28 Oktober 2014

Kajian Muslimah Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia 27 Okt 2014 Ustadzah Sinta santi, Lc Jangan marah, Bagimu surga

Event : Kajian Muslimah Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
Tanggal : 27 Okt 2014
Pembicara : Ustadzah Sinta santi, Lc
Tema : Jangan marah, Bagimu surga

Ingat 5 s :
Senyum
salam
sapa
sopan
santun

---

Pembacaan ayat suci Al Quran

Qs Ali mran : 144-148

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-berlebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Ali Imran: 148 148. Karena itu Allah memberikan pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

---

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR al-Bukhari)

http://almanhaj.or.id/content/3518/slash/0/jangan-marah-kamu-akan-masuk-surga/

---

Tips mengetahui reaksi emosional seseorang bisa diketahui dari ?

1. Raut wajah
2. Pandangan matanya ke arah mana
3. Detak jantung

---

Ibroh :

1. Akhlaq seorang muslim terpancar dari hiasan akhlq, menahan bebanm wajah ceria, pemaaf dll
2. Kerinduan terhadap surga
- wasiat nabi mengarahkan kepada penanya yang ingin menempuh jalan ke surga
- Amarah puncak segala keburukan
- Amarah datangnya dari setan
- kisah :

Saya pernah dengar sebuah dongeng tentang seorang pemuda yang punyasifat pemarah yang sangat tinggi. Terkena masalah sedikit langsung marah. Ada yang gak beres sedikit langsung marah. Namun pada suatu saat dia menyadari bahwa sifatnya yang sensitif dan pemarah itu ternyata tidak mengenakkan. Lalu pergilah ia kepada seorang bijak untuk minta nasihat baagaimana caranya untuk mengatasi sifat pemarahnya itu.

Kemudian Sang Orang bijak memberikan sebuah amalan kepada si pemuda. “Jika engkau sudah mulai merasa ingin marah maka pulanglah. Ambil paku dan palu lalu pakulah dinding-dinding rumahmu sekeras-kerasnya sampai marahmu hilang. Kalau belum hilang juga maka ambillah paku yang lain dan pakulah lebih keras. Luapkan semua amarahmu itu ke tembok rumahmu. Begitu terus sampai kamu merasa amarahmu reda.”

Si pemuda melakukan semua nasihat si orang bijak. Jika ia marah, ia memaku rumahnya. Begitu dan begitu terus. Hingga suatu saat datanglah sang orang bijak bertamu ke rumahnya, menanyakan kabar si pemuda, apakah ia masih menjadi orang yang pemarah atau tidak. Si pemuda kemudian menyampaikan terima kasih kepada si orang bijak, karena berkat tips yang diberikannya, sifat pemarahnya jadi berkurang.

Si orang bijak merasa bersyukur, kemudian bertanya kepada si pemuda tentang paku-paku yang ada di hampir setiap dinding rumahnya itu.

“Apakah paku-paku ini hasil dari pelampiasan rasa marahmu, seperti yang aku anjurkan tempo hari?”

“Benar sekali… dan itu terlihat sangat manujur…. Sifat pemarahku hampir hilang sekarang.”

“Baiklah, kalau sudah hilang, sekarang tolong kau cabut semua paku-paku itu.” Lanjut Si orang bijak.

“Oh… Iya… Baiklah… Akan aku lakukan segera.” Jawab si pemuda.

Selang beberapa waktu, semua paku yang ada di dinding rumah si pemuda sudah berhasil dicabut. Tembok-tembok itu menyisakan lubang-lubang yang cukup banyak akibat banyaknya bekas pakuan yang menempel di tembok itu.

Melihat lubang-lubang bekas pakuan tersebut, Si orang bijak kemudian berkata kepada si pemuda.

“Wahai pemuda, coba kau lihat lubang-lubang bekas paku ini ! Sesungguhnya tiap engkau marah dan melampiaskan marahmu, apalagi dengan cara yang keras, maka akan banyak luka yang kamu ciptakan di hati orang yang telah kamu marahi. Maka, sungguh, menutup luka-luka itu dan menjadikan segalanya seperti semula sangat lah sulit, seperti engkau yang harus menutup semua lubang di tembok ini satu persatu dan menjadikan tembok ini seperti semula.”

“sekarang coba pikirkan wahai pemuda, sudah berapa hati yang telah kau lukai ? Sudah berapa lubang yang kau ciptakan di hati orang-orang yang kau lukai. Meminta maaf sejatinya hanyalah seperti mencabut paku dari tembok rumahmu ini. Namun tidak cukup untuk menutup kembali bekas-bekas lubang yang telah kau buat. Maka, sungguh, kau tidak hanya harus minta maaf tapi juga haus berusaha keras menutup bekas-bekas luka di hati mereka. Sungguh, itu menutup luka di hati jauh lebih susah dibanding dengan menutup lubang-lubang di tembokmu ini.”

Mendengar ucapan si orang bijak itu, si pemuda langsung menangis. Membayangkan sudah berapa banyak ia menciptakan luka di hati banyak orang. Dan sekarang rasanya meminta maaf jelas tak cukup untuk menebus kesalahannya. Ia juga punya sebuah pe er besar, menutup luka-luka itu.

***

Semenjak mendengar cerita itu, saya langsung berpikir, sudah berapa banyakkah orang yang terluka karena perilaku dan perkataan saya, meskipun itu tanpa disengaja. Astaghfirullah…. Saya jadi mahfum kenapa agama juga sangat menganjurkan untuk meminta maaf. Salah dan dosa kita kepada Tuhan, pasti akan dengan mudah diampuni Tuhan kalau kita bertobat, karena Dia maha pengasih dan penyayang. Namun, salah dan dosa kepada manusia kita tak hanya diharuskan bertobat, tapi juga diperintahkan untuk meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan. Bahkan kita juga diperintahkan untuk melakukan apapun agar yang bersangkutan memaafkan kita. Jika yang bersangkutan mengajukan syarat untuk memberikan maaf, maka kita diharuskan memenuhi syarat tersebut untuk mendapatkan maaf dan ridho dari orang yang sudah kita sakiti.

Meminta maaf memang tak cukup, karena memberikan maaf pun juga tidak mudah. Memaafkan berarti harus melupakan semua luka yang terlanjur menganga. Melupakan semua luka, berarti harus menipu diri sendiri dan menahan luka itu dalam-dalam. Menahan luka berarti juga menahan sakit yang sangat perih.

Ya, kadang memaafkan itu juga sangat menyakitkan, maka memang tak cukup dengan mengucapkan “maaf” untuk mengobati luka. Tak cukup hanya dengan kata “maaf” agar orang yang kita sakiti mau memaafkan kita, apalagi jika luka itu terlanjur dalam dan berulang-ulang.

http://asrilna.wordpress.com/2013/07/16/maaf-tak-pernah-cukup/

---

Hadist : “(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.” (HR. al-Bukhari)

---

Menahan marah itu bisa, ala bisa karena terbiasa.

Alah bisa karena biasa artinya:

- Perbuatan buruk menjadi tidak terasa lagi keburukannya bila telah biasa dilakukan (misalnya:berdusta, berjudi, bermabuk-mabukan, berzina, menipu).
- Segala kesukaran tidak akan terasa lagi apabila sudah biasa.
- Sesuatu yang pada awalnya dirasakan sulit bila sudah biasa dikerjakan akan menjadi mudah.

http://id.wikiquote.org/wiki/Alah_bisa_karena_biasa

---

Kalau ingin menjadi orang yang lembut, ya dilembut lembutin
Kalau ingin menjadi orang yang sabar, ya disabar sabarin

---

Jadikan khudwah hasanah dari Rasulullah bagaimana beliau memanage amarahnya

---

3. Kesabaran adalah kunci kemenangan dan keridhoan
- jangan menyerahkan jiwa pada luapan hawa nafsu, cari jalan menahan utk nafsu yang bergejolak
4. Kemarahan adalah himpunan dari kejahatan

---

Ketika marah, lihatlah cermin, bagaimana penampakan wajah kita yang marah itu ? jelek bukan ?

5. Kemarahan adalah kelemahan, kesabaran adalah kekuatan
orang yang kuat bukanlah orang yang jagoan dalam gulat. Namun orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah
6. Dampak dari kemarahan :
- bahaya thdp diri sendiri
- bahaya thdp masyarakat
7. Mencegah kemarahan :
- melatih dan menempa jiwa agar berhias diri dengan akhlaq terpuji misalnya sabar, tidak tergesa gesa
- agar meredam diri ketika marah, seraya menyadari akibat yang ditimbulkan dan keutamaan orang yang meredam marah
- Qs Ali Imran : 134

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

---

Hikmah dari kisah ini , Adab menuntut ilmu

AI Imam Fakhrur Razi mengatakan,” Ketahuilah , ayat ini (Qs al Kahfi: 66) menunjukan bahwa Nabi Musa memperhatikan adab serta tata cara yang cukup banyak dan lunak ketika ingin belajar dari nabi Khidir. Tata cara tersebut antara lain :

Nabi Musa merendah’kan dirinya dengan bertanya secara halus , “ Apakah engkau mengizinku untuk mengikutimu? Padahal kita tahu Nabi Musa adalah seorang nabi Ulul Azmi yang pernah bercakap-cakap dengan Allah dan memimpin Bani Israil. Dia pula satu-satunya Nabi yang disebut namanya dalam Al Qur’an sebanyak 300 Kali!

Kemudian nabi Musa mengatakan “ Supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar..” ini membuktikan kepribadian luhur dan sifat tawadlu untuk mengakui akan kebodohan dirinya di hadapan sang guru. Dan beberapa adab lainnya

Hikmah kisah ini juga menyampaikan salah satu etika dalam menuntut ilmu (al Qur’an) adalah bahwa ilmu harus dicari dari sumbernya . Ia harus didatangi walau jauh tempatnya dan kesulitan dalam menempuhnya. Dan Nabi Musa mencontohkan bagaimana ia walaupun seorang nabi pilihan (ulul azmi) yang sekaligus pemimpin , siap menempuh suatu perjalanan untuk mencari ilmu.

Nasihat Khidir kepada Musa

Dari Umar bin Al Khattab Radiyallahu Anhu , bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda, “ Saudaraku, Musa Alaihissalam berkata, Wahai Rabbi .., tampakanlah kepadaku orang yang engkau tampakkan kepadaku di perahu..”

Allah menurunkan wahyu kepada Musa ,” Hai Musa kamu akan melihatnya..”

Tak berapa lama kemudian datang Khidir, dengan aroma yang harum dan mengenakan pakaian berwarna putih. Khidir berkata, “ Salam sejahtera atasmu wahai Musa bin Imran. Sesungguhnya Rabbmu menyampaikan salam kepadamu beserta rahmatNYa..

Musa berkata,” Dialah As-Salam dan kepada-Nya kesejahteraan serta dari Nya kesejahteraan. Segala puji bagi Allah Rabbul-alamin yng nikmat-nikmatNya tidak dapat kuhitung dan aku tidak dapat bersyukur kepada-Nya kecuali dengan petolongan-Nya. Kemudian Musa berkata, “ Aku Ingin engkau memberiku nasihat dengan suatu nasihat yang dengannya Allah memberikan manfaat kepadaku sepeninggalmu.”

Khidir berkata,” Wahai pencari ilmu, sesungguhnya orang yang berbicara tidak lebih mudah jemu daripada orang yang mendengarkan. Maka janganlah kau buat orang-orang yang ada disekitarmu menjadi jemu ketika engkau berbicara kepada mereka. Ketahuilah bahwa hatimu merupakan bejana. Kenalilah dunia dan buanglah ia dibelakangmu, karena dunia bukan merupakan tempat tinggalmu, dan apa yang ditetapkan bagimu tidak ada di sana. Dunia dijadikan sebagai perantara hidup hamba, agar mereka mencari bekal darinya untuk tempat kembali. Hai Musa , letakkanlah dirimu pada kesabaran, tentu engkau akan selamat dari dosa. Wahai Musa, pusatkanlah minatmu pada ilmu kalau memang engkau menghendakinya. Sesungguhnya ilmu itu bagi orang yang berminat kepadanya. Janganlah engkau menjadi mudah kagum kepada perkataan yang disampaikan panjang lebar, karena banyak perkataan mendatangkan aib bagi orang yang berilmu dan dapat membocorkan rahasia yang mestinya ditutupinya.Tetapi semestinya engkau berkata sedikit karena yang demikian itu termasuk taufiq dan kebenaran. Berpalinglah dari orang bodoh dan bersikaplah secara lemah lembut terhadap orang yang dungu, karena yang demikian itu merupakan kelebihan para ahli hikmah dan hiasan orang-orang yang berilmu. Jika ada orang bodoh yang mencacimu , diamlah di depannya lalu menyingkir dari sisinya secara hati-hati karena kelanjutannya tetap menggambarkan kebodohannya terhadap dirimu dan caciannya akan semakin bertambah gencar dan banyak. Wahai anak keturunan Imran, janganlah engkau terlihat memiliki ilmu kecuali hanya sedikit. Sesungguhnya asal keluar dan asal berbuat merupakan tindakan menceburkan diri kepada sesuatu yang tidak jelas dan memaksakan diri. Wahai anak Imran janganlah sekali-kali engkau membukakan pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa pintu itu ditutup dan jangan tutup pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa ia di buka. Wahai anak Imran, siapa yang tidak berhenti dari dunia, maka dunia itu yang akan melahapnya. Mana mungkin seseorang menjadi ahli ibadah jika hasratnya kepada dunia tidak pernah habis? Siapa yang menghinakan keadaan dirinya dan membuat tuduhan terhadap Allah tentang apa yang ditakdirkan baginya, mana mungkin kan menjadi orang zuhud? Adakah orang yang telah dikalahkan hawa nafsunya akan berhenti dari syahwat? Mana mungkin pencarian ilmu masih bermanfaat bagi orang yang dipagari kebodohan? Perjalanan akan menunjukkan ke akhirat dengan meninggalkan dunia . Wahai Musa belajarlah apa engkau amalkan agar engkau mengamalkannya dan janganlah engkau menampakkan amalmu agar disebut-sebut , sehingga engkau mendapat kerusakan dan orang lain mendapat cahaya. Wahai anak Imran, jadikanlah zuhud dan taqwa pakaianmu, jadikanlah ilmu dan zikir sebagai perkataanmu, karena yang demikian itu membuatmu Rabbmu ridha. Berbuatlah kebaikan karena engkau juga harus melakukan yang lainnya. Engkau telah mendapatkan nasihatnya jika engkau menghafalkannya”.

Setelah itu Khidir berbalik meninggalkannya, sehingga tinggal sendirian Musa dalam keadaaan sedih.

http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/misteri-nabi-khidir-dan-nasehatnya-kepada-nabi-musa.htm#.VE7w0nWSziw

---

Hadist : Barangsiapa yang menahan marah dan ia sebenarnya mampu untuk melampiaskannya maka pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di atas penghulu makhlukNya sehingga ia disuruh memilih bidadari mana yang dia inginkan

---

Tidaklah seorang hamba menahan marah karena Allah kecuali rongganya dipenuhi dengan keimanan

---

- taawudz

QS Al A'raf : 200

Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

---

- mengubah posisi
Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk karena kemarahannya akan hilang jika belum juga hilang maka hendaklah ia berbaring
(supaya menghilangkan fokus)

- meninggalkan pembicaraaan
- berwudhu
- marah karena Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut