06 Oktober 2011

Liqo di rumahku Tanggal 5 Oktober 2011

Event : Liqo di rumahku
Tanggal : 5 Oktober 2011
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah
Tema: Ma'had at Tarbiyah

Apabila kita tidak merawat/menjaga tarbiyah maka kita tidak merasakan makna tarbiyah itu sendiri

Mengapa kita harus dalam barisan (khususnya dakwah) ?

QS As Shaff : 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh

---

Ahamiyatul Tarbiyah atau urgensi Tarbiyah :

1. Al Jawwal Ukhowi : timbulnya kondisi/situasi bersaudara

Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Nu’man bin Basyir Radiallahu’anhu, ia berkata bahwa: “ Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda: ‘Perumpamaan orang muslim dalam hal mencintai, mengasihi dan menyayangi, adalah bagaikan satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka seluruh bagian tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit dengan tidak dapat tidur dan mengalami demam.’”

---

2. Al Fahmu wa Al Wa'yu : kesadaran dan pemahaman yang benar

Kita semua adalah 1 keluarga dalam barisan dakwah sehingga kita merasa terikat 1 sama lain sehingga mewujudkan rasa istiqomah

3. Al Taujihatu dakwah : adanya pengarahan untuk memenangkan dakwah

a. Pengarahan dari murobbi

b. kebersamaan dengan anggota liqoat sehingga memungkinkan untuk saling tukar pendapat, masukan dll

---

dakwah itu berupa seruan untuk berbuat amat ma'ruf nahi munkar, dalilnya :

qs Fussilat : 33

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?

---

Mari berbangga diri menjadi seorang muslim

---

Jauhkan dari Dakwah Infirodi: Berjalan Sendirian Dalam Berdakwah

Dakwah infirodi hanyalah sebutan orang-orang yang berdakwah tidak dalam wadah amal jama'i. Lebih jelasnya, dakwah infirodi adalah orang yang berdakwah sendirian. Ini jenis dakwah yang berlawanan dengan prinsip dasar dakwah itu sendiri: yaitu amal jama'i.

Dakwah adalah proyek besar yang butuh tenaga besar. Kerja kolektif harus jadi pilihan. Karena ini menyangkut pembangunan peradaban. Jadi Islam ingin membangun kehidupan secara total dan holistik. Persoalannya, dalam keterbatasan kemampuan dan tenaga, dapatkah seseorang dalam kesendiriannya itu menggarap proyek besar. Bahkan dapatkah sebuah kelompok (jama'ah) dakwah mengklaim bahwa ia mampu menyelesaikan segala problem umat dan membangun peradaban Islam tanpa bantuan dari kelompok (jama'ah) lain. Jawabannya mustahil. Infirodi (beramal sendirian) hanya membuang-buang energi dan akan berujung frustasi.

Infirodi (individualistik) adalah istilah Arab yang biasanya dikenakan pada seseorang atau sekelompok orang yang memiliki sikap hidup yang menyendiri/terpisah dari orang lain. Atau bisa juga dikenakan pada seseorang yang memiliki sikap kerja yang lebih suka bekerja sendiri dalam suatu team work. Istilah ini juga bisa dikenakan kepada seseorang yang lebih mengutamakan dirinya sendiri, daripada orang-orang yang berada di lingkungannya.

Padahal seburuk-buruknya hasil kerja yang didasarkan ukhuwah, masih lebih baik dibandingkan kerja infirodi, meski menghasilkan hasil kerja yang lebih memuaskan. Akibat dari kerja infirodi jauh lebih berbahaya ketimbang kerja amal jama'i. Seperti stres, frustasi, tidak pernah merasa puas, lambat laun akan mudah emosional, memecah ukhuwah yang menjadi kekuatan dakwah.

Kalaupun berhasil, hanya pengakit hati kesombongan yang ia dapat. “Kalau bukan aku, ini semua pasti tidak akan terwujud.”

Penyebab terjadinya penyakit infirodi adalah:

1. Menganggap dirinya superioriti.

Seseorang yang merasa dirinya superioriti biasanya memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki orang-orang disekitarnya. Ia merasa dirinya lebih dari orang lain. Dalam realitas kerjanya, orang-orang disekitarnya lebih ditempatkan sebagai pembantu dan tukang-tukangnya dia dalam mewujudkan tujuan yang lahir dari ide-idenya sendiri. Dari sinilah, muncul bibit kesombongan yang sangat berbahaya. Bukankah iblis dan yahudi dikutuk Allah SWT hanya karena satu kesalahan: sombong.

2. Tidak memiliki rasa percaya diri yang parah.

Infirodi bukanlah diidap oleh orang yang penuh kepercayaan diri. Justru sebalikany, penyakit infirodi lebih diidap oleh orang-orang yang tidak punya kepercayaan diri. Sebab kepercayaan diri menentukan tingkat kenyamanan seseorang bila berada bersama-sama dengan orang lain atau bekerja sama. Justru karena ia merasa bodoh, buruk, tidak berharga dan tidak mampu melaksanakan suatu pekerjaan, maka dia melepas diri dari orang lain dan berusaha menyelsaikan sendiri pekerjaanya. Dengan demikian, diharapkan ia bisa meningkatkan kepercayaan dirinya sendiri.

3. Memiliki ide yang orisinil namun tidak membumi.

Ide-idenya cukup cerdas dan bagus, namun terkadang tidak masuk akal dan tidak realistis, lagi sulit diwujudkan. Ia kurang mampu melihat situasi dan kondisi yang memungkinkan. Namun anehnya, dia sering menyalahkan orang lain kurang kreatif dan inovatif.

Agar Tidak Infirodi, Gimana?

Infirodi adalah sebuah penyakit hati. Harap tidak dipelihara. Cara yang paling ampuh menghilangkan penyakit infirodi adalah membangun komitmen yang kuat dalam beramal jama'i. Komitmen tersebut adalah:

1. Ikhlas

Semua amalan dakwah dilakukan semata-mata karena mencari ridha Allah SWT. Keikhlasan akan membuat orang fokus pada agenda besar kehidupan.

2. Sabar

Dalam beramal jama'i kita akan menemukan banyak manusia dengan beragam sifat dan karakter. Dari kepala mereka, akan lahir banyak ide dan pendapat yang mungkin tidak sesuai dengan kita. Dibutuhkan kesabaran untuk mendengarkan ide-ide mereka, sehingga merekapun akan mendengarkan ide-ide kita.

3. Lapang Dada

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita sebagai insan harus memahami dan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.

4. Tausyiah

Masing-masing saling mengoreksi diri, memberikan pandangan dan masukan.

5. Syura

Mengedepankan prinsip syuro dalam memutuskan sesuatu. Sebab sesuatu yang diputuskan dengan syuro akan diamalkan secara bersama-sama.

6. Organisasi yang rapih

Organisasi yang tak beraturan bukan hanya tidak produktif, juga akan menimbulkan sikap frustasi. Sebab energi dan potensi yang dimiliki jama'ah tidak teroptimalkan dan sering tidak sebanding dengan hasil.

7. Qiyadah yang piawai

Pemimpin adalah panutan. Meski bukan yang terbaik, namun ia akan menjadi contoh dan pengayom. Pemimpin ada untuk ditaati.

http://caesar-kolom.blogspot.com/2006/07/dakwah-infirodi-berjalan-sendirian.html

---

Pertolongan Allah itu datang melalui sabar dan shalat

QS Al Baqarah : 45

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu,

---

Jangan pantang menyerah dalam dakwah, rintangan kecil maupun besar harus dilewati

QS At Taubah : 41

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut