10 September 2013

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 10 Sept 2013

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 10 Sept 2013
Pembicara : Ustadz Deddy Djuandi
Tema : Tawakkal itu manis

Pengertian“ Tawakal”

Menurut bahasa, lafal tawakal berasal dari bahasa arab yg artinya bersandar. Menurut istilah , tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha secara maksimal.

Ada pula definisi lain tentang tawakal, yaitu:tawakal (bahasa Arab: tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan

Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Rasulullah SAW bersabda : “Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang ” …. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Fungsi Tawakal

1. Dapat mengurangi tekanan jiwa
2. Terhindar dari rasa kecewa dan stres
3. Tidak merasa terbebani dalam menjalani tugas-tugas keseharian

QS. Ibrahim : 11

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang yang mumin bertawakkal.

QS At Taubah : 51

Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal

Rasulullah saw. pernah bertanya kepada Malaikat Jibril, “Apakah tawakal itu?” Ia menjawab, “Tawakal adalah yakin pada realita bahwa makhluk bukanlah pembawa keuntungan, bukan pula pembawa kerugian, tidak memberi, tidak pula menghalangi, dan tidak menggantungkan harapan kepada makhluk apapun. Ketika seorang hamba telah yakin demikian, ia tidak melakukan pekerjaan kecuali untuk Allah, dan tidak mempunyai harapan kecuali dari-Nya. Inilah hakikat dari tawakal.”

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Ibnu Rajab Rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam berkata : “Tawakal adalah penyandaran hati pada Allah untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepadaNya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata.”

Menurut Syaikh Yusuf AlQardhawi orang yang senantiasa bertawakal akan memiliki: sakinah nafsi, kedamaian jiwa, dan tumaninah qalbi, ketenangan hati.

Orang bertawakal selalu merasa Allah di dekatnya. Meskipun di kelilingi kesusahan dan kesedihan, dia yakin bahwa Maha Pencipta mempunyai skenario terbaik bagi kehidupannya. Allah tidak akan pernah menjerumuskan hambaNya yang selalu mencintainya

Suatu hari Nabi Sulaiman AS bertanya kepada seekor semut, wahai semut! Berapa banyak engkau peroleh rezeki dari Allah dalam waktu setahun? Sebesar biji gandum, jawabnya.

Tawakal adalah titik NOL, menempatkan diri pada titik netral, ini yang kemudian penting. Kondisi yang menjepit dan membuat sesak dada kadang akan bener benar lega setelah kita mencari cara untuk benar benar bertawakal.

(QS Ali Imran : 159)

“… kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Tidak setiap orang bisa merasakan tawakal. Pasrah dan berserah diri bersujud meminta ALLAH untuk merengkuhnya hingga dirinya hangat dalam selimut Ilahi. Berserah dan mencoba terus intim dengan ALLAH Sang Maha Pemurah dan maha penuh cinta untuk terus memeluknya…

Tawakal adalah ketika diri harus terus bersujud, meletakan kepala yang penuh dengan egois ke titik terendah dari bumi ALLAH

Tawakal adalah ketika diri menyerahkan jasad, jiwa, logika, indera, hati dan intuisi kepada Sang Pemilik itu semua.

Tawakal berarti ketika diri yang egois menangis karena terlalu memikirkan diri sendiri. Tawakal adalah ketika diri yang Sok Tau menghiba minta ampunan telah banyak meninggalkan Sang Penentu dalam penentuan penentuan urusan

Tawakal adalah ketika diri tiba tiba menjadi sangat rindu dekapan-Nya. Dan tidak ada lagi yang berarti kecuali ‘mencari cara’ untuk mendekat kepada-Nya

Tawakal bukanlah menjadikan takdir sebagai kambing hitam, terlalu sempit pikiran kita ketika menggunakan kata tawakal sebagai pelarian dari segala masalah, karena tawakal yang sesungguhnya adalah menjadikan ALLAH sebagai sandaran hati

Menjadikan ALLAH sebagai satu satunya cinta, dan ketika ALLAH mencintai kita, menjadikan kita kekasihNYA maka Allah yang akan menyelesaikan segala urusan, dan ketika ALLAH yang menyelesaikan semua urusan kita maka inilah TITIK NOL sebagai hasil dari tawakal

Ketika ALLAH telah mencintai kita, telah menjadikan kita kekasihNya maka setiap kekasih adalah ingin membahagiakan kekasihnya bukan?

Begitupun ALLAH, setiap kekasih tak ingin kekasihnya menangis dan sedih kan? begitupun ALLAH dan setiap kekasih ingin bertemu dengan kekasihnya kan?

Begitupun ALLAH maka kekasih ALLAH adalah yang diamnya adalah Astagfhirullah, tarikan napasnya adalah La Illahaillahllah, gerakan hatinya adalah Hamdallah, bicaranya adalah dakwah, dan gerak tangannya adalah sedekah untuk menolong hambanya yang lain, lidahnya adalah amanah

ALLAH tidak pernah ingkar janji, dan ketika kecintaan kita kepada dunia melebihi cinta kepada ALLAH, maka tunggulah adzab yang amat pedih …

Derajat tawakal yang pertama: Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha.
Derajat Tawakal yang kedua: Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah SWT.
Derajat tawakal yang ketiga: Menyandarkan hati sepenuhnya hanyakepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya
Derajat tawakal yang keempat: Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT.
Derajat Tawakal yang kelima: Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus sepenuh hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang ditawakali.
Derajat tawakal yang keenam: Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah. Dan hal inilah yang merupakan hakekat dari tawakal.

Tawakal Dalam Al-Qur’an

1. Tawakal merupakan perintah Allah
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (keinginan/ ambisi positif yang kuat)
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.
7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.

“Tawakal tidaklah berarti seseorang harus meninggalkan sunnatullah yang telah ditetapkan dan ditakdirkan. Kerana Allah memerintahkan kita untuk melakukan usaha, sekaligus juga memerintahkan kita untuk bertawakal. “

Hal yang harus dilakukan adalah:
a. Melakukan sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT.
b. Tidak menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah SWT.
c. Bersikap pasrah dan siap menerima apa pun hasilnya
d. Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapa pun dan pihak mana pun.
e. Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan.

Dampak postif dari tawakal:

1. Membuat seseorang penuh percaya diri
2. Menumbuhkan rasa keberanian dalam menghadapi setiap persoalan
3. Memiliki ketentraman dan ketenangan jiwa
4. Mendekatkan diri kepada Allah dengan senantiasa taat berbakti kepada Allah
5. Mudah bersyukur apa yang diberikan Allah kepadanya
6. Menumbukan harapan

Imam Al Ghazali memberikan tuntunan sebagai berikut :

a. Berusaha memperoleh sesuatu yang bermanfaat
b. Berusaha menjadikan sesuatu yang dimiliki selalu bermanfaat
c. Berusaha menolak dan menjauhkan diri dari sesuatu yang menimbulkan mudlarat (bahaya/bencana)
d. Berusaha menghilangkan mudlarat yang menimpa dirinya

Ciri-ciri orang yang tawakal :

a. Selalu menerima ketentuan Allah dan tidak pernah gelisah dan berkeluh kesah
b. Selalu bersyukur atas karunia Allah dan bersabar jika mendapat musibah
c. Selalu berserah diri kepada Allah SWT dan giat berusaha atau ikhtiar.
d. Selalu berusaha memberikan manfaat bagi orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut