18 September 2014

MT Khoirotunnisa Bintaro 18 September 2014 Ustadz Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc Bagaimana menjadi bidadari surga

Event : MT Khoirotunnisa Bintaro
Tanggal : 18 September 2014
Pemateri : Ustadz Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc
Tema : Bagaimana menjadi bidadari surga

Hadist : "Apabila kalian melalui taman-taman surga, maka mampirlah. Kami (para sahabat) bertanya: apakah taman-taman surga itu wahai Rasulullah?. beliau pun bersabda: taman-taman surga adalah majelis ilmu.

---

Hadist : Ketika Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus jibril ‘alaihis salam untuk menuju surga. Allah berfirman: “Lihatlah dan semua nikmat yang Aku janjikan bagi penghuninya.” Jibrilpun melihatnya, lalu kembali menuju Allah. ”Demi Keagungan-Mu, tidak ada seorangpun yang mendengar surga kecuali dia ingin memasukinya.” kata Jibril. Kemudian Allah perintahkan agar surga dikelilingi dengan semua hal yang tidak disukai nafsu. ”Sekarang lihat kembali, dan lihat apa saja isinya yang Aku siapkan untuk penghuninya.” perintah Allah. Jibrilpun melihatnya, ternyata sudah dikelilingi dengan semua yang tidak disukai nafsu. ”Demi Keagungan-Mu, saya khawatir, tidak ada seorangpun yang berhasil memasukinya.” kata Jibril.
Allah perintahkan, ”Lihatlah neraka, dan siksa yang Aku janjikan untuk penghuninya.” Jibrilpun melihatnya, ternyata satu sama lain saling tumpang tindih. Lalu beliau kembali. ”Demi Keagungan-Mu, tidak ada seorangpun yang ingin memasukinya.” kata Jibril. Lalu Allah perintahkan agar dikelilingi dengan syahwat. ”Kembalilah, dan lihat neraka.” perintah Allah kepada Jibril. Jibrilpun melihatnya, ternyata sudah dikelilingi dengan semua yang sesuai syahwat. Lalu beliau kembali. ”Demi Keagungan-Mu, saya khawatir tidak ada seorangpun yang bisa selamat untuk terjerumus ke dalam neraka.” kata Jibril. (HR. Ahmad)

http://mahdiya.tumblr.com/page/3?route=%2Fpage%2F%3Apage

---

Ciri ciri bidadari surga

1. Punya sabar

Sabar itu ada tiga macam yaitu
[1] sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah
[2] sabar dalam meninggalkan yang haram
[3] sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.

---

Dakwah itu perlu kebenaran dan kesabaran

Qs Al Ashr

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

---

Ujian itu menunjukkan apakah kita orang yang benar atau dusta

Qs Al Ankabut : 1-5

Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.

---

Konsekuensi iman :

1. Harus membenarkan semua yang datang dari Allah Ta'alaa
2. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
3. Menunaikan kewajiban
4. Melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan
5. Taubat dan mohon ampun
6. Amar ma'ruf nahi munkar

http://ramadhanmulia.blogspot.com/2009/01/konsekuensi-iman.html

---

Amalan sholeh semakin besar tantangannya, semakin besar pahalanya

---

Jalankan Sunnah Rawatib 12 Rakaat Dapat Rumah di Surga

"Barangsiapa melakukan shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga." (HR. Muslim)

http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2014/02/26/29269/jalankan-sunnah-rawatib12-rakaat-dapat-rumah-di-surga/#sthash.SG4pKXB9.dpuf

---

Sabar itu tidak ada batasnya

Hadist : Bahwa ada seorang laki-laki Anshar mengatakan : “Ya Rasulallah, mengapa engkau tidak mengangkat aku menjabat sebagaimana engkau telah mengangkat sipulan dan sipulan”. Maka Beliau saw bersabda : “Sesungguhnya kamu akan bertemu sesudah aku dengan orang-orang yang mementingkan diri sendiri, Bersabarlah kamu sampai kamu menemui aku di telagaku”

http://muhammadhaidir.wordpress.com/2013/08/20/haudh-telaga/

---

Qs Ali Imran : 200

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.

---

2. Punya ilmu

Hadist : Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya

http://almanhaj.or.id/content/2307/slash/0/menuntut-ilmu-jalan-menuju-surga/

---

Hadist : Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan niscaya akan dipahamkan tentang masalah agama

http://www.darussalaf.or.id/nasehat/keutamaan-ilmu/

---

Dan masih banyak lagi perintah dan anjuran dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar kaum muslimin senantiasa menuntut dan mempelajari ilmu-ilmu agama, bukan hanya ilmu-ilmu dunia sebagaimana diyakini oleh kebanyakan mereka. Tidak, sekali-kali tidak.
asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya, “Apakah ilmu-ilmu seperti kedokteran dan tekhnik itu termasuk tafaqquh (mendalami pemahaman) di dalam agama Allah?”. Beliau menjawab, “Ilmu-ilmu tersebut bukan termasuk mendalami pemahaman agama Allah, karena manusia tidak mempelajari alqur’an dan sunnah padanya. Tetapi ilmu-ilmu tersebut termasuk perkara-perkara yang dibutuhkan oleh kaum muslimin. Oleh karena itulah sebahagian ahli ilmu mengatakan, “mempelajari industri, kedokteran, tekhnik, geologi dan yang semisalnya itu termasuk fardlu kifayah, dan bukan termasuk ilmu syar’iy, namun tidaklah sempurna mashlahat umat ini melainkan dengannya”. Oleh sebab itu aku peringatkan saudara-saudara yang sedang mempelajari ilmu-ilmu ini agar senantiasa mempunyai tujuan di dalam mempelajarinya untuk memberi manfaat kepada saudara-saudara mereka dari kaum muslimin dan mengangkat martabat umat Islam”.

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah murka kepada setiap perkataan kasar lagi sombong, banyak berteriak di pasar, bagai bangkai di waktu malam dan seperti himar di siang hari, pandai di dalam urusan dunia dan bodoh di dalam urusan akhirat”. (HR Ibnu Hibban)

Bagai bangkai di waktu malam maksudnya tidur pulas dan tidak bergerak bagaikan bangkai orang mati. Seperti himar di siang hari maksudnya bagaikan binatang himar atau keledai yang bekerja sepanjang siang untuk memburu harta dunia. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy rahimahullah, “Alangkah tepatnya hadits ini dalam memberi julukan kepada orang-orang kafir yang sama sekali tidak pernah memikirkan kehidupan akhirat mereka disamping kepandaian mereka dalam urusan dunia mereka.

http://cintakajiansunnah.wordpress.com/2012/06/05/keutamaan-menuntut-ilmu/

---

Tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara (yaitu) :
(1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan?
(2) Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan?
(3)Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?
(4) Tentang badannya untuk apa ia gunakan?
(Sunan At-Tirmidzî).

http://bapinda.com/blog/menghitung-dosa/

---

Tiga Orang yang Suka Pamer

Sungguh tragis, orang yang beramal namun tak ikhlas. Segala upaya, daya dan harta yang dikeluarkan menjadi sia-sia. Semuanya justru menjadi petaka ketika akhirat tiba. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menuturkan: Aku pernah mendengar Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya orang yang pertama kali diberi keputusan pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Lalu ia didatangkan dihadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman, ‘Apa yang kamu kerjakan padanya?’ Ia berkata, ‘Aku berperang karena diri-Mu, hingga aku mati syahid.’ Allah berfirman, ‘Engkau telah berdusta. Sesungguhnya engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakan.’ Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga ia dilemparkan ke neraka. Lalu seseorang yang belajar suatu ilmu kemudian mengajarkannya, dan membaca Al-Qur’an lalu didatangkan di hadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman, ‘Apa yang kamu kerjakan padanya?’ Ia menjawab, ‘Aku mempelajari suatu ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur’an karena-Mu.’ Allah berfirman: ‘Engkau berdusta. Sebenarnya, engkau mempelajari suatu ilmu, mengajarkannya dan membaca al-Qur’an agar dikatakan bahwa engkau adalah orang yang ahli membaca. Dan hal itu telah dikatakan.’ Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga ia dilemparkan ke api neraka. Lalu ada seorang yang telah Allah berikan kepadanya kelapangan dan berbagai macam harta. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman, ‘Apa yang kamu kerjakan padanya?’ Ia menjawab, ‘Tidak ada suatu jalan yang Engkau senang untuk diberi infak kecuali aku telah mengeluarkan infak padanya demi Engkau.’ Allah berfirman, ‘Engkau telah berdusta. Tapi engkau melakukannya agar dikatakan sebagai orang yang dermawan dan hal itu telah dikatakan.’ Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, lalu diseret mukanya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka.” (Hadits Riwayat Muslim)

Penjelasan

Hadits Abu Hurairah radhiallu ‘anhu mengenai orang yang pertama kali diberi keputusan pada Hari Kiamat itu menceritakan tentang tiga golongan : Pelajar, Orang yang berperang, dan orang yang bersedekah. Si pelajar mempelajari suatu ilmu, mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. Kemudian Allah mendatangkannya pada Hari Kiamat dan memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau lakukan?” yakni dalam mensyukuri kenikmatan ini. Maka ia berkata, “Aku mempelajari dan membaca Al-Qur’an karena Engkau.” Lalu Allah berkata kepadanya, “Engkau telah berdusta. Tapi engkau belajar agar dikatakan sebagai orang yang alim dan engkau membaca al-Qur’an agar dikatakan orang yang pandai membaca, bukan karena Allah. Tapi karena ingin dilihat orang.” Kemudian diinstruksikan untuk dibawa lalu diseret wajahnya ke dalam api neraka. Ini adalah dalil yang menunjukkan, wajib bagi seorang penuntut ilmu agar mengikhlaskan niatnya untuk Allah. Ia tidak mempedulikan apakah orang-orang menyebutnya “Orang Alim” , “syaikh”, “ustadz”, “mujtahid”, atau yang sejenisnya. Ini tidaklah penting baginya. Tak ada yang penting baginya, kecuali ridha Allah, menjaga syariat, mengajarkannya, menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari hamba-hamba Allah

https://id-id.facebook.com/InfoHajidanUmroh/posts/505975802791232

---

3. Mengikuti Rasulullah (Ittiba' Rasulullah)

Qs Ali Imran : 31

Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

---

Rasulullah suri tauladan kita

Qs Al Ahzab : 21

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

---

Hati hati ketika mengamalkan suatu ilmu, apakah ilmu tersebut sesuai syariat atau tidak

Qs Al Hujurat : 1

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

---

Dosa Orang yang berdusta atas Nama Rasulullah

‘Ali bin al-Ja’d meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Syu’bah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Manshur mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Rib’i bin Hirasy berkata: Aku mendengar ‘Ali berkata: Nabi bersabda: “Janganlah kalian berdusta atas namaku. Sungguh, orang yang berdusta atas namaku hendaklah ia masuk Neraka.’”

---

Doa Sebelum Makan dan Sesudah Makan Yang Benar

Apabila seseorang makan maka hendaklah membaca Basmalah, dari Umar bin Abi Salamah radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai anak, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kanan dan makanlah yang terdekat darimu” (HR al Bukhari dan Muslim)
“Jika salah seorang dari kalian makan maka ucapkanlah ‘Bismillah’. Jika ia lupa di awal maka ucapkanlah, ‘Bismillah fi awwalihi wa akhiri’.”

Apabila selesai makan maka membaca : Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.(HR. Abu Dawud)

Atau

Segala puji bagi Allah (aku memuji-Nya) dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah, yang senantiasa dibutuhkan, diperlukan dan tidak bisa ditinggalkan, wahai Rabb kami.” (HR.Bukhari)

http://www.ydsfjember.com/doa-sebelum-makan-allahumma-bariklana-itu-dhoif.php

---

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, "Amin, amin, amin". Para sahabat bertanya. "Kenapa engkau berkata 'Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata: 'Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin', kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!', maka aku berkata: 'Amin'. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagi. 'Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin". (Hadits Riwayat al-Bazzar)

Saling berma'afan sebelum Puasa Ramadhon termasuk perkara baru dalam agama ini (bid'ah). Dan kita tahu semua perkara yang baru dan diada-adakan adalah sesat dan tempatnya dineraka. Bid'ah dalam terminologi syari'at adalah setiap ibadah yang diada-adakan oleh manusia tapi tidak ada asalnya dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Penekanan hadist diatas tidak dikhususkan pada berma'afan sebelum berpuasa Ramadhan tetapi memberikan penekanan kepada tiga perkara yang semuanya sangat penting dan akan celaka bagi orang yang tidak melakukannya yaitu, celaka bagi yang tidak bersalawat kepada nabi, celaka bagi yang tidak melaksanakan kewajiban di bulan Ramadhan dan celaka bagi orang yang tidak berbakti kepada orang tuanya (Birrul Walidain). Maka tradisi berma'afan sebelum Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Rasulullah dan para Sahabatnya. Untuk itu bagi kita yang sudah mengetahuinya tinggalkanlah perkara-perkara baru dalam agama yang hanya akan membawa kita kepada kesesatan dan neraka.

http://ferdigi.blogspot.com/2007/09/tidak-disyariatkan-bermaaf-maafan.html

---

Sudah bukan rahasia lagi kalau di tengah-tengah kaum muslimin, banyak tersebar berbagai jenis shalawat yang sama sekali tidak berdasarkan dalil dari sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Shalawat-shalawat itu biasanya dibuat oleh pemimpin tarekat sufi tertentu yang dianggap baik oleh sebagian umat Islam kemudian disebarkan hingga diamalkan secara turun temurun. Padahal jika shalawat-shalawat semacam itu diperhatikan secara cermat, akan nampak berbagai penyimpangan berupa kesyirikan, bid’ah, ghuluw terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan sebagainya.

Shalawat Nariyah

Shalawat jenis ini banyak tersebar dan diamalkan di kalangan kaum muslimin. Bahkan ada yang menuliskan lafadznya di sebagian dinding masjid. Mereka berkeyakinan, siapa yang membacanya 4444 kali, hajatnya akan terpenuhi atau akan dihilangkan kesulitan yang dialaminya. Berikut nash shalawatnya:

“Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang engkau miliki.”

Ada beberapa hal yang perlu dijadikan catatan kaitannya dengan shalawat ini:

1. Sesungguhnya aqidah tauhid yang diseru oleh Al Qur’anul Karim dan yang diajarkan kepada kita dari Rasulullah shallallahu laiahi wasallam, mengharuskan setiap muslim untuk berkeyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya yang melepaskan ikatan (kesusahan), membebaskan dari kesulitan, yang menunaikan hajat, dan memberikan manusia apa yang mereka minta. Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim berdo’a kepada selain Allah untuk menghilangkan kesedihannya atau menyembuhkan penyakitnya, walaupun yang diminta itu seorang malaikat yang dekat ataukah nabi yang diutus. Telah disebutkan dalam berbagai ayat dalam Al Qur’an yang menjelaskan haramnya meminta pertolongan, berdo’a, dan semacamnya dari berbagai jenis ibadah kepada selain Allah Azza wajalla

2. Bagaimana mungkin Rasulullah shallallahu alaihi wasallam rela dikatakan bahwa dirinya mampu melepaskan ikatan (kesulitan), menghilangkan kesusahan, dsb

Qs Al A'raf : 188

Katakanlah: ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman

http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/04/23/banyak-shalawat-shalawat-yang-tidak-dicontohkan-rasulullah/

---

ciri istri sholehah :

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Maukah kamu keberitahu suatu harta simpanan (perhiasan) yang sangat baik? Yaitu wanita shalihah, yang apabila kamu melihatnya, ia menyenangkan. Apabila kamu perintah, dia patuh. Dan apabila ditinggal pergi, dia selalu menjaga diri dan harta suaminya.” (Riwayat Abu Dawud)

http://www.islampos.com/tujuh-tipe-istri-yang-sering-diceraikan-suami-90746/

---

“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, rumah yang luas/ lapang, tetangga yang baik (shalih), dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jahat, istri yang jahat (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban)

---

QS Al Maidah : 2

Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan

---

Cuplikan Buku Amalan penebus dosa

Ibnu Abbas berkata, " Wahai pelaku dosa, jangan merasa aman dari akibat buruk dosamu dan yg mengikuti dosa lebih berat daripada dosa tersebut. Yaitu, SEDIKITNYA RASA MALUMU dari org yg berada disamping kanan dan kirimu ketika kamu berbuat dosa adalah LEBIH BERAT dari dosa yg kamu lakukan. KEGEMBIRAANMU untuk berbuat dosa, LEBIH BERAT dari dosa tersebut. RASA SEDIHMU ketika terluput dari dosa LEBIH BERAT dari dosa tersebut. Dan RASA TAKUTMU kepada angin yg akan membuka pintu yg menutupimu ketika kamu berbuat dosa, sementara hatimu tidak takut kepada Allah yg melihatmu, LEBIH BERAT dari dosa tersebut"

http://salamdakwah.com/baca-forum/buku-amalan-penebus-dosa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut