28 Desember 2011

Pengajian As Syifa Tema : Tahqiqu Syahadatain atau Merealisasikan makna syahadat Tanggal : 28 Desember 2011

Event : Pengajian As Syifa
Tema : Tahqiqu Syahadatain atau Merealisasikan makna syahadat
Tanggal : 28 Desember 2011
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah

Sebagai orang yang beriman, kita harus memiliki kefahaman yang kuat akan keimanan yang sudah ada pada diri kita sekarang agar iman tersebut mampu memberikan semangat dan mendorong diri kita menjadi orang yang bertaqwa yakni orang yang menerima dan menjalankan perintah Allah tanpa sedikitpun ada penolakan dan menjauhi segala larangan-larangan Allah tanpa sedikitpun meminta keringanan, kecuali Allah sendiri yang menghendakinya.

Iman identik dengan pembuktian terhadap apa yang sudah kita ikrarkan pada saat kita menyatakan diri sebagai seorang muslim yakni dua kalimat syahadat. Yang kemudian kita harus mampu merealisasikan kandungannya sehingga kita benar-benar menjadi seorang mukmin yang shodiq (mukmin yang benar). Ada tiga hal yang harus menjadi jati diri seorang muslim agar ia menjadi seorang mukmin dihadapan Allah SWT, yakni Al-Mahbbah (kecintaan), At-tijaroh (jual-beli), dan Al-‘amal (aktivitas).

1. Al-Mahabbah (Kecintaan)

Qs Al Baqarah : 165

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”

---

Bagi seorang mukmin, maka tidak ada lagi cinta diatas cinta selain Allah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Ibnu Taimiyah yakni “segala sesuatu yang menjadi sandaran hati dengan sepenuh cinta ialah ilah” dan dan bagi seorang mukmin hanya satu kalimat yang terucap untuk ini, yakni laa ilaha illa Allah (tiada ilah kecuali Allah). Dan sungguh, cinta inilah yang menggetarkan hati, memotivasi jiwa dan menggerakkan raga seorang mukmin untuk bergerak menjalankan perintah-Nya. Bukan atas dasar keterpasaan mereka tunduk terhadap syariat allah melainkan atas dasar cinta. Inilah cinta yang sejati.

Qs Al Anfal : 2

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

---

2. At-tijaroh (Jual-Beli)

QS Ash Shaff : 10-11

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

---

QS At Taubah : 111

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

---

Cara jihad bisa dengan harta atau jiwa atau dua duanya

QS At Taubah : 20

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan

---

Orang beriman sesungguhnya berada dalam keuntungan yang sangat besar, karena berhubungan jual-beli kepada Allah tidak mengenal kata merugi melainkan akan selalu beruntung dan Allah tidak akan sedikitpun mengingkari janjiNya itu. Dan sedikitpun dalam perniagaan ini, seorang mukmin pada hakikatnya tidak mengeluarkan modal sepeserpun karena Allah hanya meminta sedikit dari sekian banyak kenikmatan yang Allah karuniakan kepada orang-orang beriman. Prinsip bisnis ini ialah Allah yang menyediakan barang kepada seorang mukmin dan kemudian barang tersebut Allah beli lagi dari seorang mukmin. Sungguh sangat menguntungkan bukan?

Pada surat At-taubah ke-111 diatas, perniagaan ini berupa harta dan jiwa seorang mukmin, yang mana harta dan jiwa tersebut merupakan karunia dari Allah. Bentuk harta bisa bermacam-macam; uang, rumah, kendaraan dan lain sebagainya. Jiwa juga bermacam-macam, bisa berupa potensi/bakat, waktu, kekuatan, pikiran, dan perasaan yang kita miliki.

Tijaroh ini telah dilakukan oleh orang-orang beriman terdahulu. Kita pasti telah mendengar kisah Abu Salamah yang saat pergi berhijrah, istrinya tidak bisa ikut bersamanya karena dihalangi oleh pihak keluarga sang istri. Dan Abu Salamah harus berkorban cinta kepada sang istri yang ia tinggalkan, sungguh ini sangat menyita perasaan. Atau kisah Suhaib, seorang pedagang sukses di Makkah, yang ketika mendengar seruan berhijrah dari Rasullullah, ia pun ikut dalam rombongan muhajirin. Dan ia meninggalkan harta-harta hasil perdagangannya di makkah dan memulai kembali usahanya dari nol di Madinah. Allahuakbar.

3. Al-‘amal (aktifitas)

Qs At Taubah : 105

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

---

Tijaroh pada pembahasan diatas ialah tijaroh yang dasarnya adalah cinta sehingga menjadi amal-amal sebagai buktinya. Dan seperti itulah orang-orang beriman, mereka senantiasa beramal untuk Allah. Karena amal mereka itu ialah untuk Allah yaitu zat yag mereka sangat cintai, maka mereka melakukannya dengan sebaik mungkin dan semakismal kemampuan mereka. Sehingga dari amal tersebut akan menjadi jihad-jihad mereka.

QS At Taubah : 112

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.”

---

Qs Fushshilat : 33

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"

---

ciri istri yang sholehah

Qs AT Tahrim : 5

Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

---

QS Al Baqarah : 102

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

---

Cita cita tertinggi adalah mati syahid, jadi tidak hanya mati dalam keadaan husnul khotimah atau dalam keadaan muslim saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut