10 November 2011

Liqo Tanggal 9 Nov 2011

Event : Liqo
Tanggal : 9 Nov 2011
Pembicara : Ustadzah Nok Waliyah
Tema: Taqwa

Al Quran adalah petunjuk bagi yang bertaqwa

Qs Al Baqarah : 2

Kitab 11 (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa

---

Manfaat taqwa :

1. jalan keluar semua masalah

2. rezeki dari arah yang tidak disangka sangka

3. dimudahkan urusan

4. menghapus kesalahan/dosa

5. pahala yang berlipat

QS At Thalaq : 2-5

.... Demikianlah diberi pelajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

... Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.

---

Solusi bagi segala permasalahan hidup adalah iman dan taqwa

---

Perintah untuk taqwa yang sebenarnya

QS Ali Imran : 102

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam

---

Setiap orang ingin meninggal dalam keadaan husnul khotimah, ciri cirinya antara lain :

berkeringat di dahinya, hal ini didasarkan pada hadist :

Dari Buraidah ibnul Khasib radhiyallahu ‘anhu: “…Sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda,’Matinya seorag mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.”(HR. Ahmad, Nasa’I, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim, Thayalusi)

---

Nasehat :

Kalau orang lain mendzolimi kita, biarkan saja, jangan membalasnya dengan kedzoliman, biar Allah sendiri yang membalas kedzoliman tersebut

---

Keutamaan taqwa, dilakukan dengan beberapa tahapan :

1. sesuai kesanggupan

2. mendengar perintah taqwa, kemudian melaksanakannya

3. infaq dengan harta yang baik

4. menjauhi sikap kikir

QS At Tagabun : 16

Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu 1481. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung

---

5. Mengucapkan kalimat yang benar

QS Al Ahzab : 70

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar

---

6. Menghindari ghibah

Qs Al Hujurat : 11-12

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri 1410 dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman 1411 dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

---

Boleh menyebutkan kejelekan orang lain dengan alasan :

a. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan mencari perlindungan terhadap dirinya

b. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan mencari bantuan kepada orang lain

c. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan memberi tahu orang lain agar jangan terkecoh dengan keburukan orang yang dibicarakan tsb

d. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut bertujuan untuk mencari pendapat / fatwa dari alim ulama

e. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut berniat memberi tahu orang lain bawa telah terjadi kedzoliman secara terang terangan namun pihak lain tidak ada yang tergerak untuk memeranginya

f. kalau orang yang mengadukan kejelekan tersebut berniat memberi gelar kepada pelaku kedzoliman agar orang lain mengerti maksudnya tanpa menyebut nama secara gamblang.

---

7. Amar ma'ruf nahi munkar

khususnya kepada anggota keluarga kita

QS At Tahrim : 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

---

Mari menjadikan sahabat Rasulullah sebagai petunjuk kebaikan

Hadits Ibnu Abbas ra., dari Rasulullah saw., “Bagaimanapun juga kalian telah dianugerahi Kitabullah, maka tidak ada alasan bagi seorang di antara kalian untuk tidak mengamalkannya. Bila tidak ada dalam Kitabullah, maka amalkan sunnahku yang berlaku. Bila tidak ada dalam sunnahku yang berlaku, maka amalkan perkataan para sahabatku. Sesungguhnya sahabatku laksana bintang-bintang di langit; yang mana saja dari perkara mereka yang kalian pegang, kalian pasti barada dalam petunjuk, dan perselisihan yang terjadi di antara para sahabatku adalah rahmat bagi kalian.”

---

Hadits Sa’id Ibnul Musayyib dari Umar Ibnul Khaththab ra., dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Aku memohon (petunjuk) kepada Tuhanku mengenai apa yang diperselisihkan oleh para sahabatku, lalu Allah menurunkan wahyu kepadaku, ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya sahabatmu di sisi-Ku bagaikan bintang-bintang di langit; sebagian dari mereka ada yang lebih terang dari sebagian yang lain. Karena itu, barangsiapa mengambil sesuatu dari perselisihan mereka, maka di sisi-Ku ia berada dalam petunjuk.’”

---

Beberapa kisah sahabat Rasulullah yang bisa kita contoh amalnya :

1. Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW berkata, Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini? Abu Bakar menjawab: “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” Abu Bakar berkata: “Aku”. Dia berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini? Abu Bakar berkata, “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Aku”. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Jika terkumpul seluruh amalan seperti di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”.

Diriwayatkan dari Abd al-Rahman bin Abi Bakr, dia berkata, “Rasulullah SAW shalat subuh, kemudian bertemu dengan para sahabatnya”. Dia berkata: “Apakah ada di antara kalian yang hari ini berpuasa? Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya Rasulallah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka (sarapan).” Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.” Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang menjenguk orang sakit? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?” Abu Bakar berkata: “Aku mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf, merintih maka aku mencari cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku datang ke masjid, Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara kalian yang bersedekah hari ini? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan shalat dan berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat.” Abu Bakar berkata: “Ketika aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di tanganku ada segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan kepadanya”. Rasulallah SAW kemudian bersabda, “Aku beri kabar gembira untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.” Umar menggumam, “oh…oh… oh… ahli surga.”

---

2. Kisah Utsman radhiallahu anhu dan Infaq.

Diriwayatkan dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari itu. Ustman berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke kota Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik Raumah. Rasulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membelinya dan menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya baginya surga? Aku membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini, aku larang diriku sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku harus minum air laut. Mereka menjawab, “Ya”. Utsman berkata lagi, “Dan dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah kalian bahwa (suatu hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan kebaikan baginya dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari hartaku. Hingga hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di masjid itu”. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara). Mereka berkata, “Ya Allah, ya benar”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah, Tahukah kalian aku dulu berada di gunung Tsabir di pinggir kota Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya berjatuhan ke dasar, Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan berkata: “Tenanglah wahai (gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur dan dua orang yang menjadi syahid. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali.

---

3. Terjaga dengan ibadah di waktu malam

Salah seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka tengah merindukan surga dan para bidadarinya, “Aku akan membeli seorang bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai aku selesai khatam tersebut.” Dia sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan juz, lalu rasa kantuk menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu bidadari, dan sang bidadari berkata berkata,
Apakah engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam. Mendengar itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia kemudian berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku akan berusaha untuk mendapatkan semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu.

Abu Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud, dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri, termasuk surga yang penuh kenikmatan. Pada suatu malam dia berkata, tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang apa yang Anda inginkan dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta – berkata: Aku melihat – sebagaimana yang sering dilihat oleh orang tengah tidur, suatu kali bidadari datang kepadaku dan berkata: “Inikah perbuatan orang-orang shalih?” “Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah menunggumu sejak lima ratus tahun”. Tidak ada Tuhan selain Allah; Sejak itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya sedikit saja, hal itu dimaksudkan agar ia sungguh-sungguh bertemu dengannya.
---

4. Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu:

Bilal adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta dan Uzza”. Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…” Datanglah Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas. Rasullah SAW kemudian menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu Bilal menjadi muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat berperjalanan.
Abu Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal: “ceritakanlah padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam memberikan manfaat, aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar suara sandal Bila di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan apa-apa, kecuali menjaga wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib dengan wudhu shalat dzuhur.”

---

5. Tidak Ghibah

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “bahwasanya ada seseorang bertanya, Ya Rasulallah, si fulan dikenal banyak melakukan shalat dan puasa, hanya saja dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Rasulallah bersabda, “Dia di neraka.” Orang tersebut bertanya lagi, “Sementara ada juga si fulanah dikenal sedikit saja shalat dan puasanya sebab dia sibuk memberi makan sapinya, dan dia tidak mengguncingkan tetangganya”. Rasulallah SAW bersabda, “dia di surga”.

---

Doa agar diberikan ketaqwaan :

Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa membaca doa: "Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal afaf wal ghina"." (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut