28 Juli 2010

Pengajian Mahagoni Park (Akikah Kamilla Annisa Rusdi) Tanggal 27 Juli 2010

Event : Pengajian Mahagoni Park
Tanggal : 27 Juli 2010
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah
Tema: Tarbiyatul Aulad

proses pembentukan mental anak :

1. ayah
sifat ayah akan banyak mempengaruhi kepribadian anak. Ayah adalah peletak pondasi, oleh karena itu, pada saat proses pencarian istripun dituntut seorang laki laki untuk mencari istri yang kuat, tangguh, cerdas.
2. ibu
ibu adalah madrasah bagi anaknya
3. apa yang didengar, dilihat, dirasa akan menjadi ilmu dari anak
4. lingkungan
apakah lingkungan anak berada tersebut kondusif untuk kehidupan yang islami atau tidak, lingkungan yang baik untuk belajar atau tidak ?

peran yang kita lakukan dalam mendidik anak :

Adab-adab Akikah Anak yang terpenting adalah:
a. Paling utama Qurban Akikah dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran sang bayi.

b. Memberi nama, mencukur rambut kemudian ditimbang dengan emas atau perak sesuai dengan kemampuan orang tuanya, kemudian disedekahkan

c. Memotong Kambing Akikah, disunnahkan kambing jantan untuk laki-laki, dan betina untuk perempuan. Sebagian ulama mengatakan: yang paling utama adalah kambing jantan untuk laki-laki juga perempuan.

d. Dianjurkan kedua orang tuanya tidak memakan Daging Akikah anaknya, termasuk keluarga dari kedua orang tuanya. Khusus bagi ibunya hukumnya makruh syadid (mendekati haram) makan Daging Akikah anaknya.

e. Kaki dan paha binatang aqiqah (Daging Aqiqah) diberikan kepada orang-orang yang membantu dalam melahirkan sang bayi.

f. Tulang-tulang binatang aqiqah (Kambing Aqiqah) disunnahkan dibungkus dengan kain putih kemudian dikubur.

g. Yang utama undangan pada acara aqiqahan: ulama dan orang-orang yang fakir.

h. Membaca doa berikut ini ketika menyembelih binatang aqiqah/Kambing Aqiqah:


Bismillâhi wa billâhi, Allâhumma `aqîqatun `an fulan bin fulan, lahmuhâ bilahmihi wa `azhmuhâ bi`azhmihi. Allâhummaj`alhâ wiqâan liâli Muhammadin `alayhi wa âlihis salâm : Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad saw.

Akikah sebaiknya dilakukan pada hari ke 7 atau 14 atau 21 (kelipatan 7).

Pembagian daging akikah, 1/3 untuk dimakan sendiri, 1/3 untuk para tetangga, 1/3 untuk fakir miskin.

Bagaimana Rasulullah mendidik anak ?

1. memberikan penghormatan kpd anak supaya anak ada rasa bangga, ada rasa dihargai
2. jangan membebani dengan hal yang melebihi kemampuan anak
3. jangan menghina
4. jangan menakut nakuti

Tarbiyatul aulad modern :
1. jarang menghardik
2. mempunyai track record perkembangan anak
3. memberi pengertian
4. memberikan energi yang positif : tidak menghina, merendahkan, meremehkan
5. memberikan cinta kasih yang tulu8s

Cara mendidik anak :
1. akidah :
- mentalqinkan anak (membina dan menanamkan akidah kepada anak dengan mengajarkan Laa Illaha Ilallah)
- jangan memberikan kesan bahwa Allah itu galak.
- tanamkan cinta kasih kepada Rasulullah
- mengajarkan al Quran kepada anak
- mendidik keteguhan akidah
2. membentuk intelektualitasan anak
- tanamkan cinta mencari ilmu dan adab adabnya
- membimbing anak untuk hafal hadist dan al Quran
- memilih anak di sekolah / guru yang sholeh / sholehah
- mendidik anak terampil bahasa asing
- mengarahkan sesuai bakat dan kecenderungannya
- membuat perpustakaan di dalam rumah

sifat pendidik yang sukses :
1. penyabar dan tidak mudah marah
2. lemah lembut dan menghindari kekerasan
3. hati penuh kasih sayang
4. memilih yang termudah diantara 2 pilihan
5. jangan terlalu emosional
6. bersikap moderat dan adil
7. memberi jeda waktu, jangan setiap saat dinasehati.

Adapun pendidikan agama islam yang perlu di terapkan kepada anak sejak usia dini antara lain

1. Membisikkan Kalimat Tauhid

Dalam hal ini sejak anak lahir kedunia tidak lain yang dibisikkan atau diperdengarkan setelah keluar dari rahim ibunya kecuali “Allah” dengan menggunakan azan di telinga kanan untuk anak laki-laki dan iqamat di telinga kiri untuk anak perempuan, karena pendidikan agama islam membersihkan hati dan mensucikan jiwa agar anak-anak nantinya tetap patuh perintah Allah

2. Mengajari Akhlak yang Mulia

Dengan mengajari anak akhlak yang mulia atau yang terpuji bukan hanya semata untuk mengetahuinya saja, melainkan untuk mempengaruhi jiwa sang anak agar supaya beraklak dengan akhlak yang terpuji. Karena pendidikan agama islam dalam rumah tangga sangat berpengaruh besar dalam rangka membentuk anak yang berbudi pekerti yang luhur dan memiliki mental yang sehat.

3. Mengislamkannya atau mengkhitankannya

Disebutkan dalam Assahhain, dari hadits Abi Hurairah ra, berkata : “Rasululullah Saw. Bersabda : “Pitah itu ada lima (Khitan, mencukur buku di bawah perut, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut buku ketiak)”. Disini khitan ditempatkan ditempat sebagai ciri fitrahnya seseorang yang berdasarkan pada kelemah lembutan agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, dimana ia diperintahkan untuk melakukannya pada waktu ia mencapai usia 80 tahun.

Dengan demikian sebagai orang tua yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya, agar tidak menyia-nyiakan amanah tersebut, orang tualah sebagai pembina pertama dalam hidup dan kehidupan si anak, olehnya itu anak perlu berbakti dan hormat serta berakhlak mulia terhadap kedua orang tuanya.

Oleh sebab itu pemahaman agama islam sangat dianjurkan untuk pendidikan anak usia diniagar anak tersebut mempunyai kesehatan mental yang baik untuk menuju kehidupan yang cemerlang.

4. Upaya Melestarikan Kesehatan Mental Anak Melalui Pendidikan Agama Islam

Dalam upaya melestarikan kesehatan mental setiap anak / orang harus mendapatkan pendidikan dan bimbingan dan penyuluhan kejiwaan. Dengan demikian mereka membutuhkan sistem persekolahan yang sesuai dengan kepribadian dan perkembangan anak.

Perlunya diketahui bahwa kesahatan mental dapat dicapai melalui kehidupan jadi rukun dan damai diantaran kelompok sosial dengan saling memberi dukungan fisik, material maupun moral untuk mencapai ketenangan hidup melalui agama, dapat meredam gejala jiwa, dan perlu dilakukan / dilaksanakan secara konsisten dan produktif.

Setiap orang hendaknya menjalankan perintah agama dengan penuh rasa tanggung jawab dan meninggalkan larangan-larangannya. Dengan melaksanakan kehidupan beragama dan menjalankan ibadah, seseorang yang memiliki kesadaran agama dan secara matang melaksanakan ibadahnya dengan rasa tanggung jawab dengan dilandasi wawasan agama yang luas. Dengan demikian ia akan mendapatkan kebahagiaan dan dapat menikmati ketenangan jiwa yang menyebabkan kepribadian yang matang dan sehat.

Agama islam mampu memberikan jawaban dan menetapkan hukum atau kaidah secara rasional dan logis, agama tidak hanya memberikan pegangan hidup yang rasional saja, melainkan juga menunjukkan dinamika penyaluran dan kepuasan dalam dorongan emosional. Agama dapat memberikan masalah yang berada diluar jangkauan logika dan rasio misalnya, persoalan kematian, hidup sesudah mati, alam akhirat dan sebagainya. Bahkan agama memberikan dorongan lebih kuat dan lebih bermakna terhadapat semangat dan arti hidup.

Dengan mengungkapkan beberapa contoh diatas bahwa dalam ajaran islam terkandung dasar dan prinsip kesehatan mental sebaliknya gangguan jiwa dimulai dari kotoran jiwa yang pada hakekatnya merupakan pendurhakaan terhadap kefitrian jiwa itu sendiri.

Kesehatan mental dalam islam juga mencakup pengertian Al-mutmainnah, yakni hati yang tentram juga Al-Sakinah yakni bersih menurut pandangan islam kesehatan mental tidak hanya sekedar harmonisnya interaksi manusia dalam kepentingan duniawi, tetapi sekaligus dalam rangka integritas iman yang sempurna.

Ada beberapa konsep untuk mencapai ketenangan jiwa dalam diri manusia sebagai berikut :

1. Orang yang mau mentaati perintah Allah dan RasulNya pasti akan senang dan bahagia.
2. Orang –orang yang beriman pasti akan diberi ketentraman hidup.
3. Orang – orang yang beriman dan beramal soleh pasti mempunyai kehidupan yang baik
4. Orang – orang yang beriman dan beramal soleh pasti pernah merasa takut dan berduka cita-cita.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak Melalui Pendidikan Agama Islam

Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan bila ia dapat menguasai dirinya sendiri sehingga ia terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang menyebabkan frustasi dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Keharmonisan antara fungsi jiwa dengan tindakan dapat dicapai antara lain dengan menjalankan ajaran agama dan berusaha menerapkan norma-norma sosial, hukum, moral, dan sebaginya.[14]

Kartini kartono mengemukakan bahwa orang memiliki mental yang sehat tentu memiliki sifat – sifat yang khas antara lain : mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, memiliki tempat hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordiansi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya dan memiliki kepribadian dan bathin yang selalu terang.

Adapun ciri-ciri dari oraqng yang bermental tidak sehat antara lain :

1. Timbulnya rasa sedih, rasa sedih ini terkadang timbul dari hal-hal yang sepele terjadi. Karena kesehatan mental yang terganggu bukan karena penyebab kesedihan secara langsung.
2. Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan pada diri. Rasa rendah diri menyebabkan seseorang menjadi tersinggung, sehingga menyebabkan orang yang bersangkutan tidak mau bergaul karena merasa dikucilkan. Ia tidak mau mengemukakan pendapatnya dan inisiatif, lama kelamaan pada dirinya akan hilang kepercayaan diri bahkan ia mulai tidak mempercayai orang lain.
3. Pemarah bila seseorang mudah sekali marah, maka kita menduga bahwa ia oversensitif, ia cenderung untuk merasa dimiliki karena pengalaman masa
lampau

Untuk itu agar mental seseorang / anak tidak terganggu maka orang-orang yang paling berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut adalah orang tuannya, saudara-saudaranya, famili, kawan-kawan dekat dan juga pendidikan agama islam yang telah di pahaminya. Karena dalam proses pertumbuhan dan pembentukan jiwa pada anak banyak mengalami hambatan, rintangan dan selalu mengalami kegoncangan dalam dirinya sebagai suatu dinamikan kehidupan.

Adapun cara untuk menjaga kesehatan mental anak melalui pendidikan agama islam antara lain :

1. Menanamkan Rasa Keagamaan terhadap Anak. Dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang agama, agar anak dapat mengenal lebih dekat kepada sang pemberi petunjuk yaitu Allah Swt. Agar apabila suatu saat seorang anak mengalami atau mendapatkan masalah dalam hidupnya tidak timbul frustasi pada anak tersebut yang dapat menimbulkan gangguan jiwa dan kesehatan mental paa tersebut dengan pengenalan agama lebih dekat.
2. Membimbing dan Mengarahkan Perkembangan Jiwa Anak Melalui Pendidikan Agama Islam. Membimbing dan mengarahkan perkembangan jiwa anak dapat diusahakan melalui pembentukan pribadi dengan pengalaman keagamaan terhadap diri anak baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun masyarakat, lingkungan yang banyak membentuk pengajaran yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama islam). Akan membentuk pribadi, tindakan dan kelakuan serta caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama yang kesemuanya itu mengacu pada perkembangan jiwa dan pembentukan mental yang sehat dalam diri si anak.
3. Menanamkan Etika Yang Baik Terhadap Diri Anak Berdasarkan Norma-Norma Keagamaan. Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0 – 12 tahun.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan psikologi dan agama si anak. Oleh karena itu pada masa ini orang tua harus ekstra ketat dalam mendidik anaknya misalnya kita membiasakan anak untuk menggunakan tangan kanan dalam mengambil, memberi, makan dan minum, menulis, menerima tamu dan mengajarkannya untuk selalu memulai pekerjaan dengan membaca Basmalah serta harus diakhiridengan membaca Hamdalah.

Ada beberapa upaya mendidik anak antara lain :

1. Membiasakan anak untuk selalu menjaga kebersihan memotong kukunya, mencuci kedua tangannya sebelum dan sesudah makan, mengajarinya untuk bersuci ketika buang air kecil dan air besar, sehingga membuat najis pakaiannya dan shalatnya menjadi sah.
2. Membiasakan anak-anak untuk diam ketika Adzan berkumandang dan menjawab bacaan-bacaan muadzin kemudian bersolawat atas Nabi dan berdo’a
3. Waspada terhadap persahabatan mereka dengan kawan-kawan yang nakal , mengawasi mereka dan melarang mereka untuk duduk – duduk dipinggir jalan dan lain-lain.

Jika akhlak dan sopan santun yang dibiasakan oleh anak didik baik, kelak jika ia dewasa akhlak mereka kepada orang tua dan teman-temannya tidak akan membuat kesalahan seperti anak-anak yang jarang di didik oleh orang tuanya

meetabied.wordpress.com

Pemahaman akidah yang seperti apa yang harus kita tanamkan kepada anak-anak kita sejak dini? Tentu saja tentang Allah swt., tentang kitab-kitab samawi, tentang malaikat, tentang nabi dan rasul, tentang hari akhir. Tentu saja perlu bahasa sederhana untuk menyampaikan hal-hal yang badihi (aksiomatik) tentang itu semua.

Sebagai contoh, kenalkan kepada anak kita tentang hal-hal berikut ini.

1. Allah adalah Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada yang menyerupai Dia.

2. Setiap makhluk, termasuk anak kita, butuh kepada Allah swt. dan Allah swt. tidak butuh kepada selain diri-Nya.

3. Mengesakan Allah dalam ibadah adalah wajib.

4. Rahmat Allah swt. sangat luas sedangkan siksa-Nya sangat pedih.

5. Allah swt. mencintai hambanya yang taat dan membenci orang yang maksiat.

6. Dalam beribadah kepada-Nya, kita tidak membutuhkan perantara.

7. Hanya kepada Allah swt., kita meminta. Tidak kepada yang lain.

8. Tidak ada ketaatan terhadap makhluk jika harus bermaksiat kepada Allah swt.

9. Kita hanya diajurkan untuk memikirkan makhluknya, tidak memikirkan Dzat Allah swt.

10. Dia Allah swt. yang memberi manfaat dan mudharat. Tidak ada yang memberi manfaat dan mudharat tanpa seizin-Nya.

11. Kita mengimani bahwa Allah swt. telah mengutus Rasul-Nya untuk membimbing umat manusia.

12. Semua Rasul menyuruh kepada tauhid dan beriman kepada Allah swt.

13. Para Rasul adalah maksum (terpelihara) dari dosa dan kemaksiatan.

14. Rasul kita adalah Muhammad saw. yang diutus untuk seluruh manusia, sedangkan rasul-rasul sebelumnya diutus hanya untuk kaumnya saja.

15. Jumlah Rasul banyak, dan hanya 25 orang dari mereka yang telah dikisahkan oleh Allah kepada kita melalui Al-Qur’an.

16. Rasul yang tergolong ulul ‘azmi (yang memiliki keteguhan hati) ada lima orang, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad saw.

dakwatuna.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut