25 November 2011

Liqo Tanggal 23 Nov 2011

Event : Liqo
Tanggal : 23 Nov 2011
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah
Tema : Macam Shiddiq

Shidiq dan tingkatannya

1. Shidiq lisan.

Menyangkut hal yang mengandung pemberitaan dan memberitahukannya, termasuk ke dalamnya menepati janji atau tidak menepatinya.Adalah kewajiban setiap hamba untuk menjaga ucapan-ucapannya agar tidak berbicara kecuali kejujuran.

Qs Al Ahzab : 70

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar

---

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

---

Hati hati dengan bisikan yang menyatakan keinginan untuk bercerai, karena itu adalah bisikan setan

Qs Al Baqarah : 102

Dan mereka mengikuti apa 76 yang dibaca oleh syaitan-syaitan 77 pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat 78 di negeri Babil yaiu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya 79. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfa'at. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui

---

2. Shidiq dalam niat dan kemauan.

Ini kembali kepada keikhlasan yaitu tidak ada pendorong dalam gerakdan diamnya kecuali Allah ta'ala.

3. Shidiq dalam 'azam (tekad).

Seseorang kadang mendahulukan tekad dari amal perbuatan lalu berkata : jika dan jika. Tekad ini kadang mendapat dukungan dari dalam dirinya sehingga menjadi tekad yang benar dan terkadang didalam tekadnya itu terdapat semacam kecenderungan, keraguan dan kelemahan yang bertentangan dengan kebenaran tekadnya.


4. Shidiq dalam menepati tekad.

Kadang-kadang jiwa sangat dermawan dengan tekad seketika, karena untuk berjanji dan bertekad memang tidak ada kesulian dan beban. Tetapi jika telah sampai pada realitas yang sebenarnya dan syahwatpun bergejolak maka tekad itupun memudar dan syahwatpun mendominasi sehingga ia tidak mampu menepati tekadnya. Ini bertentangan dengan sikap shidiq yang seharusnya dipenuhinya.Tkad itu sebagai janji da, pemungkirannya sebagai kedustaan, dan pemenuhannya sebagai shidiq. Shidiq ini lebih berat, karena manusia kadang dermawan dengan tekad kemudian tidak memenuhinya karena terasa berat baginya, disamping karena gejolak syahwat pada saat dituntut pembuktian.


5. Shidiq dalam amal perbuatan.

Yaitu bersungguh-sungguh hingga berbagai amal lahiriahnya tidak menunjukan kepada batinnya yang tidak sesuai dengannya. Bukan dengan meninggalkan amal perbuatan tetapi dengan mendorong batin untuk membenarkan lahiriah.Bisa jadi orang yang nampak khusu' dalam syalatnya ia bermaksud untuk memamerkan kepada orang lain tetapi hatinya lalai dari shalat itu sendiri. Siapa saja yang melihatnya pasti mengira sedang berdiri dihadapan Allah padahal batinnya berada di pasar. Shidiq ini tingkatan yang paling tinggi, Shidiq dalam berbagai macam agama. Seperti shidiq dalam khauf, raja', ta'zhim, zuhud, ridha, tawakal, cinta dan lain sebagainya..Orang yang shadiq ( jujur ) adalah orang yang mendapatkan hakikat ini. Jika hakikat perkara tersebut telah tercapai maka orang yang mencapainya itu disebut shidiq dalam masalah tersebut.

QS Al Hujurat : 16

Katakanlah (kepada mereka): "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui seagala sesuatu"

---

QS Al Baqarah : 177

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa

http://rennyedward.blogspot.com/2011/08/shidiq.html#more

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut