30 Juni 2010

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 29 Juni 2010

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 29 Juni 2010
Pembicara : Ustadz Shobron
Tema : Memaki, mencela, mengumpat

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
QS. al-Humazah (104) : 1
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,
QS. al-Humazah (104) : 2
Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,
QS. al-Humazah (104) : 3
sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan dalam Huthamah.
QS. al-Humazah (104) : 4
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
QS. al-Humazah (104) : 5
(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
QS. al-Humazah (104) : 6
Yang (naik) sampai hati.
QS. al-Humazah (104) : 7
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
QS. al-Humazah (104) : 8
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
QS. al-Humazah (104) : 9

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.

Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya". (As-Silsilah As-Shahihah,)

Wajib bagi orang yang hadir dalam majlis yang sedang menggunjing orang lain, untuk mencegah kemungkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam amat menganjurkan hal demikian, sebagaimana dalam sabdanya. "Artinya : Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api Neraka dari wajahnya". (HR Ahmad) "Wahyu Pamungkas"-Dibawah Naungan Al-Quran

Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat mempengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian".

Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.
Hukum penjelasan palsu "terutama ditujukan untuk melindungi kesejahteraan mental atau emosional penuntut". Jika publikasi informasi itu palsu, terjadilah kesalahan berupa fitnah. Jika komunikasi itu tidak salah secara teknis namun menyesatkan, kesalahan berupa penjelasan palsu bisa terjadi.

Boleh menyebutkan kejelekan orang lain dengan alasan :

1. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan mencari perlindungan terhadap dirinya

2. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan mencari bantuan kepada orang lain

3. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan memberi tahu orang lain agar jangan terkecoh dengan keburukan orang yang dibicarakan tsb

4. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan untuk mencari pendapat / fatwa dari alim ulama

5. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut berniat memberi tahu orang lain bawa telah terjadi kedzoliman secara terang terangan namun pihak lain tidak ada yang tergerak untuk memeranginya

6. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut berniat memberi gelar kepada pelaku kedzoliman agar orang lain mengerti maksudnya tanpa menyebut nama secara gamblang.

Adab berkumpul dengan beberapa orang teman :

Apabila kamu sedang bertiga maka janganlah dua orang berbisik tanpa menyertakan yang ketiga hingga mereka berbaur dengan orang ramai, karena hal itu dapat membuatnya sedih - HR Bukhari

---

Jangan terlalu pelit, tapi jangan terlalu boros :

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
QS. al-Isra' (17) : 29

Keutamaan pahala sedekah :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: Seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
QS. al-Baqarah (2) : 261

Skala prioritas penerima zakat :

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
QS. at-Taubah (9) : 60

rezeki yang harus kita dapatkan adalah rezeki yang halallan thoyyiban

Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya, apa harta kita itu ?

Ada orang yang berkata: "hartaku-hartaku"!! Sesungguhnya bagiannya dari hartanya itu ada tiga hal: apa yang ia telah makan hingga habis, apa yang ia pakai hingga rusak dan apa yang ia berikan kepada orang lain hingga ia mendapatkan pahalanya - HR Muslim dan Ahmad

Dalam riwayat kedua hadits ini:

Anak Adam ada yang berkata: "hartaku-hartaku"!! Bukankah bagianmu dari hartamu hanyalah apa yang telah engkau sadaqahkan, sehingga engkau mendapatkan pahalanya, atau engkau pakai hingga rusak, atau engkau makan hingga habis.- HR Muslim, Tirmidzi , dan Ahmad

Keutamaan sedekah :

1. mengundang datangnya rezeki.

2. menolak bala.

3. menyembuhkan penyakit.

4. menambah umur.

Orang yang kikir, akan dimasukkan ke neraka Wail :

Neraka Wail

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
QS. al-Muthaffifin (83) : 1
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
QS. al-Muthaffifin (83) : 2
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
QS. al-Muthaffifin (83) : 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut