24 April 2012

Pengajian Mar'atussholehah Tema : Membersihkan diri dari penyakit hati Tanggal : 24 April 2012

Event : Pengajian Mar'atussholehah
Tema : Membersihkan diri dari penyakit hati
Tanggal : 24 April 2012
Pembicara : KH Abdullah Gymnastiar

Ilmu Tauhid : ilmu yang menyandarkan hanya kepada Allah

---

Hati atau qolbu jika tidak salah artinya bolak balik

---

Kehidupan itu ibarat buah kelapa, tergantung kesanggupan kita membedahnya sehingga mampu menikmati hasilnya, setelah dibedah. Ada yang tidak sanggup mengupasnya sehingga tertipu ia menyangka intipati buah kelapa itu ya serabutnya saja, ada yang sudah mau berpayah payah mengupasnya, hanya tidak tuntas sehingga beranggapan bahwa intipati dari buah kelapa adalah batoknya, ada yang mengupasnya tuntas hingga membuka batoknya dan menemukan daging dan airnya, yang ketiga inilah yang sebenarnya berhasil mengupas intipati dari buah kelapa

---

Jangan meniru keburukan dengan membalaskan keburukan

---

Mari bercermin isi, bukan bercermin topeng

Bukan gelar atau jabatan yang menjadi orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.

---

Macam penyakit hati

Perbedaan antara penyakit lahir dan penyakit hati adalah jika Sakit lahir ketika sakit sedikit maka ingin segera berobat, namun ketika sakit batin makin parah, makin tidak bisa merasakan

---

Penyakit TENGIL, kependekan dari Takabur, Egois, Norak, Galak, Iri, Licik

A. Takabur :

Ciri cirinya :

1. mendustakan kebenaran

2. meremehkan orang lain

---

Cara mengatasi kesombongan :

1. Menyadari bahwa kita berasal dari air mani

Qs Al Qiyamah : 37

Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),

---

2. Menyadari bahwa didalam perut ini isinya adalah kotoran

---

Ada 3 hal yang ditutup Allah, fungsinya untuk kebaikan kita sendiri yaitu :

1. Kulit, alangkah mengerikannya jika daging kita tidak terbungkus oleh kulit

2. Pikiran dan hati, alangkah mengerikannya jika pikiran dan hati kita bisa diketahui orang lain

3. Aib, alangkah mengerikannya jika aib kita diketahui orang lain, bisa jadi orang tidak mau bergaul dengan kita

---

Cara menghindarkan sifat sombong :

1. Semua ini hanya titipan

2. Kalau melihat orang lain, pikirkan kebaikannya (berbaik sangka kepada orang lain)

---

Ketahuilah, beruntung apabila kita memiliki dosa yang kemudian dengan dosa tersebut justru membuat kita taubat

Ketahuilah, celaka apabila kita memiliki sikap taat yang kemudian dengan taat tersebut justru membuat kita sombong

---

B. Egois

Ego itu normal, egois itu tidak normal

Kesuksesan adalah ketika kita semakin bisa berbuat untuk orang lain, bukan hanya untuk kepentingan diri kita sendiri

salah satu indikasi kesuksesan adalah ketika posisi hati yang senang memberi, senang berbagi, bukan senang berharap

---

Hati nyaman ketika saling mempercayai, daripada saling mencurigai, Rumah tangga bukan untuk saling menTuhankan satu sama lain, karena cinta berlebihan itu cenderung merasa memiliki, padahal semua adalah milik Allah

---

Perasaan itu tidak bisa dipaksakan, yang utama adalah meminta kepada yang bisa memiliki perasaan/hati (Allah)

---

Orang yang ingin bahagia, maka isi hati dengan hanya Allah

---

C. Norak : Ingin terlihat serba lebih dari apa yang sebenarnya

ciri orang yang paling bahagia adalah orang yang paling menerima dengan apa yang dimiki

---

Jangan ingin dipuji, jangan takut dicaci

---

hati hati terhadap sikap yang termakan oleh pujian

---

Boleh memiliki dunia tapi jangan menjadikan dunia sebagai tempat bersembunyi

---

Kalau hidup ingin mengharap nilai manusia, seumur hidup akan sengsara

---

Cukup Allah yang menjadi saksi amal baik kita

Qs An Nisa : 79

Apa saja nimat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

---

Anda pasti tidak asing dengan cerita hikmah yang dikisahkan oleh Lukman Al Hakim tentang seorang ayah dan anaknya yang berjalan bersama seekor keledai:

Alkisah, pada suatu hari Lukman Hakim mengajak anaknya ke pasar dengan menuntun keledai. Di jalan mereka bertemu dengan seseorang, Orang itu mengatakan “Bodoh sekali bapak dan anak itu, bawa keledai tapi tidak dinaiki, malah dituntun”. Mendengar omongan ini, anaknya kemudian naik ke atas punggung keledai.

Di jalan mereka lalu bertemu dengan orang yang lain, orang itu lalu mengatakan ”Durhaka sekali anak itu, masak bapaknya disuruh jalan kaki, sedangkan dia malah enak-enakkan naik keledai”. Mendengar ucapan orang kedua, anaknya langsung turun, dan menyuruh bapaknya (Lukman Hakim) untuk naik ke atas keledai.

Di tengah perjalanan, kembali mereka bertemu dengan seseorang yang lain, sebagaimana kedua orang sebelumnya, orang ketiga ini juga mengomentari “Bagaimana bapak ini, tega sekali naik keledai sendiri, sedangkan anaknya disuruh jalan kaki”.

Tidak tahan mendengar komentar ini, anaknya lalu naik ke punggung keledai. Jadilah mereka berdua naik keledai berjalan ke arah pasar.

Seperti sebelumnya, di tengah jalan mereka bertemu dengan orang keempat, orang ini lalu berkata “Tega-teganya bapak dan anak itu, keledai kecil malah dinaiki berdua”.

Anaknya langsung turun, kemudian berlari dan kembali lagi dengan membawa kayu dan seutas tali. Keledai itu lalu diikat dan dipikul oleh mereka berdua.

Akhirnya mereka sampai di pasar, ternyata ketika dijual keledainya tidak laku, karena tidak ada orang yang mau membeli keledai yang lemah. Sang anak kemudian bertanya kepada Lukman Hakim. “Bapak adalah seorang ahli hikmah, yang sering dimintai solusi oleh masyarakat, bagaimana ini yang terjadi dengan kita sekarang?”.

Kemudian Lukman berkata kepada anaknya:

“Wahai anakku, janganlah engkau mengikuti pendapat orang lain yang tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan mereka belaka”

Kemudian dilanjutkannya dengan mengutip kata-kata Ali bin Abu Tholib, ”Dan janganlah engkau mencari kebenaran (al-haqq) dari makhluk, tetapi temukanlah kebenaran (al-haqq) yang dari Rabb terlebih dahulu, kemudian engkau tentukan siapa-siapa yang barada di sana”

Dari kisah ini, Lukman mengajarkan hikmah pada anaknya mengenai bagaimana seharusnya mengambil keputusan dan bagaimana bersikap atas keputusan yang telah diambil.

---

Kemuliaan itu milik Allah, bukan milik orang

---

D. Galak : galak itu tidak bagus, yang bagus adalah tegas dan santun

Makin galak, makin tidak ada izzahnya (nilai)

---

Makin lebai, makin tidak punya tenaga

---

E. Iri : senang lihat orang susah, susah liat orang senang

Solusinya : Jangan memikirkan nasib orang lain

Jangan iri dengan rezeki orang lain

Qs At Taubah : 26

Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan didunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

---

Bagaimana bisa menceritakan lapar kalo belum pernah merasakan lapar

---

Jangan terlalu banyak memikirkan apa yang seharusnya bukan menjadi pekerjaan kita

---

Salah satu hal yang mengganggu ma'rifat Allah adalah dengki

Qs Al Baqarah : 109

Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguh-Nya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

---

Qs An Nisa: 54

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.

---

Qs Al Fath : 15

Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan; Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu; mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami: demikian Allah telah menetapkan sebelumnya; mereka akan mengatakan: Sebenarnya kamu dengki kepada kami. Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

---

Qs Al Falaq : 5

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.

Dunia ini hanya bersifat sementara saja

---

Qs Al Ankabut : 64

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

---

“Jauhkanlah (oleh kamu) dengki (hasad) kerana ia akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” – (Hadis riwayat Abu Daud)

Dengki ciri cirinya : senang liat orang lain susah, susah liat orang lain senang

---

F. Licik : Lawannya adalah jujur

---

Apakah ingin punya sifat jujur ? Apakah siap konsekuensi jujur ?

---

Mari berbaik sangka kepada Allah

QS Al Baqarah : 216

... Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak

---

Inti dari sebuah ujian adalah bagaimana kita menyelesaikan ujian tersebut, bukan jenis dari ujian dan mengutuk jenis ujian itu.

Inti dari sebuah ujian adalah bagaimana kita mengambil hikmah dari ujian tersebut.

Tentu saja menyelesaikan ujian harus sesuai dengan kehendak Allah.

---

Tawadhu : “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)

---

Annas bin malik : Beliau pernah berkata, “Saya mengabdi kepada Rasulullah selama sepuluh tahun. Beliau tidak pernah berkata ‘uff’ , tidak pernah mencela apa yang dibuat dan tidak pernah marah.” Beliau bercerita, “Suatu hari Rasulullah menyuruhku untuk suatu keperluan. Saya pun keluar rumah. Dan jalan berjumpa dengan anak-anak sedang bermain. Saya pun ikut bermain bersama mereka. Saya malah tidak memenuhi perintahnya. Selesai bermain dengan mereka, tiba-tiba saya merasa ada orang berdiri dibelakang saya. Setelah saya menoleh, ternyata Rasulullah sambil memagang bajuku. Sambil tersenyum Rasulullah berkata, “Wahai Anas, Apakah kamu sudah kerjakan perintahku?” Saya merasa bersalah. Saya pun menjawab, “Baiklah, saya pergi sekarang.”

Sumber: http://www.2lisan.com/2896/anas-bin-malik/

---

Hati hati dalam curhat

---

Doa agar diberikan kemudahan dalam mengatasi urusan

QS Al Kahfi : 10

... Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

---

Doa : Ya Hayyu Ya Qayyum Birahmatika Astagits)

Makna:Yang Hidup dan Yang Mematikan yang hidup, aku mohon bantuan dengan rahmatMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut