09 Januari 2016

Majelis Ilmu Sabtu Dhuha Masjid Imanuddin 9 Januari 2016 Ustadz Ahmad Rofi Syamsuri, Lc, MA Kekuatan Islam Yang Terlupakan

Event : Majelis Ilmu Sabtu Dhuha Masjid Imanuddin
Tanggal : 9 Januari 2016
Pemateri : Ustadz Ahmad Rofi Syamsuri, Lc, MA
Tema : Kekuatan Islam Yang Terlupakan

Iman membuat seseorang kuat menghadapi cobaan, kekuatan iman lebih dahsyat dari pada kekuatan lainnya
Ibnu Taimiyah : Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar

Qs Az Zumar : 10
Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga)

Kekuatan Iman yang ditunjukkan oleh Bilal bin Rabah
Kisah :
Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang Quraisy itu mulai membuka pakaian orang-orang Islam yang tertindas itu, lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu mencambuk tubuh mereka sambil memaksa mereka mencaci maki Muhammad. Adakalanya, saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang menyiksa mereka secara lahir, sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal, semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya. Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….” Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!” Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras. Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, sang tiran, Umayyah bin Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah. Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas. Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada Abu Bakar, “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya.” Abu Bakar membalas, “Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya.” Ketika Abu Bakar memberi tahu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia telah membeli sekaligus menyelamatkan Bilal dari cengkeraman para penyiksanya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Bakar, “Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk membayarnya, wahai Abu Bakar.” Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu menjawab, “Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah.” Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr.
https://kisahmuslim.com/700-kisah-perjuangan-bilal-bin-rabah-radhiallahu-anhu.html

Kekuatan Iman yang dimiliki oleh Nenek dan Cucunya

Kisah nyata, terjadi di Pakistan. Seorang Dr Ahli Bedah terkenal bernama Dr. Ishan tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran. Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tibs diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat. Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: “Saya ini dokter spesial, tiap menit nyawa manusia bergantung pada saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam?” Pegawai menjawab: “Wahai dokter, jika Anda terburu-buru Anda bisa menyewa mobil, tujuan Anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.” Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek. Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya. Terdengar suara seorang wanita tua: “Silahkan masuk, siapa ya?” Terbukalah pintunya. Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam teleponnya. Ibu itu tersenyum dan berkata: “Telepon apa Nak? Apa Anda tidak sadar ada dimana? Di sini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan untuk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan Anda.” Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan. Sementara ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak di atas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do’a yang panjang.

Dokter mendatanginya dan berkata: “Demi Allah, Anda telah membuat saya kagum dengan keramahan Anda dan kemuliaan akhlak Anda, semoga Allah menjawab do’a-do’a Anda.” Berkata ibu itu: “Nak, Anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do’a-do’a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu.” Bertanya Dr. Ishan: “Apa itu do’anya?” Ibu itu berkata: “Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada di sini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo’a kepada Allah agar memudahkannya.” Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: “Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do’a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah swt telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mu-min dengan do’a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.”
http://negeriinspirasi.blogspot.co.id/2014/12/kisa-dokter-bedah-dan-doa-seorang-nenek.html

Jadi, Kalau mengalami ujian, bersabarlah, karena Allah tidak pernah tidur
Qs At Thur : 48
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami

Bagaimana cara menguatkan iman kita? Perbanyak untuk hadir ke majelis dzikir
Kisah :
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. “Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Hanzhalah menjawab, “Hanzhalah telah berbuat munafik.” Abu Bakar menanyakan apa sebabnya. Kata Hanzhalah, “Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.” Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, “Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa’atah, sa’atan, sa’atan.” (Shahih Muslim no. 2750)

Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. “Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat,” begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Qur’an, membaca hadits, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.
http://pribadimanfaat.blogspot.co.id/2013/07/20-cara-menguatkan-iman-anda.html

Abu Hurairah dalam hadits marfu’nya menginformasikan “Sungguh, seorang faqih (orang yang mumpuni agamanya) lebih sulit bagi syetan daripada seribu ahli ibadah.” (Adabul Imal’ wal Istimla’)

Rasulullah saw bersabda, “Seseorang tidak akan mendapatkan keutamaan yang melebihi keutamaan ilmu yang dapat memberikan petunjuk kepada pemiliknya atau mengangkatnya dari kehinaan. Dan tidaklah seseorang akan lurus agamanya hingga lurus ilmunya.” (HR. Thabrani).
http://metafisis.net/2010/08/28/ahli-ilmu-lebih-ditakuti-syetan-daripada-ahli-ibadah/

Keutamaan menjaga iman sampai maut menjemput :
Imam Abu Hanifah pernah ditanya :"Apakah dosa yang paling besar dapat menghilangkan iman?" Dia menjawab:"Meninggalkan syukur atas iman, meninggalkan takut mati dan berbuat dholim terhadap sesama. Maka orang yang dalam hatinya ada tiga sifat tersebut, biasanya ia keluar dari dunia sebagai orang kafir, kecuali orang yang mendapatkan keberuntungan" Hal yang paling berat dirasakan mayit adalah rasa haus dan terbakarnya hati, pada saat itu setan yang di laknat mempunyai kesempatan untuk menghilangkan keimanan orang mukmin, karena hausnya pada saat itu setan yang di laknat datang padanya dengan membawa tempat air dari es dan menggerak-gerakkannya. Maka berkatalah orang mukmin : "Berilah aku air" dia tidak tau bahwa itu setan. Maka setan berkata :"Katakanlah tidak ada yang menciptakan alam, maka engkau akan kuberi air."Jika orang itu beruntung maka dia tidak menjawab. Kemudian setan datang pada telapak kakinya dan menggerak- gerakkan tempat air, sambil berkata:"Katakanlah Rasulullaah pembohong, maka engkau akan aku beri air" Jika orang itu celaka dia menurutinya karena tidak sabar dalam kehausan, dan dia akan keluar dari dunia sebagai orang kafir (semoga ALLAH melindungi kita dari hal tersebut). Dan jika orang itu beruntung maka dia menolak permintaan setan dan dia memikirkan akibatnya.

Sebagai mana diceritakan kisah Abu Zakaria Az-Zahid ketika menghadap kematian, sahabatnya datang pada waktu dia sedang menghadapi sakaratul maut dan mengajarinya kalimat thayyibah "Laa ilaaha illallooh Muhammadur rasuulullooh" tapi dia memalingkan wajahnya dan tidak mau mengucapkannya, maka diulangi untuk yang kedua kalinya, tapi dia tetap memalingkan mukanya dan tidak mengucapkannya, diulangi ketiga kalinya dan Abu Zakaria berkata:"Aku tidak akan mengucapkannya."Maka diapun pingsan didepan teman-temannya, setelah Abu Zakaria sadar dari pingsannya yang sesaat dan merasa ringan, dia membuka matanya seraya berkata kepada mereka : "Apakah engkau mengatakan sesuatu kepadaku?" Mereka menjawab:"Ya, kami mengajarkanmu syahadat tiga kali, dan engkau berpaling dua kali dan engkau berkata pada saat yang ketiga:"Aku tidak akan mengucapkan." Abu Zakaria berkata:"Aku didatangi iblis yang membawa tempat air dan duduk dikananku sambil menggerak-gerakkan tempat air, dan dia berkata kepadaku:"Apakah engkau membutuhkan air?" Aku berkata :"Ya" Dia berkata (lagi ):"(Katakanlah) Isa anak Allah" maka aku berpaling darinya. Kemudian setan mendatangi pada kakiku dan berkata padaku seperti tadi dan untuk ketiga kalinya dia berkata:"Katakanlah tidak ada Tuhan" Akupun berkata:"Aku tidak akan mengucapkannya" maka iblis membanting tempat air tersebut dan berlari menjauh. Aku menolak ajakan iblis bukan menolakmu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.

Diriwayatkan dari Manshur bin Amar, ia berkata:"Ketika telah dekat kematian seseorang maka keadaanya dibagi menjadi lima, yaitu :
1. Harta untuk ahli warisnya.
2. Ruh (nyawa) untuk malaikat maut.
3. Daging untuk cacing tanah
4. Tulang untuk tanah.
5. Kebaikannya untuk para musuh dan setan yang akan menghilangkan keimanannya.

Lalu Manshur bin Amar berkata : "Jika ahli waris pergi membawa harta, malaikat maut pergi membawa ruh, cacing tanah pergi membawa daging, dan musuh membawa kebaikan itu boleh saja (tidak apa-apa). Tapi jangan sampai setan membawa iman (memisahkan dari agama islam), karena pisahnya ruh dari jasadnya itu bukanlah pisah dengan Tuhan dan tidak ada yang tau setelah itu, maka rugilah orang yang kehilangan keimanannya."
http://muhamadikrom.mywapblog.com/cara-setan-menghilangkan-iman.xhtml

Mengapa banyak diantara kita yang justru lebih mengutamakan kehidupan dunia yang "tidak ada apa apa apanya" dibandingkan dengan kehidupan akhirat nanti
Dari al-Mustaurid Ibn Syaddad Ra berkata : Rasulullah saw bersabda : Tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti jari yang dicelupkan salah seorang di antara kalian ke dalam air laut lalu ditarik kembali. Lihatlah, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. (HR Muslim)

Apa itu iman ? iman terpatri dalam hati, terucap dalam lisan dan dibuktikan oleh amal

Apa ciri ciri seseorang baik imannya? Cek shalatnya, Shalat adalah salah satu bukti iman, Lebih baik lagi jika shalat wajibnya disempurnakan dengan shalat sunnah

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Bilamana shalat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana shalat seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)

Jauhi sikap sombong disebabkan oleh amal amal yang sudah kita lakukan :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pria berkata, “Demi Allah, Allah tidak mengampuni dosa si Fulan,” Maka Allah menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi-Nya, bahwa perkataan pria itu keliru. Karena itu, hendaklah ia berbuat amal saleh (untuk menghapus dosanya yang telah mendahului atas keputusan Allah) (HR Thabrani)

Yahya bin Mu’adz memberi ultimatum yang sangat keras dalam masalah ini. Ia berkata, “Takutlah kalian dari sifat sombong, sebab kesombongan dapat membinasakkan orang yang memilikinya. Kesombongan sungguh dapat menghancurkan amal-amal kebaikan sebagaimana ganasnya api saat melahap kayu bakar…Seorang yang tidur pulas di malam hari (tidak bangun untuk shalat malam) kemudian di pagi harinya ia menyesal, itu lebih baik daripada orang yang bangun (beribadahnya dimalam hari) kemudian di pagi harinya ia berada dalam kesombongan. Ibnu Mubarak pernah ditanya, “Dosa apa apakah yang tidak diampuni? Ia menjawab, “Sombong.” Para ulama saleh memandang bahwa meninggal dunia dalam keadaan berdosa kemudian ia menyesalinya, itu lebih mereka sukai daripada meninggal dunia dalam keadaan sombong dengan amal baiknya. Dalam sebuh hadist diriwayatkan, “Ada dua orang bersaudara; seorang di antaranya berlumuran dosa dan seorang lainnya taat dalam beribadah. Seorang yang taat setiap melihat saudaranya dalam keadaan berdosa ia berkata, “Berhentilah melakukan dosa! Suatu hari, ia menemukan saudaranya, itu sedang melakukan perbuatan dosa. Ia pun berkata, “Berhentilah melakukan dosa! Saudaranya yang melakukan dosa menjawab, “Biarkan aku yang akan bertanggung jawab kepada Tuhanku. Apakah kamu dikirimkan kepadaku untuk mengawasiku? Seorang taat yang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni dosamu, atau Allah tidak akan menjadikanmu masuk surga. Setelah dua orang bersaudara meninggal dunia, keduanya berkumpul di hadapan Tuhan alam semesta alam. Allah berfirman kepada seorang yang taat, “Apakah kamu mengetahui keputusan-Ku, atau apakah kamu berkuasa untuk menentukan keputusan-Ku?” kemudian Allah berfirman kepada seorang yang berdosa, “Pergilah dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku!” sedangkan untuk seorang yang taat, Allah berfirman, “Seretlah ia ke Neraka! (HR Imam Ahmad)
http://www.arrahmah.com/kontribusi/bahayanya-sifat-sombong.html#sthash.mevN9T3E.dpuf

Apalagi indikator iman seseorang ? Dia mencintai saudaranya sama seperti mencintai dirinya sendiri

Dari Anas bin Malik radhiallâhu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : "Tidaklah (sempurna) iman seseorang diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (HR. Muttafaqun 'Alaih)

"Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah. Maka ia sesungguhnya telah memperoleh kesempurnaan iman."

"Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah." Sahabat bertanya : "Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa mereka?" Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menjawab : "Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita." (HR Abu Daud)

"Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku." (HR Muslim)
http://sweet-myheart.blogspot.co.id/2013/04/kumpulan-hadis-nabi-tentang-cinta.html

Yuk menjaga iman dan amal, tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga anak cucu dan keluarga besar kita, karena kita ingin semuanya bisa berkumpul bersama sama di dalam surga. Sebagaimana kita ketahui bahwa surga itu punya beberapa level. Setiap orang akan menempati level sesuai dengan timbangan amalnya selama di dunia ini. Siapa yang timbangan amalnya berat, maka dia akan menempati level yang lebih tinggi. Sebaliknya, siapa yang timbangan amalnya ringat, meski sama-sama di srga, tapi levelnya lebih rendah. Dengan adanya kemurahan Allah SWT, mereka yang berada di level lebih rendah bisa diupgrade ke level yang lebih tinggi, asalkan keluarganya yang berada di level lebih tinggi itu meminta kepada Allah SWT. Penjelasan seperti ini kita dapat bukan dengan mengarang atau berangan-angan, tetapi berdasarkan sabda Rasulullah SAW lewat riwayat yang marfu’ sebagaimana dikatakan oleh dari Ibnu Abbas Ra berikut ini :
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila para ahli surga telah memasuki surga, salah seorang mereka menanyakan tentang kedua orang tuanya atau istrinya atau keturunannya. Namun dijelaskan kepada mereka bahwa keluarganya itu tidak mendapat ganjaran seperti yang diterimanya. Maka orang itu berkata, "Ya Tuhan, sesungguhnya dahulu aku beramal bukan hanya untuk diriku saja tapi juga untuk keluargaku." Maka diperintahkan untuk mengumpulkan keluarganya itu kepadanya.

Di dalam kitab An-Nasikh wal Mansukh disebutkan dari An-Nahhas secara marfu’ bahwa diriwayatkan dari Abi Said bin Jubair dari Ibni Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT meninggikan derajat anak cucu (keturuanan) orang beriman agar dapat bersamanya di dalam surga. Meskipun anak keturunan itu tidak sampai derajatnya karena kurangnya amal. Pertemuan ini sebagai bentuk penyejuk mata bagi orang beriman tersebut.." Kemudia beliau membaca potongan ayat :
QS. Al-Thuur : 21
"Orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan Kami kumpulkan anak cucu mereka dengan mereka"
http://www.eramuslim.com/aqidah/akankah-kita-dipertemukan-dengan-keluarga-di-surga.htm#.VpEcXnV97VM

Barang siapa bersungguh-sungguh pasti ada jalan/terwujud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut