23 Juli 2012

Tausiyah Tarawih Masjid Raya Bani Umar Tema : Hikmah Ramadhan

Event : Tausiyah Tarawih Masjid Raya Bani Umar
Tema : Hikmah Ramadhan
Tanggal : 21 Juli 2012
Pembicara : Prof. DR. Hamdani Anwar, MA

QS Al Baqarah : 183

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.

---

Ya aiyuha

- Ya aiyuna adalah kata yang digunakan untuk panggilan. Dalam bahasa Arab disebut harfun nida’ (kata panggilan). Ia sama dengan kata “Ya”. Atau dalam bahasa Indonesia, “Hai” atau “Wahai”.

---

Alladzina amanu

- Artinya: “Orang-orang yang beriman.” Sebenarnya lebih tepat disebut: “Orang-orang yang telah mengimani.” Kata ‘amanu’ adalah fi’il madhi, kata kerja yang telah lalu; jadi lebih tepat disebut “telah mengimani”. Kalau subyeknya tunggal, menjadi ‘amana’. Dalam Al Qur’an sangat sering dipakai perkataan, “Ya aiyuhal ladzina amanu”. Orang-orang beriman selalu disebut secara jama’ (kolektif). Tidak pernah sekali pun Al Qur’an mengatakan, “Ya aiyuhal mukmin” (wahai seorang Mukmin). Atau tidak pernah dikatakan, “Ya aiyuhal ladzi amana” (wahai satu orang yang mengimani). Selalu dikatakan, “Ya aiyuhal ladzina amanuu” (wahai orang-orang yang beriman). Hal ini mengandung hikmah, bahwa din Islam adalah agama kolektif, agama kebersamaan, bukan agama individu, bukan agama egoisme, bukan agama ta’ashub golongan.

---

Iman artinya percaya atau yakin.

Rukun iman ada 6, yaitu :

1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rosul Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qodho’ dan Qodar Allah

Bagi muslim wajib iman/ percaya kepada rukun iman tanpa terkecuali

---

Ciri ciri orang mukmin

QS Al Mukminun : 1-11

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

(yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya,

dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,

dan orang-orang yang menunaikan zakat,

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,

dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,

(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

---

1. Khusus dalam shalat

2. Menjauhkan diri dari yang tiada berguna

Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Dari Abu Hurairoh r.a., dia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia (mampu) meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat unutknya”. Hadits Hasan, HR Tirmizdi

---

3. Menunaikan zakat

4. Menjaga kemaluan

5. Menjaga amanat

6. Memelihara shalat

---

Kutiba ‘alaikum

Artinya: “Telah diwajibkan atas kalian.” Arti asal dari kata ‘kutiba’ sebenarnya: Telah dituliskan! Dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Kutiba adalah bentuk pasif dari kata ka-ta-ba, sehingga maknanya ‘dituliskan’. para ahli tafsir sepakat kata ‘kutiba’ artinya adalah diwajibkan atau difardhukan. Sebagai ibadah wajib, sebagaimana rumus umumnya, jika dikerjakan mendapat pahala besar, jika ditinggalkan berdosa. Shiyam Ramadhan adalah fardhu ‘ain bagi setiap Muslim yang mampu mengerjakannya.

---

As shiyamu

As shiyamu adalah bentuk jama’ (plural) dari kata as shaumu. Dalam ayat di atas digunakan kata as shiyamu, bukan shaumu. Memang di bulan Ramadhan terdapat banyak puasa, Ummat Islam berpuasa sebulan penuh, bukan hanya sehari puasa; dan yang berpuasa itu seluruh kaum Muslimin di muka bumi, bukan hanya satu dua orang, atau sekelompok orang saja.

---

Kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum

Artinya, “Seperti yang telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian.”. Kewajiban puasa bukan hanya ditetapkan atas kaum Muslimin, tetapi juga atas kaum-kaum terdahulu. Hal ini mengandung makna, bahwa kewajiban puasa bersifat universal terhadap orang-orang beriman di setiap jaman.

---

Seperti yang telah diwasiatkan kepada Nabi Nuh, Musa, Ibrahim, Isa.

Qs Asy Syu'ara : 13

Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

---

La’allakum tattaqun

Artinya, “Agar kalian bertakwa.” Kalimat yang digunakan “La’allakum tattaqun” (agar kalian senantiasa berbuat takwa) bukan “La’alla an takunal muttaqun” (agar kalian menjadi orang yang bertakwa). Mungkin maknanya, ketakwaan itu merupakan perbuatan yang ditunaikan secara terus-menerus, tanpa mengenal istilah akhir. Bukan setelah seseorang meraih gelar Muttaqun (orang bertakwa), lalu dia meninggalkan perbuatan takwa.

---

Puasa Ulat dan Kupu-kupu.

Ulat adalah hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Salah satu fase dalam metamorfosis ulat adalah menjadi kepompong (pupa atau chrysalis). Selama menjadi kepompong inilah sang ulat berpuasa agar tubuh ulat dapat dihancurkan dan menyisakan beberapa sel saja yang kemudian tumbuh menjadi kupu-kupu. Proses ini juga terjadi pada beberapa serangga lain. Dengan ritual puasa sang ulat yang menjijikkan dan perusak tanaman berubah menjadi kupu-kupu yang anggun dan bermanfaat bagi penyerbukan bunga.

---

Filosofi : Dengan puasa, merubah yang buruk menjadi yang baik demi terwujudnya Tazkiyatunnafs. Makna tazkiyatun-nafs secara istilah adalah penyucian jiwa dari segala penyakit dan cacat, merealisasikan berbagai maqam kepadanya, dan menjadikan asma' dan shifat sebagai akhlaqnya. Jiwa dapat menjadi suci apabila kita melakukan berbagai ibadah (misalnya shalat, infaq, puasa, haji, dzikir, dan tilawah al-Qur'an) dengan sesempurna mungkin dan memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut