08 Mei 2013

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 7 Mei 2013

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 7 Mei 2013
Pembicara : Ustadz Muhammad Hayatuddin ( Moehhay Attaly ) , Ustadz Vicky
Tema : Permulaan Wahyu kepada Rasulullah

Alkisah Allah menciptakan akal dan nafsu.

Akal menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Kemudian Allah menguji ciptaanNya itu. Allah berfirman, “wahai Akal mengahadaplah kemari!”. Seketika itu juga Akal memenuhi perintahNya. Allah berfirman kembali, “wahai Akal menghadaplah kesana”. Sama seperti sebelumnya Akal langsung memenuhi perintahNya. Kemudian Akal ditanya oleh Allah, “wahai Akal siapakah Aku dan siapakah kau?,” “Engkau adalah tuhanku dan aku adalah hambaMu yang lemah,” jawab Akal. “Wahai Akal tidak ada makhluk yang paling mulia yang aku ciptakan kecuali kau,” Allah memuji kepatuhan Akal. Kemudian Allah juga menguji nafsu, yang selama ini menjadi penggoda manusia. Allah berfirman, “wahai nafsu menghadaplah kemari”. Alih-alih Nafsu malah tidak memenuhinya. Kemudian Nafsu ditanya oleh Allah, “wahai Nafsu siapakah Aku dan siapakah kau?,” “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau,” jawab Nafsu. Ternyata jawaban tadi membuat Allah marah terhadapnya. Allah kemudian menyiksanya di Neraka Jahanam selama seratus tahun. Setelah itu ia dikeluarkan dan diuji kembali dengan pertanyaan yang sama. Ternyata jawabannya masih sama. Kembali Allah menyiksanya. Kali ini dengan siksaan panasnya lapar (kelaparan) selama seratus tahun. Setelah itu ia dikeluarkan dan kembali diuji oleh Allah dengan pertanyaan yang sama. Saat itu barulah ia mengakui bahwa ia adalah hamba dan Allah adalah tuhannya. Karena peristiwa inilah Allah kemudian mewajibkan puasa kepada Nafsu (manusia).

---

Kisah penciptaan Nur Nabi Muhammad Saw

Suatu hari Sayidina Ali, karamallahu wajhahu, misan dan menantu Nabi Suci SAW bertanya,

"Wahai (Nabi) Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku apa yang diciptakan Allah Ta’ala sebelum semua makhluk ciptaan?"

Beliau menjawab : "Sesungguhnya, sebelum Rabbmu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur-Nya nur Nabimu."

Di Hadist yang lain, yang diiiwayatkan dari Abdurrazaq ra yang diterimanya dari Jabir ra, bahwa Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?".

Rasulullah saw menjawab : "Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu adalah nur Nabimu dari Nur-Nya."

Nur Muhammad itu sudah ada sebelum adanya segala sesuatu di alam ini. Nur Muhammad dianugerahi tujuh lautan : Laut Ilmu, Laut Latif, Laut Pikir, Laut Sabar, Laut Akal, Laut Rahman, dan Laut Cahaya.


Dia kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian Dari bagian pertama Dia menciptakan Pena. dari bagian kedua lawhal-mahfudz, dari bagian ketiga ‘Arsy”.

Kini telah diketahui bahwa ketika Allah menciptakan lawhal-mahfudz dan Pena. Pada pena itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan. Allah kemudian memerintahkan Pena untuk menulis, dan Pena bertanya, "Ya Allah, apa yang harus saya tulis?"

Allah berfirman, “Tulislah : la ilaha illallah,Muhammadan Rasulullah”.

Atas itu Pena berseru, "Oh, betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia disebut bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah".

Allah kemudian berfirman, "Wahai Pena, jagalah kelakuanmu ! Nama ini adalah nama Kekasih-Ku, dari Nurnya Aku menciptakan ‘Arsy dan Pena dan lawhal-mahfudz; kamu, juga diciptakan dari Nurnya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun”.

Ketika Allah SWT telah mengatakan kalimat tersebut, Pena itu terbelah dua karena takutnya kepada Allah, dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai dengan hari ini ujungnya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia Ilahiah yang agung.

Kemudian Allah memerintahkan Pena untuk menulis "Apa yang harus saya tulis, Ya Allah?" bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, "Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan !”.

Berkata Pena, "Ya Allah, apa yang harus saya mulai?". Berfirman Allah, "Kamu harus memulai dengan kata-kata ini: Bismillah al-Rahman al-Rahim."

Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfudz), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.

Ketika Pena telah menulis kata-kata itu, Allah SWT berfirman "Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama-Ku; Nama Keagungan-Ku, Kasih Sayang-Ku dan Empati-Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad. Dengan Keagungan-Ku, Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah dengan niat yang murni, Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan.”

“Sekarang (selanjutnya), bagaian ke-empat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi empat bagian: Dari bagian pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al-’Arsy); Dari bagian kedua Aku telah ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana Ilahiah, ‘Arsy); Dari bagian ketiga Aku ciptakan seluruh malaikat (makhluk) langit lainnya.”

“kemudian bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian: dari bagian pertama Aku membuat semua langit, dari bagian Kedua Aku membuat bumi-bumi, dari bagian ketiga Aku membuat jinn dan api.”

“Bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian : dari bagian pertama Aku membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; dari bagian kedua Aku membuat cahaya di dalam jantung mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah; dari bagian ketiga cahaya bagi lidah mereka yang adalah cahaya Tawhid (Hu Allahu Ahad), dan dari bagian keempat Aku membuat berbagai cahaya dari ruh Muhammad SAW”.

Ruh yang cantik ini diciptakan 360.000 tahun sebelum penciptaan dunia ini, dan itu dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya dibuat dari kerendahan hati. Matanya dari kesederhanaan dan kejujuran, dahinya dari kedekatan (kepada Allah). Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari kesungguhan, pipinya dari cinta dan kehati-hatian, perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal keduniaan, kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus dan jantungnya yang mulia dipenuhi dengan rahman.

Ruh yang penuh kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualitas kenabiannya dipasang. Kemudian Mahkota Kedekatan Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh barokah, masyhur dan tinggi di atas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha Ilahiah dan diberi nama Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci.

Kemudian Allah SWT menciptakan sebuah pohon yang dinamakan Syajaratul Yaqin. Tangkainya berjumlah empat. Kemudian diletakanlah Nur Muhammad pada pohon tersebut. Namun, kehadiran Nur Muhammad, itu membuat pohon bergetar hebat hingga berubah menjadi permata putih. Sedangkan Nur Muhammad memuji bertasbih ke hadirat Allah Ta’ala 70.000 tahun lamanya. Pada permata tersebut, Nur Muhammad mencoba bercermin. Wajahnya begitu indah dilihat. Bentuknya seperti burung merak, dan pakaiannya demikian indah. Dihiasi dengan berbagai perhiasan. Kemudian ia bersujud lima kali.

Allah SWT melihatnya, membuat Nur tersebut merasa malu dan takut. Lalu keluar keringat dari kepalanya. Dari keringat tersebut Allah SWT menciptakan nyawa malaikat. Dari keringat wajahnya, diciptakanlah nyawa ‘Arsy, matahari, bulan, bintang, dan apa-apa yang ada di langit. Keringat dadanya menjadi bahan untuk menciptakan nyawa para rasul, nabi, wali, ulama, dan orang orang shaleh. Adapun keringat yang muncul dari keningnya, diciptakanlah nyawa orang-orang mukmin dari umat Nabi Muhammad saw. Dari keringat kedua telinganya, diciptakan oleh Allah SWT nyawa orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang kafir, dan sesat. Sedangkan keringat kakinya di antaranya menjadi isi bumi.

Pada waktu selanjutnya Allah SWT menciptakan lentera akik yang merah yang cahayanya menembus ke dalam dan keluar. Lalu Nur Muhammad dimasukkan ke dalam lentera tersebut. Berada di dalamnya dalam posisi berdiri. Sementara nyawa-nyawa yang sudah tercipta berada di luar. Seluruhnya membaca "Subhanallaahi wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallahu akbar". 1.000 tahun lamanya nyawa-nyawa itu diperintahkan Allah SWT untuk melihat ke diri Nur Muhammad.

Nyawa yang berhasil melihat kepala Nur Muhammad, maka ia akan ditakdirkan menjadi pemimpin/penguasa. Siapa yang melihat ubun-ubunnya, itulah mereka yang akan menjadi guru/pendidik yang jujur. Siapa yang melihat matanya, ia akan menjadi hafidz (penghapal Al Quran).

Mereka yang memandang telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat. Adapun yang bisa melihat hidungngya, mereka itu akan menjadi ahli bicara atau dokter. Sedangkan mereka nyawa-nyawa yang berhasil melihat bibir Nur Muhammad, ia akan ditakdirkan menjadi seorang menteri. Nyawa yang melihat bagian giginya maka wajahnya kelak akan cantik rupawan, ia yang bisa melihat lidahnya, akan jadilah utusan/duta raja-raja. Apabila yang dilihat lehernya, ditakdirkanlah menjadi orang berdagang dan usahawan. Apabila tengkuk yang bisa dilihatnya, akan jadilah seorang tentara. Mereka yang berhasil melihat kedua lengan tangannya, maka akan jadi perwira. Jika sikut kanannya yang dilihat, Allah SWT akan menjadikan dirinya berkehidupan dalam dunia tekstil, sedangkan kalau sikut Kirinya, ia akan menjadi orang yang pernah membunuh. Serta, jika dadanya yang berhasil dilihat, maka ia akan menjadi ulama yang disegani. Bila bagian belakang, ia akan ditakdirkan menjadi para ahli sosial kemasyarakatan. Dan jika hanya bayangannya yang berhasil dilihat, maka ia akan menjadi orang yang berkecimpung dalam bidang seni.

Barang siapa melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu’adzin (yang mengumandangkan adzan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut. Siapa yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan dan mengukur suatu kebutuhan hidup).

Siapa yang melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang calligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang pandai besi. Siapa yang melihat dadanya yang penuh barokah akan menjadi seorang terpelajar meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu.

Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum syari’at. Siapa yang melihat sisi badannya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruku dan sujud. Siapa yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat telapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute).

Semua yang memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum takberiman, pemuja api dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka yang akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Namrudz, Firaun, dan sejenisnya.

Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris. Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul, a.s, di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat, di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki – laki dan perempuan. Di baris ke empat berdiri ruh kaum tak beriman.

Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah SWT sampai waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik. Tidak seorang pun tahu kecuali Allah SWT yang tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.

Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril , "Berapa lama sejak engkau diciptakan?" Malaikat itu menjawab, "Ya Rasulullah, saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70.000 tahun seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah: sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12.000 kali."

"Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?" bertanya Nabi Muhammad SAW

"Tidak, saya tidak tahu," berkata malaikat itu.

"Itu adalah Nur ruhku dalam dunia ruh, jawab Nabi Suci SAW”.

Pertimbangkan kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70.000 dikalikan 12.000 !

catatan :

Beberapa kalangan dalam ummat Islam mempersoalkan konsep Nur Muhammad (Cahaya Muhammad atau Ruh Muhammad) sebagai suatu konsep yang tidak memiliki dasar dalam ‘aqidah Islam. Padahal, berdasarkan data-data yang kuat, konsep Nur Muhammad adalah suatu konsep ‘aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diterima dan diakui oleh ijma’ (konsensus) ulama ilmu kalam dan ulama’ tasawwuf dalam kurun waktu yang panjang, sebagai suatu konsep yang memiliki sumber dalilnya dari Qur’an dan Hadits Nabi sallallahu ‘alayhi wasallam. Konsep ‘aqidah Nur Muhammad salallahu ‘alayhi wasallam menyatakan antara lain bahwa cahaya atau ruh dari Nabi Besar Muhammad sallallahu ‘alayhi wasallam adalah makhluk pertama yang diciptakan sang Khaliq, Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kemudian darinya, Dia Subhanahu wa Ta’ala menciptakan makhluk-makhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam sebagai Nuur (cahaya), atau sebagai "Siraajan Muniiran" (makna literal: Lampu yang Bercahaya).

http://semestahidayah.wordpress.com/2010/11/22/kisah-penciptaan-nur-muhammad/

---

Berikut Nabi Palsu di Indonesia :

1. Ahmad Musaddeq atau H. Abdul Salam. Dia lahir pada tahun 1942 dan mengaku nabi pada tahun 2006. Pemimpin Al Qiyadah Al Islamiyah dengan kitab suci Al-Qur'an dengan pemahaman sendiri. Dia mengaku bertobat pada 9 November 2007.

2. Lia Aminuddin. Pendiri agama Salamullah. Dia telah mengaku mendapatkan wahyu dari Malaikat Jibril dan mengklaim dirinya nabi dan rasul serta Imam Mahdi. Dia divonis hukuman 3 tahun penjara oleh Mahkamah Agung.

3. Ahmad Mukti. Putra dari Lia Aminuddin yang dianggap sebagai Nabi Isa as.

4. Ashriyanti Samuda. Yang lagi gencar saat ini, umur 30 tahun dan dia mengklaim dirinya sebagai nabi.

---

Kriteria memilih pasangan hidup

Rasulullah telah bersabda : ”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau”

---

Keutamaan menikah

Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu berkata, telah bersabda Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. (HR: Thabrani dan Hakim).

---

Wanita haid dianggap najis

Pada masa jahiliyah, apabila seorang wanita sedang haid, maka ia dianggap kotor/najis sehingga harus diasingkan, tidak boleh berkumpul bersama keluarga dan tidak boleh makan bersama.

---

Turunnya wahyu untuk pertama kali

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan dalam Sahihnya : Yahya bin Bukair menuturkan kepada kami. Dia berkata: al-Laits menuturkan kepada kami, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah bin Zubair, dari ‘Aisyah Ummul Mukminin. Beliau berkata: Wahyu yang pertama-tama datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berupa mimpi baik ketika tidur. Ketika itu, tidaklah beliau bermimpi kecuali tampak seperti terangnya pagi. Kemudian beliau mulai senang untuk menyendiri. Pada waktu itu beliau suka menyendiri di gua Hira’ dan melakukan tahannuts di sana -yaitu beribadah- selama beberapa malam sebelum akhirnya beliau pulang kepada keluarganya. Beliau pun telah menyiapkan bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang menemui Khadijah dan membawa bekal untuk kembali ke sana. Sampai suatu ketika datanglah kebenaran itu pada saat beliau berada di dalam gua Hira’. Malaikat datang kepadanya dan berkata, “Bacalah.” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Beliau menceritakan: Maka dia pun merengkuh badanku dan meliputi diriku hingga aku merasa tertekan. Lalu dia pun melepaskanku seraya berkata, “Bacalah.” Aku katakan, “Aku tidak bisa membaca.” Lalu dia kembali merengkuh badanku dan meliputi diriku untuk kedua kalinya hingga aku merasa tertekan. Lalu dia pun melepaskanku seraya berkata, “Bacalah.” Aku katakan, “Aku tidak bisa membaca.” Lalu dia kembali merengkuh badanku dan meliputi diriku untuk ketiga kalinya lalu dia melepaskanku. Dia pun berkata, “Bacalah, dengan nama Rabbmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmu yang paling mulia.” Maka setelah kejadian itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pulang dalam keadaan hatinya diliputi rasa takut. Lalu beliau masuk menemui Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu’anha, beliau berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku.” Maka mereka pun menyelimuti beliau hingga lenyaplah rasa takut darinya. Lalu beliau pun menceritakan berita kejadian itu kepada Khadijah, dan beliau berkata, “Aku khawatir terhadap keadaan diriku.” Khadijah pun berkata, “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu sama sekali. Engkau adalah orang yang suka menyambung silaturahmi, membantu orang yang lemah, memberikan usaha kepada orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan meringankan beban musibah yang menimpa orang.” Maka Khadijah pun membawa beliau untuk bertemu dengan Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul ‘Uzza. Dia adalah anak paman Khadijah. Dia adalah orang yang memeluk ajaran Nasrani di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab dengan bahasa Ibrani, maka dia pun suka menulis Kitab Injil dengan bahasa Ibrani sebagaimana yang dia kehendaki. Dia adalah orang yang sudah tua renta dan buta. Khadijah berkata kepadanya, “Wahai putra pamanku. Dengarkanlah cerita dari putra saudaramu ini.” Lalu Waraqah pun bertanya kepada beliau, “Wahai anak saudaraku, apa yang telah kamu lihat?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengabarkan kepadanya berita tentang apa yang telah dilihatnya. Waraqah pun berkata kepadanya, “Ini adalah Namus yang Allah turunkan kepada Musa. Aduhai, seandainya saja pada saat itu aku masih muda perkasa. Seandainya aku masih hidup pada saat kaummu mengusirmu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?”. Dia menjawab, “Ya. Tidaklah ada seorang lelaki pun yang datang membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa kecuali dia pasti dimusuhi. Dan apabila aku masih bisa menjumpai hari itu niscaya aku akan membelamu dengan sekuat tenagaku.” Tidak lama setelah peristiwa itu Waraqah pun meninggal dan terhentilah wahyu untuk sementara waktu (HR. Bukhari)

http://abumushlih.com/turunnya-wahyu-untuk-pertama-kali.html/

---

Islam adalah agama yang sempurna

Qs Al Maidah : 3

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama Islam untuk kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku untuk kalian, dan telah Aku ridloi Islam sebagai agama kalian”.

---

Adab berduka

Meratap atau niyaahah adalah perbuatan yang menggambarkan kesedihan seseorang atas musibah yang menimpanya dengan berteriak menangis, merobek-robek baju, menampar-nampar pipi, menyakiti diri, dan sejenisnya. Dalam perspektif Ahlus-Sunnah, sudah menjadi satu kesepakatan bahwa perbuatan ini adalah terlarang.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Ada empat perangai Jahiliyah yang masih melekat pada umatku dan mereka belum meninggalkannya : (1) Membanggakan kedudukan, (2) mencela nasab (garis keturunan), (3) meminta hujan dengan bintang-bintang, (4) dan niyahah (meratapi mayit). Orang yang meratapi mayit, jika ia belum bertaubat sebelum ajalnya tiba, maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai baju panjang dari aspal panas dan baju besi yang sudah karatan"

---

Macam macam nasab :

1. Nasab darah

2. Nasab ilmu

---

Dalam beberapa hadits dan keterangan yang lain disebutkan semua kitab suci diturunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Nabi Ibrahim 'Alaihis salaam menerima kitab pada hari pertama atau ketiga pada bulan Ramadhan. Nabi Daud As juga menerima kitab Zabur pada hari kedua belas atau delapan belas bulan yang sama. Demikian juga nabi Musa As dan Isa As, masing masing telah menerima kitab Taurat dan Injil pada bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi pamungkas menerima kitab al-Qur'an pada tanggal 17 bulan Ramadhan. Adalah desain dari "atas", jika semua kitab suci diturunkan pada bulan Ramadhan

http://fp.uns.ac.id/~fusi/tausiah_ramadhan%20dan%2011.htm

---

Syiar dan pertumbuhan Islam yang telah digerakkan Nabi Muhammad SAW selama 2 (dua) masa ; yakni masa Makkah dan Madinah, pada prinsipnya telah menanamkan nilai – nilai keimanan melalui pengajaran Tauhid dengan ikhlas serta keyakinan terhadap kehidupan akhirat (kurang lebih 10 tahun di
Makkah), dan mengajarkan / mendidik tentang syariat dan akhlak (kurang lebih 13 tahun di Madinah).

http://sultra.kemenag.go.id/file/file/Tulisan/zeam1328534716.pdf

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut