09 Oktober 2015

Pengajian di Kediaman bu Eni Althia park 8 Oktober 2015 Ustadzah Nok Waliyah

Event : Pengajian di Kediaman bu Eni Althia park
Tanggal : 8 Oktober 2015
Pemateri : Ustadzah Nok Waliyah
Tema : Keutamaan menikah

Jika seseorang belum menikah, belum sempurna agamanya, maka sempurnakanlah dengan menikah dan taqwa
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda : barangsiapa menikah, ia telah menyempurnakan setengah agamanya. maka hendaknya ia bertaqwa kepada Allah untuk setengah sisanya” HR Thabrani

Menikah itu salah satu tujuannya adalah mendatangkan ketenangan
Qs Ar Rum : 21
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir

Pernikahan bukan hanya sekedar salah satu sistem kenegaraan melainkan syariat, kemaslahatan dalam beragama
Bagaimana cara mendapatkan pernikahan yang diridhoi Allah, caranya :
1. Memahami hak dan kewajiban suami istri
Intinya, segala hal yang kita lakukan untuk Allah, termasuk pernikahan, semua harus dilandasi ajaran Allah
Qs Al An'am : 161-162
Katakanlah: Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam

Apakah boleh calon mertua mensyaratkan kepada calon menantunya supaya anaknya tidak dipoligami ? Boleh
QS An Nisa : 3
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya

Tindakan Rasulullah SAW yang meminta kepada menantunya, Ali bin Abi Thalib ra. untuk tidak mempoligami anaknya, sama sekali tidak bertentangan dengan ayat tentang poligami di atas. Permintaan beliau bersifat sangat manusiawi.

Harus kita ingat bahwa selain sebagai pembawa risalah, Muhammad SAW juga seorang manusia, yang punya isteri, anak, menantu serta teman. Hubungan yang bersifat pribadi antara beliau SAW dengan Ali bin Abu Thalib sangat dekat. Karena Ali ra. sejak kecil diasuh dan tinggal di rumah beliau SAW. Sehingga posisinya sudah seperti anak sendiri. Dan Rasulullah SAW sendiri sejak kecil tinggal dan diasuh oleh ayahnya Ali ra, maka lengkaplah kedekatan dan kemesraan antara keduanya.

Hubungan mereka melewati batas-batas hubungan formal antara seorang nabi dan umatnya, mereka ibarat ayah dan anak, kakak dan adik seppupu, teman dekat, bahkan sahabat.

Tidak jarang Rasulullah SAW ikut campur dalam urusan keluarga Ali ra. dan Fatimah ra. Misalnya, suatu ketika Fatimah ra. meminta kepada beliau SAW untuk diberikan pembantu rumah tangga, namun beliau menolaknya. Bagi Ali ra, penolakan nabi SAW itu tidak pernah membuatnya tersinggung, sebab baginya Rasulullah SAW terlalu dekat.
http://www.eramuslim.com/nikah/mengapa-rasulullah-melarang-puterinya-dipoligami.htm#.VhdDo3VSuko

a. Memperoleh kelembutan
Jika suami/istri berlaku lembut maka akan turun rahmat Allah
Qs Ali Imran : 159
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan (HR Muslim)

Jika pasangan suami/istri memiliki perangai yang kita tidak sukami, maka jadikan hal tersebut sebagai alat untuk menunjukkan kebaikan kepada suami/istri
Qs An nisa : 19
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak

Dengan adanya pernikahan maka pasangan suami/istri wajib memperbagus pergaulan

Dengan adanya pernikahan, jadikan sebagai sarana untuk saling memahami tabiat suami/istri

Jadikan contoh kehidupan pernikahan Rasulullah yang terbaik akhlaqnya
Rasulullah SAW bersabda : Dari Ummul Mu’minin Aisyah Ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda," Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada isterinya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian kepada isteriku." (HR At-tirmizy)

Kalau pasangan suami/istri sering cekcok, maka jauh kasih sayang atau kelembuatan, akhirnya jauh dari rahmat Allah, hasilnya rezeki seret

b. Memperoleh kasih sayang
ketika rumah tangga tidak ada sakinah mawaddah wa rahmah bisa jadi disebabkan oleh jauhnya dari nilai islam yang ada di dalam rumah tangga tersebut

c. Melahirkan/Memperoleh keturunan
Nikahilah wanita yang penuh kasih sayang & subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian terhadap umat-umat lainnya. (HR an-Nasa`i)
Tidak dipungkiri, pernikahan adalah sarana untuk mendapatkan keturunan

d. Mendapat kepercayaan / Tsiqoh
Mengambil hikmah dari kisah Aisyah :
Suatu hari pada giliran Aisyah, Rasulullah berbaring dengan membuka baju luarnya. Aisyah tampaknya juga sudah tidur. Tiba-tiba Rasulullah bangun dan mengenakan kembali baju luarnya. Keluar dengan pelan-pelan.
Melihat itu Aisyah bangkit. Ia memakai penutup kepala dan mengarungkan kain sarung. Menyamar. Membuntuti Rasulullah.
Ternyata Rasulullah pergi ke makam Baqi’. Di sana beliau berdiri lama, mengangkat tangannya tiga kali, kemudian membalikkan tubuhnya. Agar tidak ketahuan, Aisyah segera kembali. Rasulullah berusaha mengejar. Beliau mempercepat jalannya. Aisyah juga mempercepat jalannya. Rasulullah setengah berlari. Aisyah juga. Rasulullah berlari, Aisyah berlari lebih cepat hingga tiba di rumah lebih dulu. Pura-pura tidur.
“Ada apa denganmu wahai Aisy, mengapa nafasmu tersengal-sengal?” Tanya Rasulullah ketika sudah tiba di kamar.
“Tidak apa-apa wahai Rasul”, jawab Aisyah setenang mungkin.
“Engkau mau memberi tahu akau, atau Allah yang akan memberi tahu?”
“Wahai Rasulullah, biarlah ayah dan ibuku sebagai tebusanmu,….” Aisyah pun menceritakan semuanya.
“Jadi bayangan hitam itu adalah dirimu?” Tanya Rasulullah memastikan.
“Benar”
“Apakah engkau mengira Allah dan Rasul-Nya akan menzalimimu?” nada suara Rasulullah terdengar marah, “Sesungguhnya, saat engkau melihatku melakukan semua itu, Jibril datang padaku. Ia memanggilku dengan suara yang tidak engkau dengar, lalu aku menjawab tanpa terdengar olehmu. Jibril tidak mungkin masuk, karena engkau telah siap-siap tidur. Saat itu aku mengira engkau telah lelap. Aku khawatir mengganggu tidurmu dan mengagetkanmu. Jibril berkata padaku, ‘Sesungguhnya Tuhanmu menyuruh engkau datang ke pekuburan Baqi’ untuk memohonkan ampunan bagi orang-orang yang telah dikubur di sana.’”
“Lantas apa yang harus aku katakana jika dating ke kuburan?” Tanya Aisyah mengalihkan pembicaraan.
“Katakanlah, ‘Kesejahteraan bagimu wahai para penghuni kubur yang terdiri dari orang-orang mukmin dan muslim. Semoga Allah mengasihi semua yang telah mendahului dan yang akan menyusul di kemudian hari diantara kita. Dan sesungguhnya insya Allah kami akan menyusul kalian’.”
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=694575103886960&id=229288533748955

e. Turut serta dalam suka dan duka
f. Hak berhias
Berhias tidak hanya untuk wanita melainkan juga pria, namun berhiasnya untuk pria tentu berbeda dengan berhiasnya wanita
Allah melaknat pria yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai pria” (HR. Ahmad)

g. Hak utk memperoleh kenikmatan seksual
Perhatikan adab berhubungan suami istri :
Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang (baca: untuk berhubungan intim), lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari)

Pempertahankan nasab :
Perbanyak doa Qs Al Furqon : 74
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

h. Hak cemburu
Cemburu boleh saja, asalkan cemburu yang beralasan
Diantara rasa cemburu, ada sesuatu yang Allah cintai & ada yg Allah benci. Rasa cemburu yang dicintai Allah adalah cemburu ketika terdapat keraguan & cemburu yang Allah benci adalah cemburu ketika tak terdapat keraguan. (HR. Darimi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut