27 Oktober 2015

Pengajian Masjid Raya Bani Umar 27 Oktober 2015 Ustadzah Mufidah Umaroh Kewajiban orang tua kepada anaknya

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 27 Oktober 2015
Pemateri : Ustadzah Mufidah Umaroh
Tema : Kewajiban orang tua kepada anaknya

Allah mengingatkan kita untuk menjaga diri sendiri dan juga keluarga kita dari hal hal yang bisa menjerumuskan ke neraka
Qs At tahrim : 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

Allah mengingatkan kita untuk "waspada" dengan harta dan anak anak karena hal tersebut bisa menjadi fitnah
QS Al Munafiqun : 9
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi

Anak, apakah itu ?
Amanah
Nikmat
Adil
Kendala/Kendali

Jadi setiap kita wajib menjaga amanah, karena Rasulullah saw, bersabda :
”Setiap orang diantara kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Maka, seorang pemimpin besar yang memelihara manusia bertanggung jawab atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin untuk keluarganya dan ia bertanggung jawab atas mereka. Adapun wanita bertanggung jawab memelihara anggota keluarga suaminya dan ia (akan) dimintai pertanggung jawabannya atas mereka. Hamba sahaya memiliki tanggung jawab untuk memelihara kekayaan tuannya dan bertanggung jawab atas hal itu. Ketahuilah bahwa setiap orang diantara kalian adalah pemelihara (pemimpin) dan setiap orang diantara kalian akan dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang dipeliharanya”

Jangan pernah merasa capai untuk menasehati hal yang berhubungan dengan kebenaran dan kesabaran, Kalau merasa capai, kita sendiri yang rugi
QS Al Ashr
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

Menjadi orang tua harus mempersiapkan bekal untuk anak anaknya, apa yang harus disiapkan? taqwa dan ucapan yang benar
QS An Nisa : 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Anjuran untuk orang tua, namailah anak anak dengan nama yang baik :
Dari Abu Dardaa’, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian” (HR. Abu Dawud)

Kewajiban orang tua untuk mengajarkan anaknya membaca Al Quran :
Hakim meriwayatkan dari Buraidah Ra bahwa Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca al Qur’an dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya sebuah mahkota yang terbuat dari nur (cahaya). Dan kedua orang tuanya akan dipakaikan dua pasang pakaian yang sangat indah tiada bandingnya di dunia ini. Orang tuanya akan bertanya kepada Allah, “Ya Allah, mengapa kami diperlakukan seperti ini?” Allah menjawab, “Ini adalah pahala bacaan al Qur’an anakmu.”

Mendidik anak dimulai dari suami dan istri ketika berjimak, Gunakan adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah :
Jika sang suami ingin bersenggama lagi, maka dianjurkan berwudhu terlebih dahulu, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah seorang kamu telah bersetubuh dengan istrinya, lalu ingin mengulanginya kembali maka hendaklah ia berwudhu”. (HR. Muslim).

Disunatkan bagi kedua suami istri berwudhu sebelum tidur sesudah melakukan jima, Karna hadits Aisyah menuturkan :”Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila beliau hendak makan atau tidur sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat” (Muttafaq’alaih)

Jangan lupa sebelum jimak, berdoa :
Seandainya salah seorang kalian ketika akan mendatangi istrinya (berjima') mengucapkan : Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau berikan kami dari rizqi, seandainya ditaqdirkan dari jima' itu seorang anak, maka setan tidak bisa membahayakan anak itu selamanya. (HR. Bukhari Muslim)

Panduan mendidik anak yang diajarkan di dalam Al Quran, diperintahkan Allah, dicontohkan oleh Luqman kepada anaknya
Qs Luqman 12-19
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu : Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Fase pembentukan (perkembangan) janin menurut Al-qur’an surat Al-mu’minuun ayat 12-14 :
1. Fase nutfah
Sesengguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah yang bercampur . (Qs. Al-insan: 2)

Yaitu fase dimana manusia diciptakan dari air mani. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap akan tetapi dari sebagian kecilnya atau yang sering disebut juga dengan sulaalah yang membentuk jaringan sangat tipis.

Kemudian Kami jadikan sari pati itu nutfah (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh. (Qs. Al-mu’minun: 13)

Setelah pencampuran nutfah Allah swt. Menanamkan nutfah pada tempat yang kokoh. Tempat yang kokoh yang dimaksud ayat ini adalah rahim, dalam rahim sorang ibu terdapat ikatan-ikatan sendi yang kuat sehingga nutfah dapat terlindungi dari semua pengaruh eksternal, terdapat fasiliata yang lengakap didalam Rahim seorang ibi seperti fasilitas makan, serta peti yang kuat dan besar untuk menahan beratnya ketika semakin lama berkembang yaitu panggul.

2. Fase alaqah
Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqah (Qs. Al-mu’minun: 14)

Kata kemudian pada ayat ini adalah satu-satunya kata sambung yang menunjukkan fase perpindahan dalam pembentukan manusia. Kata kemudian juaga menunjukkan urutan yang memiliki makna berbeda dengan kata danatau kata maka dalam fiman-Nya, Maka ‘alaqah itu Kami jadikan mudhghah’’. (Qs. Al-mu’minun: 14)

Dalam bahasa Arab, arti kata "'alaq" atau "segumpal darah" adalah "benda yang melekat pada suatu tempat". Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makanan darinya. Dalam kamus besar Al-mishbah al-munir alaqah disebut sebagai air mani yang berpindah ke fase lain dan berubah menjadi darah yang kasar dan membeku. Lalu mani ini berpindah ke fase lain dan menjadi daging. Mudhghah pada ayat diatas memiliki fase terpisah dengan alaqah.

3. Fase mudhghah

Maka alaqah itu Kami jadikan mudhghah. Dan segumpal daging (mudhghah) itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging…” (Qs. Al-mu’minun: 14).

Mudhghah adalah fase perpindahan menjadi sesuatu yang tersusun dari tiga lapisan: lapisan luar, lapisan tengah, lapisan dalam. Lapisan-lapisan ini akan membentuk jaringan dan organ manusia yang secara total terpisah satu dendan yang lainya akan tetapi saling terdantung dan berkaitan.

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah kemudian dari nutfah, kemudian dari alaqah, kemudian dari mudhghah yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam Rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan ” (Qs. Al-haj: 5)

4. Fase tulang dan daging
Allah swt. Berfirman, “ Dan mudhghah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging ” (Qs. Al-mu’minun: 14)

Setelah fase mudhghah tulang belulang langsung muncul pada janin sebagai poros pertama yang menjadi pusat bagian penyangga yakni tulang belakang. Mukjizat yang luarbisa dapat dilihat dari kemunculan tulang belulang sebelum adanya daging. Tidak lama kemudian muncul otot dan daging disekitarnya. Bagian-bagian tubuh janin terlihat sedikit demi sedikit pada fase ini sehingga ia menjadi makhluk yang berbentuk lain setelah kelahiran.

“Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang Paling Baik”. (Qs. Al-mu’minun: 14) dan

“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasanagan pria dan wanita. Dari nutfah, apabila dipancarkan”. (Qs. An-najm: 45-46)

Pada akhir fase pekembangan manusia Allah swt. Meniupkan ruh. Para ulama umumnya mengataka bahwa ruh ditiupkan pada janin ketika berusia 120 hari, sejak dari terbentuknya. Dalil-dalil yang dikemukakan cukup banyak, di antaranya adalah: Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya setiap kamu dibentuk di perut ibunya selama 40 hari, kemudian berbentuk ‘alaqah seperti itu juga, kemudian menjadi mudhghah seperti itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan menetapkan 4 masalah {HR. Bukhari, Ibnu Majah, At-Tirmizy.

http://www.kompasiana.com/aniswatul.munawaroh/ilmu-ilmu-di-muka-bumi-ini-merujuk-pada-al-quran_552b0c136ea834d41b552d0c

Pentingnya peran ibu dalam pendidikan anak :
Ibu adalah madrasah pertama bagi anak

Jauhkan diri dari sikap yang tidak pernah puas dengan bertaubat :
“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari)

Jangan sampai kita lalai dalam hal keduniaan dengan bermegah megahan
Qs Ar takatsur
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yakin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenimatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Jika kita berdoa, ulanglah doa doa itu
Ibn Mas’ud mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau berdoa, beliau mengulangi tiga kali. Dan apabila beliau meminta kepada Allah, beliau mengulangi tiga kali. (HR. Muslim)

Jika kita berdoa, perhatikan adabnya
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Mahabaik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dia memerintahkan orang-orang Mukmin sama seperti yang diperintahkan kepada para Rasul. Dia berfirman: “Hai para Rasul, makanlah makanan yang baik, dan kerjakanlah amal shalih.” (al-Mu’minun: 51) Dia juga befirman: “Hai orang-orang yang beriman makanlah makanan yang baik yang Kami berikan kepada kalian.” (al-Baqarah: 172). Lalu Rasulullah bercerita tentang seorang lelaki yang menempuh perjalanan jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia menengadahkan kedua tangannya ke langit (seraya berdoa), ‘Ya Rabb, ya Rabb.’ Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia kenyang dengan barang yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR Muslim)

Ingatkan suami untuk mencari nafkah yang halal :
Dulu para wanita, melepas kepergian suaminya yang hendak berangkat mencari nafkah dengan nasehat yang indah. Kalimat menyejukkan yang memberikan semangat luar biasa bagi sang suami untuk mencari nafkah dengan cara yang tidak melanggar syariat. Ketika sang suami hendak berangkat, mereka berpesan, Wahai fulan (suamiku), berilah makanan yang halal bagi kami. Kami sanggup untuk menahan diri dengan bersabar dalam kondisi lapar. Namun kami tidak sanggup untuk bersabar dari neraka dan murka al-Jabbar (Dzat Yang Maha Mutlak Ketetapan-Nya).
http://www.konsultasisyariah.com/ketika-suami-berpenghasilan-haram/

Ingatkan suami untuk menjaga pandangannya :
“Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.” (HR. Tirmidzi)

Keutamaan doa ibu :
Doa ibu yang mendoakan anaknya seperti doa nabi kepada umatnya.Hal ini tercetus dalam hadist : "Doa orang tua untuk anaknya bagaikan doa nabi terhadap umatnya." (HR Ad Dailami)

Bagaimana jika orang tua menyikapi anak yang menanyakan keberadaan Allah ?
Qs Al Baqarah : 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

Rasulullah saw pernah bersabda (yang artinya) :
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahlul baitnya dan memba Al-Qur’an karena orang-orang yang memelihara Al-Qur’an itu berada dalam lingkungan singasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-Nya, mereka beserta para Nabi-Nya dan orang-orang suci”. (HR. Ath Thabrani)

Segala perilaku orang tua bisa jadi menjadi contoh bagi anaknya, Apa apa yang ada di anak, karena ada di ortunya, seperti halnya Air itu mengalir kebawah dan Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya

Bagaimana jika menghadapi anak yang susah sekali mengikuti didikan orang tua? Jangan pernah berputus asa karena putus asa itu sikap orang kafir
Qs Yusuf : 87
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

Jika melakukan suatu kesalahan, Jangan ragu untuk bertaubat karena :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari)

Doa apa yang dipanjatkan agar orang lain yang menyimpang dari agama bisa bertaubat ?
Doa : Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alaa diinik
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu

Jika kita mendapati ujian dalam bentuk anak yang sulit menjalankan ibadah, yakinlah bahwa Allah memberikan ujian tersebut karena kita bisa menghadapinya
Qs Al Baqarah : 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):”Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam Bersabda :
Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali berpikir tentang Allah, sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah) akan menggoreskan keraguan dalam hati

Hikmah dari Kisah Nabi Ibrahim tentang keberadaan Allah :

Empat ekor burung dilatih oleh sang tuan. Acap kali dipanggil, mereka akan segera mendatangi "pelatih"nya itu meski berlokasi amat jauh. Burung-burung itu amat jinak dan menuruti setiap panggilannya. Namun suatu hari, sang tuan menebas burung itu satu persatu. Tak hanya dibunuh, burung-burung cantik itu juga dicincang hingga tubuh mereka terpotong-potong menjadi banyak bagian. Si pemilik burung itu pun mencampur adukan potongan-potongan tubuh hewan peliharaannya. Ia lalu menaiki bukit kemudian menaruh seperempat bagian cacahan daging. Kemudian menuju bukit lain dan melakukan hal sama. Demikian seterusnya hingga empat bukit. Pria itu pun kemudian turun dari bukit dan berjalan menjauh. Seakan tak pernah mencincang hewan yang sudah dipelihara dan dilatih tersebut, ia pun kemudian memanggil mereka dengan seruan dan tepukan. Tak lama hewan-hewan yang sudah mati itu mendatanginya dengan kondisi utuh dan hidup. Menakjubkan! Padahal empat burung itu telah dibunuh bahkan dicacah. Potongan tubuh mereka pun bahkan dipisah-pisah jauh. Namun keempatnya hidup kembali.

Pemilik empat burung itu bukan lain sang nabiyullah yang hanif, Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Apa yang dikerjakan beliau pun bukan tanpa arti. Bermula ketika bapak agama samawi tersebut melihat bangkai hewan hingga tinggal tulang belulang. Ibrahim yang tengah mencari ketauhidan pun bertanya-tanya, bagaimana Allah menghidupkan kembali bangkai dan jazad yang telah mati.

Nabi Ibrahim pun berseru meminta kepada Allah, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati," pinta beliau.
Allah pun berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim pun menjawab, "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)," ujarnya. Allah pun kemudian memperintahkan apa yang dilakukan Ibrahim tersebut. Allah berfirman: "Kalau demikian tujuanmu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera," firman Allah.

Nabi Ibrahim pun segera melaksanakan panduan Allah. Beliau melatih empat ekor burung hingga jinak. Kemudian melakukan seperti yang dikisahkan tadi. Saat memanggil burung-burung yang telah menjadi bangkai, nabi Ibrahim pun takjub bukan main. Hanya dengan "kun" (jadilah), Allah menghidupkan kembali empat burung yang telah tewas, dicacah bahkan dipisahkan bangkai tubuhnya. Maka yakinlah Nabi Ibrahim bahwa Allah Maha Kuasa, mudah bagi Allah menciptakan dan menghidupkan kembali.

Kisah Nabi Ibrahim dan empat burung yang membuktikan kuasa sang pencipta Allah tersebut pun dikabarkan dalam Al Qur'an Surah Ibrahim ayat 260. Di akhir ayat disebutkan, "Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Kabar kisah dipotong-potongnya empat burung kemudian disatukan oleh Allah untuk dihidupkan kembali merupakan kisah tafsiran menurut Ibnu Katsir dan Ath-Thabari.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/08/06/mr38rq-kisah-nabi-ibrahim-dan-empat-ekor-burung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut