12 April 2011

Liqo Tanggal 6 April 2011

Event : Liqo
Tanggal : 6 April 2011
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah
Tema : Karakteristik Islam

Insaniyah

Islam merupakan agama yang bersifat insaniyah. Artinnya bahwa Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin, sehingga manusia tidak kuasa atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya, Islam sangat menjaga aspek-aspek ‘kefitrahan manusia’, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga dari sini, Islam tidak hanya agama yang seolah dikhususkan untuk para tokoh agamanya saja (baca ; ulama). Namun dalam Islam semua pemeluknya dapat melaksanakan Islam secara maksimal dan sempurna. Bahkan bisa jadi, orang awam akan lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah dari pada seorang ahli agama. Karena dalam Islam yang menjadi standar adalah ketakwaannya kepada Allah.

Syariat disiptakan untuk manusia agar manusia derajatnya terangkat, sifat manusianya terjaga dan terpelihara. Oleh karena itu, syariat Islam menetapkan berbagai bentuk ibadah untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya, bukan hanya makhluk jasmani dipuaskan dengan makan, minum dan menikah.
Disamping memeprhatikan sisi rohani, syariat juga tidak melupakan sisi fisik dan dorongan nurani. Oleh karena itu, syariat mendorong manusia untuk berjalan ke seluruh penjuru bumi mencari karunia Alloh dan memakmurkan planet ini. Syariat Islam diciptakan untuk manusia dengan syariat insaniyah, sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit tana air dan status.

Agama islam sangat mengistimewakan manusia.

Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin, sehingga manusia tidak kuasa atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya, Islam sangat menjaga aspek-aspek ‘kefitrahan manusia’, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga dari sini, Islam tidak hanya agama yang seolah dikhususkan untuk para tokoh agamanya saja (baca ; ulama). Namun dalam Islam semua pemeluknya dapat melaksanakan Islam secara maksimal dan sempurna. Bahkan bisa jadi, orang awam akan lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah dari pada seorang ahli agama. Karena dalam Islam yang menjadi standar adalah ketakwaannya kepada Allah

salah jika ada asumsi bahwa ciri khas Rabbaniyah dan insaniyah dalam syari'ah Islam itu saling bertentangan. Bagi mereka ada aksiomatikk bahwa penetapan salah satu ciri khas syari'ah Islam itu berarti menafikan ciri lainnya, seperti dua hal yang bertentangan. Namun seseungguhnya tidaklah demikian antara kedua ciri tersebut, juga terhadap ciri yang lainnya. Karakteristik syari'ah Islam merupakan satu kesatuan yang salng mengisi dan menyempurnakan, memisahkan salah satunya berarti menempatkan syari'ah Islam dalam ketidak sempurnaan. Akibatnya juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak sempurna dan boleh jadi menjadi suatu kesalahan.
Lebih dari itu dalam sifat Rabbaniyah manusia dijadikan tujuan dan sasarannya: ini mengandung arti juga adanya jalinan hubungan baik dengan Allah yang sekaligus ridloNya merupakan tujuan manusia dan sasaran Islam. Perlu ditegaskan bahwa manusia bukanlah tandingan Allah: karena keduanya telah jelas, Allah itu khaliq sedang manusia itu makhluq. Dalam fitrah Islam membuktikan manusia tidak mungkin dapat Rabbaniyah yang seseungguhnya tanpa menjadi insaniyah: sebagaimana pula tidak akan mampu mencapai insaniyah yang hakiki tanpa melalui Rabbaniyah tersebut.

Sifat insaniyah ini sejalan dengan sifat Islam yang bermakna ia diturunkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, membimbing, memelihara sifat-sifat humanistik, menjaganya dari proses-proses dehumanisasi dan dari sifat-sifat kehewanan. Syari'ah Islam adalah syari'ah insaniyah, diturunkan untuk kepentingan manusia dari segi dirinya sebagai manusia yang lintas ras, suku, bangsa, maupun kasta. Berarti pula syariah Islam bersifat insaniyah dan 'alamiyah (mendunia).
" Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (al-Qur'an) kepada hambaNya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." (Qs.25: 1)

Dua sifat tersebut menjadi ciri khas dan keistimewaan syari'ah Islam yang tidak dimiliki oleh syari'ah atau nidzam lainnya. Syari'ah Islam menyatukan manusia secara keseluruhann dalam satu kesatuan yang diikat dlam ikatan-ikatan insaniyah, dan kemestian sifat 'alamiyahnya. Boleh jadi ada nidzam yang bersifat 'alamiyah tetapi tidak bersifat insaniyah, atau sebaliknya. Bahkan sifat insaniyah ini menjadi dasar bagi sifat ke'alamiyahan (international) syari'ah Islam. Bersifat internasional lantaran bersifat insani. Sebagai contohnya tentang "persaudaraan sesama manusia" dimana Islam membuang jauh-jauh faktor ras, etnis, suku, bangsa kasta dsb.
" Hai manusia sungguh Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempauan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang paling bertaqwaSesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Qs.49: 13)

Dalam rangka fungsi-fungsi tersebut semua bentuk ibadah disyari'ahkan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan ruhaninya. Manusia berproses menuju kemuliaan dan dalam tahap tertentu sehingga ia pantas dimuliakan, sampai-sampai Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. " (Qs.17: 70)

Tidak hanya sampai di sini tercukupinya kebutuhan bathin atau ruhani manusia, harus diimbang dengan tercukupinya kebutuhan badaniyah, material ataupun duniawi: karena dunia adalah mazra'ah (ladang) bagi akhirat. Jadi tanpa memiliki dunia kita tidak akan sampai ke akhirat. Syari'ah Islam memotivasinya dengan memerintahkan untuk bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah guna memakmurkan bumi. Dengan demikian syari'ah Islam memperhatikan dan mewadahi serta memberikan jalan keluar kebutuhan manusia dengan segenap aspek-aspeknya secara asholah (otentik). Bahkan lebih jauh dalam syari'ah Islam terdapat lima tujuan pokok (Dharuriyyat al-khamsu) yakni memelihara dien, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

Kecenderungan sifat insaniyah :

1. Akidah

2. Syariat

3. Orientasi

Qs Ali Imran : 79

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah. Akan tetapi (dia berkata): Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya

---

Islam mengakui adanya hukum sebab akibat

Qs Ali Imran : 182

Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.

---

Qs Al Insan : 30

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut