20 April 2011

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 19 April 2011

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 19 April 2011
Pembicara : Ustadzah Mufidah Umaroh
Tema : 6 Perkara Penghancur Amal

QS Al Kahfi :110

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya.

---

Rasulullah saw Muhammad SAW bersabda: “Terdapat enam perkara yang bisa melebur amal kebaikan yaitu: sibuk mencari keburukan/aib orang lain, keras hati, terlalu cinta dunia, sedikit rasa malu panjang lamunan/khayalan, dan kedhaliman yang tidak pernah berhenti”.

Jangan sampai kita mendapatkan amal kita seperti perbuatan yang sia sia

Qs An Nahl : 92

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dangan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.

---

QS Al Furqon : 23

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

---

Dalam hadis tersebut Rosullullah SAW, telam memperingatkan kita sebagai umatnya agar kita jangan sampai terjerumus kepada yang enam.

1. Sibuk mencari keburukan/aib orang lain, Rasullullah saw melarang kepada kita untuk mencari-cari keburukan orang lain, karena hal itu secara tidak langsung telah membuka sesuatu yang seharusnya ditutupi, kecuali kalau memang tujuannya untuk menegakkan keadilan. Dalam Alquran (Qs. 49:11) Alloh SWT menyebutnya dengan “Tajasus”. Rasulullah SAW bersabda: ” Barang siapa menutupi aib seorang muaslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” Dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda: “Betapa bahagianya orang yang tersibukkan mencari aib dan kekurangan dirinya jauh dari mencari aib dan kekurangan orang lain.”

---

Boleh menyebutkan kejelekan orang lain dengan alasan :

1. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan mencari perlindungan terhadap dirinya

2. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan mencari bantuan kepada orang lain

3. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan memberi tahu orang lain agar jangan terkecoh dengan keburukan orang yang dibicarakan tsb

4. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan untuk mencari pendapat / fatwa dari alim ulama

5. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut berniat memberi tahu orang lain bawa telah terjadi kedzoliman secara terang terangan namun pihak lain tidak ada yang tergerak untuk memeranginya

6. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut berniat memberi gelar kepada pelaku kedzoliman agar orang lain mengerti maksudnya tanpa menyebut nama secara gamblang.

---

Qs Hujurat : 11-12

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang

---

Qs Al Mudatsir : 42-45

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?

Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,

dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,

dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,

---

Solusi menghindari Ghibah

Qs An Nisa : 140

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam

---

2. Keras Hati, yang dimaksud keras hati disini adalah apabila seseorang sudah tidak bisa menerima nasihat dari orang lain, bahkan menganggap remeh orang yang menasehatinya. Padahal Ali bin Abi Thalib telah berkata: “Lihatlah oleh mu perkataanya dan jangan kau lihat siapa yang mengatakannya.”

---

Rasulullah saw bersabda “Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”

---

Ada pepatah mengatakan batu pun akan berlubang jika ditetesi air terus menerus

---

3. Terlalu Cinta Dunia, cinta dunia boleh tapi jangan berlebihan. Hal ini karena kita tahu bahwa dunia bukanlah segala-galanya. Islam tidak melarang orang untuk menjadi kaya, bahkan Islam menghendaki umatnya menjadi makmur. Dalam hadis Rasulullah saw mengatakan: ” Beramallah engkau untuk duniamu seolah engkau akan hidup selamanya, dan beramallah engkau untuk akhiratmu seolah engkau akan mati besok.”

---

Sebuah fakta yang tak terbantahkan yang selalu kita saksikan bahwa setiap manusia pasti mati. Saat kematian tiba, tak ada lagi manfaat harta, anak, isteri, teman, handai tolan, pangkat, jabatan, karir dan apa saja yang kita miliki di dunia ini. Semuanya akan kita tinggalkan. Rumah mewah tidak lagi berguna.

Kita akan diusung ke sebuah rumah dalam tanah yang luasnya hanya 1 x 1.5 m2 saja. Harta yang melimpah tidak lagi dapat kita nikmati. Saat kematian, kita hanya dibekali dengan beberepa lembar kain kafan yang menutupi tubuh kita. Pangkat dan kedudukan yang tinggi tidak lagi berguna, karena kita sudah kaku, tidak bisa lagi bergerak dan berbicara, serta kantor dan tempat bermain kita dibatasi sebuah tempat sempit yang bernama liang lahat di dalam bumi sana. Isteri, anak dan keluarga yang kita cintai tidak bisa berbuat apa-apa saat jasad kita ditimbun dengan tanah yang perlahan-lahan menghilang dari pandangan mereka. Mereka terpaksa meninggalkan kita sendirian di dalam kubur setelah pemakaman selesai. Tidak ada seorang isteri, atau anak, atau keluarga, teman, anak buah dan sebagainya yang mau mendampingi kita dengan setia setelah kita dikubur…

Semua ini adalah fakta bahwa semua apa yang ada dan kita miliki di dunia ini hanya sebatas di dunia. Peristiwa kematian akan memutus semuanya dengan kita. Sebab itu, orang yang cerdas ialah orang yang dapat melihat kebenaran fakta tersebut dan dia mensiasatinya dengan siasat yang akan menguntungkannya setelah mati, bukan sebelum kematian. Rasul Saw. bersabda :

Orang yang pintar itu ialah orang yang mampu mengevaluasi diriniya dan beramal (mencurahkan semua potensinya) untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah. (HR. Attirmizi).

Salah satu bukti kita tidak tertipu oleh kesenangan dan syahwat dunia ialah kita tidak terlena dalam kehidupan dunia ini. Pada waktu yang sama, kita dapat memfokuskan hidup kita di dunia ini untuk mencapai kehidupan akhirat. Kita optimalkan semua potensi yang ada pada kita, khususnya jiwa, raga, isteri, anak, harta dan waktu kita untuk membangun rumah abadi kita di syurga; bukan rumah di dunia yang fana dan yang kita diami hanya sementara. Karena istana dan rumah syurga sangat jauh perbedaanya dengan istana dan rumah di dunia.

---

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata "Jihad seorang perempuan (istri) adalah menjadi istri yang baik."

---

1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia

Qs Al Hajj : 47

Dan mereka meminta kepadamu agar azab disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung

---

setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian

Qs Ali Imran : 185

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

---

Contoh kematian husnul khotimah :

1. meninggal dalam keadaan punya wudhu

2. meninggal di hari jumat

“Abu Ma’mar Ismail bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, Abdullah bin ja’far telah menceritakan kepada kami, dari Waqid bin Salamah ia mengatakan, Fari yazid Ar-ruqasi ia mengatakan, dari Anas ia mengatakan “Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang mati pada hari Jumat, niscaya ia akan terpelihara dari siksa kubur” (HR. Abu Ya’la)

3. meninggal dalam keridhoan suami

---

Apabila kita bersabar dalam ujian Allah, maka itu adalah hal yang mulia

hadist : kesabaran adalah pengalaman yang paling luas yang dialami seseorang (HR Bukhori)

---

4. Sedikit rasa malu, Rasullullah Saw. Merupakan satu sosok suri tauladan yang sangat besar rasa malunya. Dan malu disini bukan malu berbuat kebaikan atau amar ma’ruf nahi munkar, akan tapi malu untuk berbuat dosa/kesalahan. Sabda Rasulullah SAW: “Malu itu sebagian dari Iman.” Dalam sabda lainnya Rosullullah SAW bersabda: “Malu dan Iman adalah bersatu , maka apabila dacabut salah satunya maka akan tercabut yang lainnya.” ( HR. Abu Nua,im)

---

Diriwayatkan dari abdillah ibni Mas’ud r.a. ia berkata, Rasulullah telah bersabda pada suatu hari : “Milikilah rasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.! Kami (para sahabat) berkata: Wahai rasulullah sesungguhnya kami alhamdulillah telah memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda: “ Bukan sekedar itu akan tetapi barangsiapa yang mealu dari allah dengan sesungguhnya, hendaknya menjaga kepalanya dan apa yang ada di dalamnya, hendaknya ia menjaga peruta dan aapa yang didalamnya, hendaknya ia mengingat mati dan hari kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat ia akan meninggalkan hiasan dunia . Barangisapa yang mengerjakan itu semua berarti ia telah merasa malu kepada allah dengan sesungguhnya.
(Musnad Ahmad)

Dalam hadits di atas kita dapat menarik empat karakteristik rasa malu yang sebenarnya yaitu:

1. Menjaga kepala dan sekitarnya

2. Menjaga perut dan segala isinya

3. Mengingat mati dan hari kehancuran

4. Menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir.

Berikut ini penjelasan empat karakteristik rasa malu yang sebenarnya:

* 1. Menjaga kepala dan sekitarnya.

Yang dimaksud dengan menjaga kepala dan sekitaranya adalah sbb:

a. Menjaga indera penglihatannya agar jangan sampai melihat kepada yang haram, mencari-cari kesalahan orang lain dan hal-hal lain yang diharamkan Allah swt. Yang termasuk menjaga indera penglihatan adalah menggunakannya untuk membaca Alquran, mempelajari lmu, merenungi alam semesta dan bersengan-sengan dengan memandang yang halal.

b. Menjaga indera pendengaran dengan menggunakannya untuk mendengarkan bacaan Al Quran, mendengarkan pengajian dan menjauhi mendengarkan ghibah, namimah dsb

c. Menjaga lisan dengan mempergunakannya untuk dzikrullah, memberi nasehat, menyampaikan dakwah dan menjauhi segala ucapa yang diharamkan seperti adudomba, mengumpat, menghina orang lain dsb.

d. Menjaga mulut dengan membiasakan menggunakan siwak, memasukkan makanan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Menjauhi tertawa berlebihan dst.

e. Menjaga muka dengan membiasakan bermuka manis, tersenyum dan ceria setiap ketemu kawan.

f. Menjaga akal dengan menjauhi pemikiran yang sesat seperti pemikiran muktazilah, sekuler, islam liberal dsb.

* 2. Menjaga perut dan seisinya

Yang dimaksud dengan menjaga perut seisinya adalah:

a. Menjaga hati dengan menanamkan keikhlasan dan melakukan muhasabah serta menjauhi penyakit hati seperti riya’, ujub, sombong, kufur, syirik dsb.

b. Menjaga saluran pernafasan dengan tidak merusak saluran pernafasan seperti merokok dsb.

c. Menjaga kemaluan dengan menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah seperti perzinahan dsb.

d. Menjaga saluran pencernaan dengan henya memasukkan makanan dan minuman yang halal saja.

* 3. Mengingat mati dan hari kiamat.

Mengingat mati akan membawa kita kepada upaya untuk meningkatkan ketakwaan . Kematian cukuplah bagi kita sebagai nasihat agar kita taubat dan kembali kepada Allah. Orang yang berbahagia adalah orang yang senantiasa melupakan kebaikan, mengingat dosa, mengingat kematian, melihat orang yang lebih rendah di bidang dunia dan melihat orang yang lebih baik dalam bidang akhirat. Orang yang mengingat kematian akan terdorong untuk menyiapkan bekal menuju akhirat dan melu melanggar larangan Allah

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yakni kematian.” (HR. at-Tirmidzi)

---

* 4. Menjadikan akhirat sebagi tujuan akhir.

Assindi mengatakan dalam syarah Sunan Ibni Majah sbb: Pengertian hadits “ Bila kamu tdiak memiliki rasa malu maka berbuatlah semaumu” adalah bahwa rasa malu itu merupakan benteng manusia dari perbuatan buruk. Orang yang memeiliki rasa malu terhadap Allah akan menghalanginya dari pelanggaran agama. Orang yang malu terhadap manusia akan menjauhi semua tardisi jelek manusia. Bila rasa malu ini hilang dari seseorang maka ia tidak peduli lagi terhadap perbuatan dan ucapannya. Perintah dalam hadits ini memiliki makna pemberitahuan yang intinya bahwa setiap orang harus melihat perbuatannya. Bila perbuatan itu tidak menimbulkan rasa malu maka hendaknya ia melakukannya bila sebaliknya ia harus meninggalkannya. (Sunan Ibni Majah syarh Sindi)

---

5. Panjang Lamunan/Khayalan, Allah menganjurkan kepada kita supaya banyak berpikir, tapi berpikir dan berharap entang sesuatu yang logis disertai dengan usaha. Bukan berpikir dan berharap tapi tidak mau berusaha. Karena betapa hebatnya suatu ide/gagasan kalau tanpa direalisasikan maka hanya akan menjadi sebuah lamunan.”

6. Kedhaliman Yang Tiada Henti, Kita dilarang oleh agama untuk berbuat dhalim karena dhalim adalah kegelapan dihari kiamat dan juga takkan ada penolong bagi orang yang dhalim. Kedhaliman yang berlangsung akan merugikan diri sendiri dan menyengsarakan orang lain.

---

Prioritas sedekah

Qs Al Baqarah : 83

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling

---

qs Al Baqarah : 215

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

---

Prioritas zakat

Qs At Taubah : 60

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para Muallaf yang dibujuk hatinya,untuk (memerdekaan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

---

Bersabar dengan tingkah laku pasangan

Qs Al Baqarah : 216

“… boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal itu tidak baik bagimu.”

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut