16 Oktober 2011

Kuliah Ahad Dhuha Masjid Raya Bani Umar Tanggal 16 Oktober 2011

Event : Kuliah Ahad Dhuha Masjid Raya Bani Umar
Tanggal : 16 Oktober 2011
Pembicara : Prof KH Ali Mustafa Yaqub, MA
Tema: Haji

Yang dimaksud hadist adalah Setiap Ucapan, Perbuatan, Pengakuan dan Sifat yang disandarkan kepada Rasulullah Saw

Rasulullah SAW bersabda, "Umrah ke umrah berikutnya merupakan pelebur dosa antara keduanya. Dan, tiada balasan bagi haji mabrur, melainkan surga." (HR Bukhari: 1683, Muslim: 1349

---

Setiap jamaah haji yang menunaikan rukun Islam kelima pasti mendambakan predikat haji mabrur. Secara bahasa, 'mabrur' yang berasal dari bahasa Arab didapat dari kata barra-yaburru-barran, yang artinya taat berbakti. Dalam kamus Al Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap disebutkan, al-birru berarti ketaatan, kesalehan, atau kebaikan. Sedangkan, mabrur berarti haji yang diterima pahalanya oleh Allah SWT.

Memperoleh haji mabrur tidak hanya dengan doa, melainkan usaha

---

Keutamaan haji :

“Apabila seorang Muslim telah berkecukupan harta tetapi belum melaksanakan haji maka jika meninggal dia akan sama saja seperti seorang Nasrani, Yahudi, dan Majusi.”

---

Syarat Haji mabrur :

1. Niat karena Allah semata

Intinya semua amal itu harus karena Allah, Istito'ah ( kemampuan fisik & materi )

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

---

Didalam Al Quran, hanya ibadah haji yang disebut pada awal kalimat dan akhir kalimat yang mengandung makna "Karena Allah semata". jadi sebelum haji dan sesudah haji, harus niat "karena Allah semata"

sedangkan amal ibadah lain, hanya disebut di awal amal perbuatan saja.

contohnya tentang Haji :

Qs Ali Imran : 97

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam

---

Qs Al Baqarah : 196

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya

---

Contohnya tentang shalat :

Qs Al An'am : 162

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam

---

Menurut para ulama, ciri yang paling utama adalah berubahnya perilaku menjadi lebih baik setelah berhaji. Meningkat semangat belajarnya, meningkat usahanya untuk keluarga, juga meningkat semangat pengajiannya. Hubungan dengan keluarganya dan semangat membina anak-anaknya untuk beribadah semakin meningkat setelah pulang dari ibadah haji.

Imam An-Nawawi berkata: “Makna yang paling benar dan paling masyhur bagi haji mabrur ialah ibadah haji yang tidak dicemari oleh perbuatan dosa.

---

2. Biaya haji/umroh dari uang yang halal

hadits: “Allah tidak akan menerima salat seseorang tanpa bersuci (berwudlu), dan tidak menerima shadaqah/zakat dari harta curian/korupsi (Ghulul)”. (Sahih Muslim)

3. Ibadahnya mengikuti tuntunan Rasulullah

---

Masalahnya muncul provokator berupa hawa nafsu atau pihak luar, yang sering mendorong kita naik haji dengan motivasi yang tidak tulus lagi. Haji adalah ibadah yang paling rawan godaan dan provokator.

Misalnya mendanai haji dengan uang yang tidak halal, atau berutang yang kemudian membuatnya miskin. Berhajiagar mendapat sanjungan dari orang lain. Sementara kaum muslim yang sudah mampu naik haji, provokator mencoba menghalang-halangi agar tidak jadi pergi haji. Dan bagi yang sudah berhaji, kita terdorong untuk pergi haji atauum-i.ili berkali-kali, seolah-olah makin sering ke Mekkah makin mulia.

Sementara itu keinginan masyarakat menunaikan ibadah haji terus meningkat, sehingga kuota haji terus saja tidak cukup dengan masa tunggu rata-rata 6-7 tahun. Daftar tunggu saat ini sudah 1,6 juta orang jemaah, sementara kuota haji per /tahun hanya 211 ribu orang. Jadi, orang yang beribadah haji berkali-kali sama saja berbuat zalim. Ia menutup kesempatan orang lain untuk berhaji dan menghamburkan uangnya untuk sesuatu yang mubazir.

Menurut suatu penelitian yang dilaporkan Sekretaris Dewan Fatwa Republik Arab Syiria, setiap tahun, umat Islam sedunia membuang dana untuk ibadah haji USD 5 miliar, belum termasuk umrah. Alangkah baiknya bila dana sebanyak itu digunakan untuk membangun umat muslim.

"Sama sekali tidak wajib untuk menunaikan ibadah haji berkali-kali.". Rasulullah sendiri berkesempatan tiga kali untuk beribadah haji. Tetapi selama hidupnya, hanya sekali Rasulullah melaksanakan ibadah haji. Rasulullah punya kesempatan ribuan kali untuk beribadah umrah, bahkan ribuan kali kesempatan. Tapi Rasulullah hanya empat kali beribadah umrah. Bahkan Rasulullah tidak pernah melaksanakan umrah di bulan Ramadan. Jadi, bagi yang pertama kali akan beribadah haji, maka mantapkan niat, segeralah berhaji. Dan setelah berhaji dan punya uang lagi, ikutilah Rasulullah dengan menginfakkan uang tersebut di jalan Allah.

---

Mengapa kita rindu dengan Makkah dan Madinah ? itu karena Allah mengijabah doa Nabi Ibrahim, doanya adalah :

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan anak-anakku di lembah yang tiada bertanam-tanaman, disisi rumah Engkau yang suci. Ya Tuhan kami, supaya mereka mendirikan shalat. Sebab itu hendaklah Engkau jadikan hati manusia rindu kepada mereka dan beri rezekilah mereka dengan buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

---

Keutamaan Umroh

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : “Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)

---

Bagaimana dengan hukum umroh berulang ulang ?

Madzhab Maliki menghukumi makruh mengulang-ulang umrah dalam satu tahun. An-Nakho'i berkata, "Mereka tidak melakukan umrah dalam satu tahun kecuali satu kali, karena Nabi saw tidak melakukannya."

---

Keutamaan mengasuh anak yatim/uangnya untuk berjihad di jalan Allah daripada haji/ umroh berulang :

Rasulullag bersabda: “Aku dan pengasuh anak yatim dalam surga seperti ini” beliau memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dengan merenggangkan sedikit [HR. Bukhori].

Jadi kalo orang melakukan umroh/haji kemudian mabrur, maka dia akan mendapatkan surga, tapi tidak ada penjelasan masuk di surga yang mana. sedangkan kalo uang yang sekiranya dipakai untuk haji/umroh berulang itu, lebih baik dipakai untuk menyantuni anak yatim, karena hadist tersebut menjelaskan bahwa penyantun anak yatim, jaraknya sangat dekat dengan Rasulullah, kemungkinkan di dalam suerga yang sama, berarti surga yang sangat istimewa

---

Bersedekah bukanlah sekadar memberi uang kepada yang memerlukan. Memberi makanan kepada sesama manusia juga adalah sedekah yang digalakkan. Dan memberi makan kepada orang yang berpuasa adalah besara pahalanya

---

qs Al Muzzammil : 20

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---

Qs Al Baqarah : 272

(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

---

QS Al Baqarah : 245

Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?”. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.

---

Ingin pahala haji/umroh namun belum mampu, laksanakan shalat isyroq :

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk – dalam riwayat lain: dia menetap di mesjid– untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna

---

4 Golongan Manusia

Semua manusia diciptakan Allah SWT serupa, tapi tak satupun yang sama. Setiap individu memiliki perbedaan. Dirujuk dari sebuah hadist yang menyatakan bahwa manusia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Orang yang tau dan dia tau bahwa dia itu tau, maka ikutilah dia
Merekalah para ulama, orang-orang yang berilmu. Nyaring bunyinya tetapi bukan tong kosong. Banyak bicaranya tapi dengan pembicaraannya ia bermanfaat bagi lingkungannya dan pada hakekatnya, dirinya sendiri. Nabi saw telah menobatkan mereka sebagai manusia yang terbaik. Ternyata ungkapan yang benar adalah "banyak bicara* adalah emas" (harap perhatikan tanda bintangnya karena maknanya krusial). Mudah-mudahan kita semua tergolong golongan ini

2. Orang yang tau tapi dia tidak tau bahwa dia itu tau, maka ingatkanlah dia
Adalah mereka yang diam karena khawatir akan menimbulkan kesia-siaan jika terlalu banyak bicara. Inilah golongan perak. Rasulullah saw berkata bahwa inilah orang-orang yang baik Islamnya. Namun seharusnya mereka tidak berpuas diri dengan peringkat peraknya. Hendaknya mereka memperdalam ilmu, wawasan, kepekaan, dan keterampilan berbicaranya agar dapat berhijrah ke golongan yang keempat.

3. Orang yang tidak tau dan dia tau bahwa dia tidak tau, maka bertanyalah
Adalah mereka yang mempunyai kecenderungan pendiam namun tidak mendorong diri untuk berbicara yang bermanfaat. Pada beberapa kesempatan dimana ia bisa mengingatkan seseorang atau berbagi ilmu namun tidak ia lakukan. Ini juga prilaku yang harus kita hindari. Kita harus senantiasa berusaha untuk bermanfaat bagi orang lain. Bukankah Nabi saw bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." [HR Bukhari dan Muslim]

4. Orang yang tidak tau dan dia tidak tau bahwa dia tidak tau, ini merupakan golongan paling rendah, bodoh dan keras kepala.
Adalah mereka yang banyak bicara dan perkataannya sia-sia. Mereka tidak mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang ingin mereka katakan dan mengikuti kecenderungannya yang banyak bicara. Golongan inilah adalah golongan yang paling buruk harus kita hindari karena pertanda Islamnya tidak baik.

---

Kosakata :

1. jamrah (bukan jumrah)

2. Dam Haji

Pengertian dam dari segi bahasa ialah darah. Ia merupakan ibadah gantian yang berbentuk binatang ternakan yang disembelih atau digantikan dengan makanan atau puasa.
Sebab-sebab diwajibkan dam:

a. Melanggar pantang larang dalam Ihram

b. Meninggalkan perkara-perkara yang wajib dalam ibadat haji atau umrah

c. Mengerjakan Haji Tamattu' atau Haji Qiran, menurut syarat-syaratnya

d. Berlaku Ihsar bagi orang yang berniat ihram

e. Melanggar Nazar semasa mengerjakan haji

f. Luput Wuquf di Arafah

g. Meninggalkan Tawaf Wada'

Dam yang dikenakan ialah menyembelih binatang ternakan seperti seekor kibasy, kambing atau satu pertujuh daripada lembu, unta atau kerbau. Jika tidak berkuasa, dikehendaki berpuasa selama 3 hari pada bulan haji & 7 hari apabila ia balik ke tempatnya.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut