27 Mei 2013

Pengajian Masjid Raya Bani umar Tanggal 21 Mei 2013

Event : Pengajian Masjid Raya Bani umar
Tanggal : 21 Mei 2013
Pembicara : Ustadzah Sitaresmi S Soekanto
Tema : Tauhid untuk seluruh manusia

Manusia itu harus legowo dengan ujian

Qs Al Ankabut : 2

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?

---

Allah itu dekat, Jadi mengapa risau ?

QS Al Baqarah : 214

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, pada-hal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh mala-petaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

---

Rasa optimis bahwa doa kita dijawab Allah itu salah satu bentuk keimanan

Qs Al Baqarah : 186

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

---

Allah ada dimana saja kita berada

QS Al Hadid : 4

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

---

Pertarungan maut, antara usia 60 hingga 70 tahun. Usia saya sudah lebih dari itu. (HR Bukhori)

---

Dari Ibnu Abbas Ra : Abu Bakar Ra berkata kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah saw, anda telah beruban." Rasulullah Saw bersabda, "Yang membuatku beruban adalah Surah Hud, Al-Waqiah, Al-Mursalat, An-Naba' dan At Takwir." (Hadist Riwayat Tirmidzi, Ibnu Sa'd dan Hakim)

---

Keutamaan iman dan istiqomah

Hadist : Dari Abu Amr atau Abu Amrah Sufyan bin Abdillah rodhiallohu anhu, aku berkata: wahai Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau, (maka) Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ucapkanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu (HR. Muslim)

---

Keutamaan jihad di jalan Allah

QS Muhammad : 7

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

---

Keutamaan taqwa kepada Allah

QS At Thalaq : 2-5

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pelajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Dan perempuan-perempuan yang putus asa dari haid di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.

---

Kisah tentang tauhid di jaman nabi Ibrahim

Pada suatu hari, Raja Namrud beserta orang banyak pergi berburu. Nabi Ibrahim As memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali satu yang tetap ditinggalkannya utuh, yaitu berhala yang paling besar. Dileher berhala yang paling besar itu dikalungkannya kampak yang barusan digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala yang lainnya.

Sepulangnya dari berburu dan Raja Namrud beserta pengiringnya mengetahui bahwa berhala mereka telah hancur, maka marahlah mereka. Dan tidak salah lagi, mereka menuduh Nabi Ibrahim a.s. lah yang telah melakukannya, karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu. Nabi Ibrahim As ditangkap dan dihadapkan kepada raja Namrud.

Sang Raja bertanya “Hai Ibrahim! kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?“

Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab “Bukan aku yang menghancurkannya, tetapi berhala yang paling besar itu. Buktinya kampak penghancur berhala itu masih tergantung dilehernya!“

Sang Raja berkata “Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan!?“

Nabi Ibrahim menjawab “Nah kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak mampu berbuat apa-apa itu?“

Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi Ibrahim As dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah Swt kembali memperlihatkan kekuasaanya, dan Allah Swt berfirman kepada api “Hai Api! hendaklah menjadi dingin dan selamatkanlah Ibrahim!” (Qs. Al-Anbiya : 69) Setelah api padam, keluarlah Nabi Ibrahim As tanpa mengalami cedera sedikitpun.

http://bustervinnic.wordpress.com/2013/01/27/kisah-nabi-ibrahim/

---

Tauhid dalam doa, sesuai doanya nabi Zakaria

Doa Nabi Zakaria

QS Al Anbiya : 89

Dan (ingatlah kisah) Zakariya, tatkala ia menyeru Rabbnya: Ya Rabbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.

---

Tauhid dalam doa, sesuai doanya Nabi Ibrahim

QS. Asy-Syu’ara’ : 77 – 82

Nabi Ibrahim as berkata: “Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”

---

Tauhid dalam kisah peperangan

QS Al Anfal : 9-12

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang bertutut-turut.

Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tentram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentramanan daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).

(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat,: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.

---

Kisah tauhid dalam diri siti hajar

Siti Hajar, seorang hamba sahaya yang dimuliakan Allah karena keimanannya. Dialah yang Allah takdirkan sebagai salah seorang pendamping Nabi Ibrahim AS. Di balik kelemah lembutan sosoknya, tersimpan sebuah kekuatan iman yang senantiasa terpancar dari setiap kata dan polahnya.
Suatu kali Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah untuk meninggalkan isterinya yang baru melahirkan Ismail. “Kenapa kau tinggalkan aku wahai Ibrahim?” tanya Siti Hajar. Ego kewanitaannya muncul, mendapati dirinya yang baru saja melahirkan hendak ditinggal di gurun tandus yang nyaris tanpa kehidupan.
Ibrahim tak mampu menjawab, lidahnya kelu. Tak surut langkahnya meninggalkan sang isteri, bahkan menoleh pun tidak. Rasa dan logika berkecamuk dalam dadanya. Jawaban apa yang hendak diberikannya pada sang isteri, Ibrahim tak mampu merangkai kata.
Siti Hajar belum berhenti, namun akalnya kini bicara. Nurani keimanannya terungkap dalam kalimat tanya penuh empati, “Apakah Allah yang memerintahkan engkau meninggalkanku di sini, wahai Ibrahim?”. Ibrahim yang semula tak mampu berkata pun membalikkan badannya. “Ya,” jawabnya penuh keyakinan.
“Jika demikian halnya, maka aku yakin Allah tidak akan menelantarkan aku,” ungkap Siti Hajar penuh keyakinan sembari merelakan suaminya pergi meninggalkannya dan anaknya.
Siti Hajar sepenuhnya yakin akan janji Allah: “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata” (QS 11:6).
Tak berhenti di situ Allah menguji keyakinan hamba-Nya yang satu ini. Selang beberapa lama, Siti Hajar yang ditinggalkan di gurun tandus mulai kehabisan tenaga. Air susunya tak lagi keluar, sementara anaknya mulai menangis karena kehausan. Siti Hajar tak berpangku tangan, sisa energi yang ada digunakannya untuk mencari sumber air. Siti Hajar hanya berbekal keyakinan bahwa Allah tak akan menelantarkannya di padang tandus tak berpenghuni tersebut.
Kakinya mulai berlari kecil, dari Bukit Shofa menuju Marwa. Lalu dari Marwa kembali lagi ke Shofa, begitu seterusnya, hingga tujuh kali jarak Shofa dan Marwa dilintasinya. Nafasnya tersengal-sengal. Peluh bercucuran di sekujur tubuhnya. Bayang-bayang yang dikiranya air ternyata fatamorgana yang muncul karena panasnya hawa gurun siang itu.
Ismail masih menangis, bayi merah itu lapar, hingga Allah pun menunjukkan kekuasaan-Nya. Menjawab keyakinan Siti Hajar. Bumi tempat hentakan kaki sang bayi merah pun memancarkan air. Betapa terkejutnya Siti Hajar mendapati apa yang disaksikannya. Siti Hajar smeakin yakin atas keyakinannya, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.
Demikianlah pengorbanan Siti Hajar. Ia rela ditinggalkan suaminya di tengah gurun tandus. Kelelahannya mengalahkan kecintaan pada Rabbnya. Nurani keimanan menempanya menjadi wanita tangguh yang mampu mamadukan antara rasa dan logika sebagai suatu yang sinergis, dan bukannya saling mengikis. Lewat tangannya pula tumbuh sesosok anak yang sholeh yang di kemudian hari diamanahi Allah menjadi salah satu nabi-Nya.
Siti Hajar mengajarkan tentang keluhan yang tak pernah terucap, tentang keimanan yang tinggi seorang hamba pada Rabbul Izzati, tentang pengorbanan seorang perempuan, ibu dan isteri.

http://www.rumahzakat.org/newrz/berguru-pada-siti-hajar/

---

Kisah tauhid di masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Adalah mimpi Nabi Ibrahim AS yang menerangkan beliau menyembelih putranya, Ismail AS. Dalam Qur'an dijelaskan, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (QS. Ash Shaffat : 102) Bahwasanya mimpi seorang nabi merupakan wahyu, sehingga Nabi Ibrahim AS pun melakukan wahyu yang memerintahkan penyembelihan itu. "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)". (QS. Ash Shaffat : 103) Nabi Ibrahim AS telah melaksanakan perintah dalam mimpi itu tanpa keraguan, maka Allah SWT pun berfirman :"Dan Kami panggillah dia:"Hai Ibrahim", (QS. Ash Shaffat : 104). "...sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. Ash Shaffat : 105) Allah menerangkan itu semua, dan menyatakan : "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata". (QS. Ash Shaffat : 106). Lalu, Allah SWT mengganti penyembelihan Ismail AS itu dengan firman-Nya, "Dan Kami tebus anak itu dengan dengan seekor sembelihan yang besar". (QS. Ash Shaffat : 107). Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Sembelihan Yang Besar" adalah kambing/domba.

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=805

---

Ketauhidan kita kepada Allah, jangan sampai dikalahkan oleh hal keduniawian

Qs At Taubah : 24

Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik

---

Al Baqarah : 165

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).

---

Allah mengutus Nabi dan Rasul untuk mengajarkan tauhid kepada manusia

Al Fath : 28

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

---

Oleh karena itu, kita harus yakin dengan Islam

Ali Imran : 19

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

---

Qs Ali Imran : 85

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

---

Perintah Allah, agar kita bersyukur kepadaNya dan orang tua kita

QS Luqman : 14

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

---

Qs Al Isra : 23-24

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut