09 April 2014

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tanggal 8 April 2014 Pembicara Ustadz Afdholi Konsep memilih pemimpin yang baik dan menjadi pemilih yang cedas

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 8 April 2014
Pembicara : Ustadz Afdholi
Tema : Konsep memilih pemimpin yang baik dan menjadi pemilih yang cedas

Pembacaan ayat suci Al Quran

Qs Al Maidah : 51

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim

---

Hadist : Semua anak Adam berdosa, maka sebaik-baik orang yang berdosa ialah bertaubat

Ingat dosa di masa lalu, lupakan kebaikan sekarang

Bahasa yang artinya Pemimpin ada 2 makna di dalam al Quran :

1. Kholifah

Manusia adalah pemimpin bagi alam semesta

QS Al Baqarah : 30

Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Rabb berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui

---

Langit dan bumi untuk kepentingan manusia namun jangan disalah gunakan

QS Luqman : 20

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nimat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

---

Kepemimpinan manusia ada yang bersifat internal dan eksternal

QS Yassin : 65

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

---

Jangan melaksanakan sesuatu tanpa ilmu

QS Al Isra : 36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya

---

2. Ulil Amri

QS An Nisa : 59

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya

---

Tips memilih pemimpin :

1. Lihat personalitynya

2. Lihat Keluarganya

QS At Tahrim : 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

---

Jangan takut berusaha, akhir/hasil itu hak Allah

QS Ali Imran : 159

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

---

Pilih pemimpin dengan Shalat istikhoroh

Pilih pemimpin yang adil

QS An Nisa : 58

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat

---

Pilih yang Iman dan aman

Pilih yang cerdas spiritual dan intelektual

Qs Al Maidah : 51

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

---

Sepenting apakah memilih pemimpin :

Apabila kamu tiga orang dalam perjalanan hendaklah menunjuk seorang menjadi pemimpin rombongan (HR Muslim)

Hadits ini memberikan pelajaran tentang pentingnya pemimpin dalam sebuah kelompok agar menjadi terarah dan selalu dalam kebaikan, hingga dalam perjalanan juga dianjurkan untuk memilih pemimpin jika sudah ada minimal 3 orang dalam sebuah perjalanan

Lebih baik dipimpin oleh pemimpin yang buruk selama 100 tahun daripada 1 hari tidak memiliki pemimpin

---

Khalifah Umar bin Khattab berkata, “Akulah seburuk-buruk penguasa bila aku kenyang sementara umatku kelaparan.” Kalimat tersebut tidak sekedar kata-kata indah atau pemanis sebagai pemimpin yang seolah-olah sangat peduli kepada rakyatnya, tetapi apa yang dikatakan Khalifah Umar bin Khattab dijalankan dalam kehidupan keseharian. Sangatlah perlu apalagi di saat ini dilahirkan dan dikondisikan generasi-generasi Muslim selain pintar harus cerdas serta sederhana dan berbudi luhur. Sifat-sifat jujur dan amanah harus ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi yang islami yang sabar dan penuh ketaqwaan kepada Allah SWT.

Sebuah teladan yang lain dari Khalifah Umar bin Khattab saat beliau menerima tamu untuk urusan pribadi, beliau mematikan lampu minyak yang menerangi ruang kerjanya karena lampu disediakan untuk menunjang pekerjaannya sebagai pemimpin negara, hingga bagi Umar tidak pantas menggunakan fasilitas negara untuk pribadi. Kejujuran Umar bin Khattab menggambarkan sifat mulia seorang pemimpin.
Yang mungkin sangat sulit ditemui saat ini, sifat-sifat jujur dan amanah yang mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi, keluarga maupun kelompoknya.

http://taushiyahonline.blogspot.com/2013/08/pemimpin.html

---

Ali bin Abi Thalib, yang menggantikan Utsman bin Affan, menghadapi tugas-tugas berat, berupa pertikaian dan perpecahan di kalangan kaum muslim. Fitnah terhadap Islam dan ummat Islam yang dilancarkan sejak kelahiran Islam dan kerasulan Muhammad saw mencapai puncaknya pada era pemerintahan Ali. Namun berkat keuletan dan kecerdasannya, Ali berhasil mengatasi berbagai masalah internal dan eksternal, serta tetap menjaga ikatan kesatuan Islam.

Suatu waktu datang seorang Arab Baduwi, menghadap Ali dengan perangai kasar, melontarkan kata-kata kasar pula. "Wahai Ali, mengapa pada zaman Abu Bakar, Umar,dan Utsman, keadaan bangsa dan negara aman damai tenteram? Tapi pada zaman kamu sekarang, penuh kekacauan dan huru-hara?"

"Saudaraku," jawab Ali lemah-lembut. "Pada zaman Abu Bakar, Umar, dan Utsman keadaan bangsa aman damai tenteram, karena rakyatnya sopan-sopan, rendah hati, lemah lembut seperti Ali. Sedangkan pada zaman Ali, penuh huru hara dan kekacauan, karena rakyatnya kasar dan tidak santun seperti kamu."

Seratus tahun kemudian, muncul khalafaur rasyidin kelima yaitu Umar bin Abdul Aziz, salah seorang anggota keluarga Dinasti Umayyah (660-750). Begitu diangkat menjadi khalifah, menjadi Amirul Mu'minin, Umar bin Abdul Aziz langsung pingsan. Setelah sadar, pelan-pelan mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi Roji'un.

Ditanya oeh para sahabatna, mengapa mengucapkan kalimat yang dibiasa ditujukan kepada orang mati, Umar menjawab, "Memang aku kini menjadi orang mati. Sebagai pemimpin aku mati rasa dari gangguan sanak keluarga dan kerabat yang ingin mendapat macam-macam fasilitas proyek seperti yang sudah-sudah. Sebagai pemimpin aku mati rasa terhadap segala keinginan menyenangkan diri sendiri, istri dan anak-anak, karena aku harus konsentrasi mengurus kepentingan umat. Aku tidak boleh lalai sedikit pun dalam menjalankan amanah mereka. Sebab di kiri kananku berdiri tegak Malaikat Kiraman Katibin yang akan mencatat segala amal perbuatanku sebagai pemimpin. Jika aku memperturutkan hawa nafsu, maka api neraka sudah menyala-nyala di depan dan belakangku. Jika aku berbuat kebaikan dan kebajikan, akan tercatat jelas namun masih harus diperiksa dan dihitung di Mahkamah Hisab, apakah amal-amalanku ihlas, bersih, benar, sehingga layak mendapat nilai surga? Atau justru pamrih, mengharapkan sesuatu di luar ridla Allah, sehingga hanya layak menjadi kayu bakar api neraka?" kata Umar terbata-bata dan sibak air mata.

http://www.klik-galamedia.com/pemimpin-terpilih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut