26 April 2011

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 26 April 2011

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 26 April 2011
Pembicara : Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA
Tema : Taqorrub Ilallah

"Barangsiapa yang mengenal dirinya, berarti dia mengenal Robbnya."

Dengan demikian untuk mengenal Tuhan secara baik, mesti dimulai lebih dulu dengan mengenali diri sendiri baik pula.

Siapa diri kita ?

* Ketika diungkapkan pertanyaan untuk mengenal siapa jati diri kita sebenarnya dengan kalimat " Siapa saya?"

* Jawaban yang dikemukakan adalah saya "..."

* Ini tidak tepat karena "..." hanya mewakili nama dan belum menjelaskan jati diri sebenarnya.

* Jawaban "saya pengusaha, atau dosen, atau jaksa dll" juga kurang pas karena itu hanya menggambarkan profesi.

Manusia makhluk dua dimensi

* Mengenal diri dimulai dengan pemahaman tentang manusia sebagai makhluk Tuhan

* Manusia dicipta sebagai makhluk dua dimensi yaitu yang terdiri dari jiwa dan raga, rohani dan jasmani

* Jiwa berbeda dengan nyawa

* Jiwa mencakup beragam daya, yaitu daya untuk hidup dan berkembangan (nyawa) , daya untuk berpikir (akal) dan daya untuk merasakan (hati)

* Manusia berbeda dari hewan yang hanya terdiri dari nyawa dan raga. walau hidup, hewan tidak dapat berpikir atau merasakan sesuatu seperti yang dilakukan manusia.

---

Pahami makna shalat khusyuk. Khusyuk artinya tertuju, tidak terpecah-pecah. Kalau khusyuk dalam shalat artinya tujuan hidup kita setelah shalat itu hanyalah untuk Allah.

---

Keutamaan Qs Al Waqiah

Hadist :

* Ubay bin ka’b berkata bahwa Rasullulah saw bersabda:” barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong pada orang-orang yang lalai.”

* Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasullulah saw bersabda”barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah,ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran selamanya”

* Imam Ja’far Ash- Shadiq berkata :”barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada malam jum’at ,ia akan dicintai oleh Allah, dicintai oleh manusia,tidak melihat kesengsaraan, kefakiran,kebutuhan,dan penyakit dunia,surat ini adalah bagian dari sahabatAmirul Mukimin (sa) yang bagi beliau memiliki keistimewan yang tidak tertandingi oleh yang lain.”

* Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa)berkata: “barang siapa yang merindukan surga dan sifatnya, maka bacalahsurat Al-Waqi’ah; dan barang siapa yang ingin melihat sifat neraka,maka bacalah surat As-Sajadah.”

* Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:”barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah sebelum tidur,ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajahnya seperti bulan purnama.”

---

Doa setelah sholat Dhuha

Pada dasarnya doa setelah salat dhuha dapat menggunakan do'a apapun. Doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas salat dhuha adalah:

Dalam tulisan latin:

Allohumma innad dhuha’a dhuha uka, wal baha’a baha uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudhrota qudhrotuka, wal ismata ismatuka. Allohumma in kana rizqi fii sama’i fa’anzilhu, wain’kana fil ardhi fa akhrijhu, wa’inkana mu’ syaron fa yasyirhu, wa’in kana haroman fathohirhu, wa’inkana ba’idan faqorib’hu, bihaqi dhuha’ika, wabaha’ika, wa’jamalika, wa quwwatika, wa qudhrotika, aatini ma’ataiyta ibadakas sholihin.

Artinya:

Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU, dan keagungan itu adalah keagunganMU, dan keindahan itu adalah keindahanMU, dan kekuatan itu adalah kekuatanMU, dan perlindungan itu adalah perlindunganMU. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMU, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.

---

Cara Meletakkan Kedua Tangan Setelah Takbir (Bersedekap)

1) Tangan Kanan Di Atas Tangan Kiri.

* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan shalat.” (HR. Ibnu Hibban dan Adh-Dhiya’ dengan sanad shahih).

* “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

* Dalam sebuah riwayat pernah beliau melewati seorang yang sedang shalat, tetapi orang ini meletakkan tangan kirinya pada tangan kanannya, lalu beliau melepaskannya, kemudian orang itu meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih).

2) Meletakkan Atau Menggenggam.

* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan lengan kanan pada punggung telapak kirinya, pergelangan dan lengan kirinya, berdasar hadits dari Wail bin Hujur:
“Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir kemudian meletakkan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya.” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, dengan sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban).

* Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya,
“Tetapi beliau terkadang menggenggamkan jari-jari tangan kanannya pada lengan kirinya.” (HR. An-Nasa’i dan Daruqutni dengan sanad shahih).

3) Posisi Meletakkan Tangan.

Ini merupakan persoalan yang menjadi perselisihan di kalangan ulama. Sebabnya ialah ditemukannya banyak hadits yang tidak menjelaskan secara detail mengenai posisi tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan di dalam kitab-kitab hadits Bukhari dan Muslim. Hanya ada satu hadits yang menjelaskan secara meyakinkan perihal posisi tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah. Namun hadits tersebut ternyata tidak banyak dikutip oleh Imam-imam besar seperti Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hambali.

Maka berkembanglah tata cara meletakkan kedua tangan dalam beberapa cara.

* Meletakkan Kedua Tangan Di Bawah Pusar

Cara ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

* Dari Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu, ia berkata:
Di antara sunnah dalam shalat adalah meletakkan telapak tangan di bawah pusar.” (HR. Abu Dawud, Ad-Daruquthi dan Al-Baihaqi).

Cara ini dianut oleh Imam Abu Hanifah dan Sufyan Ats-Tsauri.

Menurut imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu Jilid III hadits ini merupakan hadits yang lemah (dhaif), karena hadits ini diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Ishak Al-Wasithi, sedangkan ia adalah perawi dhaif menurut kesepakatan dari para ulama hadits (muhadditsin) dalam bidang jarh wa ta’dil.

Menurut Al-Baihaqi, “Sanadnya tidak kuat, karena Abdurrahman bin Ishak Al-Wasithi adalah perawi yang matruk.”

Menurut Aini Al-Hanafi dalam kitab ‘Umdatul Qari’ jilid IV; ini adalah perkataan Ali bin Abi Thalib dari periwatannya kepada Rasulullah tidak benar.

Mereka juga berpedoman pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Meletakkan telapak tangan di bawah pusar termasuk sunnah dalam shalat” (Hadits dhaif diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hazm dari Abdurrahman bin Ishak Al-Wasithi)

Dan dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, “Di antara sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya di bawah pusar.” Ini juga hadits yang dhaif (tidak ada sanadnya), kedhaifan hadits ini diterangkan oleh Ibnu Hazm dalam kitab Al-Muhalla jilid IV.

ii) Meletakkan Kedua Tangan Di Atas Dada

# Dari Wail bin Hajar, ia berkata,
“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat. Beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dan diletakkan di dadanya.” (HR. Ibnu Khuzaimah, shahih)

Oleh Syaikh Al-Albani dalam kitabnya Sifat Shalat Nabi menyebutkan bahwa makna dada adalah dada kita ini, jadi bukan di atas pusar tapi tetap di atas dada.

Dan mengomentari kedudukan hadits ini, penulis kitab Nailul Authar Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa,

* “Hadits ini adalah hadits paling kuat dalam babnya yang menerangkan tentang posisi tangan saat shalat.”

Imam Mawarzi dalam Kitab Masa’il, berkata:

* “Imam Ishaq bin Rahawaih meriwayatkan hadits secara mutawatir kepada kami…. Beliau mengangkat kedua tangannya ketika berdo’a qunut dan melakukan qunut sebelum ruku’. Beliau menyedekapkan tangannya berdekatan dengan teteknya.“

Pendapat yang semacam ini juga dikemukakan oleh Qadhi ‘Iyadh al- Maliki dalam bab Mustahabatu ash-Shalat pada Kitab Al I’lam, beliau berkata:

* “Dia (Imam Ishaq bin Rahawaih) meletakkan tangan kanan pada punggung tangan kiri di dada.“

iii) Meletakkan Kedua Tangan Di Antara Pusar Dan Dada

* Dari Ibnu Jabir Adh-Dhabbi dari Bapaknya, ia berkata:
“Bahwa Ali radhiyallahu anhu (ketika bersedekap) memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya pada daerah antara lengan tangan dengan sikunya di atas pusarnya.” (HR. Abu Dawud)

Cara ini dilakukan oleh Imam Syafi’i (meletakkan kedua tangan sedikit di bawah dada dan di atas pusar sedikit miring ke arah kiri) dan jumhur ulama.

Sungguhpun ada hadits dari Wail yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang secara tegas mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan kedua tangannya di atas dadanya, namun ulama besar lebih banyak memilih cara ini. Hal ini disebabkan karena hanya dalam shahih Ibnu Khuzaimah-lah, terdapat riwayat Wail menyatakan secara tegas posisi tangan di atas dada. Padahal hadits yang sama dalam kitab-kitab yang sudah diakui keshahihannya, yaitu dalam kitab Bukhari dan Muslim, riwayat Wail tidak menceritakan secara detail posisi tangan diletakkan setelah takbiratul ihram.

Para ulama pendukung cara ini berpendapat, bahwa meletakkan kedua tangan di daerah antara bawah dada dan pusar mempunyai hikmah yang sangat besar. Pengarang kitab Faedul Qodir, Abdul Rauf al-Manawi, mengatakan bahwa hikmah meletakkan kedua tangan di bawah dada di atas pusar adalah, bahwa tempat tersebut adalah hati, anggota badan yang paling mulia, dan di dalam hatilah tempatnya niat. Niat sangat berhubungan dengan kekhusyu’an shalat, maka dapat dirasakan lebih khusu’ ketika kita shalat dengan tangan di antara pusar dan dada, daripada ketika tangan berada di atas dada.

---

Potensi jiwa

Jiwa dianugerahi dua potensi yaitu potensi yang mendorong pada keburukan dan potensi yang mengajak kebaikan. Allah menginsyaratkan :

Qs Asy Syams : 7-8

dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan,

---

Asal Manusia

Qs Al Alaq : 2

Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah.

---

Qs An Nahl : 4

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata

---

Qs Al Mukminun : 12-14

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

---

Qs Al Insan : 2

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

---

Manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan berbuat buruk

Kedua potensi ini ingin mendominasi jiwa

Manusia juga dibekali hati nurani yang berfungsi untuk membisikkan kebenaran, akal yang berfungsi untuk mempertimbangkan dan akal kebebasan memilih

Dengan semua kelengkapan ini, manusia diharapkan dapat menetapkan apa yang akan dilakukan

Berdasar ini pula manusia akan diminta pertanggung jawaban atas semua tindakan

---

Surga atau neraka sebagai ganjaran amal kita

Qs Al Qoriah : 8-11

dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

(yaitu) api yang sangat panas.

---

Tuhan Maha Baik maka yang diinginkan adalah agar manusia juga selalu dalam kondisi yang baik dan yang terbaik

Tuhan menciptakan manusia dalam kondisi terbaik sebagaimana firmannya

Qs At Tin : 4

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

---

Allah juga menganjurkan manusia meniru TUhan yaitu dengan melakukan segala sesuatu dengan cara terbaik. Seperti firmanNya :

Qs Al Qasas : 77

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

---

Implementasi kemauan Tuhan

Manusia tahu bahwa kebaikan akan membawa manfaat dan keburukan akan menyebabkan kesulitan

Berbuat baik perlu tenaga, pikiran, waktu, dan dana. sedang hasil yang didapat adalah kepuasan, kebahagiaan, pujian dan kehormatan

Berbuat buruk perlu tenaga, pikiran, waktu dan dana. hasil yang didapat adalah kepuasan batin sesaat, celaan, kesedihan dan kehinaan

Manusia dapat memilih diantara keduanya. Namun bila dia dapat berbuat baik, mengapa mesti melakukan yang buruk. Bila dia dapat bicara santun dan menyenangkan orang, mengapa memilih bicara kasar dan menyakitkan

Tuhan adalah Maha Baik, yang diinginkanNya pastilah kebaikan saja. dengan pengetahuan ini dan pemahaman pada jati dirinya, mestinya, mestinya manusia akan hanya melakukan kebaikan kebaikan

---

Manusia dan agama

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang sebelumnya tidak ada

QS Al Insan : 1

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut

---

Kemudian manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang terbaik

Qs At Tin : 4

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

---

Sebutan manusia dalam Al Quran

Manusia disebut di dalam al Quran dengan beberapa istilah antara lain :

1. Insan : Untuk menunjuk sisi positif dan negatifnya. sebagaimana dalam firman Allah

Qs At Tin : 4-5

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

---

2. Insa : untuk menunjukkan sisi kebaikannya. sebagaimana firman Allah :

Qs Adz Dzariyat : 56

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

---

3. Basyar : Untuk menunjukkan sisi asmaninya

Qs Al Kahfi : 110

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya.

---

4, Bani Adam : Untuk menunjuk asal usulnya

Qs Yasin : 60

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu,

---

Tujuan penciptaan manusia

Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan tertentu dan bukan merupakan hal yang sia sia

Qs Ali Imran : 191

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka

---

TUjuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah

Qs Adz Dzariyat : 56

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

---

Doa

Qs Al Baqarah : 286

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

---

Cara menghindari jin

1. Membaca

Qs Al Baqarah : 255

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

---

2. Membaca Qs Al Falaq

3. Membaca Qs An Nas

---

Ibadah dan Agama

Ibadah merupakan salah satu tuntunan dalam agama

Untuk mengetahui makna dan tujuan ibadah, terlebih dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan agama

terdapat beberapa pengertian tentang agama yang dikemukakan oleh masyarakat.

Kata agama berasal dari bahasa sansekerta yaitu :

1. A artinya tidak, gama artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau
Agama memang merupakan kumpulan ajaran dan hukum yang mengatur kehidupan manusia. Mereka yang mengikuti ajarannya, pasti hidupnya teratur dan tidak kacau

2. a artinya tidak, gama artinya pergi, agama artinya tidak pergi
orang yang bergama selalu menjaganya dengan melaksanakan ajarannya sehingga agama tidak pergi / hilang karena agama selalu diwariskan pada keturunan agar tetap terpelihara

3. agama artinya kitab suci
agama memang memiliki ajaran ajaran yang ditulis dalam kitab suci. kemudian kitab suci dijadikan sebagai pedoman dari perilaku dan bagi pemeluknya karenanya semua agama mempunyai kitab suci

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut