadaan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).

Dan hadits Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (shalat) di belakang Abu Bakar RA, maka Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi bagus yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al-Qur’an ketika ruku’ atau ketika sujud. Adapun di dalam ruku’, maka agungkanlah Allah dan adapun di dalam sujud, maka giat-giatlah berdoa, sebab (hal itu) pantas dikabulkan bagi kalian.” (HR. Muslim).

4. Setelah shalat fardlu.

Yaitu setelah melaksanakan shalat-shalat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis shalat Jum’at. Allah berfirman:

Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat.
QS. Qaf (50) : 40

Juga berdasarkan hadits Umamah Al-Bahili, ia berkata : “Rasulullah SAW ditanya tentang doa apa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: “Tengah malam terakhir dan setelah shalat-shalat yang diwajibkan.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata: hadist ini hasan).

Karena itu Imam Syafi’i dan para pengikutnya berkata, dianjurkan bagi imam dan makmumnya serta orang-orang yang shalat sendirian memper-banyak dzkir, wirid dan doa setelah selesai shalat fardhu. Dan dianjurkan membaca dengan pelan, kecuali jika makmum belum mengerti maka imam boleh mengeraskan agar makmum menirukan. Setelah mereka mengerti, maka semua kembali pada hukum semula yaitu sirri (samar-samar). (Syarh Muhadzdzab, III/487).

5. Pada waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya.

yaitu sesaat di setiap malam dan sesaat setiap hari Jum’at. Hal ini berdasarkan hadist Jabir RA, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya.” (HR. Muslim).

Hadits Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut hari Jum’at, beliau bersabda:
“Di dalamnya ada satu saat (yang mustajab) tidaklah seorang hamba muslim yang kebetulan waktu itu sedang mendirikan shalat (atau menunggu shalat) dan memohon kepada Allah sesuatu (hajat) melain-kan Allah pasti mengabulkan permo-honannya.” dan Nabi mengisyaratkan dengan tangannya akan sedikitnya saat mustajab itu. (HR. Al-Bukhari).

Di dalam hadist Muslim dan Abu Dawud dijelaskan: “Yaitu waktu antara duduknya imam (khatib) sampai selesainya shalat (Jum’at)”. Inilah riwayat yang paling shahih dalam hal ini. Sedangkan dalam hadist Abu Dawud yang lain Nabi memerintahkan agar kita mencarinya di akhir waktu Ashar.

An-Nawawi rahimmahullah menjelaskan bahwa para ulama berselisih dalam menentukan saat ijabah ini menjadi sebelas pendapat. Yang benar-benar saat ijabah adalah di antara mulai naiknya khatib ke atas mimbar sampai selesainya imam dari shalat Jum’at. Hal ini berdasarkan hadist yang sangat jelas dalam riwayat Muslim di atas.

Imam An-Nawawi rahimmahullah melanjutkan: “Adapun hadist yang berbunyi: ‘Carilah saat itu pada akhir sesudah Ashar’ (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shahih), maka hal ini memberi kemungkinan bahwa saat ijabah itu bisa berpindah-pindah, kadang-kadang di saat ini, kadang-kadang di saat itu seperti halnya lailatul qadar.”

Imam Ahmad rahimmahullah berkata: “Kebanyakan ahli hadits menyatakan saat itu adalah setelah Ashar dan diharapkan setelah tergelincirnya matahari.” Lain dengan Ibnu Qayyim. Beliau menjadikannya sebagai dua waktu ijabah yang berlainan. Dalam Kitab Al-Jawabul Kafi beliau berkata:

jika doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan totalitasnya dalam berkonsentrasi terhadap apa yang diminta, dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waktu ijabah yang enam itu, yaitu :

1. Sepertiga akhir dari waktu malam.

2. Ketika adzan.

3. Waktu antara adzan dan iqamah.

4. Setelah shalat-shalat fardlu.

5. Ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jum’at sampai selesainya shalat Jum’at pada hari itu.

6. Waktu terakhir setelah Ashar

Adab Berdoa :

1. jika doa tadi bertepatan dengan kekhusyu’an hati, merendahkan diri di hadapan Sang Penguasa.

2. Menghadap kiblat, berada dalam kondisi suci dari hadats, mengangkat kedua tangan, memulai dengan tahmid (puji-pujian), kemudian membaca shalawat atas Muhammad.

3. Lalu bertobat dan beristighfar sebelum menyebutkan hajat. Kemudian menghadap kepada Allah, bersungguh-bersungguh dalam memohon dengan penuh kefaqiran, dibarengi dengan rasa harap dan cemas.

4. Dan bertawassul dengan asma dan sifatNya serta mentauhidkanNya.

5. Lalu ia dahului doanya itu dengan sedekah terlebih dahulu, maka doa seperti itu hampir tidak tertolak selamanya. Apalagi jika memakai doa-doa yang dikabarkan Nabi SAW sebagai doa yang mustajab atau yang mengandung Al-Ismul-A’zham (Nama Allah Yang Mahabesar).” Ya Allah, kabulkanlah doa-doa kami.

albyhaqiy.blogspot.com

---

Adapun berdoa dimaksudkan sebagai upaya untuk melucuti diri dari pakaian kesombongan dan ketidak pedulian . Lebih lagi,itu dimaksudkan sebagai upaya untuk mempererat jalinan tali kasih antara hamba dengan Allah subhanallahu Ta'ala ; antara yang membutuhkan dan yang Dibutuhkan ; antara makhluk dan Khalik

DOA Dapat diartikan sebagai seruan , permohonan ,atau permintaan yang semata - mata ditunjukkan kepada Allah subhanallahu Ta'ala berkenaan dengan berbagai hajat dan kebutuhan . Disamping membaca Al - Qur'an , berdoa kepada Allah Subhanallahu Ta'ala Sang Pencipta manusia merupakan perbuatan yang sangat di anjurkan.

Doa itu sendiri merupakan salah satu pengetahuan Islam yang amat tinggi.selain itu , Doa juga merupakan perbuatan amat penting yang menjadi kebiasaan para Nabi, Washi , dan Wali Allah Ta'ala. bagi para pecinta Allah Subhanallahu Ta'ala. Doa merupakan sesuatu yang paling lezat.

Doa merupakan sarana bagi manusia untuk mengungkapakan isi hati kepada sang Kekasih. Akhirnya , sebagaimana dikatakan Imam Ali bin Abi Thalib doa adlah pembuka khacanah Illahi.

Selain Berdzikir termasuk dalam Ibadah yang terpuji adalah berdoa. Rasulullah Saw sebagaimana diceritakan Nu'man Bin Basyir , menyatakan bahwa berdoa adalah Ibadah.secara esensial , berdoa merupakan sebuah sikap dan tindakan yang mengisyaratkan bahwa manusia disisi Allah Subhanallahu Ta'ala adalah makhluk yang lemah. Dalam sebuah Riwayat lain , Rasulullah Saw bertanya , ''Maukah kalian kutunjukkan sebuah senjata yang akan menyelamatkan kaliandari musuh - musuh kalian dan memperbanyak Rejeki kalian ? Para sahabat serempak menjawab , Berdoalah kalian pada malam dan siang hari , sesungguhnya senjata seorang mukmin adalah Doa.''

Sebagai insan cipatan Allah Subhanallahu Ta'ala , manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Banyak kekurangan dan kelemahan yang di milikinya . Karenanya , berdoa dipandang sebagai sebuah sarana yang tepat untuk meminta Kepada Allah Subhanallahu Ta'ala yang Mahatahu dan Maha Maha Melihat.Inilah urgensi doa yang di panjatkan manusia. Allah Subhanallahu Ta'ala senantiasa mendengar keluh kesah hamba - hambanya.

Semua ini sesuai dengan janji Allah Subhanallahu Ta'ala yang tercantum dalam Al - Qur'an Al - Karim

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
QS. al-Baqarah (2) : 186

Sebagai Zat yang MahaKaya dan MahaTahu tentang segenap apa yang ada dilangit dan di bumi , Allah Subhanallahu Ta'ala akan selalu mendengar permohonan doa yang dipanjatkan manusia . Ya , Manusia dianjurkan untuk bersungguh - sungguh dalam memohon petolongan kepada - Nya. Pabila manusia berdoa dengan sungguh - sungguh , niscaya Allah Subhanallahu Ta'ala akan mengabulkan permohonannya.


Menurut ' Ubadah bin Shamit , Rasulullah Saw pernah bersabda , Tiada seorang muslim dimuka bumi ini berdoa kepada Allah Subhanallahu Ta'ala melainkan dapat dipastikan diterima atau dihindarkan darinya suatu bahaya. ( HR - Tirmidzi )

Berdoa seyogyanya dilaksanakan dengan serius dan rendah hati . Sebelum berdoa kepada Allah Subhanallahu Ta'ala , hendaknya kita meluruskan Niat terlebih dahulu . Meluruskan niat yang dimaksud adalah bahwa doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanallahu Ta'ala merupakan suatu yang baik adanya . Nabi Saw bersabda , Akan diterima doa seorang hamba asalkan tidak berdoa untuk dosa dan memutuskan hubungan kekeluargaan .( HR - Muslim )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut