31 Juli 2012

Pengajian Masjid Raya Bani Umar Tema : The Mainset of Basmalah

Event : Pengajian Masjid Raya Bani Umar
Tema : The Mainset of Basmalah
Tanggal : 31 Juli 2012
Pembicara : Ustadz Mansur Al Fakir

Qs Al Mukmin : 64-65

Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi rezki dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian adalah Allah Rabbmu, Maha Agung Allah, Rabb semesta alam.

Dialah Yang hidup kekal, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.

---

Bismillah atau Basmalah merupakan permulaan Kitab Suci dan Wahyu. Bismillah tidak hanya terdapat pada permulaan Al-Qur’an saja, bahkan tertera pula dalam seluruh kitab samawi : Zabur, Taurat dan Injil. Bismillah merupakan peresmian tugas seluruh nabi . 

Bismillah merupakan sumber keberkahan segala pekerjaan, termasuk di dalamnya berpuasa di bulan Ramadhan sebulan penuh. Meninggalkannya (tidak menyebut nama Bismillah, atau tidak mengetahui pemahaman/ma’rifat kepada Bismillah) akan menyebabkan kegagalan semua urusan (termasuk juga berpuasa). Gagal disini adalah, tidak mendapatkan pahala apa-apa. Kecuali hanya lapar dan haus saja.

Rasulullah saw bersabda, “Setiap pekerjaan yang baik, jika tidak dimulai dengan “Bismillah” (menyebut nama Allah) maka (pekerjaan tersebut) akan terputus (dari keberkahan Allah)”

---

Artinya, kita dianjurkan untuk mengucapkan Bismillah (bukan sekedar ucapan, tapi diiringi dengan pengenalan kepada-Nya dengan sebenar-benarnya pengenalan) dalam memulai semua pekerjaan, seperti : makan, minum, tidur, naik kendaraan, menikah, ber-puasa, dan sebagainya. Bahkan, apabila seekor hewan disembelih tanpa membaca Bismillah, maka dagingnya menjadi haram. Rahasianya, makanan manusia juga harus memiliki tujuan kearah Ilahi. Lantas, mengapa kita harus memulai pekerjaan (termasuk pekerjaan berpuasa) dengan Bismillah?

Makan diawali dengan basmalah

Dari seseorang yang mengabdi pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika makanan mendekatinya, beliau mengucapkan “bismillah”. (Disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Kalimuth Thoyyib)

---

Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?" Beliau bersabda: "Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri." Mereka menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya." (HR. Abu Daud)

---

Jawabannya begini. Setiap produk perusahaan pasti mempunyai tanda dan merek khusus. Begitu juga, setiap Negara memiliki Bendera tertentu agar dikenal, yang dikibarkan di tempat-tempat tertentu pula. 

Nama dan mengingat Allah merupakan tanda setiap muslim. Dan kalimat Bismillah merupakan tanda bagi setiap muslim. Kalimat penuh berkah ini senantiasa di ucapkan lisan seorang muslim dalam melakukan perbuatan besar maupun kecil di setiap tempat : baik di masjid atau di pabrik, baik siang ataupun malam, baik pada Bulan Ramadhan ataupun di luar Bulan Ramadhan. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits disebutkan, “Janganlah engkau (kita sekalian) melupakan Bismillah, bahkan di saat engkau menulis satu bait syair.”
Ada banyak riwayat lain, yang menyebutkan pahala melimpah bagi orang yang mengajarkan kalimat Bismillah kepada anak kecil.

Pesan Ruhani dari Bismillah

Pesan Ruhani dari Bismillah ada banyak. Tapi, saya tidak memaparkan semuanya. Cukup, point-point yang penting saja.

Pertama, Bismillah merupakan tanda dan warna Ilahi, serta yang menjelaskan tauhid kita. Maksudnya adalah, jika kita ber-puasa di Bulan Ramadhan ini dengan pengenalan kepada Allah secara mendalam, maka terjadi kekuatan Tauhid kita kepada-Nya. Artinya, dalam mengarungi hidup ini kita tidak takut kepada selain-Nya. Termasuk soal jabatan, harta, pasangan hidup, anak dan sebagainya. Hidup kita sepenuhnya bergantung, bergantung dan bergantung kepada-Nya.

Kedua, Bismillah merupakan simbol kecintaan pada Allah dan tawakkal pada-Nya. Maksudnya adalah, di bulan Ramadhan ini kita di latih untuk belajar, belajar dan belajar mencintai Allah. Misalnya, ketika sebagian orang tidak berpuasa dan enak-enak-an makan-minum di siang hari. Eh, kita yang mengaku beriman, malah di suruh puasa. Begitu juga, ketika sebagian orang yang tidak berpuasa tidur di pagi hari. Eh, kita yang mengaku beriman, malah di suruh bangun, dan ber-sahur. Contoh-contoh demikian tidaklah mudah, dan mungkin sulit dilakukan oleh orang yang tidak mencintai Allah. Begitu juga soal tawakkal. Kita dilatih sebulan penuh untuk belajar ber-lapar dan ber-haus ria. Jika suatu saat, hidup kita jatuh miskin secara tiba-tiba. Pada saat itu kita sulit untuk makan dan hidup yang enak-enak. Maka, buat mereka (pelaku puasa dengan mindset Bismillah yang benar) tidak akan panik, stress ataupun bimbang. Kalaupun tidak ada yang di makan dan di minum saat itu. Solusinya cukup dengan ber-puasa. Seperti Rasulullah ber-puasa ketika tidak mendapatkan makan dan minum. Kasus ini, pernah Rasul alami ketika ia dan keluarganya di embargo ekonomi oleh pemuka-pemuka kafir.

Ketiga. Bismillah merupakan simbol yang memberikan kesucian pada semua pekerjaan. Maksudnya, ketika kita sudah paham kepada-Nya dalam melakukan puasa atau perbuatan lainnya. Maka kita sudah mempunyai mindset baru, yaitu setiap kita melakukan pekerjaan (apapun pekerjaannya) yang melibatkan Allah di dalam-nya. Otomatis, kita tidak berani mencederai pekerjaan yang kita lakukan. 

Keempat. Bismillah merupakan simbol untuk senantiasa mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya dalam berbagai keadaan. Maksudnya, apapun pekerjaan yang kita lakukan dengan melibatkan Allah : apakah berhasil ataupun tidak, maka kita tidak melupakan-Nya. Artinya, ketika kita berhasil, maka kita akan bersyukur kepada-Nya. Begitu pula, ketika kita tidak berhasil, kita pun tetap bersyukur kepada-Nya. Hal yang sama juga ketika kita berada dalam keadaan kaya ataupun susah. Kita pun tetap tidak melupakan-Nya.
Pengucapan, dan pemahaman Bismillah tidak akan sempurna kalau muaranya tidak Ar-Rohmaanir-Rohiim. Mengapa demikian? Karena, penyebutan dua sifat Ar-Rohmaan (Maha Kasih) dan Ar-Rohiim (Maha Penyayang) setelah nama Allah (Bismillah), menjelaskan suatu rahasia, bahwa hendaknya para pelaku puasa Ramadhan harus mengharap kelembutan dan kasih sayang Ilahi. Karena, para pelaku puasa Ramadhan meyakini bahwa Allah adalah sumber harapan dan kasih sayang.

Memulai pekerjaan puasa Ramadhan dengan menyebut kata-kata rahmat, rahasianya adalah, bahwa dasar dan fondasi Ilahi berdiri di atas kelembutan dan kasih sayang. Memang, selayaknya setiap pelaku puasa Ramadhan meminta pertolongan dari sumber rahmat Ilahi ini. 

Pada akhirnya, ketika kita mengakhiri Ramadhan, kita diperintahkan oleh Allah menjadi manusia yang penuh Rahman dan Rahiim di setiap kiprah kehidupan kita di dunia ini. Sehingga hobbi kita selepas Ramadhan adalah menjadi hamba Allah yang gemar mengkampanyekan Sifat Rahman dan Rahiim di dalam diri kita, keluarga kita, tetangga kita dan terhadap sesama. Semoga kita menjadi “Manusia Ramadhan” nan Fitri di setiap saat dan keadaan. 

Ya AllahSampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
Ilhamkan kepada kami mengenai karunia-Nya
Mengagungkan kesucian-Nya
Menjaga apa yang dilarang-Nya
Bantulah kami untuk menjalankan puasa-Nya
Dengan menahan anggota badan dari maksiat kepada-Nya
Dan menggunakannya untuk apa yang diridhoi-Nya
Sehingga telinga-telinga kami tidak kami arahkan pada kesia-siaan dan mata-mata kami tidak kami pusatkan pada kealpaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut