01 Juli 2010

Liqo Tanggal 30 Juni 2010

Event : Liqo
Tanggal : 30 Juni 2010
Pembicara : Ummi Wulan (Kultum), Ummi Liyah (Sharing)
Tema : Sentuhan Kalbu, Sihir Dalam Islam

Anugerah Gusti Allah

Seringkali aku berkata ketika orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipanNya
bahwa rumahku hanya titipanNya
bahwa hartaku hanya titipanNya
bahwa putraku hanya titipanNya

Tetapi,
mengapa aku tak pernah bertanya , mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini ?
adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
mengapa hatiku justru terasa berat
ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya ?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian
kusebut sebagai petaka
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita

ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta
ingin lebih banyak mobil
lebih banyak popularitas
dan kutolak sakit
kutolak kemiskinan
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku
seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika : aku rajin beribadah, maka selayaknya derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang
dan bukan kekasih
kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan menolak keputusannya yang tak sesuai keinginanku

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

"ketika langit bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"

(WS Rendra)

---

Ketika Allah berkata Tidak !

Ya Allah, ambillah kesombonganku dariku ...
" Tidak, bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya ! "

Ya Allah, berilah aku kesabaran...
" Tidak. kesabaran diperoleh dari ketabahan dalam menghadapi cbaan. Aku tidak memberikan kesabaran, engkau harus meraihnya sendiri "

Ya Allah, berilah aku kebahagiaan ...
" Tidak. Aku memberi keberkahan dan hikmah. sedangkan kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri "

Ya Allah, jauhkan aku dari kesusahan ...
" Tidak. penderitaan akan menjauhkanmu dari jerat surgawi dan mendekatkanmu padaKu "

Ya Allah, beri aku segala yang menjadi hidup ini nikmat ...
" Tidak, Aku beri kau akal dan kalbu serta Al Quran, supaya kau dapat menikmati kehidupan "

---

SIHIR, PARANORMAL DAN PRAKTEK PERDUKUNAN DALAM ISLAM

Indonesia adalah tempat yang subur untuk perdukunan. Negara ini seolah terbelenggu dengan perdukunan. Jual tanah saja harus pergi ke dukun, mau usahanya lancar, mau jabatannya bertahan, mau punya wibawa dan ditakuti bawahan harus pergi ke dukun. Walaupun mungkin sebutan dukun sekarang kalah populer dengan paranormal atau pensehat spiritual, ditambah lagi oleh mitos-mitos yang berkembang di nusantara ini, seperti orang hamil harus membawa gunting, angka 13 adalah angka sial, diperparah lagi oleh tayangan mistik dan klenik yang berkembang pesat di dunia pertelevisian kita, dan ironinya mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Dari data yang ada, sekitar 149 tayangan misteri di TV kita. Di kantor terkumpul jimat dari harga yang terendah Rp 100 dan termahal Rp 1 milyar.

Dunia sihir dan perdukunan erat kaitannya dengan dunia jin dan setan, karenanya pada kesempatan ini perlu kiranya kita menyimak pandangan Islam tentang dunia jin.

Prinsip-prinsip Islam Mengenai Jin dan Setan

1. Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Allah Swt berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 49:1)

2. Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada Allah Swt.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)
3. Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan.

“Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. 55:15)

4. Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, Dia bukan golongan malaikat.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)

5. Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai musuh dari setiap orang beriman.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. 6:112)

6. Jin adalah ummat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir, agama mereka berbeda-beda, tetapi mereka harus tetap mengikuti syariat.

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)

7. Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. 7:27)

8. Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang muncul sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka itu adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin.

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)

9. Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi Rasulullah Saw telah masuk Islam.

Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin dan malaikat. Para sahabat bertanya, “Dan engkau juga ya Rasulullah/” Rasulullah menjawab, “Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan” (HR. Muslim)

10. Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya, kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.

Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. 72:6)

11. Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:

“Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang beriman dan selalu bertawal kepada Allah.

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)

13. Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik, mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah.

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:82)

14. Gangguan jin terhadap manusia dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah tindakan zhalim. Terapinya adalah dengan cara membersihkan keimanannya, meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak dzikir.

15. Terapi secara syar’i adalah bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka kita haruslah tetap istiqamah di atas jalan yang haq.

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)

Demikianlah makalah yang sederhana ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian aqidah kita. (ikadi)

Bahaya Tama'im (Jimat)

Suatu ketika, datang rombongan yang terdiri atas 10 orang menghadap Nabi Muhammad SAW untuk berbaiat (menyatakan masuk Islam). Lalu Rasulullah SAW membaiat yang sembilan orang dan menahan yang seorang lainnya. Para sahabat bertanya, ''Mengapa engkau menahan yang seorang lagi ya Rasulullah.'' Beliau menjawab, ''Sesungguhynya di pundaknya terdapat jimat.''

Akhirnya, laki-laki itu membuang jimat yang ada di tubuhnya. Setelah itu baru Rasulullah SAW membaiatnya seraya bersabda, ''Barangsiapa yang menggantungkan jimat, sesungguhnya dia telah melakukan perbuatan syirik.'' (HR Ahmad, Al-Hakim, dan Abu Ya'la dengan isnad jayyid).

Hadis tersebut menyiratkan larangan kepada kaum Muslimin untuk melakukan hal-hal yang berbau klenik. Memasang jimat untuk menolak bala, mengandalkan jampi-jampi untuk menolak penyakit, dan memakai guna-guna untuk mencelakakan orang lain adalah bagian dari hal yang berbau klenik. Tindakan seperti ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam.

Istilah yang sering kita kenal sebagai jimat, dalam Islam dinamakan tama'im (tamimah), yaitu sesuatu yang mereka gantungkan pada anak-anak mereka untuk mengusir jin, penyakit mata, dan lain-lain. Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan tiwalah (guna-guna yang dipakai wanita untuk menjadikan suaminya cinta kepadanya) adalah syirik.'' (HR Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dan Hakim).

Para sahabat dan tabi'in juga sangat membenci jimat-jimat. Hudzaifah pernah melihat seorang laki-laki yang menggantungkan benang sebagai jimat, lalu beliau membacakan ayat yang terdapat dalam surat Yunus ayat 106, ''Dan jangan engkau seru sesuatu dari selain Allah apa yang tidak memberi manfaat maupun madharat kepada kamu ....''

Diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha'i, salah seorang pembesar tabi'in, berkata, ''Mereka (para sahabat) membenci semua bentuk jimat, baik yang dari Alquran maupun bukan dari Alquran. Berdasarkan dalil-dalil yang mu'tabar pelarangan terhadap semua bentuk jimat, jampi-jampi, dan guna-guna bagi orang mukmin itu dilatari beberapa alasan.

Pertama, Nabi Muhammad SAW mengingkari orang yang memakai tamimah (jimat), baik tamimah itu dari ayat Alquran maupun bukan. Kedua, untuk mengantisipasi kemungkinan makin meluasnya penggunaan jimat. Orang yang menggantungkan Alquran menjadi jimat, suatu ketika akan menggantungkan hal yang lain untuk kepentingan yang sama.

Ketiga, perbuatan semacam itu sama dengan merendahkan dan menghina Alquran. Orang yang memakainya akan membawanya ke tempat-tempat najis, buang air, istinja', kadang-kadang janabah atau digunakan oleh wanita yang sedang haid.

Karena itu, sangat tepat pendapat yang mengatakan bahwa semua jimat, jampi-jampi, dan guna-guna itu terlarang. Bahkan, Rasulullah SAW telah mendoakan orang-orang yang memakainya dengan doa, ''Barangsiapa yang menggantungkan jimat, mudah-mudahan Allah tidak menyempurnakan urusannya. Dan barangsiapa yang menggantungkan benda keramat (sebagai penangkal), mudah-mudahan Allah tidak memberi perlindungan kepadanya.'' Wallahu a'lam.

musiconlinecairo.multiply.com

---

Ruqyah Sebagai Pengobatan Alternatif
Saat ini banyak sekali orang yang mencari pengobatan alternatif bagi penyakit yang dideritanya karena sakitnya yang tak kunjung sembuh meskipun berbagai rumah sakit terkenal dengan dokter spesialisnya dan peralatan yang canggih. Pengobatan alternatif yang biasa dilakukan oleh kaum Muslimin adalah Ruqyah.

Ruqiyah sebenarnya sudah dikenal sejak jaman jahiliyah, yaitu sebelum nabi Muhammad SAW di utus sebagai nabi. Ruqyah pun dikenal oleh sebagian besar masyarakat Yahudi dan Nasrani. Bagaimanakah proses Ruqyah tersebut dan pandangan Islam terhadap Ruqiyah?

Sebagai kaum Muslimin kita harus berhati-hati, tidak asal berbuat untuk mendapatkan keselamatan dunia sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra, ayat 36 : "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhanya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya".

A. Arti daripada Ruqyah
Ruqyah dalam Islam ialah membaca ayat-ayat al-qur'an, dzikir-dzikir serta do'a-do'a dihadapan orang yang sakit dengan harapan diberikan ke ridho'an dan kesembuhan oleh Allah Subhanallahu Wa'taala (al-Qaul al-Mufid 'ala Kitab Tauhid, karya Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin I/177). Sedangkan pada jaman jahiliyah dahulu, Ruqyah kebanyakan dilakukan dengan menggunakan bahasa-bahasa, sarana-sarana serta cara-cara syirik.

Adapun saat ini di indonesia masih banyak ruqyah yang dilakukan dengan jalan yang salah, dimana ruqyah dilakukan dengan membaca japa mantera yang mengandung unsur-unsur syirik. Maka Ruqyah semacam ini yang diharamkan di dalam Islam.

B. Syarat-syarat Ruqyah
Pada prinsipnya Ruqyah diperbolehkan dalam Islam, selama hal itu memenuhi persyaratan-persyaratannya. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan dalam 'Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari', Para Ulama telah bersepakat tentang bolehnya ruqyah manakala terkumpul tiga syarat :

1. Harus dengan kalam Allah atau dengan nama-nama dan sifat-Nya
2. Harus dengan bahasa Arab atau bahasa lain yang difahami maknanya
3. Harus meyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang berpengaruh, melainkan "Dzad Allah"

Ruqyah selain menggunakan bahasa Arab atau bahasa lain yang tidak dimengerti maknanya dikhawatirkan merupakan perkataan kufur atau perkataan yang mengandung unsur syirik (Fatul Majid, bab MaaJaa'a fir Ruqa wat Tama-im)

C. Ayat serta Do'a untuk Ruqyah
Contoh dari ayat serta do'a yang dibacakan saat me-ruqyah diantaranya ; Surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, yang juga disebut sebagai surat-surat Mu'awwidzaat. Surat al-Fatihah juga merupakan surat yang pernah dibacakan seorang sahabat nabi kepada kepala suku sebuah kafilah saat sakit tersengat binatang berbisa dengan cara membacakan al-Fatihah, lalu mengumpulkan ludahnya dan meludahkannya pada tempat yang sakit sehingga kepala suku itupun sembuh sama sekalai (Shahih Bukhari, Kitab ath-Thibb, bab ar-Ruqa bi Fatihatil Kitab. Fathul Bari X/199).

Semua ayat al-Qur'an pada prinsipnya bisa digunakan untuk me-Ruqyah (Risalah fi Akham ar-Ruqa wat Tama'im, karya abu Mu'adz Muhammad bin Ibrahim; Maktabah al-Ummah & Maktabah ath-Tharafain. Hal. 28)

Sedangkan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulallah bisa dilihat di Hadist Riwayat Bukhari no. 5743 Fathul Bari X/206, dan lainnya.

D. Penyakit yang Bisa di Ruqyah
Anas bin Malik Radiallahu'anhu, salah seorang sahabat Rasulallah SAW mengatakan; 'Rasulallah SAW memberikan rukhshah (membolehkan) untuk melakukan ruqyah pada penyakit 'ain, tersengat binatang berbisa dan luka labung' (HR. Muslim, kitab ath-Thibb, bab Istihbab ar-Ruqyah minal 'ain wan Namlah wal Humah wan Nadzrah/Syarah Nawawi, tahqiq Khalil Ma'mun Syiha XIV/406).

Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadist ditersebut tidak bermakna bahwa yang bisa diruqyah adalah ketiga penyakit diatas, tetapi hal tersebut hanya berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan kepada Rasulallah SAW yang lalu beliau membolehkannya.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya, dari A'isyah Radiallahu'anha yang mengatakan 'Apabila ada salah seorang diantara kita yang sakit, maka Rasulallah SAW mengusap orang itu dengan tangan kananya sambil berdoa (HR. Muslim Kitab ath-Thibb, bab Istihbab Ruqyatil Maridh. Syarah Nawawi, tahqiq: Khalil Ma'mun Syiha XIV/401).

E. Cara meruqyah orang yang sakit
Dari Penjelasan di atas ada beberapa cara yang dilakukan dalam meruqyah orang yang sakit, diantaranya dengan mengusap tubuh yang sakit dengan tangan kanan sambil mendoakannya, meniupkan nafas melalui tangan keseluruh tubuh yang sakit seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika meruqyah dirinya sendiri, atau bisa pula dengan menyemburkan air liur/ludah kebagian tubuh yang sakit. Cara lain meruqyah juga bisa dilakukan seperti yang diajarkan oleh syari'at atau diakui oleh syari'at.

Kesimpulannya Ruqyah diperbolehkan dalam Islam selama tidak mengandung unsur-unsur kemusyrikan seperti bahasa yang digunakan mengandung permohonan kepada jin, setan, malaikat atau siapapun selain Allah SWT. Atau cara lainnya yang tidak pernah dicontohkan dalam Islam, misalnya cara-cara Bid'ah (menggunakan alat-alat serta hal-hal yang mengandung unsur musyrik). Untuk itulah kaum Muslimin hendaknya berhati-hati dan waspada.

dunia-maharani.blogspot.com

---

Islam membolehkan berobat dengan cara rukyah, selama tidak mengandung unsur syirik. Ruqyah adalah pengobatan dengan cara zikir dan do’a yang bersumber dafi alQuran dan as-Sunnah. Ruqyah dilakukan terutama untuk penyakit-penyakit gangguan sihir/santet/tenung.
Sabda Nabi saw:
“Tidak ada (pengobatan) dengan ruqyah jika tidak mengandung kemusyrikan. “(HR. Muslim dan Abu Daud dan ‘Auf bin Salim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut