19 September 2012

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal : 18 September 2012

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 18 September 2012
Pembicara : Ustadzah DR Romlah Azkar, MA
Tema : Ikhtilaful Hadist

QS An Nisa : 80-82

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka

Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: (Kewajiban kami hanyalah) taat. Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

---

Ikhtilaful Hadits. sebuah cabang ilmu hadits yang mempelajari hadits-hadits yang kontorversial, baik karena berbeda dengan hadits lainnya, maupun juga dengan Al-Quran bahkan termasuk yang berbeda dengan akal.

Imam As-Syafi`i rahimahullah termasuk salah satu yang menjadi tokoh dalam cabang ilmu ini dan secara khusus menulis buku Ihktilaful Hadits. Selain
itu juga ada Ibnu Qutaibah Ad-Danuri yang menulis kitab Ta`wil Mukhtalaf Al-Hadits.

---

Shalawat nariyah

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil ‘uqadu, wa tanfariju bihil kurabu, wa tuqdhaa bihil hawaa’iju Wa tunaalu bihir raghaa’ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bi wajhihil kariimi, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi ‘adada kulli ma’luumin laka

Artinya :

Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang engkau miliki

---

Ada beberapa pihak yang melarang shalawat nariyah dengan alasan :

1. pada shalawat ini terdapat beberapa lafadz yang maknanya telah melanggar pengertian syirik

2. dalam shalawat ini terdapat pujian yang berlebihan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

3. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan bentuk shalawat semacam ini. Shalawat yang beliau ajarkan adalah shalawat yang sering dibaca ketika shalat pada saat duduk tasyahud

4. dari sisi penamaan. Shalawat ini diberi nama dengan shalawat naariyah. Patut diketahui bahwa kata naariyah merupakan pecahan dari kata naar yang artinya api. Maka bagaimana mungkin sesuatu yang isinya doa diberi nama yang mengesankan sesuatu yang buruk.

---

Ada beberapa pihak yang menganjurkan shalawat nariyah

Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud)

---

Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud)

---

Rasulullah SAW juga pernah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya

---

Keutamaan shalawat

QS Al Ahzab : 56

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya

---

Ikhtilaful hadist : 2 hadist yang terlihat berbeda dalam artinya, oleh karena dikompromikan, dikuatkan mana yang diambil

---

Ikhtilaful hadist, caranya :

1. Kompromi

2. Tarjih

3. Yang 1 dihapus, yang 1 dipakai

---

* Hadist tentang para wanita ziarah kubur

“Annahu la’ana zuwarootil qubuur artinya ’Bahwasanya beliau saw telah melaknat para wanita yang berziarah kubur.”

Dari Abu Hurairoh, ”Annan Nabiyya la’ana zaairootil qubuur artinya ’Bahwa Nabi saw telah melaknat para wanita yang berziarah kubur.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi)

Ziarah kubur itu adalah sunnah Rasulallah saw, sebagaimana hadits dari Sulaiman bin Buraidah yang diterima dari bapaknya, bahwa Nabi saw bersada: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, namun kini berziarahlah kalian. Dalam riwayat lain; ‘(Maka siapa yang ingin berziarah ke kubur, hendaknya berziarah) karena sesungguhnya (ziarah kubur) itu mengingat- kan kalian kepada akhirat (HR. Muslim)

---

Jadi dulu Nabi Muhammad pernah melarang, kemudian akhirnya membolehkannya karena dianggap akidah kaum wanita sudah lebih baik. Karena Bukan dari kami (ummat Nabi Muhammad) orang yang menampar pipi, menyobek baju dan mencaci dirinya dengan cacian jahiliyah ketika menziarahi kubur.

---

Ziarah kubur adalah salah satu perwujudan dari mengingat mati, bahwa kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah

QS Al Baqarah : 155-156

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiuun.

---

Tuntutlah ilmu dari ayunan/buaian hingga liang lahad

---

Kesaksian bagi yang mati

Abdul Azis bin Shuhaib menerangkan: Aku pernah mendengar Anas bin Malik berkata: "Ada sekelompok orang mengiring jenazah dengan memuji amal kebajikan si mayat semasa hidupnya. Menyaksikan hal itu, Rasulullah kemudian bersabda: "Wajabat lahu." Lalu ada sekelompok orang lagi yang mengiring jenazah dengan mencibir amal kejelekan si mayit semasa hidupnya. Rasulullah kemudian bersabda: "Wajabat lahu."

Umar bin Khathab lalu menanyakan kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud dengan wajabat lahu?" Jawab Rasulullah: "Bagi mayit yang dipuji amal kebajikannya, dia wajib masuk surga. Sedang bagi mayit yang dicibir kejelekannya, dia wajib masuk neraka." Rasulullah kemudian bersabda: "Kalian adalah saksi bagi Allah di atas bumi."

Suatu ketika Abi Aswad Ad-Diliy mengatakan, sewaktu aku duduk bersama Umar bin Khathab, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda: "Seseorang yang meninggal dunia kemudian diberi kesaksian oleh tiga orang, bahwa semasa hidupnya dia adalah orang yang baik, maka dia pasti menjadi penghuni surga." Lalu aku bertanya: "Bila hanya dua orang yang memberi kesaksian, apakah tetap masuk surga?" Jawab Rasulullah: "Sekalipun hanya diberi kesaksian oleh dua orang, dia tetap masuk surga." Tapi aku tidak menanyakan kepada Rasulullah bila hanya diberi kesaksian oleh satu orang."

Dalam riwayat lain, Amir bin Rabiah menerangkan, bahwa Rasulullah telah bersabda; "Apabila seseorang telah meninggal, kemudian Allah mengetahui bahwa seluruh amalnya adalah jelek, tetapi rekan dan handai taulannya memberikan kesaksian bahwa dia baik, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat: "Hai para malaikat, berilah kesaksian bahwa sesungguhnya Aku telah menerima kesaksian hamba-hamba-Ku yang berada di dunia terhadap mayit ini, hingga Aku mengampuni dosa-dosanya padahal Aku Maha Tahu."

---

* Hadist tentang Puasa Assyura

Rasulullah pun terbiasa berpuasa pada hari Asyura. Bahkan, Rasul SAW memerintahkan kaum Muslimin untuk juga berpuasa pada hari itu. Menurut Ibnu Umar RA, Rasulullah pernah berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh dia (Ibnu Umar) untuk berpuasa juga.

---

Namun, saat datang perintah puasa Ramadhan, maka puasa Asyura itu ditinggalkan oleh Rasulullah SAW.

---

Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu'anhu, ia berkata: Adalah kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura' dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu. Namun ketika diwajibkan puasa bulan Ramadan, beliau bersabda: Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, maka ia boleh meninggalkannya. (HR Muslim)

---

Jadi, yang tetap mau melaksanakan puasa Assyura silahkan, yang meninggalkan puasa Assyura silahkan.

---

* Hadist tentang meletakkan pelepah pohon kurma di kubur

Nabi sallallahu 'alaihi wasallam melalui dua kubur lalu bersabda : "Ingatlah, sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa tetapi bukan kerana melakukan dosa besar. Seorang daripadanya disiksa kerana dahulu dia suka membuat fitnah dan seorang lagi disiksa kerana tidak menghindari diri daripada percikan air kencing. Kemudian baginda mengambil pelepah kurma yang masih basah lalu dibelahnya menjadi dua. Setelah itu baginda menanam salag satunya pada kubur yang pertama dan yang satu lagi pada kubur yang kedua sambil bersabda: Semoga pelepah ini boleh meringankan i selagi ia belum kering." (HR Bukhari dan Muslim)

Perkataan Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma, ketika melihat sebuah tanda di atas kuburan Abdurrahman, "anak muda. Cabutlah itu. Hanya amal perbuatannya saja yang (bisa) menaunginya.

---

Jadi, yang ingin meletakkan pelepah daun kurma/menanam pohon teduh di makam ataupun tidak menanam apa apa, silahkan saja. Karena 2 kejadian tersebut pernah terjadi di masa Rasulullah hidup

---

Pohon pohon pun bertasbih kepada Allah

QS Al Isra : 44

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun

---

Kriteria ahli sunnah wal jamaah:

Kriteria Ahlus sunnah sebagaimana yang telah diterangkan oleh Imam Ghazali dalam kitab beliau Ihya Ulumuddin dan kitab lainnya adalah:

1. Tentang ketuhanan :

a. Meyakini bahwa Allah adalah tuhan yang esa yang berhak disembah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya yang tiada sama dengan makhluk.

b. Zat Allah dapat dilihat dengan mata kepala, dan orang-orang mukmin akan melihat-Nya dalam surga kelak.

c. Segala sesuatu yang terjadi merupakan atas kehendak-Nya namun pada makhluk terdapat ikhtiyari.

d. Menolak faham Tasybih (penyerupaan) Allah dengan makhluk.

e. Menolak faham Jabariyah (segala sesuatu atas kehendak Allah tanpa ikhtiayri dari makhluk)

f. Menolak faham Qadariyah (segala sesuatu atas kehendak makhluk tanpa taqdir dari Allah)

2. Tentang malaikat:

Malaikat itu ada dan jumlahnya tidak terhingga. Setiap malaikat memiliki tugasnya masing-masing, mereka selalu taat kepada perintah Allah.
Ummat islam hanya diwajibkan mengetahui sepuluh nama malaikat yang utama yang mempunyai tugasnya masing-masing.
Sehubungan dengan keimanan tentang adanya malaikat, ummat islam juga diwajibkan meyakini adanya jin, iblis dan syaithan.

3. Tentang kerasulan:

a. Meyakini bahwa semua Rasul adalah utusan-Nya yang diberikan mu`jizat kepada mereka sebagi tanda kebenaran mereka.

b. Rasulullah SAW penutup segala Nabi dan Rasul yang diutus kepada bangsa arab dan bangsa lainnya, kepada manusia dan jin.

c. Mencintai seluruh shahabat Rasulullah

d. Meyakini bahwa shahabat yang paling mulia adalah Sayidina Abu Bakar ash-Shiddiq kemudian Sayidina Umar kemudian Saiydina Utsman kemudian Saidina Ali Radhiyallahu ‘anhum.

e. Menghindari membicarakan masalah permusuhan sesama sahabat kecuali untuk menerangkan kebenaran dan bagaimana kaum muslimin menyikapinya.

4. Tentang kitab :

a. Al quran, Taurat, Injil, Zabur adalah kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya sebagai pedoman bagi ummat.

b. Al Quran adalah kalam Allah dan bukan makhluk dan bukan sifat bagi makhluk.

c. Tentang ayat mutasyabihat, dalam Ahlussunnah ada dua pandangan para ulama:

5. Tentang kiamat:

a. Kiamat pasti terjadi, tiada keraguan sedikit pun.

b. Meyakini adanya azab kubur.

c. Kebangkitan adalah hal yang pasti.

d. Surga adalah satu tempat yang disediakan untuk hamba yang dicintai-Nya.

e. Neraka disediakan untuk orang-orang yang ingkar kepada-Nya.

f. Meyakini adanya hisab (hari perhitungan amalan).

g. Meyakini adanya tempat pemberhentian hamba setelah bangkit dari kubur.

h. Meyakini adanya Syafaat Rasulullah, ulama, syuhada dan orang-orang mukmin lainnya menurut kadar masing-masing.

6. Kewajiban ta`at kepada-Nya terhadap hamba-Nya adalah diketahui melalui lisan Rasul-Nya bukan melalui akal.

7. Tidak mengatakan seseorang ahli tauhid dan beriman telah pasti masuk surga atau neraka kecuali orang-orang yang telah mendapat pengakuan dari Rasulullah bahwa ia masuk surga.

8. Tidak mengada-ngadakan sesuatu dalam agama kecuali atas izin Allah.

9. Tidak menisbahkan kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui.

10. Meyakini bahwa shadaqah dan doa kepada orang mati bermanfaat dan Allah memberi manfaat kepada mayat dengan shadaqah dan doa tersebut.

11. Meyakini adanya karamah orang-orang shaleh

12. Tidak mengkafirkan seorangpun dari ahli kiblat dengan sebab dosa yang mereka lakukan seperti zina, mencuri, minum khamar dll.

13. Masalah sifat dua puluh. Para ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jama`ah sebenarnya tidak membataskan sifat-sifat kesempurnaan Allah hanya kepada 20 sifat saja. Bahkan setiap sifat kesempurnaan yang layak bagi keagungan Allah, sudah pasti Allah wajib memiliki sekian sifat tersebut, sehingga sifat-sifat kamalat (kesempurnaan dan keagungan) Allah itu sebenarnya tidak terbatas pada sembilan puluh sembilan saja.

---

Hadits : Keutamaan 2 Ayat Terakhir Surat Al Baqarah

Dari Abu Mas’ud Al Badry Ra. dari Nabi saw. beliau bersabda : “Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al Baqarah pada waktu malam niscaya ia telah tercukupi” . (HR. Bukhari dan Muslim)

---

Sebelum tidur, Rasulullah SAW berpesan kepada Aisyah RA : "Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, iaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur'an

2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir

3. Sebelum para muslim meridhai kamu

4. Sebelum kau laksanakan haji dan umrah

Bertanya Aisyah : "Ya Rasulullah, Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika? Rasul tersenyum dan bersabda :

1. Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an." Bismillaahir rohmaanir rohiim, Qulhuallahu ahad' Allahushshomad' lam yalid' walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)

2. Membaca shalawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa'at di hari kiamat. Bismillaahir rohmaanir rohiim, ”Allahumma shollii 'alaa Muhammad wa'alaa alii Muhammad” (3x)

3. Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhai kamu. "Astaghfirullahal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih” (3x)

4. Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, ”Subhanallahi Walhamdulillaahi walaailaaha Illallahu wallahu akbar” (tanpa batas sampai terlelap tidur)

(HR. Bukhari dan Muslim)

---

* Hadist tentang niat dan perbuatan

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

---

Keutamaan shalat Dhuha

Siapapun yang melaksanakan salat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (H.R Tirmidzi)

---

Apabila seorang hamba-Ku berbicara akan melakukan kebaikan, maka Aku menuliskan kebaikan itu untuknya selama ia belum mengamalkannya. Apabila ia telah melakukannya, maka Aku menuliskannya dengan sepuluh kali lipat. Apabila ia berbicara akan melakukan kejahatan, maka Aku memberikan ampunan kepadanya selama ia belum melakukannya. Apabila ia telah melaksanakannya. Maka aku tuliskan untuknya sebagaimana mestinya”. (HR. Muslim)

---

Jadi, niat kebaikan saja sudah mendapatkan cacatan pahala, lebih utama lagi kalau kebaikan tersebut dilaksanakan.

---

* Hadist tentang minum air sambil berdiri

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), “Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.” (HR. Muslim)

---

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri.” (HR. Bukhari)

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Kami dahulu pernah makan di masa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sambil berjalan dan kami minum sambil berdiri.” (HR. Tirmidzi)

“Aku pernah melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- minum sambil berdiri, begitu pula pernah dalam keadaan duduk.” (HR. Tirmidzi)

---

Jadi, Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini. Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat boleh (makan dan minum sambil berdiri). Sebagian lainnya menyatakan makruh (terlarang)

---

* Hadist tentang mensucikan pakaian dari mani

Dari Aisyah r.a. ia berkata: “Aku pernah mengerik mani dari pakaian Rasulullah SAW, kemudain beliau pergi sholat dengan pakaian tersebut”. Dalam riwayat Muslim, "Aku telah mengeriknya (mani) dari pakaian Rasulullah SAW, lalu beliau sholat dengannya (pakaian yang terkena mani tersebut)

---

Hadist : Aisyah ra. mengatakan, ”Biasa Rasulullah SAW. mencuci mani kemudian keluar shalat memakai sarung itu dan saya melihat bekasnya cucian sarung itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

---

Jadi, mau mengeriknya atau mencucinya boleh saja, tergantung kondisinya, apakah mani sudah dalam keadaan kering/basah, kondisi mudah/susah air

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut