18 Juni 2011

Pengajian Fatimah Az Zahra Tanggal 17 Juni 2011

Event : Pengajian Fatimah Az Zahra
Tanggal : 17 Juni 2011
Pembicara : Ustadz Koko Liem , Ustadz Jefry
Tema : Makna Hidayah dan Makna Isra Mi'raj

Cara agar mendapatkan keberkahan Al Quran :

1. Membaca

2. Memahami

3. Menghafal

4. Mengamalkan

5. Mengajarkan

---

Qs Al Isra : 1

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

---

Ciri orang yang takwa :

1. Iman

2. Yakin

---

Apa itu taqwa ?

QS Al Baqarah : 177

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.

---

Keutamaan al Fatihah :

Dari Ubadah bin Shamit, dia mengabarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Ummul Qur'an (Al-Fatihah)." (HR Muslim)

---

Doa di dalam Al Fatihah :

Qs Al Fatihah : 6-7

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nimat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan) mereka yang sesat.

---

Maksudnya, berilah taufiq dan hidayat kepada kami wahai Allah, agar kami mengikuti jalan yang diajarkan agama-Mu, jalan yang lurus yang tidak membelokkan kita dari tujuan yang ingin dicapai. Hidayah atau petunjuk dari Allah terhadap makhluk-Nya terdiri dari empat macam, yaitu:

1. Hidayah berupa kejadian dan pembentukan dari makhluk yang beraneka ragam bentuk dan jenisnya. Hidayah yang sifatnya alamiyah dan fitrah.

2. Hidayah ilham, panca indera dan insting.

Qs Al Insan : 2

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

---

Anggota tubuh kita menjadi saksi pada saat hisab

Qs Yasin : 65

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

---

QS Al Anfal : 172

Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Rabbmu. Mereka menjawab: Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb).

---

3. Hidayah akal dan pikiran : untuk membedakan mana yang haq dan yang batil

Ngomong yang penting, jangan yang penting ngomong.

Berkata baik atau diam :

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)

---

4. Hidayah wahyu, berupa agama dan syariat-Nya yang diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul.

Doa :

QS Ali Imran : 8

(Mereka berdoa): Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)

---

Jangan mati kecuali dalam keadaan muslim

Qs Al Baqarah : 132

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.

---

Doa :

Bacaan Doa Iftitah :

“Allaahu akbar kabiiraaw wal hamdu lillaahi katsiraw wasub-haanallaahi bukrataw wa ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal-ardha, hanifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiina. Inna shalaati wanusukii wamah yaaya wama maatii lillaahi rabbil ‘alaamiina. Lasyariika lahu wabidzaalika umirtu wa ana minal muslimiina.”

---

Arti Doa Iftitah :

“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim.”

---

http://kumpulandoa.com/doa-iftitah.htm

---

Sembahan kita hanya Allah semata

Qs Al An'am : 74

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata

---

Jani non muslim itu merugikan dirinya sendiri

Qs Ali Imran : 85

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

---

Agama Islam adalah agama yang sempurna

Qs Ali Imran : 3

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nimat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

---

Kalimah-kalimah zikir dan selawat juga dapat mendidik hati dan jiwa mereka dalam mendekati dan mencintai Allah swt.:

1. Subhanallah - ketika melihat atau mendengar sesuatu perkara yang pelik atau menakjubkan.

2. Allahu Akbar - ketika melihat keindahan ciptaan Allah swt.

3. A'uzubillah - apabila meminta perlindungan atau dalam keadaan takut.

4. Alhamdulillah - apabila mendapat nikmat.

5. Masya Allah atau La haula wala quwwata illabillah - apabila melihat sesuatu yang tidak elok atau melihat kemalangan.

6. Lailaha illallah atau Asma'ul Husna - membaca atau mendodoikan bayi yang hendak tidur.

7. Mengajar anak-anak kalimah syahadah.

8. Memperbanyakkan selawat ke atas Nabi saw.

9. Memperdengarkan dan mengajarkan anak-anak nasyid yang memuji kebesaran Allah s.w.t. seperti nasyid sifat-sifat Allah dan sebagainya.

10. Mengamal dan mengajarkan anak-anak doa harian seperti doa sebelum atau sesudah makan, doa ketika hendak tidur, doa ketika bangun dari tidur, doa ketika hendak masuk bilik air dan sebagainya.

http://irwanirah.multiply.com/journal/item/144

---

Keutamaan dalam mendidik anak :

1. buah jatuh tak jauh dari pohonnya, anak tak akan jauh berbeda dari orang tuanya

Apel Haram

Pada suatu hari, di tengah terik matahari, seorang pemuda berjalan di sepanjang sungai. Tak ada makanan yang disentuhnya hari itu. Ia sangat lapar. Badannya lemas. Jalannya terseok-seok. Saking laparnya, matanya berkunang-kunang. Segera ia meminum air di sungai. Sedikit kesegaran terasa.

Tiba-tiba, bersama aliran air, muncul sebuah apel merah mengambang. Buah itu terlihat nikmat. Tanpa sadar segera ditangkap, dibersihkannya, lalu disantapnya dengan cepat. Benar-benar manis. “Apel yang nikmat,” katanya dalam hati.

Ketika laparnya hilang, sang pemuda baru sadar degan apa yang dimakannya. “Apel ini bukan milikku. Kenapa aku memakannya? Padahal, aku tidak tahu siapa pemiliknya,” hatinya membatin. Semakin direnungi, semakin ia merasa bersalah. Hatinya gundah dan tak tenang. Akhirnya ia memutuskan untuk memcari empunya apel dan akan memohon ridhanya atas apel yang dimakannya.

Sang pemuda pun berjalan menelusuri ke arah hulu sungai, asal buah apel mengalir. Akhirnya, ia menemui pohon apel berbuah lebat yang menjulur ke sungai. “Pasti dari pohon inilah apel yang tadi kumakan tadi,” katanya dalam hati. Ia mencari pemilik pohon apel itu. Ketika bertemu, sang pemuda menceritakan apa yang dialaminya. Ia berseda melakukan apa saja, agar sang bapak meridhai apel yang telah dimakannya.

Mendengar cerita sang pemuda, bapak pemilik pohon apel itu sangat kagum. Jarang ia temui anak muda seperti ini. Gagah, sopan, jjur, dan sangat saleh. Alangkah berbahagianya jika ia dapat menjodohkan sang pemuda dengan anaknya yang sudah menginjak dewasa. Maka sang bapak pun mengatur siasat.

“Wahai anak muda,” kata sang bapak. “Niatmu sungguh baik. Namun, aku sudah bersusah payah merawat pohon apel itu. Tak bisa aku memaafkan kamu begitu saja, kecuali kalau engkau bersedia menikahi puteriku.” Lanjut pak tu sang pemuda tak berubah raut wajahnya dan dia bersedia.

“Apakah benar engkau bersedia anak muda?” kata bapak itu meragukan. “engkau tahu wahai anak muda. Anakku itu bisu, tuli, buta, dan kakinya lumpuh. Wajahnya pun biasa-biasa saja, tidak cantik. Bagaimana?” lanjutnya.

Si pemuda tetap pada kesedianya. Tidak berubah. Ia siap melakukan apapun untuk menebus kesalahannya. Bapak tua semakin kagum. Akhirnya, mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan itu dan bapak tua memanggil anak gadisnya.

Diluar dugaan si pemuda, anak gadis si bapak tua ternyata sehat-sehat saja. Tidak buta, tuli, bisu apalagi lumpuh.bahkan matanya sangat indah, putih, dan wajahnya sangat cantik. Tak tahan dengan keanehan ini, maka si pemuda berkata, “Wahai bapak, anda bilang puteri anda bisu, tuli, buta, dan kakinya lumpuh. Tapi, puteri anda sehat-sehat saja. Bahkan menurutku puteri anda sangat cantik rupawan.”

Sang bapak tersenyum. “Begini anak muda,” katanya pelan. “Anakku kukatakan bisu dan tuli karena ia tak pernah mengatakan dan mendengar hal-hal yang dilarang agama. Kukatakan dia buta dan lumpuh karena ia tidak pernah melihat sesuatu dan pergi ketempat yang dilarang agama. Itu maksudku,” kata bapak tua sambil terus tersenyum.

Dengan gembira pemuda itu menikahi puteri si bapak tua ia tidak hanya lepas dari dosa memakan apel haram, tetapi juga mendapatkan jodoh seorang anak gadis saleh yang cantik rupawan. Dari pasangan itulah lahir seorang pemuka islam, yakni Syekhul Islam al-Imam Syafi’i.

---

http://hambaallahswt.multiply.com/market/item/31

---

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah telah bersabda: “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?”

Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik t dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad t dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari t dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim t dalam Kitabul Qadar (no. 2658).

---

http://www.asysyariah.com/syariah/hadits/286-orang-tua-sebab-sang-anak-berada-di-suatu-agama-hadits-edisi-43.html

---

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

---

Meninggalnya seorang mukmin

Malaikat Izra’il mendatangi seorang mukmin yang telah tiba saat ajalnya, Malaikat Izra’il itu hendak mencabut nyawa dari mulut si mukmin. Tiba2 lidah orang mukmin itu bicara pada malaikat Izra’il, “jangan ,wahai Izra’il. Jangan kau cabut nyawa ini dari tempatku karena lidah inilah yang digunakan untuk berzikir kepada Allah. Dengan lidah ini dia memuji kebesaran Allah dan memberi petunjuk2 yang benar kepada sesamanya. Dengan lidah ini pula dia selalu berkata benar dengan tutur kata yang baik.” Malaikat Izra’il kembali kepada Allah. ‘ Ya Allah, lidah si fulan tidak mengizinkan hamba mencabut nyawa tuannya,” kata malaikat Izra’il.“ Cabutlah nyawanya dari tempat yang lain,” kata Allah. Malaikat Izra’il kembali datangi si fulan, orang mukmin yang harus dicabut nyawanya karena ajalnya telah tiba. Kali ini Malikat Izra’il datang dari tangan si fulan. “ Jangan wahai Izra’il!” kata tangan itu. “ jangan kau cabutnyawa tuanku dari tangan ini. Karena dengan tangan ini dia selalu bersedekah, beramal jariyah, menyantuni anak yatim dan mengusap kepala mereka. Dengan tangan ini pula tuanku menulis ilmu pengetahuan serta mengayunkan pedang di jalan Allah.” Mlaikat Izra’il tidak jadi mencabut nyawa dari tangan si fulan. Ia mendekati kaki. “ Jangan kau cabut dari sini, Wahai Izra’il!” kata kaki. “ Dengan kaki ini tuanku mendatangi masjid , menghadiri majelis dan pengajian, serta melakukan amal soleh lainnya. Malaikat Izra’il mendekati telinga. “ Jangan dari sini, wahai Izra’il!” kata telinga. “ Dengan telinga ini tuanku selalu mendengarkan ayat2 Al-qur’an, kalimat2 zikir, kata2 yang baik serta bermanfaat.” Sekarang malaikat Izra’il mencabut nyawanya dari mata si fulan. “ Jangan dari tempatku”. Kata si mata. “Dengan mata ini tuanku melihat kitab suci, membaca buku2 ilmu pengetahuan, dan melihat kebesaran Allah.” Malaikat Izra’il kembali menghadap Allah karena gagal mencabut nyawa orang mukmin dari segala arah. “ Ya rabbi, Bagaimana hamba mencabut nyawa orang mukmin itu? Semua anggota badanya mempunyai alasan untuk menolak hamba, “katanya kepada Allah. Allah swt befirman” Wahai malaikat-ku. Tuliskan nama-Ku di telapak tanganmu, lalu tunjukkan pada ruh si Fulan. Seketika itu dia akan rindu kepada apa yang dilihatnnya dan dengan ikhlas dia akan meninggalkan jasadnya.” Malaiakat Izra’il kembali menemui orang mukmin itu . Kali ini ruh orang Mukmin itu meninggalkan jasadnya dengan ikhlas setelah malaikat Izra’il memperlihatkan asma Allah.

---

http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=113961858679470

---

Tausiyah Ustadz Jefry

Mengapa harus shalat ?

1. Konsekuensi dari syahadat

2. wujud syukur kita kepada Allah

Berdasarkan hadits Aisyah -Radhiyallahu ‘Anha- bahwa Nabi -Shalallahu ‘alaihi wa Sallam- biasa melakukan shalat malam hingga telapak kaki beliau bengkak. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu maupun yang akan datang?” Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Mughirah bin Syu’bah -Radhiyallahu ‘anhu- juga meriwayatkan bahwa ia bercerita, Rasulullah biasa melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak. Ada orang bertanya, “Bukankah Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu maupun yang akan datang?” Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang banyak bersyukur?”

---

http://an-naba.com/keutamaan-shalat-sunnah/

---

3. Mencegah perbuatan keji dan munkar

Qs Al Ankabut : 45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

---

Niat Baik Yang Gagal Terwujud

Ketika hati memutuskan untuk memilih suatu kebaikan (niat baik), sebenarnya manusia sudah berhasil memenangkan suatu ‘pertarungan’ dalam hatinya. Pantaslah kalau Allah SWT sudah memberi ‘piala’ dalam bentuk sebuah pahala untuk suatu niat baik walau belum terwujud dalam bentuk tindakan, seperti sabda Rasulullah SAW : “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Jika hamba-Ku berniat hendak mengerjakan suatu kebaikan, maka Aku menulisnya satu pahala kebaikan baginya walau ia belum mengerjakannya, dan jika ia mengerjakannya maka Aku menulisnya dengan sepuluh pahala kebaikan yang serupa dengannya” (HR Muslim)

---

Niat Buruk Yang Gagal Terwujud

Ketika hati memutuskan untuk memilih suatu keburukan (niat buruk) sungguh Allah SWT Maha Pemaaf sepanjang perbuatan itu belum terwujud, seperti sabda Rasulullah SAW : “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘ . . . Dan, jika hamba-Ku berniat hendak berbuat satu keburukan maka Aku mengampuninya selagi itu belum terjadi, dan jika dikerjakannya maka Aku menulisnya satu dosa yang serupa dengannya. Dan, jika ia tidak jadi mewujudkan niat buruknya, maka aku menulisnya satu pahala kebaikan baginya sepanjang ia meninggalkannya karena Aku” (HR Muslim)

---

http://tausiyahhidup.blogspot.com/2010/03/mengapa-niat-belum-terwujud-sudah.html

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut