24 November 2010

Khutbah Idul Adha 1431 H @ STAN Tanggal 16 November 2010

Event : Khutbah Idul Adha 1431 H @ STAN
Tanggal : 16 November 2010
Pembicara : Ustadz Ibnu Jarir, Lc
Tema: Silodaritas dan UKhuwah Islamiyyah

Solidaritas Sebuah serikat kepentingan, tujuan, atau simpati antara anggota kelompok; persekutuan tanggung jawab dan kepentingan

Rasa ukhuwah yg dilahirkan Islam buat pemeluknya telah melahirkan sifat solidaritas sosial yg tinggi dalam kehidupan masyarakat Muslim dan dalam peradaban manusia. Al-Qur’an mengabadikan realitas tersebut.

“Dan mereka mengutamakan atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan ” .

Seorang lelaki mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasalam tulis Ibn Katsir ketika menafsirkan ayat di atas tadi di dalam tafsirnya. “Ya Rasulullah saya sedang tertimpa kesusahan” kata orang tadi mengadu-kan nasibnya. Si lelaki tadi disuruh mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu alaihi wasalam . Namun ia tidak menemukan bantuan karena mereka juga tidak punya.

“Adakah seseorang yg mau menjamunya malam ini? Semoga Allah merahmatinya” seru Rasulullah shallallahu alaihi wasalam kepada para sahabatnya.

“Saya ya Rasulullah” jawab Abu Thalhah orang Anshar menyanggupi.

“Ini tamu Rasulullah shallallahu alaihi wasalam sediakan semua jamuan untuknya dan jangan disisakan” pinta Abu Thalhah kepada istrinya setelah ia tiba di rumah. “Tapi kita tidak punya makanan apapun kecuali makanan utk anak-anak” jawab istrinya masygul.

“Jika anak-anak minta makan ajaklah tidur kemudian kamu ke sinilah lalu matikan lampu dan biarlah kita sekeluarga lapar malam ini“. Di kala pagi Abu Thalhah bertemu Rasulullah lalu beliau bersabda “Allah merasa kagum kepada dia dan isterinya” kata Rasulullah ` memuji.

Islam telah mengikrarkan bahwa sesama Muslim adl bersaudara. “Sesungguhnya orang-orang mukmin adl bersaudara” . Ayat ini telah meletakkan dasar keimanan sebagai tali pengikat rasa ukhuwah. Perbedaan warna kulit suku bangsa dan status sosial telah disatukan Islam dalam kerangka Iman. Islam memprioritaskan seseorang berdasarkan status taqwanya.

Allah berfirman “Sesungguhnya orang yg paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yg paling taqwa di antara kamu” .

Rasa ukhuwah yg tumbuh pada tiap jiwa orang mukmin merupakan ni’mat Allah yg perlu diingat . Ukhuwah di dalam Islam mempunyai arti tersendiri. Penyebutan ukhuwah -sebagai suatu ni’mat- didahulukan dari penyebutan diselamat-kannya orang-orang yg beriman dari neraka .

Rasa ukhuwah akan tumbuh subur jika sifat ananiyah dan cinta dunia dikubur dalam-dalam. Untuk menghilangkan sifat ananiyah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menjadikan rasa cinta kepada sesama Muslim sebagai bentuk kesempurnaan Iman.

“Tidak iman seseorang hingga ia menginginkan bagi saudaranya apa yg ia inginkan untuk dirinya“.

Dan nilai-nilai keduniaan yg akan menjadi penghambat tumbuhnya rasa ukhuwah akan sirna jika manusia melihat dan merenungi asal-usulnya dan menyadari bahwa kemuliaan yg hakiki di sisi Allah dinilai dari sisi ketaqwaannya.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasalam bersabda “Wahai manusia Tuhan kalian satu dan bapak kalian satu kalian berasal dari Adam dan Adam dari tanah. Sesungguh-nya yg paling mulia di antara kalian di sisi Allah adl yg paling bertakwa. Tidak ada keutamaan bangsa Arab atas bangsa lain tidak pula bagi bangsa lain atas bangsa Arab tidak ada keutamaan bagi kulit merah atas kulit putih dan bagi kulit putih atas kulit merah melainkan dgn takwanya.” {HR. Ahmad}.

Rasa ukhuwah berwujud dalam bentuk solidaritas sosial. Solidaritas sosial di kalangan umat muslimin ada dua macam; dalam arti moral dan material. Solidaritas dalam arti material terdiri dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat perasaan ikut mengalami kesusahan yg diderita oleh anggota masyarakat kesediaan utk membantu memperjuangkan kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan standar hidup masyarakat dan pelayanan terhadap seluruh anggota masyarakat dalam hal-hal yg menguntungkan mereka.

Sedangkan solidaritas sosial dalam arti moral diwujudkan dalam bentuk kemauan utk mengajak sesamanya utk mengakui dan mengikuti kebenar-an serta menjauhi segala kemungkaran -al amru bil ma’ruf wannahyu ‘anil munkar.

Ukhuwah sejati adl ukhuwah yg dibina atas dasar keimanan. Rasa ukhuwah yg dibangun bukan atas dasar iman ?entah itu kepentingan pribadi atau kelompok- hanya akan langgeng jika aspek yg menguntungkan kepentingan tadi ada. Tanpa dasar keimanan persaudaraan hanya akan menjadi sarana utk meraih kepen-tingan duniawi tak lbh dari itu.

Ukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.

Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Saw. membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad.

Duka atas meninggalnya saudara-saudara kita karena banjir bandang di Wasior Papua, dilanjutkan dengan gelombang Tsunami yang menimpa saudara kita di kepulauan Mentawai Sumatera Barat dan meletusnya gunung Merapi serta sungguh sangat mendalam.

Sebagian besar masyarakat kita berduka atas semua kejadian yang terus-terusan beruntun menimpa kita, entah apa yang salah. Disaat kita mulai berbenah atas kejadian sebelumnya ternyata Tuhan sudah memperingatkan kita kembali dengan musibah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sri Wahyuningsih

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih

Pengikut