05 Februari 2010

Parenting Class Muslimah Masjid Daarut Tauhid Bintaro Tanggal 4 Februari 2010

Event : Parenting Class Muslimah
Tanggal : 4 Februari 2010
Pembicara : Dra H Anna Farida Spd, MM, PhD
Tema: Perselingkuhan

apa itu sebenarnya IQ?

IQ adalah metrik kecerdasan, yang dihasilkan oleh alat ukur yang disebut tes IQ.
Untuk memahami IQ, kita harus memahami hakikat tes IQ sebagai sebuah alat ukur psikologis.

Ada dua syarat yang mendasari alat ukur yang baik. Pertama, alat ukur yang digunakan harus relevan dengan hal yang ingin diukur. Kedua, alat ukur tersebut harus menghasilkan pengukuran yang konsisten.

Contohnya mengukur panjang. Untuk mengukur panjang, kita menggunakan penggaris, bukan termometer. Tidak relevan jika kita mengukur panjang dengan termometer, yang fungsinya mengukur temperatur. Penggaris yang digunakan juga harus baik kualitasnya, sehingga hari ini dan besok memberikan hasil ukur yang sama, tidak berubah-ubah.

Sama halnya dengan mengukur kecerdasan. Tes IQ yang baik harus relevan mengukur kecerdasan, dan konsisten menghasilkan skor IQ yang sama. Namun mengukur kecerdasan tidak sesederhana mengukur panjang atau temperatur. Semua orang sepakat tentang apa itu panjang dan apa itu temperatur. Namun apa itu kecerdasan?

Seorang anak Jakarta yang mampu mengerjakan soal-soal matematika dan bahasa seringkali dikatakan cerdas. Namun bagi seorang anak Dayak, matematika dan bahasa tersebut tidak relevan. Sebaliknya, kemampuan berburu yang tinggi bagi seorang anak Dayak adalah sebentuk kecerdasan, namun tidak demikian bagi anak Jakarta. Dengan kata lain, kecerdasan itu relatif, dan merupakan fungsi dari budaya dan lingkungan sekitar.

Karena mayoritas masyarakat dunia dewasa ini hidup dalam budaya yang berbasiskan matematika dan bahasa, maka kemampuan mengerjakan soal-soal matematika dan bahasa dianggap sebagai ukuran umum kecerdasan. Inilah alasan mengapa tes IQ modern biasanya berisi soal-soal matematika dan bahasa. Bukan karena matematika dan bahasa adalah elemen-elemen kecerdasan yang absolut, namun karena matematika dan bahasa merupakan komponen-komponen kecerdasan yang diterima oleh masyarakat umum pada saat ini.

Selain itu, tes IQ yang baik juga mampu memprediksi metrik-metrik lain yang umum disangkutpautkan dengan kecerdasan, seperti misalnya nilai di sekolah, gaji, dan kesehatan. Jika masyarakat menerima bahwa nilai di sekolah, gaji yang tinggi, dan kesehatan yang baik merupakan refleksi dari tingkat kecerdasan manusia modern, maka tes IQ yang baik harus menghasilkan skor yang memiliki korelasi dengan metrik-metrik tersebut.

Terakhir, tes IQ yang baik harus menghasilkan skor yang konsisten. Jika skor tes saya hari ini 115, maka minggu depan skor saya tidak boleh beranjak jauh dari 115. Jika skor saya minggu depan 90, maka tes IQ tersebut perlu diragukan kesahihannya.

Dalam cabang ilmu psikologi yang khusus mempelajari IQ (disebut psikometri), kesesuaian antara alat ukur dengan hal yang ingin diukur disebut validitas. Konsistensi hasil pengukuran disebut reliabilitas. Jadi tes IQ yang baik harus valid sekaligus reliabel. Artinya, tes tersebut harus mengukur hal-hal yang memang merupakan elemen-elemen kecerdasan, memilki korelasi dengan metrik-metrik kecerdasan lainnya, serta menghasilkan skor yang konsisten.

Hingga kini, persyaratan validitas dan reliabilitas ini hanya dipenuhi oleh sejumlah tes IQ yang tidak tersedia bebas. Tes-tes ini hanya dapat diberikan oleh psikolog-psikolog yang berlisensi, yang kompeten memberi informasi tentang skor IQ dan interpretasinya (lihat tulisan bagian 1). Tes-tes IQ yang merebak bebas di internet biasanya tidak memenuhi kriteria tadi, sehingga tidak dapat digunakan dengan serius sebagai sebuah metrik kecerdasan.

KONSEP dan tes IQ sering disebut sebagai pencapaian terbesar ilmu psikologi modern. Sebutan ini tentu dapat diperdebatkan. Yang jelas, IQ sebagai metrik kecerdasan memiliki sejarah ilmiah yang panjang. IQ merupakan hasil aspirasi banyak ilmuwan, yang selama lebih dari satu abad berusaha untuk mengkuantifikasi kecerdasan manusia dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Proses satu abad inilah yang melahirkan tes-tes IQ modern yang valid dan reliabel.

Dari pemahaman inilah tumbuh tauhid yang murni, ‘’Agama adalah akal, tak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal’’.Beberapa ayat yang menjadi bukti bahwa Allah sangat menuntut manusia untuk terus berpikir:

Firman-Nya

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
QS. al-Baqarah (2) : 164

Firman-Nya

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
QS. ar-Ra'd (13) : 4

Firman-Nya

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).
QS. an-Nahl (16) : 12


Firman-Nya

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
QS. ar-Rum (30) : 24


Teori ‘Big Bang’

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
QS. al-Anbiya (21) : 30

Teori Nebula

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS. ar-Rahman (55) : 38

Thawaf alam semesta dalam

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
QS. al-Isra' (17) : 44


Black hole dengan gravitasinya yang sangat kuat, menjangkar dan menarik seluruh planet agar tetap pada orbitnya

dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
QS. Yasin (36) : 38

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
QS. Yasin (36) : 39

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
QS. Yasin (36) : 40


Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya. Kecerdasan Emosi menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:


  1. empati (memahami orang lain secara mendalam)
  2. mengungkapkan dan memahami perasaan
  3. mengendalikan amarah
  4. kemandirian
  5. kemampuan menyesuaikan diri
  6. disukai
  7. kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan
  8. kesetiakawanan
  9. keramahan
  10. sikap hormat
Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, orang tua harus mengajar anaknya untuk :
  1. membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis
  2. bekerja dalam kelompok secara harmonis
  3. berbicara dan mendengarkan secara efektif
  4. mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)
  5. mengatasi masalah dengan teman yang nakal
  6. berempati pada sesama
  7. memecahkan masalah
  8. mengatasi konflik
  9. membangkitkan rasa humor
  10. memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit
  11. menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri
  12. menjalin keakraban
Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi, ditambah dengan EQ yang tinggi pula, orang tersebut akan lebih mampu menguasai keadaan, dan merebut setiap peluang yang ada tanpa membuat masalah yang baru.

Diantara hal yang yang dapat merusak hati adalah dosa.Oleh karena itu ayat-ayat Al-Quran dan Hadist Rasulullah Saw banyak bicara tentang kesucian hati.Ayat-ayat Al-Quran dan hadist tersebut:

Firman-Nya

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
QS. al-A'raf (7) : 179

Firman-Nya

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.
QS. al-Hajj (22) : 46

Firman-Nya

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
QS. al-Baqarah (2) : 74

Firman-Nya

Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan di antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungghnya kami bekerja (pula)".
QS. Fushshilat (41) : 5

Hadist Rasulullah SAW

menyatakan bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik baiklah seluruh tubuh, dan bila ia rusak, rusak pulalah seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah hati.

Hadist Rasulullah SAW

menyatakan bahwa bila manusia berbuat dosa tumbuhlah bintik-bintik hitam di hatinya.Bila dosanya bertambah, maka bertambahlah bintik-bintik hitam tersebut, yang kadang kala sampai menutup seluruh hatinya.


Hidup yang lebih bermakna akan senantiasa melingkupi orang-orang yang mengembangkan kemampuan SQ-nya secara optimal.

Untuk mengetahui kapasitas SQ seseorang, Zohar memberikan kuesioner-kuesioner terukur dengan tema-tema berikut:
  1. fleksibilitas dalam adaptasi spontan dan aktivitas
  2. kesadaran diri (self-awareness)
  3. kemampuan menghadapi dan mengatasi penderitaan
  4. kemampuan menghadapi dan menyelesaikan kenyerian
  5. kualitas yang terinspirasi oleh visi dan nilai, keengganan untuk berbuat yang menyebabkan kerugian yang tidak perlu
  6. kecenderungan untuk melihat segala sesuatu secara holistik
  7. pencarian jawaban yang fundamental atas pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana?”
  8. hal-hal yang menjadikan seseorang seperti dalam istilah psikologi field-independent.
Menurut beliau seseorang yang ber-SQ tinggi berpeluang menjadi pemimpin yang melayani (servant leader)—seseorang yang sangat responsif dalam menggiring orang lain kepada visi dan nilai yang lebih tinggi, dan memberikan teladan bagaimana menerapkan visi dan nilai tersebut. Dengan kata lain sebagai insipirator bagi masyarakatnya.

Dengan mengacu pada psikologi teoritik, serta data-data terapi dan observasi SQ semakin dimantapkan oleh para psikolog yang memiliki wawasan iptek mutakhir. Temuan-temuan teknologi komputasi tentang penampang otak (brain) serta mekanisme kerjanya makin menambah bukti-bukti yang menguatkan teori-terori tentang SQ.

Dalam bukunya tersebut Zohar —yang juga seorang pakar fisika, filsafat, dan theologi— memberikan bukti-bukti ilmiah yang menguatkan SQ dengan merujuk pada teori-teori mekanisme saraf otak, serta melengkapinya dengan berbagai hasil kajiannya tentang agama-agama.

Secara sepintas hal tersebut seperti menunjukkan adanya keterkaitan dan kesempurnaan SQ sebagai ‘jembatan’ yang mengharmonisasikan ‘perseteruan’ sains dan agama yang telah berlangsung sejak zaman renaissance Eropa. Namun, benarkah seperti itu kenyataannya?

Dalam kaitan ini lah, agama menyeru manusia agar mengagungkan Allah, membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa.

Wahai orang yang berkemul (berselimut),
QS. al-Muddatstsir (74) : 1

bangunlah, lalu berilah peringatan!
QS. al-Muddatstsir (74) : 2

Dan Tuhanmu agungkanlah,
QS. al-Muddatstsir (74) : 3

dan pakaianmu bersihkanlah,
QS. al-Muddatstsir (74) : 4

dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
QS. al-Muddatstsir (74) : 5

dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak
QS. al-Muddatstsir (74) : 6

Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

QS. al-Muddatstsir (74) : 7

Semuanya itu diperintahkan dalam kerangka optimalisasi daya kerja fuad / mempertinggi SQ seseorang. Mengacu kepada paparan di atas, dapat ditegaskan bahwa Islam memberikan apresiasi yang tinggi terhadap SQ. Tinggal lagi bagaimana manusia memelihara SQ-nya agar dapat berfungsi optimal.Allah SWT menjamin kebenaran SQ , karena ia merupakan pancaran sinar Ilahiyah.

Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
QS. an-Najm (53) : 11

Penegasan al-Qur'an ini menunjukkan bahwa SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi.
Selain itu, kecerdasan spiritual (SQ) berkaitan langsung dengan unsur ketiga manusia yaitu roh.Keberadaan roh dalam diri manusia merupakan intervensi langsung Allah Swt tanpa melibatkan pihak-pihak lain, sebagaimana halnya proses penciptaan lainnya. Hal ini dapat dipahami melalui penggunaan redaksional ayat sebagai berikut:

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
QS. al-Hijr (15) : 29

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh(ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya".
QS. Shad (38) : 72


Kehadiran roh atau unsur ketiga pada diri seseorang memungkinkannya untuk mengakses kecerdasan spiritual. Namun, upaya untuk mencapai kecerdasan itu tidak sama bagi setiap orang. Seorang Nabi atau wali tentu lebih berpotensi untuk mendapatkan kecerdasan ini, karena ia diberikan kekhususan-kekhususan yang lebih dibanding orang-orang lainnya. Namun tidak berati manusia biasa tidak bisa mendapatkan kecerdasan ini.

Kisah menarik di dalam Al-Qur’an yang menunjukkan adanya seorang anak manusia bernama Khidlir ditunjuk menjadi guru spiritual Nabi Musa. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Musa baru saja mencapai kemenangan dengan tenggelamnya Raja Fir’an ke dasar laut. Seseorang datang bertanya kepada Nabi Musa, apakah masih ada orang yang lebih hebat dari anda? Secara spontanitas Nabi Musa menjawab tidak ada. Seketika itu Allah Swt memerintahkan Nabi Musa untuk berguru kepada seseorang, sebagaimana disebutkan dalam

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga ".
QS. al-Isra' (17) : 65
--

Wanita idaman :
1. pintar
2. sabar
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Q.S : 2:45)
Inilah panduan kita untuk memperjuangkan Islam dalam diri manusia. Apa yang mesti didahulukan ialah berusaha supaya hati manusia berubah, dari hati yang tidak kenal Allah kepada hati yang khusyuk dan cinta kepada Allah. Dari hati yang lalai dengan Allah, kepada hati yang senantiasa ingat dengan Allah. Bila hati manusia sudah cinta dengan Allah , maka akan ringanlah manusia itu menerima dan mengamalkan syariat Allah lahir (shalat) dan batin (sabar).
Lalu apa itu sabar? Sabar adalah keteguhan hati/jiwa untuk menghindari nafsu (yang cenderung menyeret ke kemaksiatan).

Adapun ungkapan "sabar separuh dari iman" (yang merupakan makna penuh sebuah hadis: "al-shabru nishful iimaan"), penjelasannya begini:
Karena iman adalah gabungan dari pembenaran dan amal baik, maka ia membutuhkan dua syarat: keyakinan dan kesabaran. Yang pertama, keyakinan, maksudnya adalah pengetahuan dan keyakinan kita akan adanya Tuhan, para malaikat, para nabi, dan perkara-perkara lain yang harus diyakini (sesuai pengetahuan kita dari ayat-ayat dan sunnah Nabi). Dan kedua, kesabaran, maksudnya adalah amal perbuatan yang harus kita laksanakan dengan penuh keteguhan hati sesuai kerangka keyakinan kita. Karena keyakinan/pengetahuanlah yang bisa menunjukkan kita mana perbuatan baik (taat) dan mana yang jelek (maksiat).

Setelah kita tahu/yakin mana yang baik dan mana yang jelek, sebagai orang beriman, kita harus melakukan yang baik dan meninggalkan/menjauhi yang jelek. Singkat kata kita harus bertakwa: melaksanakan kebaikan dan meninggalkan/menjauhi kejelekan. Dan ketahuilah, takwa itu tak akan tegak tanpa adanya kesabaran.

Bukankah seseorang yang melakukan kejelekan itu karena ia dijerumuskan oleh nafsu? Orang yang menumpuk kekayaan sampai lupa saudaranya yang membutuhkan karena ia terseret oleh nafsu keserakahannya; orang yang membenci orang lain itu karena dirinya dikuasai amarah atau merasa benar sendiri dan itu tiada lain adalah nafsu; orang mencuri karena nafsu; dll. Untuk melawan semua itu tiada lain jalannya adalah dengan kesabaran/keteguhan hati. Bukankah sebenarnya semua orang sudah tahu dan sadar bahwa mencuri itu jelek; membenci orang lain itu tak baik; menumpuk kekayaan itu juga tak baik; hanya saja ia tak memiliki keteguhan hati utk melawan nafsunya hingga akhirnya ia terjerumus.

3. tegar
4. segar
5. bugar

--

Bagaimana menghentikan perselingkuhan ?
1.uji coba keistimewaan dengan bersikap, berlaku dan berpikir bahagia
2. fokus pada kata kunci "aku pasti bisa"
3. temukan kehidupan yang enjoy
4. bicara yang lugas, tegas
5. perluas lingkup pergaulan

--
Perilaku muslimah yang idaman :
1. iman
2. akhlaq yang baik
3. ilmu
4. amal sholeh
5. ihsan

--
Petunjuk dalam menasehati wanita yang berselingkuh :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri di balik pembelakangan suaminya oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatiri nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
QS. an-Nisa' (4) : 34

--
Perceraian dalam islam

Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu menggauli isterimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. an-Nisa' (4) : 128
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. an-Nisa' (4) : 129
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.
QS. an-Nisa' (4) : 130

--

Menikah dengan perempuan bersuami :

Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
QS. an-Nisa' (4) : 24

--
Panduan poligami

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: Dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
QS. an-Nisa' (4) :

--
Panduan berjilbab, menjaga kehormatan bagi muslimah :

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
QS. an-Nur (24) : 31
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
QS. an-Nur (24) : 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut