23 Juni 2012

Pengajian Hijabersmom Community Tema : Hikmah Isra Mi'raj

Event : Pengajian Hijabersmom Community
Tema : Hikmah Isra Mi'raj
Tanggal : 23 Juni 2012
Pembicara : Ustadzah Dra Jundah Sulaiman, MA

Keutamaan Masjid Nabawi

Salat satu rakaat di Masjid Nabawi sama pahalanya dengan mengerjakan 1000 atau 10.000 rakaat selain di Masjid ini, kecuali masjidil Haram yang berpahala 100.000 rakaat. Nabi Saw bersabda: “Satu kali salat di masjidku ini lebih utama dari seribu rakaat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram, satu rakaat salat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus ribu rakaat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad).

---

Tanda kebesaran Allah dalam peristiwa Isra' Mi'raj tercantum di dalam :

Qs Al Isra : 1

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

---

Qs An Najm : 13-18

Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Rabb Yang Maha keras siksa-Nya.

Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air kemulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang dilangit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang hari.

Katakanlah: Siapakah Rabb langit dan bumi? Jawabnya: Allah. Katakanlah: Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri? Katakanlah: Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? Katakanlah: Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Rabb Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya,maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasaan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.

Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Rabbnya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Rabb, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

---

Ayat-ayat itu mengisahkan tentang peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Mi'raj adalah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

Di dalam kisah yang agak lebih rinci di dalam hadits disebutkan bahwa Sidratul Muntaha dilihat oleh Nabi setelah mencapai langit ke tujuh. Dari kisah itu orang mungkin bertanya- tanya di manakah langit ke tujuh itu. Mungkin sekali ada yang mengira langit di atas itu berlapis-lapis sapai tujuh dan Sidratul Muntaha ada di lapisan teratas. Benarkah itu? Tulisan ini mencoba membahasnya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.

Sekilas Kisah Isra' Mi'raj

Di dalam beberapa hadits sahih disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan isra' dan mi'raj dengan menggunakan "buraq". Di dalam hadits hanya disebutkan bahwa buraq adalah 'binatang' berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata. Ini menunjukkan bahwa "kendaraan" yang membawa Nabi SAW dan Malaikat Jibril mempunyai kecepatan tinggi.

Apakah buraq sesungguhnya? Tidak ada penjelasan yang lebih rinci. Cerita israiliyat yang menyatakan bahwa buraq itu seperti kuda bersayap berwajah wanita sama sekali tidak ada dasarnya. Sayangnya, gambaran ini sampai sekarang masih diikuti oleh sebagian masyarakat, teruatam di desa-desa.

Dengan buraq itu Nabi melakukan isra' dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Setelah melakukan salat dua rakaat dan meminum susu yang ditawarkan Malaikat Jibril Nabi melanjutkan perjalanan mi'raj ke Sidratul Muntaha.

Nabi SAW dalam perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 70.000 malaikat salat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.

Jibril juga mengajak Nabi melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib.

Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi enggan meminta keringanan lagi, "Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan menyerah." Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah meringankannya atas hamba-Ku."

---

Manusia itu diciptakan Allah dengan bentuk yang baik namun jika manusia ingkar dia akan kembali dengan bentuk yang hina (masuk ke dalam neraka)

Qs At Tin : 4-5

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

---

Posisi yang ditentukan Allah kepada manusia adalah menjadikannya khalifah di bumi

Qs Al Baqarah : 30

Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Rabb berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

---

Perjalanan Isra' Mi'raj memang tidak bisa dicapai dengan pikiran manusia karena hal tersebut diluar kemampuan manusia

Qs Ar Rahman : 33

Hai jamaah jin dan manusia,jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

---

Sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan, jangan sampai melewatkan malam lailatul qadar

QS Al Qadr

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan.

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

---

Perintak Rasulullah kepada umatnya untuk mengikuri sunah

“Aku hanya seorang manusia; apabila aku perintahkan kalian mengenai sesuatu tentang agama, pegangilah dengan teguh perintah itu; apabila aku perintahkan kalian berdasarkan pendapatku, maka aku hanyalah manusia.” (HR Muslim)

---

Segala hal yang tidak mungkin bagi manusia, bisa menjadi mungkin bagi Allah

QS Yaasin : 82

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! maka terjadilah ia.

---

Abu Bakar bernama lengkap Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi. Nama kecilnya adalah Abdul Ka’bah. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah karena cepatnya dia masuk Islam (assaabiquunal awwaluun, yakni golongan pertama yang masuk Islam). Sedang Ash Shiddiq yang berarti ‘amat membenarkan’ adalah gelar yang diberikan kepadanya lantaran ia segera membenarkan Rasulullah SAW dalam berbagai peristiwa, terutama kisah Isra' Mi'raj

---

Keutamaan Husnul khotimah

Ketika tujuh langkah para pengantar jenazah telah berlalu dari kuburan, konon malaikat Munkar Nakir datang menghampiri ruh yang telah berpisah dari jasadnya dan menanyakan sekitar aqidah dan keimanan kita. Nasihat kubur adalah, agar kita membaca kalimat tauhid: Laa ilaha illallah terus menerus selama hidup. Usahakan agar ucapan terakhir, ketika ruh kita keluar secara bersamaan kitapun mengucapkan kalimat itu. Agar tercapai akhir yang baik, husnul khatimah maka kesempatan kita yang masih hidup ini harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk membiasakan mengucapkan kalimat tauhid itu baik dalam keramaian maupun dalam keadaan sendiri, di kala senang maupun susah, di kala sehat maupun sakit, pagi dan petang sehingga menjadi kebiasaan selama hidup ini. Insya Allah menjelang sakratul maut, kalimat itu pula yang akan terucap

---

Ketika Rasulullah Saw menceritakan kisah perjalanannya yang ajaib dalam peristiwa Isra Miraj kepada kaumnya, yang terdiri dari orang-orang Quraisy, penduduk Mekkah terpecah menjadi tiga golongan.

Sebagian besar adalah orang-orang kafir yang makin tidak percaya kepada Muhammad saw. Bahkan menganggapnya gila. Golongan kedua adalah orang-orang yang tadinya beriman, tetapi kemudian murtad begitu mendengar Nabi bercerita yang bukan-bukan dan tidak masuk akal sama sekali. Hanya sebagian besar saja makin kuat imannya. Antara lain sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq. Bahkan, jika ada yang bertanya kepadanya apakah Abu Bakar mempercayai keterangan Muhammad yang mustahil itu, sahabat tersebut itu menjawab, “Lebih dari itu pun, kalau yang bercerita Muhammad, aku pasti percaya!” Tegas. Tak ada keraguan.

Akibat keadaan yang menyedihkan itu, Nabi dengan sedih tertunduk di depan Kabah sambil terus memikirkan kaumnya yang keras kepala. Ia sangat kasihan kepada mereka. Bagaimana nasib-nasib orang-orang kafir itu di akhirat kelak kalau terus-terusan membangkang kepada kebenaran Allah swt?

Tiba-tiba datanglah salah seorang pemuka Quraisy, anak muda yang berbadan tinggi besar serta tegap. Seraya menghardik dengan suara keras, ia bertanya kepada Nabi, “Aku dengar kau baru terbang ke langit, hai Muhammad?”

Nabi mendongak. Ia tersenyum ramah. “Tidak. Aku baru saja diperjalankan oleh Allah untuk menghadap ke hadirat-Nya.”

“Pokoknya kau mengaku terbang ke langit bukan?” desak orang musyrik itu. “Coba sekarang aku ingin melihat buktinya....”

Nabi mengernyitkan dahinya. “Apa maksudmu?” tanyanya.

Orang itu bersikap makin menjengkelkan. Ia berkata dengan nada yang penuh hardikan, “Berdirilah kau, Muhammad!”

Nabi menurut. Ia pun berdiri sebab Nabi adalah pemimpin yang sangat sabar dan tasamuh, penuh toleransi kepada siapa saja.

“Angkat sebelah kakimu, yang kanan!” perintah pemuda jagoan itu dengan kasar dan sangat kurang ajarnya.

Nabi tetap menurut. Diangkatnya kakinya yang kanan.

“Sekarang angkat pula kakinya yang kiri. Yang kanan, jangan diturunkan...” lanjut si kafir itu.

Nabi menarik nafas panjang di dadanya. Ia berkata dengan rendah hati, “Bila kuangkat pula kaki yang kiri, sedangkan yang kanan masih di atas, aku bakal jatuh terguling...”

“Ha ha ha ha,” si pemuda tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dengan suara yang keras dan penuh dengan nada puas serta kemenangan.

“Apa yang lucu? Kenapa kau tertawa?” tanya Nabi keheranan.

“Ha ha ha Muhammad. Inilah buktinya bahwa engkau pembohong. Tukang bual yang besar mulut. Mengangkat dua kaki dari atas tanah satu jengkal saja tidak mampu. Apalagi terbang ke langit... ha ha ha ha ha.....”

Nabi masih saja tetap tenang. Ia memandangi saja pada pemuda itu kemudian ia berkata, “Barangkali kalau kau ingin bukti lebih lanjut, datangilah sahabatku Ali bin Abi Thalib. Dia masih muda dan sebaya denganmu. Mungkin dia bisa menerangkan yang cocok dengan keinginanmu tentang perjalanan Isra Miraj-ku...”

Si pemuda mengangguk-angguk kepalanya. “Hmmm, baik. Aku akan datangi dia!” ujarnya.

Maka dicarilah sahabat Ali oleh orang musyrik yang sombong dan kasar itu. Waktu itu, Ali sedang berkumpul bersama beberapa sahabat lainnya. Orang kafir itu memanggil Ali, dan Ali mendekatinya.

“Ada perlu apa kaupanggil aku, ha?” tanya Ali.

“Begini,” jawab si pemuda kafir itu dengan sombong, “Aku baru saja mendatangi saudaramu yang gila, si Muhammad itu. Aku tanya, apakah betul dia baru terbang ke langit. Dia menjawab betul. Kusuruh buktikan dia dengan cara mengangkat kedua kakinya bersama-sama, satu jengkal saja dari atas tanah, tetapi dia menjawab tidak bisa. Nah, aku ejek dia, aku tertawakan dia seketika saking lucunya, karena ia nyata-nyata berbohong kan? Nah, ia menyuruhku untuk datang kepadamu. Katanya, kau Ali, dapat menjelaskan peristiwa Isra Miraj kepadaku lebih terang dan jelas lagi. Karena engkau seusia denganku. Apakah itu benar?”

Ali mendelik. Sekian detik ketika ia mendengar perkataan orang di hadapannya, ia mendengus. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia dengan sebat hampir tidak kelihatan oleh mata, ia mencabut pedangnya. Orang kafir itu kebingungan. “Kenapa kau cabut pedangmu?”

Sambil berkata seperti itu, ia pun dengan begitu saja hendak mengeluarkan goloknya. Namun, gerakannya tidak cukup cepat dibandingkan dengan sebatan pedang Ali. WUSSHHHHHH!!!! Sekali gerak, Ali mengarahkan pedangnya ke leher orang kafir itu. Darah memuncrat. Sejenak kemudian si Pemuda itu terkapar. Ali mengelap-elap pedangnya yang bersimbah darah.

Para sahabat yang menyaksikan peristiwa itu cepat-cepat mendatangi Ali bin Abi Thalib dengan cemas dan keheranan. Mereka menegur dengan keras, “Hai, anak Abi Thalib, alangkah gegabahnya kau. Kejam dan tak berprikemanusiaan. Bukankah Rasulullah menyuruhmu menerangkan kepadanya tentang peristiwa Isra Miraj, bukan untuk membunuhnya?”

Ali melirik ke arah mereka. Dengan tenang, ia mengacungkan pedangnya tegas ke arah mayat yang masih membujur bersimbah darah itu, “Dia ini, Rasulullah sendiri yang bercerita, orang kafir ini tidak percaya. Malah menghina dan mengejeknya. Padahal Rasulullah yang mengalami peristiwa itu sendiri, berarti keterangan beliau lebih jelas dan gamblang daripadaku. Tutur kata beliau juga halus dan sopan dibandingkan dengan diriku. Ceritanya lebih terperinci karena beliaulah yang mengetahui rahasia Isra Miraj dengan pasti. Apalagi kalau sekadar Ali bin Abi Thalib yang bercerita, tak bakal dia percaya. Kedatangannya bukan hanya ingin bertanya mencari tahu. Ia hanya ingin mengejek dan menghina keimanan kita. Maka satu-satunya jalan agar dia percaya, mati dulu baru dia tahu terhadap perkara-perkara yang ghaib selama ini!!!!”

Para sahabat akhirnya mengangguk-angguk menyetujui pendirian Ali Bin Thalib karena agama memang merupakan pegangan hidup yang tidak layak dijadikan sebagai bahan pergunjingan atau ejekan.

Oleh Saad Saefullah
(Peri Hidup Nabi dan Para Sahabat; Saad Saefullah)
http://www.eramuslim.com/oase-iman/saad-saefullah-ia-datang-bukan-untuk-bertanya.htm

---

Keutamaan menjaga diri dari sifat nifaq

Hadits Nabi saw :”Ada empat hal, yg jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari padanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya ; bila dipercaya ia berkhianat, dan jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika bertengkar ia berucap kotor.” (Muttafaqun alaihi)

---

Surat Al Baqarah membagi manusia menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Golongan Orang beriman

Qs Al Baqarah : 2-5

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung.

---

2. Golongan Orang kafir

Qs Al Baqarah : 6-7

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

---

3. Golongan Orang munafik

Qs Al Baqarah : 8-20

Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.

Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

Apabila dikatakan kepada mereka: Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman. Mereka menjawab: Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman. Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: Kami telah beriman. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.

Allah akan (membalas) olokan-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, mereka tidak dapat melihat.

Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

---

Makna Mi'raj di dalam kehidupan kita

1. Hablumminnas

Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri, pada saat kita akan makan nasi betapa susah dan payahnya menanam padi, digiling menjadi beras, dimasak menjadi nasi kemudian dimakan. Dikatakan tidak sebanding karena memakannya hanya butuh waktu beberapa jam sedangkan untuk memperolehnya memakan waktu beberapa hari.

---

Pentingnya silahturahim antar manusia

QS An Nisa : 1

Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silatur-rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

---

Qs Al Hujurat : 13

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

---

2. Hablumminal 'alam

---

Keutamaan usia 40

sahabat Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak unggul mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”

---

Keutamaan taubat dari dosa dosa

Dari Anas bahwa Nabi Saw bersabda: “Semua anak Adam itu sering berbuat salah dan sebaik-baik orang yang salah ialah bertaubat”(HR. Turmudzi)

---

Keutamaan shalat

Menurut bahasa Salat berarti do`a. Sedangkan menurut istilah agama, salat ialah suatu perbuatan dan perkataan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan sarat-sarat tertentu.

---

Fungsi shalat :

1. shalat tiang agama

"Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama" (HR. Baihaqi)

---

Jadikan shalat sebagai salah satu bentuk kesyukuran kita kepada Allah

Qs Ibrahim : 7

Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memalumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nimat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nimat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

---

Didalam shalat ada Iman, Islam, Ihsan

---

2. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar

Qs Al Ankabut : 45

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

---

Mari berdoa, memohon agar anak anak kita menjadi menyejuk mata, menyenang hati

QS Al Furqon : 74

...Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

---

Mari mengingat Allah dalam setiap kesempatan

QS Ali Imran : 191

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

---

Qs Al Fatihah : 5-6

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

---

Efek shalat tidak hanya untuk diri sendiri melainkan orang lain, menjauhkan diri dari dosa, tidak hanya berlaku untuk diri kita namun juga keluarga kita

Qs At Tahrim : 6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

---

Janji kita kepada Allah setiap shalat

QS Al An'am : 162

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam,

---

"Apabila kita menanam padi, maka akan tumbuh rumput di sekitarnya. Namun, apabila kita menanam rumput, maka tidak akan pernah tumbuh padi di sekitarnya". Maksudnya: siapa yang mengejar akhirat, maka dia akan mendapatkan akhirat dan dunia. Siapa yang mengejar dunia, maka hanya dunia saja yang ia dapat. Siapa yang meraih cinta Allah, maka ia akan dicintai Allah dan Makhluk-Nya. Dan, siapa yang hanya ingin meraih cinta makhluk-Nya, maka hanya cinta makhluk-Nya saja yang ia dapatkan.

---

Jauhi perbuatan Rafat, Fasik, berbantah bantahan tidak hanya ketika berhaji, namun dalam kehidupan sehari hari. Rafats adalah melakukan senggama dan hal-hal yang mengarah kepadanya. Sedangkan fasik adalah semua perbuatan maksiat. Adapun jidal maka ulama menafsirkan dengan perdebatan dalam hal-hal yang tidak berguna, atau dalam hal-hal yang telah dijelaskan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan termasuk dalam perdebatan yang dilarang adalah semua perdebatan yang menyebabkan kegaduhan, mudharat kepada orang lain atau mengurangi ketentraman. Atau bahwa yang dimaksudkan perdebatan yang dilarang adalah perdebatan yang menyerukan kebatilan dan mengaburkan kebenaran. Sedangkan perdebatan dengan cara yang baik untuk menjelaskan kebenaran sebagai kebenaran, dan kebatilan sebagai kebatilan adalah perdebatan yang dibenarkan dalam syari'at Islam dan tidak termasuk perdebatan yang dilarang ketika haji.

QS Al Baqarah : 197

(Musim) haji adalah dalam beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji. maka tidak boleh rafat, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan dalam masa mengerjakan haji

---

Keutamaan amalan shalat

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu di-hisab dengannya ialah shalatnya, maka jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan beruntunglah ia dan jikalau rusak, sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia. jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan wajibnya, maka Tuhan Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua - hai malaikat, apakah hambaKu itu mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya itupun seperti cara memperhitungkan amalan shalat ini." (HR Tirmidzi)

---

Keadaan manusia di padang mahsyar

QS Yassin : 48-54

Dan mereka berkata: Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?

Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

Lalu mereka tiada kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.

Mereka berkata: Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Rabb) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).

Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.

Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.

---

Sesungguhnya orang yang menjaga (waktu-waktu) shalat maktubah, niscaya Alloh memuliakannya dengan 5 karomah, yaitu:

1. Alloh mengangkat darinya kesempitan hidup dan siksa kubur

2. Alloh memberikan catatan amalnya dengan tangan kanan-Nya

3. Alloh melewatkannya di atas shirath secepat kilat yang menyambar

4. Alloh memasukkannya ke dalam jannah tanpa dihisab.

---

Siapapun yang meremehkan shalat, niscaya Alloh membalasnya dengan 15 balasan; 5 di dunia, 3 saat mati, 3 saat di kuburan, dan 3 saat keluar dari kuburan.

Adapun 5 yang di dunia, yaitu:

1. Alloh cabut keberkahan dari umurnya (riwayat lain: dari rizkinya)

2. Alloh hapus tanda kesalihan dari wajahnya.

3. Setiap amalan yang dia kerjakan tidak diberi pahala oleh Alloh.

4. Doanya tidak diangkat ke langit.

5. Dia tidak mendapatkan bagian dari doa kaum shalihin.

Adapun 3 yang menimpanya saat mati yaitu:

1. Dia akan mati dalam keadaan terhina.

2. Mati karena lapar

3. Mati karena kehausan. Seandainya pun dia diberi minum dengan air laut-laut yang ada di dunia niscaya tetap tidak dapat puas karena sangat dahsyat dahaganya.

Adapun 3 yang menimpanya saat di kuburan yaitu:

1. Kuburannya menghimpitnya hingga tulang-tulang rusuknya rusak parah.

2. Di dalam kuburnya dinyalakan api dan dia membolak-balik tubuhnya di atas bara api siang dan malam.

3. Dalam kuburnya disiapkan seekor ular naga yang bernama si naga botak; kedua matanya berupa api dan kuku-kukunya dari besi yang panjangnya ditempuh dalam perjalanan selama sehari. Dia berbicara kepada mayit, "Akulah si naga botak!" Suaranya menggelegar bagaikan halilintar yang menyambar. Dia juga mengatakan, "Aku disuruh oleh Rabbku untuk memukulmu karena kamu menyia-nyiakan shalat shubuh hingga terbit matahari. Juga agar memukulmu karena menyia-nyiakan shalat zuhur hingga tiba waktu asar. Juga agar memukulmu karena menyia-nyiakan shalat asar hingga tiba waktu maghrib. Juga agar memukulmu karena menyia-nyiakan shalat maghrib hingga tiba waktu isya`, dan juga agar memukulmu karena menyia-nyiakan shalat isya` hingga tiba waktu shubuh." Maka tiap kali dia memukulnya sekali pukulan, orang itu pun terbenam ke dalam bumi sedalam 70 hasta, dan tidak henti-hentinya dia disiksa di dalam bumi hingga hari kiamat.

Adapun 3 yang menimpanya saat keluar dari kuburan di padang mahsyar yaitu: penghitungan amal secara keras, dimurkai oleh Rabb, dan pasti masuk ke dalam neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut