08 Oktober 2013

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 8 Oktober 2013

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 8 Oktober 2013
Pembicara : Ustadz Jumharuddin, Lc
Tema : Road to Allah (Haji)

Pembacaan ayat suci Al Quran

Qs At Tahrim : 6-8

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan.

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

---

Bahagia dulu, baru sukses
Bahagia dulu, baru kaya
Senyum dulu, baru bahagia

---

Orang yang berniat menuju Allah, akan diberikan petunjuk oleh Allah

Ash Shaffat : 99-100

Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh

---

Cinta Allah di dalam syiar syiarNya

Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari)

Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapu dosa dan mengangkat derajat. Mereka menjawab: ya wahai rasululloh. Beliau berkata: menyempurnakan wudhu ketika masa sulit dan memperbanyak langkah kemasjid serta menunggu shalat satu ke shalat yang lain, karena hal itu adalah ribath” (HR Muslim dan Al Tirmidzi)

“Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat sholat dengan niatan hanya untuk sholat, maka tidak melangkah satu langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa” (HR. Al Tirmidzi)

http://abuubaid.wordpress.com/

---

Sebagian kita menyangka bahwa harta adalah segalanya. Dengan harta pun semuanya makin mudah. Bersyukur memang jika kita berharta, apalagi jika kita dapat menyalurkan harta tersebut pada jalan kebaikan. Namun bagaimana jika kita luput dari dunia. Harta kita barangkali amblas, hilang, dirampas. Sebenarnya, itu pun patut kita syukuri jika Allah masih memberi kita iman.

Ingatlah keimanan itu begitu berharga karena iman hanya spesial untuk orang beriman. Iman hanya diberikan kepada hamba yang Allah pilih. Iman hanya terkhusus bagi siapa yang Allah cinta. Bedanya dengan harta, orang kafir pun bisa mendapatkan bagiannya.

http://rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3462-iman-tanda-allah-cinta.html

Kalau mengucapkan Alhamdulillah, plong rasanya, Jadi kalau ada yang kurang bahagia, berarti orang itu sendiri yang kurang bersyukur

---

Terkadang kita tidak menyadari betapa nyamannya hidup kita karena kita selalu melihat apa yang dimiliki orang lain dan yang tidak kita miliki

Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa di pagi hari jiwanya aman, fisiknya sehat, dan memiliki jatah makanan untuk sehari. Maka seakan-akan dunia dan segala isinya telah dibentangkan untuknya." (HR. Bukhari)

Namun ironisnya, banyak orang yang mengukur kekayaan dan kemiskinan hanya dengan harta yang dimilikinya. Itu tidak mengherankan karena berbagai informasi yang masuk baik lewat iklan-iklan di televisi, billboard jalanan dan sebagainya.

Lihat saja tidak sedikit nilai-nilai kesuksesan diperkenalkan dengan imaje yang dibangun terhadap masyarakat pada umumnya dengan memperlihatkan nilai sebuah keluarga “harmonis” yang sukses adalah yang mempunyai keluarga terdiri dari seorang istri dan dua anak, yang satu lelaki dan yang lain perempuan sedang bercengkrama didepan sebuah rumah besar yang asri lengkap dengan sebuah mobil terparkir didepannya.

Nilai kesuksesan inilah yang kemudian tertanam baik dalam kesadaran maupun dalam alam bawah sadar anak-anak, remaja bahkan orang dewasa.

Memang tidak salah, namun adakah yang mengedepankan bahwa nilai kesuksesan itu adalah amal saleh atau lebih jauh lagi kemuliaan akhlak?. Dengan iklan-iklan yang disebarkan di televisi-televisi, bando-bando jalan atau poster-poster yang membuat kita tergerak ingin memperbaiki akhlak?

Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada sahabat Abdullah bin Amr bin Ash, sahabat adalah salah satu “ahli ibadah yang senantiasa bertobat”. Abdullah bin Amr bin Ash ditakdirkan oleh Allah sebagai seorang yang ahli ibadah, ia hafal seluruh ayat-ayat Al Qur’an bukan hanya sekedar kuat daya ingatnya saja namun untuk memupuk jiwa.

Jika dalam peperangan ia ada di barisan terdepan dan bila peperangan usai kita dapat menjumpainya di masjid atau di mushola rumahnya. Lisannya tidak pernah membicarakan sesuatu yang tidak bermanfa’at yang keluar dari bibirnya hanyalah dzikir, bacaan Quran, tasbih, tahmid dan istighfar.

Lalu lelaki itu bertanya kepadanya; "Bukankah aku termasuk kaum muhajirin yang miskin?" Abdullah balik bertanya, "Bukankah kamu memiliki seorang isteri yang menemanimu?" Ia menjawab,"Ya". Abdullah bertanya kembali,"Bukankah kamu memiliki rumah yang kamu tinggali?" Ia menjawab,"Ya". Abdullah berkata,"Berarti kamu termasuk orang kaya." Orang itu berkata,"Aku juga memiliki seorang pembantu." Abdullah berkata,"Kalau begitu, kamu termasuk golongan raja-raja." (HR. Muslim)

Seringkali kita merasa selalu di dalam kekurangan jika dikaitkan dengan harta. Itu dikarenakan jika kita tidak berupaya keras mengendalikan nafsu maka memang manusia akan selalu berupaya memenuhinya.

Seperti hadis berikut ini; Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)

Karena itu apakah sebenarnya kekayaan yang hakiki itu?

“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/celoteh-kang-erick/12/06/01/m4r8c5-golongan-raja-dan-hati-yang-merasa-cukup

---

Orang akan merasa tenang dan bahagia jika dia menuju Allahnya

QS Ibrahim : 7

Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memalumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nimat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nimat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

Jadi, Allah ingin menambah nikmatNya karena kita telah bersyukur

---

Perjalanan haji itu untuk orang yang mampu, jadi kalau ada orang yang mampu namun tidak melaksanakan haji, maka dia melupakan kewajibannya sebagai hamba Allah

QS Ali Imran : 97

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

---

Hati hati dengan kekayaan, karena kekayaan dapat melalaikan, melenakan

QS Al Alaq : 6-7

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.

---

Allah memberikan sesuatu berdasarkan kadarnya, kemampuannya

QS At Thalaq : 7

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

---

Masih ragu dengan keberadaan Allah ?

Qs Al Hadid : 4

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada

---

Kalau pertemuan yang dilaksanakan memerlukan pengorbanan, biaya, biasanya pertemuan itu akan lebih berkesan

Terkadang semua hal yang gratis itu kurang kita hargai, misalnya, Udara, organ tubuh yang diberikan Allah, Terkadang kita menyepelekan hal hal ini, Padahal oksigen itu harganya mahal jika bukan dari Allah

Kalau ingin banyak orang mengenang kita setelah kita meninggal dunia, maka lakukanlah hal yang banyak bermanfaat semasa kita masih hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut